Zheng Zhuo melihat tatapan bingung Luo Li, dia melanjutkan dengan tersenyum: "Dari analisis, di fase awal - tidak, dalam hal atribut Penguatan - kecuali kemampuan Penguatan fase akhir yang sangat kuat dan mengerikan, senjata teknologi masih lebih unggul daripada atribut Penguatan individu di fase awal, tengah, bahkan pertengahan akhir. Artinya, sebelum mencapai level 3 atribut Penguatan, bahkan atribut Penguatan Level B pun tak bisa menahan gempuran senjata berat dalam jumlah besar. Jadi saat menghadapi ancaman dari tim lain, senjata berat super kuat kemungkinan menjadi solusi terbaik. Hanya ketika mencapai Penguatan level 3, level ganda 3, atau bahkan Penguatan Level S-lah, kemampuan Penguatan dan evolusi individu baru bisa melampaui daya hancur senjata teknologi. Mari kesampingkan dulu aspek tersebut. Menurutku setidaknya tim harus memiliki 1-2 pucuk senjata berat. Di sini saya memilih roket peluncur nuklir super mini, sekali tembak, ukurannya sama dengan roket peluncur biasa, jarak tembak 10.000 meter, radius ledakan 5.000 meter. Membutuhkan 3.000 poin reward dan 1 jumlah alur cabang Level C. Konsumsi poin reward tidak besar, tapi perlu mengorbankan 1 alur cabang Level C, dan ini termasuk barang sekali pakai. Sepertinya senjata ini hanya akan jadi barang langka di dasar peti."
"Selain senjata berat, berikutnya adalah senjata dengan amunisi tak terbatas. Sebelumnya aku tidak terlalu mengerti mengapa perlu senjata beramunisi tak terbatas, karena jika menyelesaikan misi 'Sang Tuan', kita sama sekali tidak akan menghabiskan begitu banyak amunisi, lagipula amunisi itu cukup murah. Daripada menukar senjata beramunisi tak terbatas yang mahal, lebih baik digunakan untuk memperkuat atribut diri atau menukar senjata lain..."
"Tapi jika tujuannya mencari alur cabang, maka kita harus menghabiskan amunisi dalam jumlah besar di dunia film horor. Amunisi yang dibawa setiap orang terbatas, dan masih harus membawa barang-barang bantu lainnya. Dalam kondisi seperti ini, nilai senjata beramunisi tak terbatas baru terasa. Kemudian selain senjata berat dan senjata beramunisi tak terbatas, berikutnya adalah senjata khusus masing-masing individu. Ini harus menjadi pilihan pribadi. Singkatnya, dalam pertarungan melawan Tim Reinkarnasi Iblis kali ini, kemampuan kita memang lebih lemah dari mereka. Hal ini harus diakui. Karena itu aku harus masuk ke dunia The Mummy untuk menguji apakah tebakanku benar atau tidak. Tidak hanya itu, di dunia film horor selanjutnya, kita harus mati-matian mencari berbagai alur cabang. Intinya... Aku tidak ingin lagi melihat sahabat-sahabat mati di depanku! Bagaimanapun juga kita harus menjadi kuat!"
Luo Li melihat Zheng Zhuo kembali terdiam sambil menatap komputer di tangannya. Setelah berpikir sejenak, dia penasaran bertanya: "Sebenarnya untuk apa kamu masuk ke dunia The Mummy? Sudah lama kudengar kamu ingin mencoba sesuatu di sana, tapi kamu selalu tutup mulut. Asyik ya menggoda orang seperti ini?"
Zheng Zhuo membeku sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak karena penampilan Luo Li yang terlihat sangat menggemaskan. Tak tahan, ia menciumnya dan berkata: "Tentu saja... masuk untuk mencari harta karun Raja Kalajengking! Masih ingat cerita dalam Mummy II? Siapa yang mengalahkan Raja Kalajengking akan mendapatkan pasukannya. Menurut replika, di Mummy I, jika kita bisa sekaligus mendapatkan harta karun Raja Kalajengking, kita akan mendapat 1 alur cabang level 3 dan 15.000 poin reward. Bagaimana jika kita kembali ke dunia film horor? Karena ini adalah sebuah dunia, pasti ada Raja Kalajengking. Jika aku mendapatkan harta dan pasukannya tanpa melalui Sang Tuan, apakah aku masih bisa mendapatkan alur cabang dan poin reward? Inilah yang akan kucoba!"
Meski tidak bisa mendapatkan tambahan alur cabang dan poin reward, toh kita harus tinggal di dunia Mummy selama tiga bulan. Daripada menyia-nyiakan waktu, lebih baik manfaatkan untuk mencari harta Raja Kalajengking. Berhasil syukur, gagal pasrah. Dengan mental seperti ini, mari berjuang mati-matian di dunia film horor...
Zheng Zhuo hendak melanjutkan bicara, tapi saat menoleh melihat Luo Li sudah tertidur di sampingnya sambil memeluk bantal. Ekspresi tidur gadis kecil itu terlihat polos tak bercela. Demi menjaga kepolosan ini, ia harus terus menjadi semakin kuat...
Total ada 8500 poin reward. Masuk ke film The Mummy selama 90 hari membutuhkan 4500 poin reward sekaligus menggunakan satu Alur Sampingan Kelas D. Jadi tersisa 4000 poin reward, satu Alur Sampingan Level B, dua Alur Sampingan Level C dan dua Alur Sampingan Level D. Dua Alur Sampingan Level D ditukarnya menjadi dua giok pelindung legenda sihir yang efek proteksinya jauh melebihi perisai teknologi tinggi, total hanya menghabiskan 1000 poin reward. Kunci dari benda legenda sihir ini adalah konsumsi alur sampingan, sementara konsumsi poin rewardnya sangat minim.
Setelah itu Zheng Zhuo menukar satu Alur Sampingan Level C menjadi tas dimensi ruang yang murni hanya memakan jumlah alur sampingan tanpa menguras poin reward. Meski tidak memiliki fungsi lain, kantong ini bisa menyimpan benda non-makhluk hidup sebesar 30 meter kubik yang bisa dilipat dan disimpan dalam baju untuk dibawa.
Dari 3000 poin reward yang tersisa, setelah lama berpikir Zheng Zhuo akhirnya menghabiskan 2700 poin untuk membeli senapan mesin kecil berpeluru tak terbatas kaliber 25 milimeter dengan jangkauan 3000 meter dan kecepatan tembak 3500 peluru/menit. Meski disebut kecil, senjata berat ini sebenarnya dipasang di pesawat. Saat diangkat, dari gagang sampai laras senjata ini hampir setengah tinggi tubuhnya. Orang biasa mustahil mengangkat apalagi menembakkannya karena recoilnya yang dahsyat. Tapi bagi statistik fisik Zheng Zhuo, tenaga ini bukan masalah.
Selain barang-barang yang baru saja ditukarkan, ada Papan Luncur Hijau Iblis yang sudah diperbaiki dan diisi energi oleh Sang Tuan, menghabiskan lebih dari 100 poin reward. Sebuah Kapak Listrik Zhagu yang diambil dari dekat mayat Cheng Xiao, sebuah micro dengan banyak peluru spiritual, sebuah Meriam Udara, Kitab Arwah, beberapa bom ledak tinggi, beberapa alat bantu kecil dan sekitar 10 meter kubik emas. Hanya tersisa puluhan poin reward di tubuhnya.
"Baik! Bagaimanapun juga... Aku harus mendapatkan Kitab Kebangkitan!"
Keesokan harinya, Zheng Zhuo tidak membangunkan Luo Li. Diam-diam ia menghubungi "Sang Tuan". Setelah membayar 4500 poin reward dan sebuah Alur Sampingan Level D, ia langsung memasuki kondisi setengah sadar setengah bermimpi.
Bukan karena kejam atau menganggap Luo Li merepotkan. Setelah melewati film horor Resident Evil 2, ia tak lagi bisa menanggung kehilangan orang penting. Jika bukan karena penghiburan Luo Li di hatinya, mungkin setelah Resident Evil 2 berakhir, ia akan langsung menjadi replika tubuh yang terjerumus ke jurang kegilaan...
Karena itu ia tak ingin dan tak bisa membiarkan Luo Li mengambil risiko. Bagaimanapun, kembali ke dunia film horor, berapapun lama waktunya bagi penghuni dimensi Sang Tuan hanyalah sekejap mata. Luo Li takkan merasa kesepian... Beberapa hal harus dihadapi sendiri oleh seorang pria, seperti nasib dan kesulitan...
Ketika Zheng Zhuo sadar kembali, dia sudah berdiri di depan pintu besar sebuah penginapan. Tempat ini sangat dikenalnya, persis penginapan yang pernah dibawa oleh tokoh utama O'Connell saat mereka memasuki dunia The Mummy sebelumnya. Ukurannya agak kecil tapi indah, sayangnya kali ini hanya dia yang datang, sementara sahabat-sahabatnya sudah...
Zheng Zhuo menggelengkan kepalanya, menyembunyikan pikiran-pikiran itu dalam hati, lalu melangkah mantap menuju museum Kota Kairo.
Kota Kairo terlihat telah pulih sepenuhnya. Dampak yang disebabkan Imhotep dulu sepertinya benar-benar menghilang. Pejalan kaki terlihat sama sekali tak berbeda dengan orang normal, entah apakah kekuatan sihirnya lenyap otomatis setelah kematian Imhotep, yang kemudian juga membuat mereka kembali seperti semula.
Zheng Zhuo berjalan sunyi di jalanan Kairo. Kali ini dia menggunakan poin reward sendiri untuk masuk ke dunia film horor, jadi sama sekali tidak ada bahaya khusus seperti "Dewa Utama" yang memaksa mengubah alur cerita, atau tim lain yang menyerang dan mengejarnya. Tapi entah mengapa, dia merasa ada ketidakselarasan dengan orang di sekitarnya - bukan perbedaan pakaian atau ras, melainkan perbedaan suasana hati. Terbiasa dengan pembunuhan dan pertarungan, tiba-tiba berada dalam lingkungan damai apalagi sendirian, membuatnya langsung merasa kikuk.
Pentingnya seorang sahabat tidak hanya tercermin dalam operasi tempur tim, tetapi lebih dari itu... adalah kepercayaan dan saling mendukung. Selama ada sahabat di samping, kita bisa tetap tenang dalam kondisi apapun. Inilah makna sejati berjuang bahu membahu bersama sahabat!
Zheng Zhuo tidak berjalan lama sebelum tiba di Museum Kota Kairo. Medan di sini terlalu familiar baginya. Saat itu, demi melawan Tim India, dia bahkan membuka kunci genetiknya untuk mengamati topografi area ini dengan gila-gilaan, terutama saat melarikan diri. Setiap detail rute pelarian terpatri lebih jelas di benaknya daripada siapapun. Tentu saja, saat ini tak ada yang mengejarnya. Di dunia ini, kecuali pasukan militer terorganisir, dia tak takut pada siapapun. Dengan santai dia berjalan dari jalan utama menuju museum, dan langsung melihat kurator museum sedang berbicara keras dengan beberapa pedagang gurun.
Para pedagang gurun itu tampak sedang memperlihatkan beberapa fragmen benda purbakala sambil bersuara lantang. Sang kurator museum berjongkok di tanah sambil terus memeriksa barang-barang itu. Akhirnya dia memilih beberapa artefak yang kondisinya relatif lebih utuh, sambil berbicara dia mengeluarkan beberapa lembar poundsterling dari dalam bajunya. Para pedagang gurun itu pun dengan gembira membereskan fragmen benda purbakala di tanah, lalu berbalik meninggalkan museum.
Direktur museum baru mengangkat kepalanya, matanya langsung menatap Zheng Zhuo yang sedang tersenyum ke arahnya di luar museum. Orang tua itu terkejut sejenak, lalu berlari penuh semangat mendekat. Ia menggenggam tangan Zheng Zhuo: "Zheng Zhuo! Kitab Arwah dan Kitab Matahari Emas ada padamu kan? Hahaha, akhirnya kutemukan juga! Cepat tunjukkan buku-buku itu, barang langka yang tak ternilai harganya!"
Zheng Zhuo mengira direktur museum bahagia atas pertemuan kembali mereka, sehingga ia bersiap memberikan pelukan ala Barat. Namun ternyata sang direktur justru menagih hutang. Zheng Zhuo hanya tersenyum getir, sementara direktur tertawa lebar sambil menariknya masuk ke dalam museum: "Rakyat Firaun berterima kasih padamu, juga sahabat-sahabatmu... Eh, di mana mereka?"
Ekspresi Zheng Zhuo berubah serius: "Tolong aku. Aku harus kembali ke Hamunaptra. Aku akan menggali Kitab Matahari Emas yang tertinggal di sana... Dan aku harus mendapatkan harta Karang Raja Kalajengking!"
### Volume 1 Harta Suci dan Arwah (1) Bab 2 Kembali ke Hamunaptra (1)
Di ruang tamu museum, direktur mengeluarkan teh oriental koleksinya yang telah lama disimpan. Dengan hati-hati ia menyalakan lampu alkohol, memanaskan air dalam kantung air kecil. Setelah air mendidih, ia menyeduh dua cangkir teh wangi. Aroma segar teh itu langsung menyegarkan pikiran siapa pun yang menghirupnya.
"Sangat disayangkan, Eropa sekarang populer menambahkan gula atau susu ke dalam teh. Dulu saya pernah menerima beberapa wisatawan dari Timur yang menyeduhkan teh jernih seperti ini untuk saya, rasanya benar-benar luar biasa... Inilah cita rasa asli teh! Timur yang misterius, seperti dirimu yang misterius, Zheng Zhuo. Bisakah Anda memberitahu saya, dari mana Anda mengetahui informasi tentang harta karun Raja Kalajengking? Saya tidak percaya ini bocor dari penjaga keturunan kami... Kecuali keturunan biarawan Imhotep yang membocorkannya. Apakah Anda mengetahui lokasi harta karun Raja Kalajengking dari mereka?" Kurator Museum meneguk teh jernihnya sambil tersenyum bertanya pada Zheng Zhuo.
Zheng Zhuo juga menyesap tehnya. Sejujurnya, sejak masuk ke dunia film horor, sudah lama ia tidak duduk santai menikmati secangkir teh. Apalagi teh ini jelas-jelas Longjing Asli dari Danau Barat, salah satu daun teh kelas premium. Aroma kampung halaman yang murni ini membuatnya terus meneguk beberapa kali.
Zheng Zhuo tersenyum menjawab: "Sebenarnya jika ini dunia nyata, saya sama sekali tidak boleh membocorkan informasi apapun tentang tempat itu. Bahkan sebelum tim mengumpulkan tiga anggota yang membuka kunci genetik, membocorkan informasi akan dikenai denda poin reward. Sekarang tidak masalah, mengatakan apapun pada kalian tidak akan dihukum... Kita berasal dari dunia yang berbeda. Saya datang dari dimensi paralel lain."
Kurator Museum tidak menunjukkan ekspresi terkejut. Ia malah meneguk tehnya dengan tenang: "Saat kalian semua menghilang di luar makam waktu itu, kami sudah bisa menebak bahwa kalian bukan dari dunia kami... Jadi seperti apa sebenarnya alam baka itu? Apakah kalian utusan dari surga?"
Zheng Zhuo langsung menggelengkan tangan: "Bukan, maksudku 'dunia lain' bukan seperti itu. Sial, kedengarannya seperti aku sudah mati! Aku dan rekan-rekan memang bukan berasal dari sini. Kami dari dimensi yang berbeda... Intinya, kami masih manusia hidup yang datang ke sini untuk menyelesaikan misi."
Kurator Museum tersenyum: "Misi terakhir kalian adalah membunuh Imhotep pendeta abadi, kan? Kalau misi sudah selesai, kenapa kamu kembali? Mengejar kekuatan dan harta karun lebih besar? Dan kenapa datang sendirian tanpa sahabat-sahabatmu?"
Zheng Zhuo tertawa pahit: "Mereka... semuanya gugur dalam misi terakhir. Karena itu aku harus mencari Kitab Matahari Emas untuk menghidupkan kembali mereka. Dan untuk membalas dendam, aku juga harus mencari harta Kalajengking Raja. Meski belum tentu berhasil, setidaknya aku harus berusaha. Aku tak mau menatap mata mereka nanti sambil mengaku hanya bermalas-malasan minum teh di sini..."
Kurator Museum menggelengkan kepala: "Bukan aku tidak mau membantumu, tapi aku juga tidak tahu cara membantu. Harta Raja Kalajengking hanyalah legenda. Pertama harus mendapatkan gelang Emas peninggalan Raja Kalajengking, lalu mencari lokasi piramida Raja Kalajengking berdasarkan informasi di gelang itu... Tapi semua ini hanya legenda belaka. Bahkan keberadaan gelang peninggalan Raja Kalajengking pun tidak kami ketahui, apalagi lokasi piramidanya..."
"Tapi meski mendapatkan gelang, meski menemukan piramida, kami tetap harus mencegahmu membangunkan Raja Kalajengking. Karena jika kamu gagal dalam tantangan duel, dia akan memimpin pasukan Malaikat Maut-nya menghancurkan seluruh dunia. Sebagai Keturunan Penjaga, selain menjaga Imhotep pendeta abadi, misi terbesar kami adalah memantau pergerakan pasukan Malaikat Maut Raja Kalajengking. Jadi permintaanmu tidak bisa kami kabulkan!"
Zheng Zhuo menghela napas: "Kalau begitu setidaknya bantu aku beberapa hal kecil. Aku ingin membongkar reruntuhan Hamunaptra untuk mengambil Kitab Matahari Emas yang terkubur di dalamnya. Ini butuh banyak tenaga kerja. Tapi aku akan menyewa banyak pekerja ke sana. Kalian tidak perlu khawatir, aku hanya ingin kalian tidak menyakiti para pekerja itu dan menjamin keamanan jalur logistik. Bisakah permintaan ini dikabulkan? Pertimbangkan jasaku membantu kalian menyingkirkan Imhotep..."
Kurator Museum juga menghela napas, dia berpikir sejenak lalu berkata: "Hal ini menurutku seharusnya tidak ada masalah, tapi kami harus mengirim orang untuk mengawasi seluruh proses penggalian kalian... Emas yang digali menjadi milik klan penjaga kami, dan mayat Imhotep juga akan disimpan secara rahasia oleh klan penjaga kami. Kamu tidak boleh menghalangi ini."
Zheng Zhuo mengangguk setelah mendengar: "Tentu saja tidak masalah. Bahkan tanpa kamu katakan, aku juga tidak akan mengambil emas dan mayat Imhotep di sana. Semua ini pasti tidak masalah. Selain hal-hal ini, kuharap kamu bisa menghubungi O'Connell dan Evelyn... Apakah mereka baik-baik saja sekarang?"
Kurator Museum terkekik ringan: "Tentu saja mereka baik. Beberapa waktu lalu baru pulang dari perjalanan bulan madu di Afrika, sekarang membeli villa di Inggris dengan batangan emas yang kamu berikan. Hidup mereka sangat nyaman, tapi wanita itu selalu tidak bisa diam. Karena Kitab Arwah itu nyata, dia yakin ada banyak harta karun di dunia ini - seperti topeng emas peradaban Maya yang konon bisa mengubah orang jadi vampir, tujuh tengkorak kristal yang katanya bisa membuka peradaban Atlantis. Intinya wanita ini sangat terobsesi mencari harta karun. Baru-baru ini aku terima surat darinya, dia ingin aku mengirim surat atas nama museum untuk menipu suaminya O'Connell agar dia bisa kabur dari Inggris mencari petualangan lain..."
Zheng Zhuo terkekeh-kekeh, gaya bertindak seperti ini memang sangat mirip dengan perilaku Evelyn. Tampaknya O'Connell tetap tidak tenang meski sudah menikahinya. Ia berpikir sejenak lalu melanjutkan, "Kalau begitu bisakah kita menghubungi mereka? Undang mereka ke Kairo dengan nama saya, katakan saya membutuhkan bantuan mereka, atas nama rekan seperjuangan yang pernah bertempur bersama mereka... Sampaikan begitu."
Kurator Museum menghela napas, "Jika menggunakan telegram, mereka mungkin akan segera mendapat kabar. Tapi perjalanan dari Inggris ke sini memakan waktu sekitar sepuluh hari lebih, setengah bulan... Jika mereka bisa segera berangkat, dalam waktu setengah bulan kira-kira Anda sudah bisa bertemu."
Zheng Zhuo mengangguk, "Kalau begitu semua saya percayakan padamu... Oh ya, saya perlu merekrut banyak tenaga kerja jadi butuh dana. Bisakah Anda menghubungkan saya dengan bank ternama? Lebih baik yang punya reputasi internasional, karena saya ingin menjual Emas dalam jumlah besar..."
Kurator Museum terkejut sejenak, lalu berkata sambil berpikir, "Untuk bank berkelas dunia, ada Abi National Bank cabang Inggris di Kairo yang bagus. Lalu ada Citibank dari Amerika, dan beberapa bank lain..."
Zheng Zhuo buru-buru menyela, "Citibank saja, saya pernah dengar bank ini cukup terkenal di dunia... Tuan Kurator, tolong siapkan ruang rahasia yang kosong. Masa iya saya bawa Emas langsung menemui direktur cabang Citibank?"
Meskipun Kurator Museum merasa aneh dengan perkataan Zheng Zhuo, dia tetap mengikuti instruksi Zheng Zhuo untuk mencari sebuah ruang kosong di ruang koleksi bawah tanah. Kemudian, dia menyaksikan Zheng Zhuo mengeluarkan sebuah kantong besar dari dalam bajunya. Seolah-olah trik sulap, kantong yang terlihat bisa dilipat itu terus mengeluarkan batangan emas dan emas batangan tanpa henti. Saat tumpukan emas mencapai sekitar satu meter kubik, barulah dia menutup kantong itu dan tersenyum ke arah Kurator Museum seraya berkata, "Apakah satu meter kubik emas cukup? Ini setara dengan lebih dari 19 ton. Hanya saja aku tidak tahu apakah Citibank bisa menelan jumlah emas sebanyak ini."
Kurator Museum itu terdiam membeku, namun perhatiannya jelas-jelas tidak tertuju pada emas-emas itu. Alih-alih, dia seperti serigala yang fokus penuh memperhatikan kantong dimensi itu. Bahkan sebelum Zheng Zhuo sempat bereaksi, dia langsung menerjang ke samping Zheng Zhuo dan meraba-raba kantong dimensi tersebut.
Zheng Zhuo pun tak ambil pusing. Langsung saja dia menyerahkan kantong dimensi itu sambil berkata: "Lihatlah sepuasmu. Hati-hati, jangan sampai bagian kantong menghadap ke bawah. Barang-barang di dalamnya bisa berhamburan keluar."
Direktur museum jelas sudah tidak mendengar apa yang dia katakan, hanya asyik meneliti kantong ini. Dia memandanginya dengan penuh hasrat selama cukup lama, bahkan sengaja memasukkan tangannya ke dalam kantong untuk meraba-raba. Seluruh tubuhnya terus merengek seperti anak kecil. Zheng Zhuo malas menghiraukannya, menyeretnya keluar museum. Waktunya bukan untuk bermain-main - harus menukar emas, mempekerjakan banyak orang, mengatur jalur logistik, menyiapkan alat untuk para pekerja, berdiskusi dengan suku penjaga tentang cara melindungi keamanan mereka dan memantau kecepatan penggalian, serta segudang urusan rumit lainnya...
"Pokoknya, lakukan dulu apa yang bisa dilakukan. Tukar emas, atur personel, kirim telegram..."
Zheng Zhuo menyeret direktur museum sambil berjalan dan berbicara. Di saat yang sama, keyakinannya semakin menguat tentang ide sebelumnya - "Dewa Utama" pasti tidak meninggalkan dunia film horor ini tanpa tujuan. Mengingat butuh banyak poin reward dan Alur Sampingan Level D untuk masuk, maka dunia horor ini pasti memiliki nilai strategis... Karena itu, dia semakin yakin bisa mendapatkan harta karun Raja Kalajengking. Bahkan tanpa poin reward atau alur cabang sekalipun, pasukan Malaikat Maut saja sudah cukup menjadi alasan untuk petualangan ini.
"Berjuang keras untuk menjadi kuat... Demi bertahan hidup, demi membalas dendam!"
### Volume 1: Harta Suci (I) Bab 2: Kembali ke Hamunaptra (II)
Menurut standar bank internasional seperti Citibank, menyerap lebih dari sembilan belas ton emas tetap menjadi tantangan, mengingat ini hanyalah cabang Citibank di Kairo. Oleh karena itu, Zheng Zhuo mengikuti saran direktur museum dengan membagi emas menjadi tiga bagian yang sama untuk Bank Inggris, Amerika, dan Prancis. Tentu saja, ini dilakukan atas nama organisasi masyarakat Mesir tertentu yang ternama - meski sebenarnya organisasi ini hanyalah alat pencucian uang bagi Kelompok Penjaga. Sebagai bentuk terima kasih atas bantuan mereka, Zheng Zhuo secara khusus menyisihkan 1 meter kubik emas sebagai hadiah persahabatan, membuat utusan Kelompok Penjaga yang datang bernegosiasi sangat gembira.
"Meskipun kami adalah keturunan dinasti Firaun yang membangun peradaban dengan kekayaan, nyatanya sebagian besar anggota suku kami masih hidup di garis kemiskinan. Tidak ada pilihan, wilayah gurun ini tidak memiliki tanah subur atau syarat untuk produksi... Atas nama Kelompok Penjaga Firaun, saya ucapkan terima kasih, sahabatku." Kurcaci berjanggut hitam - karakter dari The Mummy I yang pernah berpetualang bersama Zheng Zhuo - hadir bersama beberapa tetua berbaju panjang yang sengaja dibawanya.
Beberapa tetua itu begitu melihat 19 ton lebih emas, mata mereka langsung terbelalak. Kemudian mereka setuju bersama untuk membiarkan Zheng Zhuo menggali Kota Orang Mati, dan menjamin anggota suku mereka akan melindungi pekerja serta menjaga keutuhan jalur logistik. Jika bukan karena Zheng Zhuo yang paham alur cerita film dan tahu mereka adalah pria pemberani yang rela berkorban, mungkin ia akan mengira para tetua ini hanyalah sekumpulan pedagang licik.
Kurcaci berjanggut hitam terus menjelaskan dengan senyum getir, namun Zheng Zhuo justru tertawa polos: "Aku paham. Hal seperti ini bukan aib. Lagipula masih banyak emas di Kota Kematian yang belum digali. Setelah semuanya terkumpul, kondisi hidup suku penjagamu pasti akan membaik, tenanglah."
Kurcaci berjanggut hitam menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit. Setelah cukup lama, ia tiba-tiba berkata: "Kudengar kau sudah tahu legenda harta karun Kalajengking... Ada kabar baik dan kabar buruk, mana yang ingin kau dengar dulu?"
Zheng Zhuo membeku. Ia tak tahu apa kabar baik/buruk yang mungkin ada di dunia ini. Saat ini hanya dua hal yang menyangkut masa depannya: harta Kalajengking dan penggalian Kota Kematian Hamunaptra. Kalaupun tiga bank bangkrut sekaligus, ia tinggal menukar lebih banyak emas. Ia langsung menggeleng: "Saudara seperjuangan, bicara terus terang saja. Sungguh aku tak tahu kabar apa yang mungkin ada di sini."
Kurcaci berjanggut hitam tersenyum getir: "Kabar baiknya adalah para tetua akan membahas apakah Anda yang akan mencari harta karun Raja Kalajengking. Bagaimanapun, kita tidak bisa terus-menerus waspada selamanya, seperti pepatah Timur Anda - tidak mungkin menjaga pencuri selama seribu hari. Jadi kemungkinan besar para tetua akan memutuskan untuk menyelesaikan masalah Raja Kalajengking secara tuntas. Kami tidak ingin menunggu sampai dia mungkin dihidupkan kembali melalui konspirasi seseorang di masa depan. Jika kemampuanmu diakui para tetua, dan Anda mendapatkan Tombak Pengadilan, kami akan setuju untuk Anda mencari piramida Raja Kalajengking dan menghabisi iblis yang selalu membebani hati ini..."
Zheng Zhuo berseri-seri: "Jika benar begitu, akan sangat beruntung bisa mendapat bantuan kalian!"
Kurcaci berjanggut hitam menghela nafas: "Kabar buruknya... meskipun disetujui, Tombak Pengadilan telah hilang selama dua ribu tahun. Terakhir muncul saat Firaun melawan suku penyerbu dari Afrika, menusuk jantung pemimpin mereka dengan tombak ini. Tapi sejak itu tombak itu menghilang tanpa jejak... Maaf, tanpa Tombak Pengadilan, para tetua pasti tidak akan mengizinkanmu mencari piramida Raja Kalajengking."
Zheng Zhuo mendengar ini langsung menyeringai getir. Dari alur cerita The Mummy II, Tombak Pengadilan tiba-tiba muncul di tangan Jonathan, kakak Evelyn. Namun dalam cerita tidak disebutkan dari mana tombak itu didapatkan, bahkan makam bawah tanah tempat gelang Kalajengking berada juga tidak disebutkan. Semuanya terasa seperti ilusi belaka. Kemungkinan besar dia tidak akan bisa menemukan harta karun Kalajengking. Entah bagaimana replikanya berhasil menyelesaikan alur cabang harta Kalajengking di The Mummy I.
"Ya. Benar, gelang saja tidak ada, apalagi Tombak Pengadilan... Pokoknya semua ini mustahil diselesaikan." Zheng Zhuo bergumam dengan wajah kecewa.
Kurcaci berjanggut hitam tersenyum: "Kami tahu lokasi gelang Kalajengking, yaitu di makam bawah tanah rahasia. Sayangnya kunci untuk membukanya - kunci Kitab Arwah dan Kitab Matahari Emas - sudah hilang. Kalau tidak, kita bisa mengambil gelang Kalajengking dulu. Meski kau tidak menemukan Tombak Pengadilan, setidaknya kita bisa menyembunyikan gelangnya dengan aman."
Zheng Zhuo mengeluarkan cakram pembuka kitab dari Cincin Na sambil tersenyum getir: "Kunci memang ada padaku. Tapi tanpa Tombak Pengadilan, peluru biasa pasti tak bisa mengalahkan Kalajengking... Sudahlah, mari bahas rencana penggalian Hamunaptra dulu."
Sebenarnya Suku Penjaga sudah lama ingin menggali Hamunaptra, hanya saja biaya yang dibutuhkan sangat besar dan tidak bisa ditanggung sendiri, sehingga hal ini terus tertunda.
Dulu Suku Penjaga takut pada kutukan Imhotep pendeta abadi, sehingga mereka sama sekali tidak melangkah masuk ke makam Kota Orang Mati. Setelah alur cerita The Mummy I berjalan lancar, barulah mereka tahu bahwa di dalam Kota Orang Mati memang terdapat Emas dalam jumlah legendaris. Sayangnya seluruh Hamunaptra sudah runtuh total, menyembunyikan Emas-Emas itu. Ketika Zheng Zhuo bersedia menjadi Si Bodoh yang malang untuk menggali Kota Orang Mati, tentu mereka sangat gembira. Perlahan mereka mulai membocorkan informasi tentang harta karun Kalajengking.
Dari kata-kata jujur kurcaci berjanggut hitam, Zheng Zhuo memahami semua ini. Ia merenungkan dunia ini yang ternyata memang didominasi uang - setidaknya kekuatan Emas lebih besar dari perkiraan. Yang ia kekurangan banyak, kecuali sialan Emas! Benar-benar seperti bantal tepat saat mengantuk.
Bagaimanapun, dengan bantuan Klan Penjaga, pada hari yang sama dia mengirim telegram ke O'Connell dan kawan-kawan, sekaligus mulai merekrut buruh atas nama organisasi masyarakat ini di Kota Kairo dan beberapa kota besar lainnya. Gaji yang ditawarkan termasuk yang terbaik di pasar kerja saat itu. Zheng Zhuo memang tidak punya apa-apa kecuali uang dalam jumlah besar yang siap dihabiskan. Akhirnya dalam waktu satu minggu, pekerjaan perekrutan dan pengaturan logistik selesai dilakukan. Semua urusan teknis ini diatur oleh Klan Penjaga. Kemudian lebih dari 3.000 buruh, ditambah lebih dari seribu ekor unta yang membawa berbagai alat berat dan sedikit peralatan mekanis, mulai bergerak dalam barisan panjang menuju Kota Kematian Hamunaptra. Karena berada di gurun pasir, pasokan logistik yang berkelanjutan menjadi angka astronomis. Menyaksikan uang mengalir deras seperti air, Zheng Zhuo terpaksa menukar lagi sekitar tiga meter kubik emas, menyerahkan kekayaan besar ini kepada Kurator Museum untuk mengendalikan sistem logistik di Kota Kairo, sementara dia sendiri bersama kurcaci berjanggut hitam menuju Kota Kematian Hamunaptra.
Kurcaci berjanggut hitam memandang kerumunan orang di depannya sambil tersenyum getir: "Kamu benar-benar bekerja dalam skala besar. Sebenarnya tidak perlu berlebihan seperti ini. Aku dan anggota klan sudah berpengalaman menggali situs kuno. Tim buruh beranggotakan 100-200 orang saja, dalam beberapa bulan hingga setahun maksimal, sudah bisa membersihkan reruntuhan. Meskipun Hamunaptra agak lebih besar, dan bagian yang ambruk cukup dalam, tapi sungguh tidak perlu menyewa begitu banyak orang. Pengeluaran untuk ini... benar-benar pemborosan."
Zheng Zhuo tertawa kecil dua kali, ia berkata dengan serius: "Yang kukurangi adalah waktu, kurasa Direktur pasti sudah memberitahumu, aku dan sahabat-sahabatku bukanlah orang dari dunia ini. Mereka semua tewas dalam misi lain, hanya aku yang selamat... Jadi aku tak boleh menyia-nyiakan waktu. Untuk datang ke dunia ini, aku harus membayar pengorbanan, dan karena biayanya sangat mahal, aku hanya bisa tinggal di sini selama tiga bulan. Ini sudah batas maksimal yang bisa kulakukan. Bagaimanapun juga, Hamunaptra harus berhasil digali dalam tiga bulan. Aku harus mendapatkan Kitab Matahari Emas yang jatuh ke tebing, dan harus berhasil memakainya untuk menghidupkan kembali sahabat-sahabatku... Karena itulah, dengan muka tebal aku meminta bantuanmu. Kekuatanku sendirian terlalu lemah. Aku membutuhkan kalian, sahabat..."
Kurcaci berjanggut hitam menggigit giginya berkata: "Mengerti! Lelaki gurun bukan pengkhianat tak tahu balas budi! Akan kugunakan pengaruhku untuk meyakinkan keputusan para tetua... Sebelumnya ada anggota suku yang melaporkan penampakan Tombak Penghakiman di beberapa negara kecil Afrika, tapi tombak itu sepertinya dicuri orang. Akan kusuruh anggota suku segera menyelidikinya. Bagaimanapun, mari fokus dulu pada urusan di depan mata. Tenang saja, sahabat, pasti bisa mendapatkan Kitab Matahari Emas dalam tiga bulan. Jika progres tertunda, akan kusuruh seluruh sukuku membantu. Percayalah! Lelaki gurun takkan melupakan sahabat seperjuangan!"
Afrika, mencuri... Entah mengapa, tiba-tiba muncul pemikiran samar di benak Zheng Zhuo. Meskipun pemikiran ini terlihat konyol atau absurd, tapi "kebetulan tak mungkin terjadi tanpa alasan". Mungkinkah kebetulan dunia ini benar-benar seperti ini?
"Semoga saja... Berharap langit juga melindungiku."
Zheng Zhuo memandang langit biru tanpa awan sejauh mata memandang, ia berbisik pelan pada dirinya sendiri.
