“Kalau begitu, bukankah kita berada dalam posisi yang sepenuhnya merugikan?” Zheng Zhuo mengusap pelipisnya sambil bergumam.
Xiao Honglv tertawa kecil sambil menggelengkan kepala: “Tidak sepenuhnya. Meskipun kita agak dirugikan secara keseluruhan, tapi kita punya satu keunggulan yang tidak mereka miliki. Terutama setelah kematian raksasa berotot dan luka parah dokter manusia serigala... Kemampuan tempur jarak dekat kita jauh melebihi mereka! Asalkan pertarungan terjadi di tempat sempit tanpa ruang menghindar, Kamu... adalah harapan kemenangan kita!” Saat mengucapkan ini, Xiao Honglv menunjuk Zheng Zhuo dengan tanda panah.
Zheng Zhuo menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi aneh, lalu tersenyum getir: "Jangan bercanda. Aku tahu batas kemampuanku. Mungkin saat bertarung mati-matian aku cukup kuat, tapi tidak mungkin setiap kali harus seperti itu. Lagipula belum tentu musuh memberi kesempatan untuk bertarung mati-matian. Makhluk panggilan biksu kecil itu daya penghancurnya luar biasa. Bahkan jika bertarung di gang sempit, begitu ular kobra itu menyerang, sekitarnya langsung rata dengan tanah. Mustahil mendekat untuk bertarung jarak dekat. Dan pasti mereka tidak akan menempatkan anggota pendukung di area yang tidak terlindungi. Jadi usulanmu ini sebenarnya..."
Xiao Honglv perlahan mencabut sehelai rambut. Dengan bermain-main ia melilitkan rambut di ujung jari: "Ada satu tempat yang pasti mereka datangi. Tempat itu tidak bisa dihancurkan, setidaknya mereka tidak berani menghancurkannya. Area sempit dengan jalur-jalur rumit. Cukup beri kesempatan jarak dekat... Di sana kau akan tak terkalahkan!"
"Kota Arwah Hamunaptra! Hanya di sana kekuatan tempurmu bisa mencapai puncaknya! Di dalam makam yang berjalur tak terhitung, pertarungan jarak dekat adalah yang paling efektif. Selain itu ada pengawal mumi di mana-mana, dan Kitab Suci Arwah Tak Bersalahmu bisa mengontrol pasukan bantuan ini. Meski mungkin tidak bisa memberi kerusakan berarti pada Tim India, setidaknya bisa mengganggu mereka. Satu-satunya kekhawatiran sekarang... wanita India dengan kontrol mental itu."
Zheng Zhuo mendengar hal ini langsung sangat gembira, terutama ketika membayangkan lingkungan makam yang gelap dan sempit. Asalkan dia bisa mendekati musuh, bahkan dokter yang berubah menjadi manusia serigala pun berani dia lawan. Namun saat mendengar tentang wanita India pengendali mental itu, dia menghela nafas: "Kontrol mental itu benar-benar mengerikan. Qi... Qi Tengyi sudah dikendalikannya sebelum mati, bahkan aku sendiri sempat terkendali. Rasanya seperti mental terlepas dari fisik, hanya bisa pasrah melihat tubuh bergerak sendiri. Perasaan ini sangat buruk..."
"Bukan hanya itu." Zhan Lan tiba-tiba menyela: "Zheng Zhuo, ingatkah situasi saat kita melarikan diri? Bahaya terus mengikuti dari belakang. Kucurigai wanita India itu menggunakan tubuh mental untuk melacak kita, mirip kasus setengah robot dulu. Meski jarak sangat jauh, lokasi setengah robot tetap bisa mereka lacak. Kupikir wanita India itu punya keahlian pelacakan melalui tubuh mental."
Xiao Honglv mengangguk: "Benar. Kesimpulan ini sangat rasional dan bisa menjelaskan dua keraguan ini. Tapi yang membuatku penasaran... bagaimana kalian bisa kembali dengan selamat? Jangan-jangan mereka sudah menunggu di luar menara jam untuk menghancurkan kita satu per satu?"
Zheng Zhuo menggelengkan kepala berkata: "Tidak, aku sama sekali tidak merasakan bahaya, juga tidak merasa ada yang mengikuti kita. Kurasa kita benar-benar sudah keluar dari jangkauan eksplorasi mentalnya, atau mungkin ada yang membantu kita menyamarkan deteksi ini..."
Saat pembicaraan sampai di sini, Zheng Zhuo dan Zhan Lan saling bertatapan, lalu memandang Zhang Jie. Pria ini terlihat sangat kelelahan sambil duduk menggosok-gosok pelipisnya, sepertinya tidak memperhatikan percakapan ketiganya.
Xiao Hongliu tampaknya juga menyadari keanehan pada Zheng Zhuo dan kawan-kawan. Ia memilin-milin rambut di dahinya: "Jadi begini keadaannya. Untuk mengalahkan Tim India, langkah pertama harus membunuh wanita India itu. Tanpa itu, semua usaha kita sia-sia. Jadi..."
"Satu-satunya rencana tempur yang memungkinkan adalah: sebelum Imhotep bersekutu dengan Tim India, kita harus lebih dulu ke Kota Orang Mati. Harus merebut Kitab Kebangkitan sebelum Tim India. Dalam perjalanan melalui gurun tandus yang rata, kita wajib membunuh wanita India itu - ini tugas Ling Dian. Dengan jangkauan tembak puluhan ribu meter, dia harus menembak wanita itu sebelum sempat bereaksi. Yang kukhawatirkan adalah penyerang jarak jauh pengguna jarum baja itu. Dia mungkin akan membalas begitu menemukan Ling Dian... Tapi kita harus membunuhnya dengan segala pengorbanan, bahkan jika harus tukar nyawa! Jika tidak, kita pasti akan dikalahkan dan dimusnahkan seluruh tim oleh Tim India."
Zheng Zhuo mendengarkan dengan seksama rencana Xiao Honglv, ia menghela napas dan berkata: "Kalau begitu Ling Dian dia..."
Xiao Honglv menggelengkan kepala: "Tidak ada cara lain, hanya bisa melihat apakah dia bersedia atau tidak, kemungkinan hidup dan mati masing-masing setengah. Dan agar tidak menunda perjalanan, Ling Dian harus bertindak sendirian dalam menyergap mereka di perjalanan, sementara kita yang lain harus langsung menuju Kota Orang Mati tanpa berhenti. Jadi bahkan jika dia benar-benar terluka parah, kita tidak bisa membantunya."
Tiba-tiba suara datar terdengar: "Pembunuh memang seharusnya bertindak sendirian... Hanya perlu membunuh wanita India itu saja, benar?"
Semua orang segera menoleh dan melihat Ling Dian bangkit perlahan dari pinggir tembok. Ia meraba perban di dadanya, lalu berbicara kepada yang lain.
Zheng Zhuo menatap dalam-dalam ke Ling Dian, kemudian bertanya pada Xiao Honglv: "Lalu? Apa yang harus kita lakukan?"
Xiao Honglv menjawab: "Sisanya sederhana. Ambil Kitab Kebangkitan sebelum mereka tiba di Kota Orang Mati, mencabut kekuatan sihir Imhotep terlebih dahulu. Lalu tinggal lihat perkembangan selanjutnya - apakah bertempur jarak dekat dengan regu India, atau langsung menyelesaikan misi dan kembali ke ruang 'Dewa Utama'. Kapanpun kita bertindak, kita sudah unggul duluan."
Zheng Zhuo mengangguk mantap: "Baik! Jalankan sesuai rencana ini. Setelah O'Connell dan yang lain kembali, kita pantau situasinya. Saat itu kita akan..."
Belum selesai bicara, tiba-tiba suara lari terdengar dari luar ruang admin. Braak! O'Connell menendang pintu besar masuk sambil membawa tas besar, diikuti Zhang Heng dan satu orang lainnya. Ketiga orang ini langsung disambut senjata api yang diarahkan, baru diturunkan setelah mereka dikenali.
O'Connell terengah-engah: "Sial! Dunia jadi gila! Mayat-mayat di Kairo bangkit lagi. Bahkan orang hidup mati mendadak lalu jadi mayat berjalan! Seluruh kota penuh zombie hidup!"
