Zheng Zhuo agak terkejut, baru teringat kejadian dalam alur cerita film aslinya.
Evolusi Alien itu perlu dilahirkan melalui persalinan, tidak seperti Alien biasa yang tumbuh dengan cara parasit. Dengan kata lain, untuk melahirkan satu evolusi Alien, harus ada seekor Ratu. Tentu saja, jika waktunya cukup, satu Ratu bisa melahirkan banyak evolusi Alien. Tapi syarat pertama: evolusi Alien tidak membunuh Ratu, kedua: waktu harus cukup. Apakah puluhan menit ini cukup? Mustahil! Itu Ratu Alien, bukan Ratu semut, mana mungkin dalam waktu sesingkat ini bisa lahir dua evolusi Alien?
Zheng Zhuo buru-buru bertanya: "Bagaimana kamu tahu ada tiga ekor Ratu? Dengan kekuatan kalian, bertemu Ratu saja mungkin tidak ada kesempatan melarikan diri kan?"
Di antara lima orang, pria kulit putih besar itu berkata kesal: "Loe ngomong apa sih, sial! Liat tampang jorok loe itu, percaya nggak gua tembak kepala loe pakai tombak?"
Zheng Zhuo mengangkat bahu dengan pasrah. Sebenarnya, perhatiannya sudah mulai terfokus, namun heroin Ellen Ripley langsung menggelengkan kepala: "Simpan saja tombakmu. Dia jauh lebih kuat dari gabungan kita... Kau berbau zat mereka, tapi kau bukan bagian dari mereka. Apa cairannya sampai membasahi seluruh tubuhmu?"
Seorang pria di kursi roda otomatis berteriak: "Itu kan cairan korosif tingkat tinggi! Bagaimana mungkin dia selamat? Kecuali dia robot juga. Tidak, bahkan robot pun pasti rusak! Cairan itu bisa menembus lambung kapal sepenuhnya!"
Ellen mengabaikan mereka, matanya tertancap pada Zheng Zhuo. Dengan wajah pasrah, Zheng Zhuo berkata: "Menurutku daripada memperdebatkan ini, lebih baik kita cepatan lari. Kapal ini tinggal punya waktu belasan menit lagi. Kalian mau mati bersama kapal ini?"
Semua terkejut, memandangnya dengan tak percaya. Tiba-tiba suara sintetis komputer menggema di sepanjang jalur kapal.
"Kapal akan menghancurkan diri dalam sepuluh menit lagi. Segera evakuasi melalui pintu penyelamatan. Diulang: Pintu penyelamatan telah terbuka..."
Zheng Zhuo seketika tersadar, tak heran "Dewa Utama" mengatakan harus menunggu satu jam baru bisa masuk ke kabin penyelamat. Rupanya yang ditunggu hanyalah sepuluh menit sebelum kapal meledak. Saat itulah kapal akan membuka pintu masuk kabin penyelamat, dan mereka baru bisa masuk ke kabin penyelamat untuk menyelesaikan misi. Ternyata "Dewa Utama" sudah merencanakan semua ini dari awal. Yakni dengan membuat seluruh kapal meledak, memaksa mereka lari pontang-panting ke depan, sungguh perubahan alur cerita yang kejam!
Mendengar suara ini, kelima orang itu pun terpaku. Mereka menatap Zheng Zhuo dengan bengong. Ketika melihat Zheng Zhuo mengaktifkan Qinggong (Ilmu tubuh ringan) dan langsung berlari kencang ke depan, mereka pun berteriak-teriak ikut berlari. Ini justru menyiksa Zheng Zhuo. Dengan kecepatannya, dia bisa dengan mudah meninggalkan karakter dari plot asli ini. Tapi sayangnya dia tidak familiar dengan medan di sini dan lokasi pintu masuk kabin penyelamat. Jadi setelah berlari beberapa saat, dia terpaksa mengurangi kecepatan, dengan enggan berlari bersama karakter dari plot asli.
Pria bule besar itu sambil berlari sambil terengah-engah berkata: "Kau benar-benar sialan kuatnya! Berlari seperti angin, tak perlu bernapas ya?" Yang dia maksud tentu Zheng Zhuo yang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kehabisan napas, dan berlari lebih cepat dari siapa pun di antara mereka.
Zheng Zhuo saat ini dipenuhi kecemasan dalam hati. Namun mana ada waktu untuk menjawab pertanyaan, dia hanya menunduk dan terus berlari ke depan. Begitulah, waktu pun berlahan berlalu. Waktu ledakan pesawat hanya tersisa tujuh menit lagi. Semua orang semakin gelisah. Untungnya seorang wanita terus menghibur mereka. Dalam alur cerita, dia adalah robot berperasaan. Seiring perkembangan plot, dia pernah terhubung dengan komputer utama pesawat. Jadi sangat familiar dengan tata letak kapal ini. Menurutnya, mereka sudah sangat dekat dengan kapsul penyelamat. Jalur ini adalah rute terdekat menuju kapsul penyelamat. Dengan terus berlari seperti ini, paling lambat tiga menit sebelum ledakan mereka akan sampai. Jadi semua bisa bertahan hidup bersama.
（Semua bisa bertahan hidup bersama... Ya, kita bertiga pasti bisa bertahan hidup!）
Di sisi lain, Xiao Honglü dan kawanannya akhirnya tiba di pintu masuk kapsul penyelamat. Perjalanan terakhir ini cukup beruntung. Menurut dua peneliti, meski jaraknya lebih jauh, namun di sepanjang jalur terdapat jaringan listrik pertahanan. Ini persiapan mereka saat meneliti Alien. Jika Alien tak terkendali, semua peneliti dan prajurit bisa kabur melalui jalur aman. Meski agak jauh, akhirnya mereka tiba di pintu masuk tujuh menit sebelum ledakan.
"Inikah kapsul penyelamatnya? Sepertinya kapasitasnya tidak besar," ujar Xiao Honglü sambil memilin rambut di dahinya.
"Benar, tidak muat banyak orang. Jadi..."
Ilmuwan yang menggendong Xiao Honglü berbisik, tepat ketika Xiao Honglü merasa firasat buruk, orang ini tiba-tiba mengeluarkan pistol dari dalam bajunya. Dia menempelkan pistol di tengah dahi Xiao Honglü sambil berteriak kasar: "Semua orang jangan bergerak! Kalau tidak dia akan mati! Cepat nyalakan kapsul penyelamat..."
Ilmuwan lain terkejut, dia segera menggendong ilmuwan wanita itu dan berlari ke kapsul penyelamat. Tapi sebelum sempat berlari beberapa langkah, Zhang Heng sudah menarik busur mengarah padanya. Orang itu langsung membeku ketakutan. Dia sangat tahu kekuatan busur Zhang Heng - satu panah yang membunuh Sang Ratu! Jika panah ini dilepaskan, mustahil dia selamat. Bukan sekadar mati, tapi pasti hancur berkeping-keping.
Ilmuwan bersenjata itu terkejut, langsung berteriak lantang: "Tidak takut dia kubunuh? Sahabat kalian masih di bawah ancaman senjataku! Turunkan busurmu!"
Xiao Honglü tertawa kecil: "Tak perlu pertimbangkan. Zhang Heng, Tembak! Hati-hati, jangan sampai lukai wanita itu."
Zhang Heng langsung menembakkan panah di tangannya tanpa bersuara. Tentu saja, karena takut menembus kabin penyelamat, dia hanya menggunakan lima fen tenaga. Namun dengan peningkatan daya penghancur panah sulap, panah itu tetap dengan mudah menembus kepala ilmuwan itu. Kepala tersebut perlahan hancur seperti debu, semburan darah segar menyembur dari leher. Zhang Heng segera membungkuk dan muntah-muntah.
Ilmuwan itu sudah kebingungan ketakutan. Dia menatap bodoh ke arah Zhang Heng dan mayat tanpa kepala di kejauhan. Tangannya yang menempel di kepala Xiao Honglü mulai gemetar tak terkendali, baru sadar ketika mendengar suara Xiao Honglü.
"Cheng Xiao, kamu expert menyerang orang kan? Serang saja, jangan pedulikan aku." Xiao Honglü berkata datar sambil terus memilin-milin rambut di dahinya.
Cheng Xiao terkejut, menunjuk pistol di tangan ilmuwan itu: "Kamu... benar-benar tidak takut mati? Yang ditempelkan di kepalamu bukan pistol mainan!"
Ilmuwan itu seperti baru sadar memegang pistol. Dengan wajah mengerikan dia berteriak: "Goblok! Aku pegang pistol! Mau mati kau?!"
Xiao Honglü menghela napas dan berkata, "Ini disebut tombak? Cheng Xiao perhatikan baik-baik..." Setelah mengatakan itu, dia malah mengulurkan tangan untuk menekan pelatuk tombak yang menempel di kepalanya. Gerakan ini benar-benar di luar dugaan semua orang. Ilmuwan itu terkejut, dan ketika dia sadar, pelatuk itu sudah ditekan lembut oleh Xiao Honglü.
"Braak!"
Suara tembakan menggema, namun setelah suara itu tidak terlihat adegan kepala pecah seperti semangka yang diperkirakan. Sebaliknya, di samping kepala Xiao Honglü muncul lapisan perlindungan semi-transparan. Dengan wajah ceria dia berkata, "Lihat? Barang ini layak disebut tombak? Kekuatan penghancurnya bahkan tidak bisa menembus lapisan perlindungan. Lebih pantas disebut mainan!"
Ilmuwan itu benar-benar terpaku. Dengan refleks cepat dia mengarahkan tombaknya ke Cheng Xiao yang berada jauh di belakang. Tapi reaksi Cheng Xiao lebih cepat. Saat Xiao Honglü mengangkat tangan untuk menekan pelatuk, dia sudah mendorong dengan kaki dan langsung menerjang ke depan. Tangan ilmuwan itu baru saja terangkat ketika Cheng Xiao sudah berada di depannya, mencengkeram pergelangan tangan dengan lembut. Entah apa yang dilakukannya, setelah memutar dan membalikkan tangannya, ilmuwan itu langsung menjerit kesakitan dan terjatuh. Xiao Honglü yang berdiri di tanah menoleh ke belakang, melihat tangan ilmuwan itu terpelintir seperti dislokasi yang dipaksa masuk kembali. Tulangnya telah menembus daging dan kulit.
"Wahahaha, ini adalah teknik legenda Fenjin Cuogushou! Kamu benar-benar beruntung. Jika ibuku yang menggunakan teknik ini, diperkirakan kamu bahkan tidak akan punya energi untuk menjerit kesakitan, oh hehehehe..."
Cheng Xiao terlihat sangat menikmati situasi ini. Ia terus memijat-mijat ilmuwan di hadapannya, setiap kali hanya menggerakkan jari-jarinya dengan lembut. Bagian yang disentuhnya langsung mengalami pemisahan tulang, efek visual yang mengerikan dan rasa sakit membuat ilmuwan itu ingin pingsan saja. Namun entah mengapa, ia tetap sadar menanggung siksaan luar biasa ini. Tak peduli bagaimana berusaha, tak bisa pingsan. Hanya beberapa saat, tubuhnya sudah lumpuh total. Dari ekspresinya, mungkin lebih baik mati langsung.
Xiao Honglü diam-diam mengamati adegan ini. Ia memutar-mutar helai rambutnya sambil berbisik: "Siapa sebenarnya dirimu? Jangan bilang orang biasa. Meskipun teknik bela diri ini bisa dipelajari orang biasa, tapi menyerang musuh sambil tertawa-tawa mustahil dilakukan kecuali... kamu orang gila."
Cheng Xiao melepaskan ilmuwan yang sudah lemas seperti lumpur. Wajahnya serius saat memberi hormat militer: "Dokter tim khusus regu uji coba... Berdasarkan informasi dan metode masuk dari Mayor Chu Xuan, saya peserta kedua yang masuk."
