Zheng Zhuo tertegun oleh suara ini. Setelah cukup lama, dia baru sadar dan berteriak ke semua orang: "Sial, cepat! Semuanya jelajahi sampai ke bagian terdalam!"
Evelyn melihat sekeliling makam sambil berkata: "Menunggu adalah kebajikan. Lagi pula ini makam ekspedisi, penuh jebakan dan pelatuk. Jika terlalu terburu-buru kita semua bisa mati di sini."
Zheng Zhuo malah mulai berlari sendirian ke depan: "Sial! Aku baru dapat pemberitahuan misi. Jika tidak dapat gelang Kalajengking Raja dalam 10 menit, makam ini akan runtuh! Sial! Kenapa aku yang pakai poin reward masuk ke dunia ini malah dapat misi? Ini tidak masuk akal! Aku sialan 'Dewa Utama' bajingan..."
Selebihnya, semua orang juga tertegun. Mereka memandang bodoh ke arah Zheng Zhuo yang semakin menjauh dengan berlari. Akhirnya, semua orang ikut berlari mengejar. Hanya Jonathan yang terus berteriak: "Perutku tiba-tiba sakit sekali, biarkan aku buang air! Paling lama sepuluh menit pasti kembali. Kumohon, biarkan aku ke tanah atas untuk buang air..." Sayangnya, kali ini O'Connell dan kurcaci berjanggut hitam yang mengapitnya di kiri-kanan. Alhasil, dia tetap digotong masuk ke dalam makam ini, sama sekali tak bisa berbuat semaunya.
Makam ini terasa sangat angker. Ditambah lingkungan yang sangat lembab, di tanah sesekali terlihat kalajengking dan laba-laba merayap. Semua orang merasa sangat tidak nyaman berjalan di lingkungan seperti ini. Namun Zheng Zhuo yang berlari paling depan sama sekali tak merasa ada keanehan. Baginya, detik demi detik sangat berharga sekarang. Jika waktu sepuluh menit habis, 5.000 poin reward itu - bahkan menjual dirinya pun takkan bisa menebusnya! Keberuntungan bertemu alur cabang kali ini sangat langka, siapa yang bisa menjamin dia akan mendapatkannya lagi? Karena itu, mustahil baginya melarikan diri dari makam ini. Satu-satunya pilihan adalah berlari sekencang mungkin.
Tiba-tiba, firasat bahaya yang dahsyat menyusup ke relung hatinya. Begitu kuatnya hingga tanpa pikir panjang dia langsung berguling ke tanah. Benar saja, di tempat dia berlari tadi muncul senjata berbentuk pedang panjang raksasa. Tangan yang menggenggam senjata itu... jelas bukan milik manusia.
Tepat seperti dugaan, dari belakang gang sempit itu perlahan muncul seekor monster raksasa berkepala anjing dan bertubuh manusia. Tinggi badannya sekitar hampir 3 meter. Seluruh tubuhnya berwarna hitam legam, di tangannya menggenggam senjata berbentuk pedang panjang yang besar. Jelas-jelas ini adalah militer Malaikat Maut yang pernah muncul di film, monster yang sangat mirip dengan dewa kematian itu.
Kecepatan monster ini luar biasa, jauh lebih cepat dibanding pengawal mumi sebelumnya. Saat Zheng Zhuo terguling ke tanah, monster itu sudah mengayunkan pedang panjangnya dengan ganas ke arah Zheng Zhuo. Senjata berbentuk pedang panjang raksasa itu menggesek dinding saat membabat ke arahnya. Gesekan itu malah menimbulkan dentuman logam yang keras, bahkan memercikkan bunga api ke mana-mana. Terlihat jelas bahwa senjata pedang panjang itu benar-benar terbuat dari logam.
"Zheng Zhuo" bereaksi lebih cepat. Saat dia mendarat dan menoleh ke belakang, dia langsung mengeluarkan "Kapak Listrik Zhagu" dari "Cincin Na". Saat tubuhnya berguling keluar, begitu kedua kakinya menyentuh tanah, dia mendorong kuat dengan kaki dan melesat seperti anak panah panjang menuju monster pasukan Malaikat Maut itu. Kapak Listrik Zhagu raksasa itu ukurannya nyaris setara dengan senjata berbentuk pedang panjang. Kilat menyala-nyala di permukaan senjata ini, setiap ayunannya bagaikan palu perang Dewa Guntung, dengan mudah menahan serbasan senjata pedang panjang itu. Kemudian bagai menghancurkan kaca, senjata berbentuk pedang panjang itu remuk berkeping-keping. Tak terkecuali, monster pasukan Malaikat Maut yang memegang senjata itu pun tercabik menjadi debu beterbangan.
"Semua hati-hati! Di makam ini ada monster!"
Zheng Zhuo belum sempat menarik napas. Dia langsung berteriak kencang ke arah orang-orang di belakang jalur. Namun sebelum suaranya habis, beberapa orang sudah berlarian panik mendekatinya dengan kecepatan yang jelas dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Jonathan sambil berlari berteriak: "Tak perlu kau ingatkan, sial! Di belakang banyak monster!"
Seperti dugaan, Zheng Zhuo hanya melirik sekilas ke belakang lorong, dan di sana memang ada beberapa monster pasukan Malaikat Maut yang sedang mengejar. Mereka membawa senjata berbentuk pedang panjang raksasa, berlari dengan gesit di sepanjang lorong makam. Postur tubuh dan kecepatan mereka jelas jauh melebihi mumi pengawal sebelumnya. Melihat tubuh mereka yang kekar, kekuatan tempurnya pun diperkirakan jauh lebih unggul.
Zheng Zhuo menghela napas. Secara kemampuan tempur, sebenarnya bahkan tanpa membuka kunci genetik pun ia sama sekali tidak takut dengan monster pasukan Malaikat Maut ini. Sayangnya, "Sang Tuan" hanya memberikan waktu sepuluh menit. Dengan monster-monster ini juga berjaga di makam, jelas ini merupakan upaya untuk terus-menerus menghambat waktunya...
(Andai saja Zhao Yingkong dan yang lain ada di sini, urusan pertahanan belakang bisa sepenuhnya kuserahkan pada mereka...)
Zheng Zhuo menghela napas. Ia mengeluarkan micro dari tangannya, lalu menggerakkan Qinggong (Ilmu tubuh ringan) di kakinya dan menyambar ke depan kerumunan. "Aku yang buka jalan! Kalian semua harus hati-hati!" teriaknya keras. Begitu selesai bicara, ia sudah melihat seekor monster pasukan Malaikat Maut di depannya mengayunkan pedang dan menyerbunya.
Suara teriakan Zheng Zhuo belum habis, seluruh tubuhnya sudah sepenuhnya masuk ke dalam kondisi kunci genetik terbuka. Gerakan monster pasukan Malaikat Maut di depannya tiba-tiba menjadi jelas terlihat. Tidak hanya itu, berbagai informasi terus membanjiri pikirannya. Tanpa ragu, dia mengarahkan senapan otomatis ke bagian betis monster pasukan Malaikat Maut itu. Saat kaki monster itu menahan beban, Zheng Zhuo langsung memotong kaki tersebut. Seketika, monster itu terjatuh berguling-guling dan menabrak mata kapak Listrik Zhagu. Dengan sekali tebasan kapak, Zheng Zhuo langsung menghancurkan monster itu menjadi debu.
Kecepatan lari Jonathan ternyata hanya ketinggalan sekitar satu meter lebih dari Zheng Zhuo. Dia buru-buru berkata: "Tidak buruk, ada kewibawaan pria. Ternyata menggunakan kapak sebagai senjata."
（Kewibawaan pria?）
Zheng Zhuo teringat perkataan yang pernah dia ucapkan pada pemilik sebelumnya senjata ini. Dia langsung tersenyum getir tanpa henti, akhirnya memilih tidak menjawab dan semakin memacu larinya ke depan. Di sepanjang jalan, dia bertemu tiga monster pasukan Malaikat Maut. Hampir semua berhasil dibunuhnya dari jarak jauh. Bagaimanapun juga, peluru spiritual sangat efektif terhadap mereka. Pada akhirnya, Zheng Zhuo menggunakan micro untuk menyemprotkan tembakan sepanjang perjalanan.
"Berapa lama lagi! Siapa yang tahu sisa waktu kita?" teriak Zheng Zhuo panik. Dia terus berlari ke depan, tetapi tidak berani menoleh ke belakang untuk melihat yang lain.
Suara Evelyn yang pertama kali terdengar: "Enam, enam menit! Waktu tersisa enam menit lagi!"
“……Zheng Zhuo semakin cemas di hatinya, dia berteriak keras: "Pemandu-pemandu itu mana? Bukannya mereka ahli? Sial, untuk masuk ke dalam harus melewati pintu atau dinding apa, cepat beri tahu!”
Jonathan di belakangnya menghela napas: "Maaf, mereka mungkin belum pernah mengalami situasi seperti ini. Setelah lari sebentar, mereka menghilang. Kurasa mereka masuk ke percabangan, mungkin sudah tidak ada harapan.”
“……Kenapa kamu tidak lari ke percabangan?”
Baru saja membalas, sebelum sempat bicara lebih jauh, sebilah pedang panjang raksasa menghantam wajahnya. Kali ini pasukan monster Malaikat Maut sudah pintar, berdiri dari jauh melempar senjata. Di belakang Zheng Zhuo ada O'Connell dan lainnya, dia sama sekali tidak bisa menghindar. Jika dia yang terkena mungkin masih bisa tahan, tapi jika mengenai orang-orang di belakang, serangan ini bisa menyisakan setengah nyawa mereka.
“Bangsat!”
Zheng Zhuo terpaksa mengangkat kapak untuk menahan. Lemparan ini kekuatannya luar biasa: tenaga lempar + berat pedang raksasa. Saat ditahan, tubuhnya terpental lebih dari satu meter, menabrak Jonathan di belakang hingga semua orang terjatuh.
“Semua tiarap!”
Zheng Zhuo menggigit giginya dan berteriak keras. Bagaimanapun juga setelah sepuluh menit berlalu, dia pasti akan menemui jalan buntu. Jadi lebih baik sekarang juga dia mulai mempertaruhkan nyawanya. Begitu teriakan itu keluar, dia langsung mengeluarkan senapan mesin multi-laras dari kantong dimensi. Dengan senjata itu, dia mulai menyemprotkan tembakan gila-gilaan ke arah depan dan jalur di belakangnya. Dentuman dahsyat senapan mesin pesawat terbang yang memekakkan telinga, dengan kecepatan tembakan mengerikan ribuan peluru per menit, ditambah kekuatan penghancur yang pantas menyandang nama "senapan mesin". Hanya dengan dua putaran penyemprotan, hampir sepuluh ekor monster pasukan Malaikat Maut di kedua sisi jalur langsung berubah menjadi debu. Semua orang hanya bisa terdiam membeku menyaksikan Zheng Zhuo mengangkat senjata raksasa yang ekstrim ini - senapan mesin multi-laras! Seorang diri menggunakan senjata berat seperti itu, efek kejutnya benar-benar membuat semua orang tak bisa berkata-kata.
“Masih terkejut apa! Kalian semua belum cepat lari!”
Zheng Zhuo memasukkan senapan mesin ke kantong dimensi, dia mengaum lalu berlari gila-gilaan ke depan. Semua orang yang terkapar saling pandang, mereka pun ikut berlari menyusuri jalur masuk makam. Sepanjang jalan Zheng Zhuo berhasil mengeliminasi hampir sepuluh monster tentara Malaikat Maut. Syukurlah setiap kali selalu tanpa hambatan berarti. Ketika waktu tersisa empat menit, Evelyn tiba-tiba menunjuk dinding sambil berteriak: "Di sini! Aku merasa pasti ada jalur rahasia di balik dinding ini!"
Dalam alur cerita film asli, Evelyn mengingat kehidupan masa lalunya sehingga bisa sampai ke makam rahasia ini. Tanpa pikir panjang, Zheng Zhuo langsung mengayunkan Kapak Listrik Zhagu-nya dengan keras ke dinding tebal itu. Seketika dinding itu terkoyak oleh luka menganga besar, dan dari celah itu terlihat sebuah ruangan yang terisolasi di dalamnya.
Zheng Zhuo sedang mengangkat kapak listriknya untuk melakukan tebasan lagi, namun sebelum kapaknya turun, dari celah besar itu terlihat seekor kalajengking raksasa yang bergerak... Setidaknya sepanjang lebih dari tiga meter. Ini bukan kalajengking biasa, tapi lebih seperti nenek moyang semua kalajengking! Dan tidak hanya satu, setelah melihat lebih teliti melalui celah, setidaknya ada tujuh delapan ekor kalajengking sebesar itu di dalam. Tanpa basa-basi dia langsung berteriak kencang.
"'Sang Tuan', aku mengutukmu!"
