Semua orang terus berlari ke dalam melalui jalur, Zheng Zhuo tentu saja menggendong Luo Li, sedangkan Zhang Heng mengangkat Xiao Honglü. Hanya Xiao Honglü yang sangat frustasi, dia hanya bisa melihat Zhao Yingkong memeluk wanita cantik itu. Dengan postur tubuh kecil dan kondisi fisiknya, meski ingin mengangkat pun hanya bisa ingin tetapi tidak mampu. Adapun Zhan Lan dan Cheng Xiao masih bisa mengikuti kecepatan tim. Sedangkan lima wajah baru yang berjuang mengejar dari belakang, mereka agak sial karena kondisi fisik benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan yang lain, cepat tertinggal jauh. Setelah beberapa belokan, mereka hilang tanpa jejak.
Zheng Zhuo berkata datar: "Akulah yang meninggalkan mereka... Mungkin di antara mereka ada talenta yang kita butuhkan. Jadi kalian semua marahlah padaku... Jika bisa hidup kembali dari film horor ini, pasti akan kuberi kalian permintaan maaf yang layak... Maaf ya..."
Yang lain bingung harus berkata apa. Hanya Zhan Lan yang pertama bersuara: "Mereka belum dianggap anggota tim. Bahkan meninggalkan mereka demi kebaikan tim. Kondisi fisik, kecepatan, reaksi mereka memang tidak cocok dengan film horor ini. Jika harus melindungi mereka, mungkin anggota tim kita juga akan mati."
Kalimat ini terdengar agak memaksa, bagaimanapun jika benar-benar ada talenta yang dibutuhkan tim - seperti ahli di bidang manufaktur atau talenta langka seperti Qi Tengyi - tentu masuk akal jika tim yang melindungi mereka. Selain itu, tingkat kesulitan film horor ini mungkin tidak terlalu tinggi. Hanya karena posisi awal yang terlalu aneh sehingga membuat semua orang berada dalam posisi pasif. Asalkan Alien dalam tubuh Luo Li dikeluarkan, menyelamatkan mereka sebenarnya tidak terlalu sulit. Cukup meminta staf laboratorium melakukan operasi lagi. Hanya saja membawa mereka pasti memakan waktu lebih lama. Dalam kondisi ketidakpastian apakah Alien akan menerobos dada dalam setengah jam, tidak ada yang berani menambah beban dalam perjalanan. Jadi dalam hal ini, Zheng Zhuo memang lebih mementingkan kepentingan pribadi.
Cheng Xiao terkekeh dan berkata: "Kalau dipikir-pikir, aku merasa cukup beruntung. Tidak hanya diakui oleh kalian..."
Zheng Zhuo mengerutkan kening dan memotong pembicaraannya: "Kamu belum diakui. Kamu hanya bisa dianggap setengah anggota tim yang masih dalam masa percobaan... Kami butuh seorang dokter, itu saja."
Cheng Xiao bersiul dengan santai: "Tidak masalah. Lagipula jadi dokter memang pekerjaanku, meski sekadar mencari nafkah... Tapi aku benar-benar beruntung. Banyak wanita cantik di sini? Ohoho... Seperti berada di surga. Wajah imut seperti gadis kecil, tapi dengan sifat dingin seperti es. Ditambah postur tubuh yang sempurna..."
“Pak!” Zhan Lan melihat Cheng Xiao menatap dada-nya dengan tajam, dia langsung memarahi dan menamparnya.
Cheng Xiao tidak marah meski ditampar, dia tetap tertawa sembrono: "Ditolak wanita adalah manifestasi martabat, hehe, sayangnya banyak yang tak paham... Sudahlah, tak usah bicara tubuh... Intinya, bisa melihat banyak cewek cantik walau terlempar ke dunia film horor aneh ini, aku merasa sangat beruntung, hahaha..."
Semua orang mengabaikannya. Meski ucapannya sembrono dan menjengkelkan, mereka merasakan dia tidak berniat jahat—atau setidaknya tidak terang-terangan. Tiga pria lain juga berpikir nafsu bukanlah dosa, bahkan Zhang Heng dan Xiao Honglü mengangguk diam-diam. Perasaan para cewek agak aneh: marah tapi juga tersanjung, mungkin semua wanita suka dipuji cantik meski itu hanya sanjungan.
Saat berlari, Zhao Yingkong tiba-tiba bertanya: "Aku penasaran, mengapa kondisi fisikmu begitu baik? Berlari sejauh ini belum terengah-engah sama sekali?"
Cheng Xiao segera mengganti ekspresinya menjadi penuh pesona, "Nona, oh. Bukan. Nona kecil, karena aku berasal dari keluarga terhormat pengobatan tradisional Tiongkok. Sejak kecil, orang tua itu terus memaksaku minum ramuan dan berlatih ilmu bela diri sampah, hahaha, ini sama sekali bukan hal baik, kalau Nona kecil berminat, bagaimana kalau kita berdiskusi secara pribadi? Sebenarnya aku punya keahlian khusus dalam menyeduh teh, oh ya, suaraku juga merdu, lihat, kerongkonganku bisa bergerak naik turun..." Setelah berkata demikian, ia mendongakkan kepala untuk memamerkan pada Zhao Yingkong.
"Braak!"
Zhao Yingkong sama sekali tidak sungkan. Ia mengangkat kepalan tangan dan menghujam dengan keras, kemudian melanjutkan lariannya seolah tak terjadi apa-apa. Salah satu mata Cheng Xiao telah menghitam, namun ekspresinya tetap terkekeh bodoh tanpa peduli. Terutama saat matanya tak sengaja menatap dada Zhao Yingkong, kedua matanya langsung membelalak tak percaya menatap area tersebut. Setelah cukup lama, barulah ia bergumam bodoh: "Tidak mungkin? Seperti ini? Benarkah ini barang langka kelas premium?"
Zhang Heng seolah punya chemistry dengan Cheng Xiao, ia menyela: "Apa yang tidak mungkin? Barang premium apa? Jelaskan dengan jelas dong."
Cheng Xiao langsung bersinar matanya: "Astaga! Wajah polos dengan payudara besar! Ini barang super langka! Tahukah kau? Mimpi terbesarku adalah memiliki LOLI berpayaudara super besar berbaju stoking mewah. Ya Tuhan, ternyata setengah mimpiku sudah terwujud..."
"Braak!"
Suara retak, lingkaran mata lainnya Cheng Xiao langsung menghitam. Ia tetap tertawa bodoh: "Bertemu sudah mewujudkan setengahnya, setengah lagi harus kurebut sendiri, hahaha..."
Reaksi Zhao Yingkong sangat langsung, ia langsung mencabut pisau belati dari pinggangnya. Ekspresi Cheng Xiao bagai berganti wajah, dari sikap lincah langsung berubah menjadi serius layaknya sarjana. Ia meraba denyut nadinya: "Hmm, kira-kira masih 17-18 menit lagi, hahaha, atau aku akan mati."
Zheng Zhuo tersenyum tipis. Ia merasa orang ini cukup menarik. Meski bersikap lincah terhadap wanita, gerakan dan ucapannya masih menjaga batasan. Bisa dibilang pencinta wanita berprinsip. Ketabahannya menghadapi nasib hidup-mati saat ini hanya terlihat pada Chu Xuan, Ling Dian, dan Zhao Yingkong. Jelas, tak ada bau amis pertarungan mematikan pada dirinya. Sebagai orang biasa, ketenangan ini sangat langka.
Saat ini rombongan telah sampai di pintu masuk tangga. Tak jauh terdapat lift, sedangkan di sini adalah jalur darurat mirip tangga. Hampir serentak mereka berhenti. Tak seorang pun berani naik lift sekarang. Meski melelahkan, tangga lebih aman. Dengan kondisi fisik melebihi orang biasa plus sihir mantra ketahanan Zhan Lan, setelah lari beberapa menit, tak satu pun dari mereka yang terengah-engah.
Zheng Zhuo menatap Zhan Lan, yang langsung mengangguk patuh. Dia kemudian menjalankan pemindaian mental ke arah tangga ini. Setelah beberapa detik, barulah dia berkata: "Tidak ada masalah. Tidak ada Alien atau manusia di tangga. Dari sini naik ke Gudang 1, lalu lari sekitar lima menit ke arah sana, kita bisa sampai ke ruang medis... Beberapa peneliti itu ada di Gudang 13. Mereka sudah menutup pintu besar dan sedang mengendalikan komputer utama kapal dari sana."
Zheng Zhuo menarik napas panjang, lalu berkata kepada semua orang: "Ayo mulai berlari! Jika ada Alien nanti, semua keluarkan daya tembak penuh. Tidak ada yang perlu diucapkan lagi... Aku percayakan ini pada kalian!"
Para anggota rombongan tidak banyak bicara. Mereka terus berlari menaiki tangga bersama Zheng Zhuo. Tangga ini tidak terlalu pendek namun juga tidak panjang. Mereka menghabiskan waktu sekitar tiga menit untuk menaikinya. Saat ini, dari batas waktu maksimal tiga puluh menit yang dimiliki kedua orang itu, masih tersisa dua belas tiga belas menit. Tidak diketahui apakah mereka bisa bertahan sampai saat itu.
Reaksi Cheng Xiao terhadap situasi mematikan tetap santai. Sepanjang jalan dia terus tertawa-tawa sambil mengajak bicara Zhao Yingkong dan Zhan Lan. Namun kemampuan flirtingnya jelas tidak memadai. Lagipula dalam situasi seperti ini siapa yang mau memperhatikannya? Tak lama kemudian, mukanya sudah penuh luka seperti baru dipukuli beberapa preman.
Begitu semua orang sampai di aula lantai dua, bau menyengat langsung menyerang hidung mereka. Zhan Lan segera berkata, "Alien sudah mulai mengkorosi lambung kapal ini. Mereka mengubah struktur kapal seperti di film Alien 1. Cepat! Ada dua Alien yang sedang menyerang pintu besar nomor tiga belas di luar. Semua harus segera bergerak!"
Zheng Zhuo merasa gelisah. Dia tahu para peneliti itu adalah harapan terakhirnya sekarang. Jika mereka mati, kematian Luo Li hampir pasti terjadi... Dia tidak mau hal itu terjadi! Sama sekali tidak! Begitu mendengar ucapan Zhan Lan, dia segera menyerahkan Luo Li padanya, lalu mengerahkan ilmu tubuh ringan dan melesat ke arah sana.
Kecepatan Zheng Zhuo yang sudah luar biasa, ditambah dengan penguatan Qinggong dan mantra kecepatan dari Zhan Lan, membuatnya bergerak dalam kecepatan yang tak terbayangkan orang biasa. Hanya dalam dua menit, dia sudah menempuh jarak yang biasa memakan waktu lima menit bagi orang lain. Dua Alien setinggi lebih dari tiga meter dengan tubuh hitam legam langsung terlihat olehnya. Alien terdepan sedang terus-menerus menghantam pintu baja dengan ekornya, membuat permukaan pintu yang tebal itu sudah mulai melengkung ke dalam.
Perasaan tertekan yang familiar. Dibandingkan dengan Alien di film Alien 1, kedua Alien ini—baik ukuran maupun aura bahaya yang dipancarkan—jauh lebih kuat daripada Alien di Episode 1*. Ternyata bahkan monster dalam film horor pun mengalami penguatan seiring bertambahnya jumlah episode... Tapi dibandingkan dengan peningkatan kemampuan Zheng Zhuo selama ini, siapa yang lebih kuat? Jawabannya sudah jelas!
Zheng Zhuo mengeluarkan senapan pelebur kuat dari Cincin Na. Ia mengarahkan luka tembak ke dua Alien. Kedua Alien itu jelas-jelas menyadari keberadaannya dan langsung menerjang ke arahnya dengan kecepatan luar biasa. Hanya dalam sekejap, mereka sudah berada dalam jarak belasan meter. Zheng Zhuo segera menarik pelatuk. Sebuah bola energi melesat dari laras senapan dan menghujam tepat ke tubuh Alien yang di depan. Setelah kilatan cahaya, Alien itu langsung musnah tak bersisa.
Zheng Zhuo silau oleh kilatan itu. Ia buru-buru melihat ke sekeliling, namun di situ sudah ada siluet Alien lainnya. Tiba-tiba ia menengadah ke atas—Alien itu bergantungan tepat di atas kepalanya! Lidahnya yang dipenuhi gigi tajam menjulur-julur tak henti. Kemudian, monster itu menerjang Zheng Zhuo...
