"Kekuatan pukulan ini cukup untuk menembus perut Zhan Lan. Zheng Zhuo masih dalam keadaan kunci genetik terbuka. Dalam kondisi ini, kendalinya atas kekuatan sudah mencapai tingkat yang mengagumkan. Pukulan yang terlihat dahsyat sebenarnya hanya menyentuh kulit perutnya, sementara senjata sebenarnya adalah medan gaya tak kasat mata dari Cincin Na."
Suara gedebuk terdengar saat kepalan tangan menghantam perut Zhan Lan. Seolah ada sesuatu yang tiba-tiba lenyap, alisnya yang berkerut mulai merileks. Seluruh tubuhnya langsung limbung jatuh ke tanah. Tangan kiri Zheng Zhuo yang tersisa segera menyangga tubuhnya. Wanita kecil ini sekarang menutup rapat matanya, wajah pucat bak salju, hidung dan sudut mulutnya terus mengalirkan darah hitam.
"Zhang Jie! Tolong jaga sekeliling, kumohon."
Zheng Zhuo berteriak kencang. Dengan cepat ia membaringkan Zhan Lan di tanah, lalu dengan kasar menanggalkan baju atasnya. Di bawah tatapan takjub dua pria di sekitarnya, ia mengayunkan pisau belati dan mulai memotong kulit perut Zhan Lan.
Saat perut Zhan Lan terbelah, semburan darah hitam langsung memancar keluar. Potongan daging hancur dan serpihan organ dalam berhamburan. Zheng Zhuo memeriksa dengan seksama - usus Zhan Lan yang sepanjang itu sudah remuk putus, beberapa organ lain juga tampak diserang. Seluruh rongga perutnya mengalami pendarahan hebat di beberapa titik.
Zheng Zhuo tidak berani melakukan tindakan pada organ dalam lainnya, hanya bisa mengeluarkan semprotan hemostatik dari Cincin Na dan menyemprotkannya ke area usus yang terputus dengan pendarahan terparah. Kemudian dia membalut pinggangnya dengan kencang menggunakan balut. Baru setelah itu, warna wajah Zhan Lan yang semakin pucat perlahan mulai memerah sedikit. Namun napasnya tetap lemah, seolah-olah sebentar lagi akan berhenti sama sekali.
Zheng Zhuo menarik napas dalam-dalam lalu berdiri. Belum sempat dia bicara, tiba-tiba dilihatnya sekelilingnya dipenuhi massa yang berdesakan rapat. Mereka adalah rakyat biasa yang berdiri ketakutan sambil menyaksikan seluruh proses Zheng Zhuo membedah perut Zhan Lan. Zhang Jie dan Qi Tengyi juga memandang bingung ke arah kerumunan orang itu.
"Ada apa? Dari mana datangnya begitu banyak orang tiba-tiba?" Zheng Zhuo bertanya heran pada Zhang Jie.
Zhang Jie juga kebingungan menjawab, "Aku tidak tahu. Tiba-tiba sekeliling kita muncul orang, lalu semakin banyak pejalan kaki... Seperti kondisi normal sekitar pukul sepuluhan, di sini biasanya memang ramai pejalan kaki. Mungkinkah kita sudah menghancurkan subyek utama Juon?"
Zheng Zhuo tertegun sejenak. Dengan hati-hati dia meletakkan Zhan Lan di tanah, lalu berkara, "Tidak mungkin kan? Aku tidak mendapat poin reward... Tunggu, kalian dengar suara apa itu?"
"Suara?"
Zhang Jie dan Qi Tengyi segera mendengarkan dengan seksama, namun di sekitar selain keriuhan massa, tidak ada suara lain yang terdengar. Ketika keduanya hendak bertanya pada Zheng Zhuo, tiba-tiba suara "kreek... kreek..." yang samar menyelinap di antara keriuhan massa. Suara ini mulai perlahan mengeras, sesosok wanita pucat besar pun perlahan bangkit dari tengah kerumunan.
"Aaa!" Qi Tengyi berteriak ketakutan, sementara Zhang Jie dan Zheng Zhuo langsung mengangkat senapan charge militer mereka, mengarahkannya ke wanita pucat besar yang terus bangkit itu.
Pejalan kaki di sekitar seolah tak melihat wanita pucat besar itu. Sebaliknya, ketika senapan charge militer diarahkan ke mereka, pejalan kaki di arah itu langsung panik berdesakan. Setiap pejalan kaki yang menyentuh wanita pucat besar itu langsung menjerit panik dan terjatuh. Namun mereka sama sekali tak bisa melihatnya, sehingga semakin banyak orang yang jatuh, kepanikan pun semakin menjadi-jadi.
Wanita raksasa pucat itu setinggi belasan meter, mulai mengeluarkan suara "kekeke" sambil merangkak mendekati Zheng Zhuo dan yang lain. Kecepatannya sungguh luar biasa cepat. Saat jaraknya semakin dekat dengan empat orang itu, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Sebutir peluru menghujam dari langit, menembus tengkorak wanita pucat itu dan menghantam tanah dengan dahsyat. Sepanjang jalurnya, beberapa pejalan kaki tertembus dan terlempar. Kekuatan dahsyat itu dalam sekejap menghancurkan tengkorak wanita pucat itu. Pejalan kaki yang tertembus bahkan tidak sempat berteriak sebelum tewas seketika.
Zheng Zhuo menggigit giginya dengan keras: "Serang! Abaikan orang sekitar! Makin lama dia makin membesar. Setiap orang yang dibunuhnya sepertinya diserap jiwanya. Serang! Lebih baik kita usir semua orang sekitar!" Setelah berkata demikian, dialah yang pertama menarik pelatuk senapan mesinnya.
Zhang Jie dan Qi Tengyi segera menembakkan senjata mereka. Namun meski begitu, hantu raksasa ini terus menyembuh secara perlahan seperti kabut yang terus menyatu kembali. Kecuali tembakan pertama sniper Gauss berpeluru spiritual yang memberi kerusakan signifikan, peluru spiritual dari senapan mesin tampak tidak cukup efektif. Dengan cepat, hantu itu telah pulih sepenuhnya dan kembali merangkak mendekati keempat orang.
"Braak!" Ledakan keras kembali terdengar, peluru sniper Gauss spiritual menghantam lagi, menghancurkan seluruh paha raksasanya. Pada saat ini, hantu raksasa itu hanya berjarak 7-8 meter dari posisi empat orang.
"Qi Tengyi! Bawa Zhan Lan pergi secepat mungkin! Lari sejauh mungkin, jangan sekali-kali menyerangnya sembarangan! Zhang Jie, usir semua pejalan kaki atau... atau bunuh! Jika polisi datang, tahan mereka... Sudah jam 11, tinggal satu jam lagi! Satu jam lagi kita bisa kembali ke dimensi 'Sang Tuan'! Jangan sampai ada yang mati!"
Zheng Zhuo cepat-cepat menyusun strategi. Sebelum Zhang Jie dan Qi Tengyi sempat bergerak, ia sudah melesat menyerbu hantu raksasa. Memanfaatkan keterbatasan gerak hantu itu, ia mengayunkan tinju kiri dengan dahsyat ke paha satunya. Cincin Na benar-benar senjata ampuh melawan hantu - paha pucat itu langsung hancur berantakan saat terkena pukulan. Medan gaya Cincin Na terbukti menjadi senjata pamungkas, sentuhan ringannya saja sudah ribuan kali lebih mematikan daripada peluru spiritual biasa.
Zheng Zhuo terus berlari sambil menembaki dengan senapan mesin, membuat tubuh hantu raksasa itu dipenuhi lubang peluru. Gerakan tangan hantu yang mencoba mencengkram terasa lambat di matanya. Selama bisa menghindari sentuhannya, hantu besar ini takkan bisa melukainya.
"Braak!"
Lagi sebuah ledakan dahsyat terdengar, peluru sniper Gauss spiritual kembali menghantam. Kepala hantu raksasa itu kembali hancur berantakan. Zheng Zhuo memanfaatkan kesempatan ini untuk menghantam lengannya yang kiri hingga benar-benar luruh. Saat ini, hantu raksasa itu tampak sudah tak berdaya sama sekali. Hanya perlu bertahan sebentar lagi, bahkan memusnahkannya sepenuhnya bukan hal mustahil.
（Bisa menang! Kita pasti menang... Eh?）
Zheng Zhuo sedang bersiap menggunakan Cincin Na untuk menyerang lagi, tiba-tiba dari punggungnya muncul lengan pucat kebiruan. Wajah perempuan mengerikan berwarna kebiruan juga muncul dari bahunya. Peringatan bahaya baru saja terasa, tapi seluruh tubuhnya sudah tak bisa bergerak. Dari tempat lengan itu menyentuh tubuhnya, seluruh tenaga, energi dalam, dan energinya tersedot pelan-pelan... Perlahan seluruh tubuhnya mulai memucat dan membiru, senapan serbu di tangannya pun perlahan terlepas ke tanah...
