Xiao Honglü masih digendong oleh Zhang Heng. Meski Cheng Xiao juga menawarkan diri dengan ceria untuk menggendongnya, namun ditolak mentah-mentah oleh Xiao Honglü. Entah apakah ada rasa takut akan balas dendam dalam penolakan ini, hanya dirinya yang tahu.
Xiao Honglü bertanya dengan cermat pada seorang peneliti: "Apakah lift besar itu benar-benar seaman yang kalian katakan? Bagaimana jika ada sirkuit yang dikorosi oleh Alien?"
Peneliti itu segera menjawab: "Seharusnya tidak. Di sekitar sirkuit utama lift besar terpasang jaring listrik sebagai perlindungan. Bahkan serangan kecil pun akan memicu serangan balik keras dari sistem pertahanan. Meski Alien bisa menahan tegangan biasa, mereka tak punya banyak kemampuan bertahan terhadap listrik bertekanan tinggi. Tapi ini untuk Alien biasa. Kalau Ratu, cangkangnya cukup kuat untuk menahan listrik bertekanan tinggi biasa... Tapi kurasa Ratu tidak akan sembarangan mendekati lift utama."
Xiao Honglü berpikir sejenak lalu berkata: "Baiklah, kita akan naik lift utama ke lantai atas... Berapa lama lagi sampai ke dekat kapsul penyelamat setelah itu?"
Peneliti lain segera menyahut: "Dengan kecepatan kita sekarang, mungkin perlu sekitar dua puluh menit lagi. Di sepanjang jalan mungkin ada petugas keamanan. Senjata mereka bisa melukai Alien biasa. Bagaimana kalau kita ajak mereka bergabung?"
Zhao Yingkong berkata dingin: "Aku tidak terbiasa bekerja sama dengan orang asing. Jika mereka menggunakan peluru tajam, aku khawatir terkena serangan sembarangan saat bertarung. Dan kau yakin mereka akan membantu kita? Membantu kelinci percobaan kalian?"
Ilmuwan ini segera memerah mukanya dan tidak berani berbicara. Ilmuwan lain mengambil alih pembicaraan: "Saya sangat tidak mengerti, bagaimana kalian bisa keluar dari sana? Kaca antipeluru tempered, batang pengikat paduan titanium yang diperkuat, ditambah dengan headring dari bahan yang sama. Seharusnya kalian tidak mungkin bisa keluar dengan kekuatan sendiri. Apakah ada yang membebaskan kalian?"
Xiao Honglü menyeringai dingin: "Membebaskan kami? Siapa yang berani? Jangan berpikir macam-macam. Lebih baik fokus pada rute dan percepat langkah, kecuali kalian ingin ikut meledak bersama kapal ini."
Kedua ilmuwan saling pandang. Akhirnya mereka menutup mulut dan terus bergerak bersama pasukan besar. Setelah berlari sekitar beberapa menit, mereka melihat pintu lift raksasa setinggi hampir 3 meter di depan. Di luar lift berdiri tiga prajurit yang menoleh heran mendengar suara langkah kaki. Segera mereka mengarahkan senjata ke arah kelompok itu. Pemimpinnya berteriak: "TURUNKAN SENJATA! BERJONGKOK DENGAN..."
Xiao Honglü bergumam rendah: "Zhao Yingkong!"
Zhao Yingkong sudah lama meletakkan wanita cantik itu. Dengan lincah dia melesat ke depan semua orang, tangannya bergerak cepat. Ketiga prajurit itu saling pandang bingung, lalu dengan wajah penuh horor mereka menyaksikan tubuh mereka perlahan terbelah dari dada hingga jatuh ke tanah. Seluruh tubuh terpisah menjadi dua bagian, potongan serapah seperti cermin. Seolah terlahir demikian. Baru setelah tubuh mereka benar-benar terputus, luka mulai menyemburkan darah deras, organ dalam berhamburan ke tanah.
Gadis kecil ini menarik kembali senjata tipis bagai rambut. Saat dilempar, senjata itu lentur dan tajam, namun saat ditarik kembali halus seperti sutra. Senjata yang dengan mudah membelah tiga prajurit ini, kini melingkar di pergelangan kanannya bagai aksesoris. Benang halus itu tetap menempel di sana.
Dua peneliti itu benar-benar terkejut, mereka terdiam membeku menatap Zhao Yingkong dengan wajah pucat, cukup lama tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Bukan hanya mereka berdua, anggota lain juga tertegun ketakutan. Ada yang tidak takut pada mayat-mayat yang hancur mengerikan itu—setelah melewati beberapa film horor, hati mereka sudah teruji. Hanya Zhang Heng yang wajahnya pucat dan seluruh tubuhnya berguncang tak henti. Kelemahannya tampaknya tidak berkurang sama sekali, malah semakin parah. Setidaknya dari reaksinya, guncangan hebat ini jelas merupakan ketakutan abnormal.
Ekspresi anggota lain umumnya sangat terkejut. Baik Cheng Xiao maupun si wanita cantik, mereka semua terperangah melihat tiga mayat itu. Sedangkan keheranan Xiao Honglü lebih pada kekuatan penghancur senjata dan kemahiran Zhao Yingkong mengoperasikannya. Dari serangan dewa tadi, senjata ini sama sekali tak bisa diantisipasi. Setidaknya dari daya hancurnya, membunuh seseorang dengan mudah pasti bisa. Jaraknya sekitar tujuh meter, ini bisa disebut senjata tajam andalan dalam pertarungan jarak menengah.
Xiao Honglü menenangkan jiwanya, lalu segera menatap dua peneliti: "Inikah Elevator Besar? Kalian yakin elevator sebesar ini masih bisa beroperasi?"
Dua peneliti segera melihat kolom tampilan lantai lift besar ini, di sana tertampak lantai terus bergerak turun. Salah seorang buru-buru mengangguk: "Ya, lift besar ini memang masih bisa digunakan. Huh, dari situasi mereka menunggu lift tadi, sepertinya ada orang di atas juga? Huh, baguslah, yang kami khawatirkan jika naik ke atas lalu melihat Alien di mana-mana, itu benar-benar membuat putus asa......"
Xiao Honglü memutar-mutar rambutnya, berkata heran: "Sebenarnya aku cukup penasaran, tidakkah kalian merasa waktu turunnya lift agak lama? Kurasa mungkin... Cheng Xiao, kau yang menggendongku. Zhang Heng, ingat nasihatku? Bagaimanapun juga, hanya satu serangan saat menghadapi musuh, bukan kau yang hidup maka akulah yang mati... Jangan takut, asal berniat membunuh musuh, maka dirimu akan aman. Dengan begitu musuh tak mungkin melukaimu."
Zhang Heng sama sekali tidak berani melihat tiga mayat itu, tubuhnya masih gemetar ringan. Setelah menyerahkan Xiao Honglü ke Cheng Xiao, ia bertanya heran: "Apa ada sesuatu terjadi? Jelaskan detailnya, kalau tidak saat bertarung tanpa persiapan mental, aku akan ketakutan sampai tidak bisa menarik busur!"
Xiao Honglü terkekeh seraya berkata: "Bukankah itu bagus? Karena ini bukan pertempuran yang disengaja, saat bertempur kau tidak perlu terlalu banyak ragu-ragu. Kau hanya perlu melepaskan satu tembakan. Tentang apakah bisa mengenai target atau tidak, apa yang terjadi setelah kena target, apakah dirimu sendiri akan mati atau semacamnya - semua itu jangan kau pedulikan. Kau hanya perlu fokus pada satu hal... Apakah panahmu sudah terpasang di busur?"
Zhang Heng menarik napas dalam-dalam, mengeluarkan sebilah Panah Terasah +3 Bermantra. Tangan kirinya menggenggam erat anak panah itu, sementara tangan kanannya mencengkeram Busur Kuning "Sasmita Langit". Seperti yang dikatakan Xiao Honglü, kini pikirannya benar-benar kosong. Entah itu rasa takut, bayangan kematian, atau gemuruh pertempuran - semuanya lenyap. Bila bahaya mengancam, cukup bidik dan Tembak! Segala pertimbangan bisa ditunda setelah anak panah melesat. Cara bertarung seperti inilah yang paling cocok baginya. Setidaknya, dia sama sekali tidak gentar menghadapi serangan musuh atau ancaman maut!
Setelah Elevator Besar perlahan mendarat dari atap gedung, Zhang Heng segera menarik busur panjangnya sampai penuh, hanya menunggu pintu lift terbuka untuk melepaskan panah. Sebab, dari dalam lift ia mencium aroma busuk Alien yang bercampur bau darah dan mayat, persis seperti bau mayat berdarah di belakangnya.
Dan Zhao Yingkong juga melakukan hal yang sama, hanya saja satu tangannya memegang gagang pisau belati, sementara tangan lainnya dililit kawat logam. Apapun yang ada di balik pintu lift, dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya tersebut, baik itu manusia maupun Alien.
Faktanya, bahkan Xiao Honglü pun mengangkat senapan pelebur dengan mantap mengarahkannya ke pintu lift. Saat pintu lift perlahan terbuka, yang terlihat oleh semua orang adalah tumpukan mayat dengan tulang remuk, seolah-olah dikunyah oleh mulut raksasa. Pemandangan yang menjijikkan dan berdarah ini membuat semua orang terdiam. Hanya Cheng Xiao dan Zhao Yingkong yang mendekat. Karena masih digendong, Xiao Honglü pun ikut terbawa, membuat bocah lelaki ini panik dan berteriak: "Turunkan aku dulu! Turunkan aku! Meski aku tidak takut mayat, tapi ini terlalu menjijikkan! Jangan dekatkan aku ke mereka!"
Cheng Xiao pura-pura ingin melemparkan Xiao Honglü ke tumpukan daging hancur itu. Saat bocah lelaki itu gemetar ketakutan, barulah dia tertawa terbahak dan menurunkannya. Kemudian dia bersama Zhao Yingkong mendekati tumpukan daging tersebut.
“Sangat berdarah, diperkirakan baru mati tidak lebih dari sepuluh menit, dan dari pola kunyah yang merata ini, oh hehe, mungkin kita beruntung, organ pengunyah ini setidaknya membutuhkan mulut berukuran tiga kali lebih besar dari mulut Alien yang pernah kulihat, eh, jika melihat ukurannya, mungkin yang ada di atas adalah...” Cheng Xiao tertawa terbahak-bahak.
Zhao Yingkong mengangguk: "Benar, mereka memang mati karena organ kunyah sebesar ini, dan baru meninggal tidak lebih dari sepuluh menit, mungkin benar ada di atas..."
"Apakah itu Sang Ratu?" Xiao Honglü tersenyum pahit.
Sang Ratu, berukuran beberapa kali lebih besar dari tubuh Alien biasa. Bukan hanya tubuhnya, bahkan cangkang keras Alien juga memiliki ketebalan beberapa kali lipat. Dengan kata lain, senjata biasa mungkin tidak akan mempan melawan Alien, sedangkan senjata energi memang kuat, tapi tidak tahu apakah mereka bisa bertahan dari pukulan ekor Sang Ratu. Perlu diketahui, bahkan kekuatannya juga berlipat ganda. Inilah yang membuat Xiao Honglü terus berpikir cara menghindari Sang Ratu selama perjalanan, tapi rencana manusia tak bisa mengalahkan takdir Langit, akhirnya mereka tetap bertemu makhluk hidup raksasa dan mengerikan ini, Sang Ratu!
"Kalau begitu, bertarunglah, semuanya tergantung kalian... Aku pernah dengar Zheng Zhuo bercerita tentang kekuatan tempur mengerikan Sang Ratu, katanya saat itu mereka nyaris mati baru bisa dianggap lulus. Kekuatan kita sekarang seharusnya jauh lebih hebat dari mereka saat itu. Bukan tidak mungkin kita bisa melawan Sang Ratu. Meskipun Sang Ratu ini jauh lebih menakutkan dibandingkan di film, belum tentu kita pasti kalah!"
“Zhao Yingkong, kau yang mengalihkan gerakan Sang Ratu. Zhang Heng... Panah Ledak Tiga Lapis! Saat berhadapan dengan musuh hanya ada satu kesempatan, kami mempercayakan nyawa kami sepenuhnya padamu!”
