Setelah tertawa, mereka tetap harus menghadapi realitas. Tanpa kendaraan, mereka harus berjalan kaki setengah hari untuk mencapai pasar oasis. Namun ini masih lebih baik – lokasinya dekat sungai dengan beberapa tanaman kecil di tepi gurun. Sambil bercanda, waktu pun terasa tidak terlalu menyiksa.
Zheng Zhuo sengaja berjalan bersama Xiao Honglü. Dia berbisik, “Kita semakin dekat dengan Kota Orang Mati. Menurutmu berapa persen kesempatan kita untuk menang?”
“Apa standar kemenanganmu? Menghindari mereka? Membunuh semua? Atau menyelesaikan misi film horor ini dengan cepat, mengubur Pendeta Abadi?” Xiao Honglü berkata sambil menjentikkan rambut di depannya.
“Standar kemenangan... Bertahan hidup. Agar sebagian besar dari kita bisa bertahan.” Zheng Zhuo merenung sejenak lalu mengangguk mantap.
Xiao Honglü masih memilin rambutnya halus. Ia menunduk beberapa saat sebelum berkata: "Probabilitasnya hanya sepuluh persen, tidak, sekitar tujuh persen. Menyelesaikan misi tanpa korban jiwa terlalu sulit. Bahkan tanpa kehadiran tim lain yang melawan kita, hanya seorang Pendeta Abadi dengan kekuatan sihir yang luar biasa sudah cukup. Setidaknya aku tidak bisa menemukan cara aman untuk menguburnya... Jadi mari ikuti alur film, langkah demi langkah menggunakan Kitab Kebangkitan Emas untuk menguburnya... Mengenai tim lain, jujur saja, bahkan aku sudah siap untuk dibunuh. Jangan terlalu berharap, setidaknya separuh anggota tim kita akan mati, minimal..."
(Setidaknya lima orang akan tewas?)
Dengan keraguan dan firasat buruk ini, Zheng Zhuo dan rombongan mengikuti O'Connell menuju pasar oasis terbesar sebelum memasuki gurun. Oasis ini memiliki aliran air tanah yang melimpah, mirip kota kecil. Hampir semua barang biasa bisa ditemukan di sini kecuali penjual manusia, terutama unta - kebutuhan wajib untuk memasuki gurun.
Para anggota tidak ragu-ragu lagi. Setelah melengkapi persediaan air tawar dan bahan makanan, mereka membeli 13 ekor unta. Kemudian mereka mulai bergerak tanpa henti menuju Kota Orang Mati. Bahkan saat lelah, mereka hanya tidur sebentar di atas unta. Tiga hari tiga malam berlalu dengan cepat, dan jarak mereka ke Kota Orang Mati semakin dekat.
O'Conner dan dua rekannya masih lebih baik. Mereka selalu tinggal di sekitar Mesir dan memiliki pengetahuan tentang cara menghemat energi di gurun. Namun Zheng Zhuo dan kawan-kawannya sangat menderita. Selain ini pertama kalinya mereka menunggang unta, kecuali Zhang Jie dan Ling Dian, yang lain bahkan belum pernah ke gurun sama sekali. Setelah tiga hari menunggang unta dan mengalami dinginnya malam serta panasnya siang di gurun, bahkan Zheng Zhuo yang energinya jauh melebihi orang lain mulai kelelahan. Apalagi anggota seperti Qi Tengyi, Gao Hongliang, Zhang Heng, dan Qin Zhuoyu. Mereka sudah terlalu lama di atas unta sampai-sampai ketika turun, kaki mereka gemetar. Keempatnya hampir kolaps karena kelelahan. Secara keseluruhan, seluruh tim terlihat seperti pengungsi yang merasa malu dan kikuk.
Fajar hari baru tiba. Saat Zheng Zhuo dan yang lain mulai terbiasa dengan gurun, tiba-tiba dari kejauhan muncul kelompok besar puluhan penunggang kuda di atas bukit pasir. Pemimpinnya adalah Benny yang pernah diejek di seberang sungai beberapa hari lalu - mantan rekan seperjuangan O'Conner, satu-satunya orang lain yang selamat dari Kota Orang Mati.
“Hei, selamat pagi, sahabatku.” Benny berteriak pada O'Conner dari kejauhan.
O'Conner tidak berbicara, memimpin kelompoknya mendekati tim lawan. Kedua pihak kemudian berbaris berhadapan dengan jarak beberapa meter, di depan mereka hanya terhampar padang pasir kosong.
Seorang Amerika di belakang Benny bertanya heran: "Kenapa kita berhenti? Bukannya katanya Kota Orang Mati sudah dekat? Ayo cepat ke sana, ngapain berhenti di sini?"
Benny berkata datar: "Sabar, temanku... sebentar lagi..."
Di belakang O'Conner, Evelyn juga berbisik penasaran: "Apa yang kita lakukan di sini?"
"Kita... menunggu kemunculan tujuan kita." jawab O'Conner pelan.
Orang Amerika tadi tiba-tiba berteriak dari jauh: "O'Conner! Ingat taruhan di meja judi waktu itu? Siapa yang lebih dulu masuk kota dapat 500 dolar... Mau adu cepat?"
Saat dia berbicara, matahari perlahan terbit dari balik bukit pasir di kejauhan. Cahaya emas pagi menyinari bumi. Di bawah sorotan cahaya itu, reruntuhan batu perlahan muncul di dataran gurun kosong - inilah Hamunaptra, Kota Orang Mati yang legendaris!
Setelah berhari-hari perjalanan melelahkan, melihat tujuan akhir tiba-tiba muncul, semua orang terlalu gembira sampai tak bisa berkata-kata. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah memacu tunggangannya, melesat cepat ke arah kota di depan mata.
Perasaan Zheng Zhuo dan yang lain sangat kompleks. Satu-satunya cara mereka kembali ke dimensi ruang "Dewa Utama" adalah dengan menguburkan pendeta abadi Imhotep. Namun untuk menguburnya, mereka harus menghidupkannya kembali dalam alur cerita selanjutnya. Setelah itu, mereka tidak hanya harus menghadapi Imhotep yang telah dihidupkan kembali, tetapi juga serangan dari tim bereinkarnasi lainnya. Bahkan, mereka harus membunuh satu anggota tim lawan untuk menghindari kematian sebagian besar anggota tim mereka sendiri. Perasaan seperti ini benar-benar sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Bagaimanapun juga, Zheng Zhuo dan yang lain mengikuti pasukan besar menuju reruntuhan Kota Kematian Hamunaptra. Ini adalah kota kuno yang megah, terlihat dari sisa-sisa dinding batu dan batu raksasa yang masih ada. Tempat ini jelas pernah mencapai kecemerlangan, meskipun telah berlalu ribuan tahun, sisa-sisa martabatnya masih bertahan.
Setelah memasuki Hamunaptra, semua orang berkemah bersama tim Amerika. Setelah semuanya tertata, Evelyn langsung menyeret O'Connell untuk mencari jalur menuju kedalaman bumi. Kelompok Amerika itu juga pergi mencari jalur yang mereka inginkan. Melihat situasi ini, Zheng Zhuo dan kawan-kawan berdiskusi sebentar. Alih-alih mengikuti O'Connell bertiga masuk ke kedalaman bumi, sesuai pengaturan personel Zheng Zhuo, mereka mulai menjelajahi medan di sekitar.
“Kuburan bawah tanah kedalamannya hanya sekitar seratus meter, O'Connell memasuki kedalaman bumi pasti tidak melebihi jarak lima ribu meter dari kita. Alur cerita bagian ini tidak masalah meski tanpa campur tangan kita, jadi lebih baik kita jelajahi terlebih dahulu medan di sekitar.”
“Ling Dian bertugas memetakan medan sekitar yang cocok untuk pertempuran jarak jauh. Ling Dian, kamu sebaiknya pilih posisi sniper yang strategis di sekitar. Zhang Jie, Qi Tengyi, Xiao Honglv, kalian bertiga survei area untuk pertempuran jarak dekat, catat dengan detail... Sisanya ikut saya mengawasi sekeliling, tembak sebagai sinyal jika ada keadaan darurat... Mari kita berjuang untuk bertahan hidup... Setidaknya, biarkan sebagian besar dari kita selamat!”
