Zhao Yingkong saat ini sudah memegang pisau belati, dia bangkit dan menusuk tepat di tengah dahi Imhotep. Api hebat langsung menyembur dari lubang wajah Imhotep. Kepala botak itu berteriak kesakitan, tapi tangannya tetap tidak kendur. Kekuatan dahsyatnya bahkan melebihi kekuatan Zheng Zhuo setelah ototnya dikuatkan. Dengan kasar dia mendorong Zheng Zhuo, menggulung mumi Anck-su-namun lalu berlari mundur. Zhao Yingkong terpaksa mencabut pisau belatinya. Kepala Imhotep sudah hampir terbakar menjadi tengkorak yang seolah masih menyemburkan api.
Imhotep terus menerus meraung. Dari mulut tengkorak yang mulai tumbuh daging tipis itu, terus keluar suara dalam bahasa Mesir kuno. Seketika para pengawal mumi mulai mengaum ke arah Zheng Zhuo dan yang lain, melompat dari kejauhan untuk menyerbu. Tidak hanya pengawal mumi, patung Sphinx juga mengaum keras sambil mengepung mereka.
Zheng Zhuo berteriak keras: "Jonathan! Cepat baca tulisan di atas itu! Kau bisa kendalikan para penjaga makam!"
Jonathan justru menyelak ke tengah kerumunan sambil berkata: "Banyak Sphinx mengejarku di belakang, mana sempat membaca tulisan apa pun..."
“Sial!” Zheng Zhuo mengumpat keras, dia buru-buru berkata: “Zhao Yingkong, urus pengejar di belakang! Aku yang hadapi depan! Evelyn! Cepat baca mantra di Kitab Kebangkitan sampai selesai!”
Begitu ucapan itu meluncur, Zheng Zhuo sudah menghantamkan tinju ke arah mumi pengawal terdekat. Dentuman keras terdengar, mumi itu langsung hancur menjadi abu tulang saat terkena pukulan tangan kirinya. Bersamaan dengan itu,
Zheng Zhuo mengeluarkan pisau belati pemotong partikel getaran tinggi. Tak peduli apakah ini serangan fisik atau bukan, dia menyabetkan senjata itu ke kerumunan mumi pengawal di hadapannya.
Dari kedalaman gang terus bergema raungan singa. Jonathan buru-buru menyerahkan Kitab Kebangkitan ke Evelyn sambil berteriak: “O'Connell! Kalau tidak keluar sekarang, kita benar-benar mati!”
“Diamlah, Jonathan!”
Dentuman bertubi-tubi tembakan menggema dari panggung tinggi di seberang aula altar. O'Connell, pria berjanggut hitam legam,
bersama Direktur Museum dan dua lainnya sedang menyapu area dengan senapan mesin. Dua ekor Sphinx terdekat langsung bolong seperti sarang lebah. Meski masih serangan fisik, gempuran peluru yang begitu padat akhirnya menghancurkan patung itu berkeping-keping. Setidaknya untuk sementara mereka takkan jadi ancaman.
Ketiganya hanya mengenakan celana dalam. Tubuh putih mereka terlihat menyilaukan mata.
Si Hitam Berjanggut paling beringas, tidak hanya membawa senapan mesin berat yang diambil dari pesawat, dia juga terus melemparkan bom ke bawah. Seketika seluruh aula altar dipenuhi bau mesiu dan gelombang ledakan, seolah seluruh makam berguncang.
Imhotep meraung keras, tangannya melambai memanggil badai pasir yang langsung menerjang trio itu. Senjata mereka memang memiliki kekuatan penghancur yang dahsyat.
Tapi bagi Imhotep yang telah berubah menjadi angin topan, serangan seperti ini sia-sia belaka. Saat trio itu hampir terjebak dalam pusaran badai pasir, tiba-tiba suara mantra dari Evelyn bergema: "Atas nama Dewa Matahari, kuperintahkan kalian untuk membasmi iblis!"
Para mumi pengawal yang sedang mengepung Zheng Zhuo tiba-tiba berhenti bergerak. Saat ini tubuh Zheng Zhuo sudah penuh luka tebasan.
Meski tinju kirinya bisa membunuh mumi pengawal dengan satu pukulan, senjata tombak panjang yang digunakan mumi-mumi itu membuat mustahil baginya lolos tanpa cedera di tengah kepungan massal. Beruntung Evelyn mahir berbahasa Mesir Kuno, tidak seperti kakaknya yang setengah hati. Dalam kepanikan, dia cepat-cepat melafalkan mantra dari buku, menghentikan serangan tepat sebelum Zheng Zhuo terluka lebih parah.
Evelyn berteriak keras: "Hancurkan Imhotep dan antek-anteknya!"
”Para pengawal mumi itu serentak berbalik arah, mengarahkan pedang mereka ke Imhotep dan patung Sphinx, kemudian para pengawal mumi yang lincah ini.
Menyerbu dari segala arah ke arah Imhotep dan patung Sphinx-nya.
Imhotep menoleh keras. Ia meraung: "Serahkan Kitab Matahari Emas padaku!" Setelah berkata demikian.
Tubuhnya telah berubah menjadi angin topan yang menerjang ke arah Evelyn. Sementara itu, O'Connell dan dua rekannya saling pandang, lalu melanjutkan penghancuran monster-monster di bawah kaki mereka. Bom dan peluru dari tangan mereka terus menerus menghujani ke bawah, ketiganya bagai teroris kekerasan yang bahkan terlihat lebih gila daripada Zheng Zhuo dan kawan-kawannya."
Zheng Zhuo menarik napas lega. Ia tahu semuanya kembali ke titik awal. Meski situasinya agak aneh, akhirnya adegan dari film itu pun tercipta. Ia mengeluarkan kunci pembuka dua kitab dari Cincin Na, lalu melemparkannya ke Evelyn: "...Biarkan dia beristirahat dengan tenang.
”Setelah berkata demikian, ia mengepalkan tangan dan menyergap ke arah pusaran debu angin topan itu.
Sebuah kekuatan dahsyat menerjang, Zheng Zhuo dan pusaran debu itu terlempar ke sisi berlawanan. Imhotep yang terkena pukulan Cincin Na segera kembali dari wujud debu. Api terus menyala di dadanya, namun nyala api itu perlahan padam. Dengan susah payah ia berdiri, lalu kembali menerjang Zheng Zhuo.
Zheng Zhuo mengusap darah yang mengalir dari mulutnya. Saat ini dia sudah keluar dari kondisi kunci genetik. Entah mengapa, saat menghadapi Imhotep, hatinya dipenuhi perasaan kompleks. Setelah menonton dua film The Mummy, dia tahu sebenarnya Imhotep bukanlah orang baik, hanya cintanya pada Anck-su-namun yang tulus. Dari awal sampai akhir, dia tak pernah sekalipun meninggalkan Anck-su-namun. Bahkan di akhir film kedua, dia tetap mencintainya. Hingga ketika Anck-su-namun mengkhianatinya dan kabur sendirian, barulah pria ini mati dalam keputusasaan. Bisa dikatakan... dia hanyalah orang biasa yang tragis, memang berhati jahat, tapi bukanlah orang jahat sampai ke tingkat ekstrem.
Zheng Zhuo terisak haru. Tinjunya menghantam perut Imhotep. Saat tubuh Imhotep terbakar dan terlempar, wajah kirinya sendiri juga terkena pukulan Imhotep hingga terpental. Begitu mendarat, suara Evelyn akhirnya bergema: "Debu kembali menjadi debu, tanah kembali ke tanah! Yang harus pergi, tak boleh tinggal!"
Imhotep tertegun memandang Evelyn. Di bawah sorotan mata semua orang, sebuah kereta kuda misterius meluncur dari ketinggian aula altar.
Kereta itu menerjang melewati sisi Imhotep. Sosok Imhotep yang transparan tertarik kereta itu menuju kejauhan, lalu akhirnya menghilang di atas panggung tinggi di seberang.
Zheng Zhuo menghela napas berat, tangan kanannya menggoyangkan pisau belati pemotong partikel getaran tinggi, langkah demi langkah mendekati Imhotep yang berlutut di tanah. Ia bergumam, "...Melupakan beberapa hal. Hanya saja aku tak tahu apakah di Mesir ada legenda tentang reinkarnasi dan kebangkitan kembali.
Di kehidupan selanjutnya... jangan mencintai orang yang tak pantas kau cintai."
"Sssst!"
Pisau belati menyambar, kepala Imhotep terpenggal dan melayang ke udara...
Patung-patung Sphinx di sekeliling berubah menjadi debu dan menghilang tanpa bekas.
Bahkan para pengawal mumi pun mulai berubah menjadi tanah. Saat semua orang mulai lega, tiba-tiba seluruh makam berguncang hebat seolah terjadi gempa bumi. Bersamaan dengan itu, suara "Dewa Utama" bergema di telinga Zheng Zhuo dan kawan-kawan.
"Misi berubah: Kabur dari Kota Orang Mati yang runtuh. Evelyn, O'Connell, Jonathan tidak boleh mati. Setiap kematian akan mengurangi 5.000 poin reward."
"Sial!"
Mendengar ini, mereka spontan mengumpat. Zheng Zhuo berteriak, "O'Connell! Kalian kabur lewat jalur yang mereka lewati tadi ke luar! Kita bertemu di luar makam! Zhao Yingkong, kamu masih ingat jalur datang tadi?
Pimpin mereka di depan! Zhan Lan, cepat berikan percepatan!" Sambil berkata, ia berlari ke altar, menyambar Kitab Arwah dan memasukkannya ke Cincin Na. Matanya berbinar kosong sebelum menyusul Evelyn ke dalam gang sempit.
Beberapa orang terus berlari keluar mengikuti di belakang Zhao Yingkong.
Tak lama berlari, mereka telah tiba di tebing tempat mengambil Kitab Kebangkitan. Jonathan yang sedang berlari berkata: "Waktu itu kami dikepung beberapa ekor Sphinx! Untung si bajingan tua dari museum menemukan jalur di belakang, akhirnya kami bisa kabur lewat sana. Haha, benar-benar beruntung! Sayangnya dasar emas tebal itu tertinggal, yah..."
Evelyn secara refleks menengok ke patung batu dewa matahari di atas tebing. Sebelum sempat berkata apapun, tiba-tiba dinding batu di bawah kakinya runtuh.
Seluruh tubuhnya meluncur ke bawah tebing bersama reruntuhan batu. Untungnya Zheng Zhuo terus berlari di belakang mereka.
Melihat Evelyn terpeleset ke jurang, tanpa pikir panjang ia langsung melompat. Satu tangan menggenggam Evelyn, sementara kakinya menjepit tonjolan batu. Dengan posisi menggantung vertikal, tangan satunya berusaha meraih Kitab Kebangkitan yang sedang jatuh.
"Memperoleh barang-barang alur cerita... dapat mempelajari mantra pemulihan Terang, pelajar harus memiliki energi dalam, energi mental, kekuatan magis, psikokinesis, yuan zhen, kekuatan immortal, kekuatan ilahi... baru bisa digunakan, dapat mempelajari tulisan secara mandiri atau belajar setelah kembali ke ruang 'Sang Tuan', proses belajar mengkonsumsi 1.000 poin reward... Sebelum kembali ke ruang 'Sang Tuan', harus memegang kitab ini untuk menggunakan skill di dalamnya... Dapat menghidupkan kembali anggota tim reinkarnasi yang pernah dilihat pemegang, setiap anggota hanya bisa dihidupkan sekali, saat menghidupkan akan mengembalikan kondisinya seperti sebelum mati, menghidupkan kembali membutuhkan dua kali lipat poin reward dan alur cabang yang pernah dimiliki dan dikonsumsi oleh yang dihidupkan, ingat, setiap anggota hanya bisa dihidupkan sekali..."
Zheng Zhuo terkejut membeku. Di saat itu, sebongkah batu dari atas jatuh tepat menghantam tangan yang memegang Kitab Kebangkitan. Sebelum sempat bereaksi, kitab yang memancarkan cahaya keemasan itu telah terjatuh ke dasar tebing. Akhirnya, cahaya emas itu tak lagi terlihat olehnya...
"Ah!"
Zheng Zhuo berteriak keras. Dengan sekuat tenaga ia melemparkan Evelyn ke atas. Saat Jonathan dan Zhan Lan menangkap Evelyn, dia melompat dari batu sambil wajahnya pucat pasi berteriak: "Cepat lari! Tempat ini akan segera runtuh!"
Semua orang segera melanjutkan lari ke depan. Meskipun jalan terang di belakang terus-menerus runtuh, berkat hubungan akrab Zhao Yingkong dengan rute ini, mereka akhirnya berhasil keluar dari makam sebelum Kota Orang Mati sepenuhnya hancur. Kemudian mereka langsung berlari keluar dari jangkauan Kota Orang Mati.
（Menghidupkan kembali... Bisa hidup kembali, meski hanya sekali, meski hanya sekali! Aku masih berharap...）
Zheng Zhuo dan yang lainnya akhirnya berhasil lari ke luar Kota Orang Mati. Mereka menyaksikan reruntuhan Kota Orang Mati yang dipenuhi debu beterbangan, samar-samar melihat tiga bayangan manusia berlari keluar dari gumpalan debu... Tiga orang itu adalah O'Connell yang hanya mengenakan celana dalam, kurcaci berjanggut hitam, dan Direktur Museum. Dari penampilan mereka, ketiganya berhasil menyelamatkan diri dari makam kuno.
"Teman-teman... Selamat tinggal, petualangan kali ini bisa berhasil berkat bantuan kalian... Atas nama anggota timku, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Jonathan, emas yang kujanjikan... Jika ada kesempatan bertemu lagi, mari kita minum sampai mabuk bersama."
Zheng Zhuo melihat O'Connell dan dua orang lainnya hampir keluar dari Kota Orang Mati. Setelah mengambil kunci buku dari tangan Evelyn, ia bergumam sambil mengeluarkan sisa batangan emas dari Cincin Na, lalu menutup matanya.
"Tunggu, tunggu! Di sini cuma ada lima batang emas..."
Suara Jonathan baru saja terdengar ketika Zheng Zhuo mulai memasuki kondisi setengah sadar yang samar...
Emas menguasai kekuasaan kehidupan! Hitam mengendalikan teror kematian! Ketika dua tim bertempur di makam piramida, kehidupan dan kematian saling beradu di sini! Pemenang akan memiliki kekuasaan emas dan teror hitam...
