“Semua orang kembali ke Kota Kematian Hamunaptra dengan kapal udara. Ekspedisi makam kali ini benar-benar menggoncang mereka. Tak hanya semua terluka, tapi juga tampaknya semua membutuhkan istirahat sebelum melanjutkan petualangan. Sepuluh menit di dalam makam itu membuat jiwa mereka tegang. Begitu rileks, semua merasa perlu beristirahat sejenak.”
Bahkan Zheng Zhuo tidak bisa membantah. Waktu antara membunuh Raja Kalajengking adalah 60 hari, sedangkan dalam alur cerita asli hanya tujuh hari. Jadi dia pikir tak perlu terburu-buru. Bagaimana jika "Sang Tuan" main tipu lagi? Dia benar-benar akan menangis tanpa air mata.
“Tombak Pengadilan ini sangat bagus. Kekuatan penghancurnya besar dan mudah digunakan. Tapi setiap kali dilempar harus diambil kembali. Ternyata di 'Sang Tuan' ada alat bantu Level C bernama Pengumpul Panah Aurum. Nanti harus teliti lagi alat bantu yang bisa ditukar di sana.” Zheng Zhuo bersandar di tepi kapal udara, menatap hamparan debu kuning sambil bergumam.
“‘Sang Tuan’? Apa itu?” Suara Jonathan terdengar. Pria itu sedang minum Tequila sambil bicara.
Zheng Zhuo menoleh dan melihatnya, lalu tersenyum: "Sudah tidak apa-apa? Kamu dan adikmu terus tertidur dari hari kemarin sampai pagi ini... Tidak masalah kan?"
Jonathan tertawa terbahak-bahak, menghantam bahunya: "Gak apa-apa. Cuma sudah lama tidak melewati petualangan seperti ini, jadi tiba-tiba merasa asing. Beberapa kali lagi pasti biasa, santai saja, hahaha..."
Zheng Zhuo berkata dengan ekspresi aneh: "Kamu yakin mau beberapa kali lagi?"
Jonathan cepat-cepat melambaikan tangan: "Eh, aku cuma bercanda, jangan dianggap serius..."
Zheng Zhuo tertawa lepas. Dari dalam bajunya dia mengeluarkan sebatang rokok dan melemparkannya ke Jonathan, lalu menyalakan rokoknya sendiri sambil berkata: "Kali ini benar-benar merepotkan kalian. Sebenarnya aku sendiri pun bisa melakukan petualangan ini, hanya saja aku tidak terlalu ahli bahasa Mesir Kuno. Meski bisa mensimulasikan Qi Tengyi, tapi hanya bisa menggunakan huruf-huruf yang diajarkannya secara fleksibel. Kalau begini... Yah."
Jonathan juga menyalakan rokoknya dan langsung berkomentar: "Rokok yang bagus... Aku tidak paham soal simulasi atau tidak. Pokoknya kamu bukan dari dunia kami. Tapi aku sangat suka petualangan. Sebenarnya sejak petualangan terakhir di Kota Orang Mati, kami selalu merasa seperti kehilangan sesuatu..."
Zheng Zhuo menepuk bahunya dan berkata: "Apakah harta karun yang ditemukan dalam ekspedisi berkurang? Hahaha, kali ini benar-benar terima kasih untuk kalian, kalau tidak aku sendiri benar-benar tidak tahu harus bagaimana..."
Jonathan juga menjadi tertarik, dengan wajah penuh kekaguman dia berkata: "Tidak perlu berterima kasih... Tapi apakah benar di tempat harta karun Raja Kalajengking ada berlian sebesar tiga bola kaki? Sungguh sangat dinantikan."
"...Maaf. Bukannya aku mengatakan berlian sebesar satu bola saja?"
Bagaimanapun juga, semua orang akhirnya kembali dengan selamat ke Kota Kematian Hamunaptra. Pekerjaan penggalian yang terus berlangsung di sana tampaknya berjalan lancar. Dengan bantuan suku penjaga, bahkan di tengah gurun mereka tidak lagi khawatir pasokan logistik tertinggal, dan beberapa perampok gurun tidak berani mengganggu kelompok konstruksi. Singkatnya, semua orang bekerja sepenuh hati dalam penggalian. Dalam beberapa hari perjalanan bolak-balik Zheng Zhuo, lapisan kedua sudah banyak terbuka.
"...Tapi kami mengalami beberapa bahaya, seperti kemarin seorang pekerja menggali seekor kumbang suci, telapak tangan kirinya langsung hancur digigit. Untungnya kumbang itu kabur, kalau tidak mungkin serangga itu akan masuk ke perutnya..." Seorang tetua melaporkan kondisi kerja beberapa hari terakhir kepada kurcaci berjanggut hitam. Namun saat menyebut kumbang suci, wajah tetua itu langsung menunjukkan ekspresi ketakutan.
Zheng Zhuo menepuk dahinya sendiri. Dia buru-buru berkata: "Benar. Ini adalah poin yang tidak kupikirkan matang-matang, begini saja. Suruh direktur museum membeli beberapa alat penyemprot api di Kota Kairo, ini masih lantai dua kan? Saat menggali lapisan bawah akan muncul banyak kumbang suci, jadi kita harus menggunakan alat penyemprot api untuk mengatasinya... Selain itu fokuskan penggalian di tebing patung dewa itu, Kitab Matahari Emas jatuh di bawah tebing tersebut, dan setelah altar digali simpanlah dengan hati-hati dalam kondisi utuh, jika ada bagian yang rusak jangan dihiraukan, intinya selama kami pergi beberapa hari ini, ingat untuk menyimpan dua benda dengan aman: pertama altar, kedua Kitab Matahari Emas, ingat baik-baik."
Tetua itu tentu saja terus mengangguk, sementara Zheng Zhuo berpikir sejenak lalu berkata kepada kurcaci berjanggut hitam: "Bisakah kau mengambilkan beberapa barang untukku? Aku butuh bahan peledak, dalam jumlah besar, eh... ngomong-ngomong, jika kalian juga akan mencari harta karun Sang Penguasa Kalajengking, bukankah sebaiknya kalian juga membawa senjata?"
Kurcaci berjanggut hitam segera tersenyum lebar: "Tenang saja, sahabatku. Sudah kusuruh anggota suku membawa banyak senjata. Untuk bahan peledak juga pasti tidak masalah, meski kekuatan penghancurnya jauh lebih kecil dibanding bom di tanganmu itu."
Zheng Zhuo tersenyum tanpa berkata lebih, meninggalkan kurcaci berjanggut hitam yang sedang mengatur tugas para anggota suku. Ia kembali ke tendanya untuk meneliti Tombak Penghakiman dan Gelang Malaikat Maut - harta karun terbesar yang diperolehnya di dunia The Mummy ini. Dua barang alur cerita ini, terlepas dari yang lain, nilai Tombak Penghakiman ini jelas tidak kalah dengan senjata legenda sihir Level B.
Kekuatan penghancur Tombak Penghakiman ini sepenuhnya ditentukan oleh Energi Vampir dan energi dalamnya. Dengan kata lain, senjata ini sangat berbeda dengan senjata api konvensional. Semakin kuat kemampuannya, semakin dahsyat kekuatan tombak ini. Sebelumnya saat ia hanya mengisi 50% total Energi Vampir dan energi dalam, tombak ini sudah bisa dilempar hingga lebih dari seribu meter dengan daya hancur sekitar sepuluh meter. Bagaimana jika semua Energi Vampir dan energi dalamnya dimasukkan? Bukankah kekuatannya akan berlipat ganda?
Satu lagi properti alur cerita yaitu Gelang Dewa Kematian, asalkan membunuh Raja Kalajengking, maka bisa menggunakannya untuk memanggil pasukan Malaikat Maut. Jumlah yang dipanggil adalah lima puluh kali lipat dari mumi pengawal. Dengan Energi Vampir yang dimilikinya saat ini untuk memanggil mumi pengawal, ia total bisa memanggil enam ekor mumi pengawal. Ini adalah kondisi penggunaan kekuatan maksimal. Sebelumnya dia sudah mencoba: setelah memanggil enam mumi pengawal lalu menggunakan mantra pemanggilan ini lagi, maka keenam mumi pengawal itu akan menghilang dan digantikan enam yang baru. Dengan kata lain, mustahil baginya untuk diam di satu tempat mengumpulkan Legiun Mumi Pengawal lalu menyapu bersih seluruh dunia film horor. Tapi bagaimana jika memiliki Gelang Dewa Kematian?
Tiga ratus monster pasukan Malaikat Maut, monster setinggi hampir 3 meter yang membawa senjata berbentuk pedang panjang raksasa. Daya penghancur dan kekuatan tempurnya jelas jauh melebihi mumi pengawal. Dan bisa dipanggil sekaligus tiga ratus ekor. Artinya, selama bisa menyelesaikan misi gelang ini, kekuatan tempur tim akan langsung meningkat ke tingkat yang sangat mengerikan. Setidaknya, di banyak dunia film horor kita tidak perlu takut lagi.
Tapi bisa dibayangkan, jika properti alur ini begitu kuat, maka tingkat kesulitan misinya... juga akan mencapai level yang menakutkan.
Zheng Zhuo dengan hati-hati membelai kedua benda pusaka ini. Saat meraba, tiba-tiba hatinya berdesir. Ia segera mengamati goresan halus pada permukaan kedua benda tersebut. Di seluruh permukaannya terukir rapi simbol-simbol aneh dan mantra-mantra misterius yang tak terhitung jumlahnya. Beberapa karakter tersebut pernah ia lihat di jimat turun-temurun. Perlahan ia mengalirkan energi dalam dan Energi Vampir ke Tombak Pengadilan. Kedua energi itu mengalir melalui mantra dan simbol bagai aliran air bercahaya di permukaannya. Setelah proses ini, barulah Tombak Pengadilan memancarkan cahaya keemasan - mungkin inilah sumber kekuatan penghancurnya.
Secara samar, Zheng Zhuo teringat perkataan Chu Xuan sebelumnya. Jika manusia purba yang berevolusi benar-benar menciptakan "Sang Tuan", dan seperti yang ia ketahui, monster-monster dari dunia film horor ini mungkin adalah musuh yang dihadapi manusia purba, maka Tombak Pengadilan dan Gelang Malaikat Maut ini kemungkinan adalah senjata atau artefak buatan mereka. Mirip dengan legenda Dewa Pengrajin Senjata di Tiongkok kuno, benda-benda ini dibuat dengan metode non-teknis menggunakan simbol mistis dan mantra yang terukir... Dengan kata lain, Tombak Pengadilan dan Gelang Malaikat Maut ini... bisa diproduksi massal!
“Aduh, kalau benar begitu ini benar-benar mengerikan! Setiap anggota tim punya satu Tombak Pengadilan, masing-masing memakai Gelang Malaikat Maut, pertama-tama memanggil lebih dari seribu pasukan Malaikat Maut, kemudian semua orang melemparkan tombak mereka... Dengan begini, sekuat apapun musuh pasti takkan berkutik, hahaha...”
Zheng Zhuo tertawa getir mengejek dirinya sendiri. Dia sadar dugaan ini mustahil terjadi. Selain faktor lain, dia sama sekali tidak mengenal simbol-simbol misterius dan mantra-mantra ini. Seandainya Qi Tengyi masih hidup mungkin bisa membantu, pria itu mungkin mengerti beberapa simbol dan mantra. Ditambah kemampuan analisis brilian Chu Xuan dan kemampuannya menciptakan pengetahuan baru, mungkin masih ada secercah harapan. Tapi kalau harus membuat Tombak Pengadilan dan Gelang Malaikat Maut dengan tangannya sendiri, bisa-bisa membuat model emas pun dia tak sanggup.
"Bagaimanapun, mari kita hidupkan kembali semua orang. Kekuatanku sendiri sungguh... Chu Xuan, aku akan menghidupkanmu dulu. Jangan sekali-kali menolak!... Pinjamkan kekuatanmu padaku!"
Zheng Zhuo memasukkan dua barang alur cerita ke dalam Cincin Na. Dia kemudian keluar dari tenda, berjalan perlahan menuju lokasi konstruksi yang sibuk di Kota Orang Mati...
