Zheng Zhuo tiba di area dada hantu raksasa, di mana jiwa yang berada di sana adalah seorang wanita paruh baya dengan wajah terdistorsi mengerikan, seluruh tubuhnya terpuntir seperti pretzel. Begitu menyentuhnya, hantu wanita paruh baya itu langsung menjerit sambil membuka mulut lebar, seketika terkikis habis oleh Energi Vampir hingga tak berbekas. Saat ini, seluruh tubuh Zheng Zhuo sepenuhnya tertanam di dalam dada hantu raksasa.
Setelah hantu pertama habis terkikis, hantu-hantu di sekeliling mulai mengepungnya. Energi Vampir memang memiliki sifat Jalan Tirani yang dominan, hanya dengan sentuhan ringan, semua hantu langsung habis terkorosi. Namun di sisi lain, Zheng Zhuo juga merasakan kecepatan pengurasan Energi Vampir dalam tubuhnya sangat ekstrem. Baru beberapa detik, Energi Vampir-nya sudah terkuras lebih dari 40%.
Semua orang memandang ke arah kontak antara Zheng Zhuo dan hantu-hantu, di mana memancarkan cahaya hijau kebiruan aneh. Setiap hantu yang terkikis akan memancarkan cahaya ini, namun perlahan cahaya itu semakin redup, menandakan Energi Vampir Zheng Zhuo semakin berkurang. Saat ini, bagian dada hantu raksasa telah terkikis membentuk lubang seukuran manusia.
“……Zheng Zhuo! Apakah itu kamu di posisi dada hantu ingatan?”
Zheng Zhuo saat ini sedang dalam keadaan tertancap, tiba-tiba suara Zhao Yingkong terdengar dari alat komunikasinya. Ia berteriak sekuat tenaga: "Aku... Jika aku mati, larilah sejauh mungkin! Waktu hampir habis. Sudah, jangan ajak bicara! Aku tak bisa fokus ke hal lain!"
“......Mengapa melompat ke sana? Apakah... kamu menemukan kelemahan Juon (Kutukan)?” Suara Zhao Yingkong tetap tenang menyambung.
"Bangsat... Ya! Aku menemukan kelemahannya! Inti kutukan mungkin berada di tengah dada ini! Jangan ganggu konsentrasiku!" Pembuluh darah di dahi Zheng Zhuo menegang, teriaknya menggema.
"Zheng Zhuo... Aku Ling Dian. Tidak tahu apakah masih bisa membidik, tapi bisa dicoba. Energiku cukup untuk satu tembakan lagi... Cahaya di sekitarmu terlalu terang sekarang. Saar cahaya mulai mereda, beri aku isyarat!" Suara Ling Dian tiba-tiba muncul dari alat komunikasi.
Zheng Zhuo terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Kilatan cahaya hijau muda ini menunjukkan sisa Energi untuk meng-Korosi hantu. Begitu cahaya menghilang atau melemah, ia akan segera tewas dililit ribuan hantu tanpa daya melawan.
"Ling Dian... Hanya ada satu kesempatan. Saat cahaya menghilang, tembak peluru melalui bahu kiriku! Di situlah inti Juon (Kutukan) berada!"
“......Baik!”
Begitu Zheng Zhuo memantapkan hatinya, ia tak lagi pelit dengan sisa Energi Vampir yang terkikis. Ia mulai mengerahkan Energi Vampir sekuat tenaga ke depan. Seketika, hantu-hantu yang menghalanginya mulai terkikis dan mencair. Hanya dalam hitungan detik, jaraknya dengan inti Juon semakin dekat.
"Chu... Chu Xuan!"
Saat Zheng Zhuo hendak terus maju, tiba-tiba sebuah entitas spiritual membuat seluruh tubuhnya gemetar. Hantu ini sangat berbeda dari yang lain. Wajahnya tidak mengerut, tubuhnya mirip wujud manusia. Jika saja kulitnya tidak berwarna hijau muda dan pucat, ia akan terlihat sama persis seperti manusia biasa.
Dalam keragu-raguan sekejap ini, Zheng Zhuo tidak melanjutkan pengkikisan terhadap Chu Xuan. Entah mengapa, ia menyimpan rasa hormat misterius pada pria ini. Yang aneh, hantu Chu Xuan juga tidak menyerang seperti hantu lain. Malah ia mengitari Zheng Zhuo, menghalangi beberapa hantu yang menerjang dari belakang. Samar-samar, Zheng Zhuo seolah melihat kepala Chu Xuan sedikit mengangguk saat pergi...
"Khayalankah? Atau... Chu Xuan! Kubalaskan dendammu!"
"Hingga saat ini, tak ada lagi hantu lain di hadapannya kecuali Kayako seukuran manusia asli. Zheng Zhuo memusatkan seluruh energi vampir di tangan kirinya, lalu menghantamkan tinju dengan dahsyat. Saat energi vampir menyusup ke tubuh Kayako melalui kepalan tangan, untuk pertama kalinya hantu ini menampakkan ekspresi kesakitan. Dia terus mengeluarkan suara 'kekeke', tubuhnya menggeliat-geliat berusaha menghindari tinju Zheng Zhuo. Namun Zheng Zhuo saat ini sudah bulat tekadnya untuk bertarung mati-matian. Ia tak peduli lagi dengan hantu-hantu lain di sekitarnya yang menyentuh tubuhnya. Ia hanya terus memompakan energi vampir dari tinjunya ke Kayako. Energi korosif ini terus menerjang masuk ke dalam tubuh Kayako, dan hantu Kayako seukuran manusia itu pun mulai mengecil perlahan, langkah demi langkah semakin kecil...
Saat hantu pertama menyentuh tubuh Zheng Zhuo, energi vampirnya akhirnya terkuras sampai tetes terakhir. Kehidupan mulai tersedot tanpa henti dari titik yang disentuh. Sementara Kayako tampak sudah menyusut hingga kurang dari seperlima ukuran awalnya. Hanya butuh kekuatan terakhir... untuk memusnahkannya!
"Ling Dian! Sekarang juga!"
"Braak!"
"Dentuman keras menggema, Zheng Zhuo hanya merasakan aliran panas mulai dari bahu kiri menyusur ke ujung lengan. Sekejap itu terasa seperti seabad lamanya. Peluru Gaosi Linglei menusuk keluar dari telapak tangannya, menghujam tubuh Kayako dan menghancurkan hantu berukuran seperlima manusia itu menjadi berkeping-keping. Ledakan dahsyat itu meremukkan lengan Zheng Zhuo hingga hancur lebur, sekaligus melubangi dada entitas spiritual raksasa... meninggalkan rongga menganga!
Samar-samar, Zheng Zhuo mendengar jeritan pilu perempuan. Seketika, ratapan ratusan pria-wanita bergema di sekelilingnya. Entitas spiritual yang menopangnya mulai memudar. Saat tubuhnya terjatuh dari ketinggian sepuluh meter, sepasang lengan kekar menyambutnya dengan sigap.
"...Berhasil... Zheng Zhuo, kita... Eh? Aku juga dapat hadiah..."
Zheng Zhuo merasa mendengar suara sahabatnya. Pada detik itu... hatinya menyentuh ketinggian yang sama dengan Chu Xuan. Mungkin rekan terkadang menjadi beban, atau pemimpin kejam yang mengorbankan yang lemah demi keselamatan mayoritas. Tapi ketika kita saling bersandar, mempercayakan nyawa pada saudara seperjuangan... Inilah tim yang selalu ia impikan!"
Ketika dia bangun kembali, tubuhnya sudah terendam dalam pilar cahaya. Rasa gatal dan sakit yang tak tertahankan menyebar di seluruh tubuhnya, namun seiring berlanjutnya siksaan ini, mentalnya justru perlahan mulai pulih.
Dengan susah payah menekuk lehernya ke bawah, terlihat seorang gadis kecil berdiri memandangnya diam-diam. Mata kecil itu dipenuhi air mata kristal, namun di balik rintikan itu... terselip senyuman.
### Bagian Keempat Bayangan Juon (Dua) Bab Kelima Hasil Perang Berlimpah (Satu)
Setelah melalui proses perbaikan, keenam orang yang berdiri di alun-alun itu sama-sama menghela napas panjang. Pertarungan selama puluhan menit terakhir benar-benar menggilas mereka dalam siklus hidup-mati berulang kali. Perasaan harap yang berganti putus asa ini bahkan lebih mencekam daripada pengalaman di film horor Alien 1. Syukurlah, akhirnya mereka semua berhasil kembali ke dimensi ruang "Sang Tuan".
Zheng Zhuo langsung melihat Zhan Lan terjatuh ke pelukannya. Wanita ini tak lagi peduli ada orang sekitar. Bahkan ketika Luo Li hendak mendekat, ia tetap memeluk erat Zheng Zhuo sambil menumpahkan air mata. Zhang Jie yang paling cepat bereaksi malah tertawa lebar dan ikut memeluk berdua, memaksa mereka berkumpul dalam satu pelukan. Sikap ini akhirnya membuat ekspresi cemburu Luo Li di samping mereka sedikit membaik.
"Hahaha, yang penting kita semua selamat..." kata Zhang Jie sambil tertawa terbahak.
Zhan Lan baru saja sedikit memerah pipi dan melepaskan Zheng Zhuo, dia berkata pelan "terima kasih", lalu berdiri di samping sambil memberikan posisi itu kepada Luo Li.
Gadis kecil ini seolah ingin balas dendam, tidak hanya menerjang ke pelukan Zheng Zhuo, tapi juga berani mencium pipinya. Ekspresinya seakan menyatakan ini adalah miliknya, membuat Zheng Zhuo juga canggung melihat ke sekeliling.
"...Berapa poin reward yang kamu dapat? Kami semua mendapat jumlah berbeda." Ling Dian tiba-tiba berbicara.
Zheng Zhuo terkejut sejenak, dia segera menutup mata dan terhubung dengan "Sang Tuan". Setelah mengecek, dia langsung kaget - total poin rewardnya 4.177. Awalnya dia kehilangan 1.000 poin karena membunuh seorang wajah baru di film horor, tapi mendapat 1.000 poin tetap setelah menyelesaikan film. Setelah dikurangi, dia malah mendapat 4.100+ poin reward plus dua Plot Cabang Level C, yang membuatnya bingung.
Ling Ding Ding berkata datar: "Saya sebelumnya dapat notifikasi dari 'Sang Tuan' di film horor. Diberitahu bahwa menghancurkan sebagian Juon (Kutukan), mendapat 2.300 poin reward dan satu Plot Cabang Level C."
Zhang Jie menambahkan: "Saya dapat 1.800 poin reward dengan dua Alur Sampingan Level D."
"1.500 poin reward, dua Alur Sampingan Level D."
"Saya..."
Setelah dihitung terakhir, selain Qi Tengyi yang hanya mendapatkan satu Alur Sampingan Level D, bahkan Zhan Lan pun memperoleh dua Alur Sampingan Level D. Ditambah semua orang mendapat lebih dari seribu poin reward tambahan, dengan kata lain meskipun kali ini sangat berbahaya, hasil panennya sangat melimpah. Hadiah yang diperoleh setara dengan akumulasi beberapa kali film horor.
"Tapi... bukannya yang membunuh inti Kutukan adalah Ling Dian? Saat itu jika bukan karena peluru hantu sniper itu, mungkin kita semua akan dibunuh!" Zheng Zhuo bertanya heran. ω×ɡ poin Cc
Zhan Lan mengusap dahilnya: "Mungkin 'Sang Tuan' membagi poin reward berdasarkan kontribusi masing-masing dalam misi sampingan. Seperti di film horor sebelumnya Alien 1, kita semua ikut menyerang Alien tapi hanya kamu yang dapat poin reward. Ini mungkin karena membunuh Ratu adalah misi utama dari 'Sang Tuan', sedangkan di film horor Juon, bertahan hiduplah misi utamanya. Dua hal ini berbeda. Saat menyelesaikan tugas tambahan, hadiah akan dibagi sesuai kontribusi."
Semua setuju dengan penjelasan ini. Memang, saat menghadapi serangan gelombang ketujuh Juon, jika bukan karena serangan utama Zheng Zhuo, mungkin mereka semua akan mati di sana. Fakta bahwa dia dan Ling Dian mendapat bagian terbesar dari poin reward membuat mereka lebih menerima pembagian ini.
Karena ada dua wajah baru kali ini, Zhang Jie dan yang lain menjelaskan penggunaan ruang masing-masing kepada mereka secara singkat. Kemudian mereka sepakat untuk berkumpul di alun-alun besok guna mendiskusikan Penguatan dan penukaran mereka. Setelah itu, semua kembali ke ruang masing-masing, hanya menyisakan Qi Tengyi yang mulai menciptakan kuota manusia ciptaannya di alun-alun.
Sepanjang perjalanan kembali ke ruang, Zheng Zhuo dan Luo Li sama-sama diam. Luo Li berkata dengan nada asam, "Jangan berharap lagi, gadis berpayudara besar itu sudah pulang. Sekalipun kau memikirkannya, dia tak akan kembali... Lebih baik kau panggil dia, pasti dia akan memberimu akses ke ruangnya..."
Zheng Zhuo membeku sejenak, lalu tersenyum getir. "Tidak, aku tidak memikirkan itu... Aku hanya bertanya-tanya, apakah orang mati masih memiliki kehendak sendiri? Apakah mereka selalu membenci yang masih hidup?"
Luo Li mengetuk bibir merahnya. "Pasti ada hantu baik. Dulu nenek sering bilang, perbuatan baik akan dibalas baik, kejahatan akan mendapat hukuman. Bukan tidak dihukum, waktunya belum tiba... Nenek juga bercerita banyak kisah hantu baik yang membalas budi."
"Membalas... budi?" Zheng Zhuo teringat jiwa Chu Xuan saat itu. Andai bukan karena jiwanya yang menghalau serbuan hantu ingatan dari belakang, mungkin dia takkan sempat menunggu peluru sniper Ling Dian. Apakah ini... bentuk balas budi?
Kalau begitu... benarkah kau sudah mati? Bahkan dengan kecerdasan sepertimu... benarkah kau sudah tiada?
Sepanjang malam tanpa percakapan, hanya sepasang kekasih yang terus bercinta dengan penuh gairah hingga keduanya kehabisan tenaga. Baru setelah itu mereka tertidur pulas. Keesokan paginya, mereka berbaring di tempat tidur sambil bercumbu. Luo Li terus bertanya detail tentang film horor itu. Setiap kali cerita sampai bagian menegangkan, dia menutup mulut dan membelalakkan matanya. Ketika cerita sampai pada bagian Zheng Zhuo nyaris tewas, dia mulai menangis tersedu-sedu.
"Ah, cuma sepuluh hari lagi. Setelah sepuluh hari kamu harus kembali ke film horor... Serigala Besar, kamu harus tetap hidup dan kembali menemui aku!"
Zheng Zhuo menghela napas dalam. Dia bingung bagaimana harus menjawab. Tiba-tiba sebuah ide muncul di benaknya: "Li'er, apa kamu ingin main ke pantai berpasir? Beberapa pantai paling terkenal di dunia... Bagaimana kalau kita ke pantai Hawaii? Kita jalan-jalan selama sepuluh hari sepuluh malam di sana, setuju?"
Luo Li membeku cukup lama. Tiba-tiba dia berteriak gembira sambil terus berguling-guling di pelukan Zheng Zhuo. Baru berhenti setelah menyadari reaksi di bawah tubuh Zheng Zhuo, wajahnya memerah malu namun masih berseri-seri. Dia terus bertanya "Benarkah? Benarkah?" seolah-olah kebahagiaannya hampir membuatnya pingsan.
"Benar. Bukan cuma kita, tapi semua anggota tim juga ikut. Sepuluh hari hanya... seratus poin reward saja. Kita semua perlu refreshing di sana."
