Tombak Pengadilan menembus dalam ke dada Sang Raja Kalajengking. Dari titik penetrasi, memancarlah cahaya keemasan yang langsung menggerogoti setiap bagian tubuh raksasa itu. Perlahan-lahan, tubuh Sang Raja Kalajengking terurai menjadi debu di bawah sorotan cahaya ini. Dalam hitungan detik, sosok itu lenyap sama sekali dari pandangan Zheng Zhuo tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Zheng Zhuo juga terjatuh terduduk di tanah. Saat ini, dia hampir tak memiliki tenaga untuk berdiri. "Ledakan" skill memang memiliki kekuatan penghancur tak terbatas, namun itu hanya bisa digunakan dengan regenerasi manusia serigala yang kuat. Dengan statistik orang biasa saat ini, tidak meledaknya pembuluh darah dan mati sudah merupakan keberuntungan besar. Namun sekarang dia benar-benar kehabisan tenaga. Bahkan jika Imhotep berdua ingin membunuhnya, diperkirakan dia tak punya kekuatan untuk melawan.
"Menyelesaikan alur cabang Scorpion King lebih awal, mendapatkan jumlah alur cabang Level B sebanyak dua, 10.000 poin reward, segel gelang Malaikat Maut terbuka... 30 detik lagi piramida akan hancur. Segera lari dari jangkauan piramida."
Zheng Zhuo masih menikmati poin reward dari pesan "Dewa Utama" sebelumnya. Sial, 10.000 poin reward ditambah dua alur cabang Level B! Sekarang dia setidaknya sudah menjadi orang kuat dengan 10.000 poin dan alur level 3. Namun sebelum sempat menikmati, suara "Dewa Utama" berikutnya membuatnya tertegun. Merasa kekuatan familiar kembali ke tubuhnya, dia berputar cepat sambil berteriak: "Aku sialan 'Dewa Utama'!"
Kekuatan Imhotep tampaknya juga telah kembali seperti semula. Dia melindungi Anck-su-namun di belakangnya sambil memandang Zheng Zhuo dengan siaga perang: "Apa yang terjadi denganmu? Hmm, kekuatanmu seharusnya juga sudah pulih kan?"
Zheng Zhuo segera berkata dengan panik: "Piramida akan runtuh dalam tiga puluh detik, cepatan kabur!"
Imhotep terkejut sejenak, lalu menjawab: "Aku punya cara untuk membawa Anck-su-namun kabur... Terima kasih untuk kali ini, sampai jumpa." Setelah berkata demikian, tubuhnya perlahan berubah menjadi badai pasir yang menjebak Anck-su-namun di dalamnya. Seluruh formasi dengan cepat bergerak keluar melalui koridor aula.
Zheng Zhuo tiba-tiba tersentak, berteriak keras: "Tunggu. Bawa aku juga, kumohon!"
Pusaran badai pasir itu langsung menyapu Zheng Zhuo, menjebaknya dalam pusaran yang berputar kencang. Meski terperangkap dalam badai pasir berputar, Zheng Zhuo bisa melihat sekeliling dengan bebas seolah mengambang di udara. Kecepatan geraknya luar biasa sambil tetap stabil, gerakan ini tak kalah dengan naik pesawat terbang.
Dalam waktu singkat lebih dari sepuluh detik, Zheng Zhuo sudah berpindah dari dalam piramida ke pintu masuk piramida. Namun ia terkejut melihat koridor piramida yang sudah hancur. Untungnya, meski semua orang berbaring lemas di tanah, tampaknya mereka tidak terluka sama sekali. Hanya saja ketika melihat gumpalan besar debu kuning menyembur keluar, sorot mata beberapa orang terpancar kesedihan dan kemarahan. O'Connell dan kurcaci berjanggut hitam langsung mencabut senjata api dengan kasar, sedangkan Chu Xuan meski ekspresinya tak berubah, dua pistol tebal sudah meluncur ke telapak tangannya, seolah siap menyerang kapan saja.
Namun debu kuning sama sekali tak berhenti. Langsung menerobos kerumunan orang dan masuk ke reruntuhan hutan di luar. Dari dalam debu kuning terlempar seorang pria. Zheng Zhuo terlempar keras dari debu kuning, dan sangat sialnya terbentur tiang yang patah. Beruntung kekuatannya sudah pulih kembali, jika tidak benturan ini pasti membuatnya tak sadarkan diri.
Zheng Zhuo menggelengkan kepala, dia tiba-tiba melompat dari tanah sambil berkata: "Cepat, tempat ini akan runtuh! Sesuai rencana sebelumnya, semua cepat berkumpul di sekitarku!" Dia melemparkan beberapa tali yang sudah diikat dari Cincin Na kepada semua orang, tali-tali ini bisa digunakan untuk pijakan kaki. Bersamaan itu dia juga mengeluarkan Green Devil Skateboard. Ujung tali diikat erat pada Green Devil Skateboard, ketika melihat semua orang sudah sepenuhnya berpijak. Barulah dia menerbangkan Green Devil Skateboard, tepat saat dia terbang setinggi belasan meter, seluruh piramida mulai berguncang hebat. Posisi sebelumnya tempat semua orang berdiri perlahan mulai ambles, terlihat seperti berubah menjadi lapisan pasir hisap.
"Benar-benar berubah menjadi lapisan pasir hisap," kata kurcaci berjanggut hitam dengan kagum: "Saat kekuatan dewa Anubis sang Dewi Bumi menghilang, tempat ini akan kembali menjadi gurun... Jadi piramida juga akan tenggelam seluruhnya."
Jonathan tiba-tiba berteriak kencang, dia berseru: "Terbang lebih rendah sedikit, ya, ke kiri sedikit, sedikit lagi..." Sambil berbicara dia membungkuk sambil memegang tali. Green Devil Skateboard tepat terbang melintasi puncak piramida, dengan gesit Jonathan langsung meraih dan mengangkat berlian di puncak piramida. Skateboard tiba-tiba turun drastis membuat hati semua orang berdebar, untungnya hanya turun sebentar lalu Green Devil Skateboard tetap terbang membawa mereka menjauh.
“Sialan, aku benar-benar ingin mencekikmu! Jonathan! Kau hampir membunuh semua orang tadi!” O'Connell berteriak marah kepada Jonathan.
Saat ini semua orang telah kembali ke lokasi kapal udara. Setelah pertempuran sengit sepanjang hari di hamparan bumi, semua orang merasa lelah dan lapar. Mereka menyantap makanan yang tersedia sampai kenyang, lalu mulai menasehati Jonathan. Pria ini benar-benar contoh klasik orang yang lebih memilih uang daripada nyawa. Dalam situasi berbahaya seperti tadi, dia masih sempat mengambil berlian raksasa itu, membuat semua orang geram.
Tapi Jonathan sendiri tidak peduli. Dia memeluk berlian besar itu sambil terus-terusan mengaguminya. Batu intan yang sedikit lebih kecil seperempat dari ukuran bola kaki ini sangat jernih dan transparan tanpa cacat. Saat dipegang di tangan, seolah memegang bola cahaya berkilauan. Orang pertama yang berhenti memarahi Jonathan adalah Evelyn. Dia malah merebut paksa berlian itu dan mulai asyik mengaguminya. Ternyata wanita dan naga memiliki kesamaan - sama-sama menyukai benda bersinar. Evelyn jelas sedang membuktikan kebenaran teori ini.
Semua orang juga sudah lelah memarahi, jadi mulai bertanya-tanya tentang gumpalan debu kuning itu. Gumpalan debu kuning itu tak lain adalah Imhotep. Namun setelah pertempuran sengit, Imhotep ternyata tidak mati, malah membawa Zheng Zhuo pergi dari piramida. Hal ini sangat sulit dipercaya, sehingga Zheng Zhuo terpaksa menjelaskan secara garis besar perjanjian mereka. Meski kurcaci berjanggut hitam masih setengah percaya, mengingat Kitab Matahari Emas masih berada di pihak mereka dan secara faktual tidak ada konflik kepentingan besar dengan Imhotep, maka membiarkan makhluk abadi ini pergi sebenarnya tidak masalah selama dia tidak mengganggu mereka.
Zheng Zhuo berkata dengan rasa bersalah pada kurcaci berjanggut hitam: "Maaf, telah melanggar misi yang selama ini kalian jalankan. Iblis yang kalian jaga ternyata kubebaskan..."
Kurcaci berjanggut hitam tersenyum dan berkata: "Kami sebenarnya bukan orang yang kolot. Anggota suku saya sebenarnya sudah berharap bisa mendapatkan perubahan. Sekarang di dunia sedang terjadi perubahan drastis yang terus-menerus. Jika anggota suku saya ingin hidup lebih baik, kami harus melepaskan beberapa beban di pundak, seperti Imhotep pendeta abadi yang merupakan salah satunya. Kami tidak harus mengalahkannya. Alasan kami terus menjaga dan menekannya adalah karena kami takut padanya, takut dia menghancurkan Mesir... Jika dia benar-benar bisa melepaskan kebencian dan pergi ke luar negeri, kami tidak keberatan melepaskan beban besar ini... Dan sekarang kami punya Emas, begitu banyak Emas yang cukup untuk membuat perubahan hidup bagi anggota suku saya. Ini sebenarnya berkatmu, rekan seperjuanganku."
Zheng Zhuo tertawa terbahak-bahak: "Kalau sudah disebut rekan seperjuangan, bukankah omongan seperti ini jadi tidak bermakna? Hahaha... Setelah misi ini selesai, saya masih harus tinggal beberapa hari di Mesir sebelum bisa pergi. Ngomong-ngomong, saya akan datang lagi ke sini beberapa kali. Nanti saat datang, saya akan bawa Emas yang cukup banyak untuk anggota sukumu. Semoga mereka bisa hidup lebih sejahtera dan bahagia."
Begitu mendengar topik Emas, telinga Jonathan langsung tegak. Dia buru-buru berkata: "Re-rekan seperjuangan! Ngapain bicara panjang lebar? Bukankah kita rekan seperjuangan? Hahaha..."
Zheng Zhuo segera melambaikan tangan: "Jangan, jangan tiru nada bicara heroik. Nada itu membuatku gemetar ketakutan. Aku tahu kau menginginkan emas, kan? Sebenarnya berlian ini bisa dijual dengan harga tinggi setelah diolah. Lagipula, apakah emas yang kubagikan kali ini masih kurang? Aku masih punya beberapa meter kubik emas. Akan kuberikan satu meter kubik untuk kalian bertiga, sisanya untuk klan penjaga. Cukup untuk menghambur-hamburkan seumur hidupmu, bukan?"
Jonathan tertawa sambil berkata: "Hidup mewah bukanlah tujuanku. Jika bicara uang, tak ada kata 'cukip' dalam kamusku, hahaha..."
Bagaimanapun, pembagian emas diputuskan akan dibahas setelah kembali ke Kota Kairo. Berlian itu disepakati untuk diberikan pada Evelyn - satu-satunya wanita dalam kelompok. Jonathan tampak sangat kecewa sampai harus jongkok di sudut sambil menggambar lingkaran-lingkaran. Mereka memutuskan untuk menginap semalam lagi sebelum berangkat ke Kairo keesokan pagi.
Setelah semua keputusan final, menjelang tidur malam itu, Chu Xuan memanggil Zheng Zhuo ke tanah lapang. Zheng Zhuo yang sudah paham maksudnya mulai menjelaskan detail poin reward yang diperolehnya selama perjalanan, termasuk skill khusus dari Gelang Malaikat Maut.
"Kalau begitu, setidaknya kau punya lebih dari 10.000 poin reward, 1 alur cabang level 3, ditambah Tombak Pengadilan dan Gelang Malaikat Maut... Benar-benar hadiah yang sepadan dengan tingkat kesulitan misi ini."
Chu Xuan mengangguk dan berkata: "Kalau begitu panggil Legiun Malaikat Maut, gunakan seluruh kekuatanmu. Jumlah Legiun Malaikat Maut akan mempengaruhi perhitungan skenario dunia film horor dalam misi selanjutnya... Mulai sekarang."
Zheng Zhuo mengangguk, diam-diam mengalirkan Energi Vampir ke Gelang Malaikat Maut. Kemudian gelang itu memancarkan cahaya merah terang berkilat...
### Volume 1 Harta Suci dan Iblis (II) Bab 6 Sedikit Ketenangan &... Minat Chu Xuan (II)
Setelah cahaya menghilang, Zheng Zhuo merasa Energi Vampir-nya terkuras habis. Padahal dia sudah memiliki garis keturunan Earl Vampir, Energi Vampir-nya puluhan kali lebih kuat dibanding saat Penguatan Level C. Tapi energi itu terpaksa terkuras habis, sensasinya sangat menyiksa. Bahkan energi dalam tubuhnya sempat bergejolak aneh, tapi segera stabil kembali.
Beberapa detik kemudian, dari tanah mulai muncul satu per satu monster Legiun Malaikat Maut - tubuh manusia dengan kepala anjing, membawa pedang besar sepanjang tiga meter. Postur tubuh mereka berotot dan penuh kekuatan. Namun yang paling mengerikan bukanlah bentuk tubuh atau kekuatan mereka, melainkan jumlah yang sangat padat di sekitar kedua orang itu. Sekilas, monster Legiun Malaikat Maut ini jumlahnya mencapai ratusan ekor lebih.
Watak Chu Xuan memang sangat teliti. Ia menghitung baris demi baris dengan diam, sekitar puluhan detik kemudian akhirnya berkata: "300 ekor. Ada 300 monster pasukan Malaikat Maut di sini. Menurut penjelasanmu, saat ini kamu seharusnya bisa memanggil enam mumi pengawal dengan kekuatan penuh? Bagus, sangat kuat... Jumlah seperti ini cukup untuk mengubah situasi secara drastis di banyak film horor, bahkan saat bertarung melawan tim lain... Kita bisa dengan mudah menghabisi mereka!"
Zheng Zhuo mengusap keringat di dahinya sambil tersenyum getir: "Jangan bicara dengan aura seram seperti kita ini geng kriminal... Menurutmu bagaimana kekuatan tempur monster pasukan Malaikat Maut ini? Maksudku saat menghadapi tim reinkarnasi."
Chu Xuan berkata datar: "Cukup. Jika digunakan setelah menyusun strategi, pasukan mumi ini memang bisa menjadi kekuatan tempur penting. Tidak semua tim reinkarnasi sekuat Tim Reinkarnasi Iblis, mungkin ada yang lemah. Kalau tidak, Sang Tuan tidak akan memberi perhatian khusus pada Tim Zhongzhou kita. Bisa dibilang, Tim Zhongzhou sebelumnya mungkin termasuk salah satu tim kuat selain Tim Reinkarnasi Iblis dan Tim Reinkarnasi Dewa. Jika bahkan Tim Zhongzhou kesulitan melawan 300 pasukan Malaikat Maut ini, tim lain mungkin juga tidak bisa mengeliminasi mereka dengan mudah... Masalahnya sekarang, berapa lama durasi pemanggilannya? Seberapa besar dampak pemanggilan ini terhadapmu?"
Zheng Zhuo membeku sejenak, lalu buru-buru menjelaskan: "Tidak ada batasan waktu, selama tidak mati mereka bisa tetap ada. Tapi saya juga bisa membubarkan mereka. Saat memanggil mereka, Energi Vampir saya hampir terkikis habis. Dengan kata lain, skill orisinal saya 'Ledakan' dan Tombak Pengadilan tidak akan bisa digunakan. Untuk aspek lain tidak terlalu berpengaruh, karena memanggil mereka tidak menguras stamina atau energi dalam. Untuk tempur jarak dekat, saya masih bisa bertahan."
Chu Xuan merenung sejenak: "Pada dasarnya sudah jelas. Nilai tempur skill ini tidak sepenuhnya seperti paha ayam tak berharga. Dalam situasi tertentu mungkin memberi efek tak terduga... Selain itu, berapa lama lagi kamu harus tinggal di dunia film horor ini?"
Zheng Zhuo kembali membeku, setelah berpikir ia menjawab: "Masih beberapa belas hari. Ada yang perlu kamu lakukan?"
Chu Xuan mengangguk dan berkata: "Aku berencana menganalisis struktur Green Devil Skateboard. Bagaimanapun ini harus dilakukan cepat atau lambat. Satu papan luncur hijau kurang efektif untuk tim. Idealnya setiap anggota tim memiliki satu. Jadi daripada membuang sepuluh hari di ruang 'Sang Tuan' nanti, lebih baik kita selesaikan selagi masih ada waktu di dimensi ini... Setelah kembali ke Kairo, sebaiknya kamu terus melatih skill 'Ledakan'. Aku punya wawasan khusus tentang ini, tapi tidak bisa diuji di sini. Nanti di ruang 'Sang Tuan' akan kubantu uji, kemungkinan besar kekuatan tempurmu bisa meningkat drastis dalam sekejap. Syaratnya kamu harus memperpanjang durasi skill 'Ledakan' menjadi tiga puluh detik atau lebih. Sepuluh detik terlalu singkat."
Zheng Zhuo menarik napas panjang: "Apa kamu tidak pernah mau istirahat? Maksudku, setelah selesai analisis Green Devil Skateboard, atau langsung kembali ke ruang 'Sang Tuan' untuk menukar blue print-nya? Kamu juga perlu sesekali beristirahat. Setelah pertempuran senggang ini - terbang kesana kemari, terus terluka - selama sisa belasan hari ini selain latihan rutin, aku sudah rencana istirahat cukup. Bagaimana denganmu?"
Chu Xuan mengerutkan alisnya, tampak sedang mempertimbangkan saran Zheng Zhuo. Setelah cukup lama akhirnya bertanya dengan bingung: "Kalau istirahat... ngapain ya?"
Zheng Zhuo berpikir dengan seksama, baru teringat sejak mengenal Chu Xuan, pria ini tidak pernah beristirahat sama sekali. Setidaknya dalam ingatannya, Chu Xuan seolah selalu bisa menemukan waktu untuk sibuk. Perasaan ini seperti pegas yang tak bisa berhenti... Tentu saja, setelah mengetahui kedalaman mentalnya, Zheng Zhuo tahu pria ini bukan pegas tak berhenti, melainkan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tanpa hati dan perasaan, jika tidak menemukan tujuan atau tugas untuk diselesaikan, dia tak bisa menemukan keinginan untuk melanjutkan aktivitas. Inilah dunia nyata dalam hati Chu Xuan.
"Mengerti. Kalau begitu mulai sekarang juga, selama belasan hari ini jangan urusi hal-hal lain. Beristirahatlah dengan tenang, lalu ikut aku memancing di Sungai Nil." Zheng Zhuo mengangguk tegas.
"Memancing?"
Chu Xuan mengerutkan kening dan berpikir lama, seolah pertanyaan ini lebih sulit daripada penalaran dan skenario. Setelah cukup lama, barulah dia mengangguk: "Baik, pergi memancing di Sungai Nil."
Dalam kondisi Green Devil Skateboard menyediakan tenaga, kapal udara hanya membutuhkan waktu dua hari satu malam untuk terbang kembali ke Kota Kairo. Setelah menerima beberapa batang emas sebagai imbalan, pria kulit hitam Isi pergi dengan tergesa-gesa sambil tersenyum lebar seolah takut Zheng Zhuo akan mengambil kembali emas tersebut. Zheng Zhuo kemudian membagikan sisa emas beberapa meter kubik kepada O'Connell dan lainnya, di mana trio O'Connell mendapat satu meter kubik emas sedangkan kurcaci berjanggut hitam menerima seluruh sisa emas. Bagaimanapun juga mereka tahu Zheng Zhuo hampir tidak membutuhkan emas ini, jadi mereka dengan senang hati membawa harta karun tersebut.
Kemudian tibalah perpisahan yang agak menyedihkan. Setelah melewati beberapa petualangan hidup-mati bersama, semua orang sebenarnya sudah menganggap satu sama lain sebagai sahabat sejati yang pernah berjuang bahu membahu. Suasana hati saat berpisah masih terasa berat, namun berkat beberapa intervensi Jonathan yang menyela percakapan, akhirnya suasana muram itu sedikit terpecahkan.
"Pada dasarnya begini saja. Kami akan menggunakan uang ini untuk membeli manor besar di Inggris, sebagian lagi akan diinvestasikan atau diwariskan untuk anak cucu... Pokoknya saya lebih baik mati daripada melakukan petualangan lagi. Biarkan semua arkeologi, legenda, mitos - semua itu menjauh dariku." Begitu kata O'Connell.
Faktanya, Zheng Zhuo dengan mudah melihat kilatan cahaya di mata Evelyn. Wanita ini jelas tidak setuju dengan pendapat O'Connell. Mengingat percakapan sebelumnya tentang topeng emas kebudayaan Maya yang bisa mengubah orang menjadi vampir, atau tujuh tengkorak kristal, Zheng Zhuo dalam hati sudah menyampaikan belasungkawa untuk O'Connell.
Jonathan berseru lantang: "Aku memutuskan pergi ke Timur, katanya di sana mudah mencari kekayaan... Bukan berarti aku masih butuh uang lagi, yang penting bisa keliling dunia."
Omong kosong! Ekspresi seperti itu nyaris terpancar di wajah semua orang. Jonathan sendiri sadar perkataannya berlebihan, sehingga langsung menutup mulutnya.
Kurcaci berjanggut hitam berkata: "Zheng Zhuo, Kota Orang Mati akan terus dijaga oleh klan penjaga kami. Altar di sana akan selalu ada yang berjaga. Tenang saja, saat kau kembali ke dunia kami, kami akan menyambutmu dengan meriah, sang penyelamat besar klan kami."
Zheng Zhuo tersenyum tanpa berkata banyak. Sebenarnya, dia sendiri juga merasa aneh, ternyata bisa menjalin persahabatan dengan karakter film dan menjadi teman baik. Di dalam hatinya masih ada rasa kehilangan, namun tiada pesta yang tak berakhir di dunia ini. Ketika hari itu berakhir, semua orang akhirnya meninggalkan Kota Kairo - ada yang naik kapal, ada yang berkuda. Zheng Zhuo bersama Chu Xuan pergi ke penginapan kecil tempat mereka pertama kali masuk ke dunia ini, menyewa dua kamar dan menetap di sana. Lagipula Zheng Zhuo masih memiliki banyak uang dolar AS dan poundsterling yang belum dihabiskan, jadi selama lebih dari sepuluh hari tersisa ini, dia sama sekali tidak perlu khawatir tentang masalah keuangan.
Malam berlalu tanpa kejadian. Chu Xuan secara alami mulai menganalisis Green Devil Skateboard, sementara Zheng Zhuo seperti biasa melatih energi dalam dan Energi Vampir-nya. Malam itu pun berlalu dengan tenang.
Keesokan harinya, saat Zheng Zhuo bangun, dia melihat Chu Xuan yang sangat disiplin sudah duduk di meja makan sedang sarapan. Setelah mereka selesai makan, Chu Xuan tiba-tiba mengeluarkan pancing dengan ekspresi wajah aneh: "Ini pancing yang kubuat pelayan beli tadi malam. Aku menghubungkannya dengan perangkat energi Green Devil Skateboard. Saat ikan menggigit umpan, akan muncul tegangan seketika 100.000 volt di umpan itu. Dengan ini, semua jenis ikan bisa dipancing dengan mudah. Efisiensi memancing akan meningkat drastis..."
Zheng Zhuo mendengarkan sambil mulutnya terbuka tanpa disadari. Setelah cukup lama, ia mengusap keringat di dahinya: "Ini... memancing tidak hanya sekadar memancing ikan, tapi menikmati waktu santai ini. Begini, kalau kamu memancing, tujuannya buat apa?"
Chu Xuan berkata datar: "Aku tidak memancing. Waktu memancing bisa digunakan untuk menganalisis diagram struktur Green Devil Skateboard. Ini untuk persiapan film horor berikutnya kita..."
Zheng Zhuo buru-buru menyela: "Stop. Maksudku, memancing bukan soal efisiensi, tapi menikmati... Pokoknya, pancingan ini tidak bisa dipakai. Lebih baik langsung ke pelabuhan saja." Usai berkata, Zheng Zhuo langsung menyimpan Green Devil Skateboard ke dalam tas dimensi lalu berbalik menuju pintu penginapan. Chu Xuan tertegun sejenak sebelum menyusul di belakangnya.
Saat itu, Kairo disinari mentari terik...
### Volume 1 Harta Karun Dewa-Hantu (II) Bab 6 Kesenangan Kecil &... Minat Chu Xuan (III)
Pelabuhan Giza, Kairo - pelabuhan terbesar di Kota Kairo. Tempat ini juga merupakan lokasi dimana Zheng Zhuo dan kawanan sempat melarikan diri dengan kapal setelah bentrok dengan Tim Sanskerta. Begitu tiba di pelabuhan, Zheng Zhuo terus-menerus menghela nafas berat.
“Saat itu kami mulai melarikan diri dari sini. Musuh dalam The Mummy I, Imhotep pendeta abadi dan Tim Reinkarnasi India. Sungguh keberuntungan besar kami bisa lolos sampai ke sini. Kau tak tahu betapa mengerikannya situasi saat itu. Sepanjang jalan raya rapat dipenuhi zombie yang dipanggil Imhotep. Kami merampas sebuah bus dan mulai menerobos keluar dari kota. Amunisinya hampir sepenuhnya terkikis. Baru tiba di sini, hanya mengandalkan kekuatan tempur jarak dekat saya dan... saya bersama Zhao Yingkong. Nyaris mati kami melewati tempat ini. Lihat batu yang terangkat di sana? Hahaha, tak disangka batu ini masih ada. Saat itu bus melompati batu itu, terbang melintasi lebar sungai dan mendarat di kapal besar. Hahaha...”
Zheng Zhuo terus bercerita tentang ini-itu kepada Chu Xuan sepanjang perjalanan. Dulu ia sangat keberatan dengan sikap Chu Xuan yang meremehkan nyawa manusia. Namun setelah mengetahui masa lalu pria itu, ia merasa sosok ini sebenarnya layak disimpati... Tidak, menggunakan kata 'simpati' untuk orang sekuat ini justru menghina. Lebih tepat disebut kasihan...
"Karena tidak memiliki keinginan akan apapun, selain keinginan kecil untuk memiliki perasaan dan hasrat, lebih banyak memaksa diri melakukan berbagai hal atau memaksa diri mempelajari lebih banyak pengetahuan. Baginya, mungkin mendapatkan pengetahuan baru dan sedikit harapan akan perubahan setelah membuka kunci genetik level empat, inilah satu-satunya keinginannya saat ini..."
"Bodoh."
Chu Xuan setelah mendengar penjelasan Zheng Zhuo, berkata dengan datar: "Harus serumit itu? Dari misi yang kau ceritakan, sebelum Imhotep tahu kalian ingin membunuhnya, sebenarnya tidak ada konflik antara kalian. Dengan kata lain, meski kalian lewat di depannya sekarang, dia tak punya alasan untuk menyerang secara tiba-tiba."
"Saat itu targetnya hanya orang Amerika. Jadi mengapa tidak kalian arahkan orang Amerika ke jalur berlawanan? Pasang bahan peledak di bus mereka. Imhotep saat itu belum sepenuhnya pulih kekuatan sihirnya kan? Setelah meledakkan bus, hancurkan orang Amerika sekaligus Imhotep. Pertama, regenerasinya butuh waktu lama. Kedua, dia perlu waktu banyak untuk menyerap daging dan darah yang terpecah-pecah. Dengan begini, proses pelarian kalian akan lebih mudah."
Nada bicaranya datar, seolah sedang membicarakan menu makan malam. Padahal dia sedang mendeskripsikan kekejaman memecah mayat dengan ledakan, sementara dirinya sendiri tampak sama sekali tidak menyadarinya.
（Ini benar-benar gaya Chu Xuan, tanpa sedikit pun emosi, hanya menyusun strategi pertempuran murni. Setiap tindakan dirancang untuk probabilitas kemenangan maksimal……）
Zheng Zhuo tersenyum getir sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam bajunya. Ia menyalakan sebatang rokok dan menghirupnya. "Memang begitu teorinya, tapi dalam situasi saat itu mana mungkin kita tega meninggalkan mereka? Mereka kan karakter plot. Waktu itu kita masih perlu sandaran O'Connell untuk menggali Kitab Matahari Emas. Kalau sampai mereka curiga bahkan menyerang kita, menurutmu bagaimana kita bisa mengubur Imhotep setelahnya?"
Chu Xuan langsung menjawab tanpa berpikir: "Saatnya memukul mereka hingga pingsan, lalu manfaatkan kesempatan untuk menangkap beberapa orang Amerika itu……"
Zheng Zhuo mengusap keringat di dahinya, buru-buru memotong pembicaraan Chu Xuan: "Cukup, cukup! Hari ini kita kan datang untuk memancing, bukan bahas cara memotong-motong mayat dan membunuh… Pegang baik-baik pancingmu." Usai berkata, Zheng Zhuo lari seperti dikejar setan ke area perahu kecil di dermaga. Chu Xuan hanya berdiam memegang pancing.
Uang berbicara lebih nyaring. Segenggam poundsterling yang ditaburkan membuat Zheng Zhuo cepat mendapatkan yacht kecil yang masih layak. Pengemudi yacht itu seorang pria kulit putih paruh baya yang terkejut melihat orang Asia menyewa yacht untuk memancing. Tapi poundsterling dalam sakunya nyata, jadi dia hanya diam membawa dua orang itu menyusuri hulu Sungai Nil.
“Air di sini hampir tercemar. Tidak jauh di hilir Kota Kairo ada beberapa pabrik tekstil dan pabrik lainnya. Semua limbah mereka dibuang ke sungai. Sungai Nil sekarang sudah tidak sejernih sepuluh tahun yang lalu...”
Pria paruh baya kulit putih itu terus berbicak-cakuk: "Pergilah ke hulu sungai. Di sana masih sering ditemukan ikan bass Nil seberat puluhan pon, hahaha..."
Zheng Zhuo berbincang santai dengan kapten kapal, sementara Chu Xuan fokus memeriksa pancing dan kail. Setelah berlayar lebih dari setengah jam, keduanya mulai memasang umpan di kail. Zheng Zhuo melemparkan kailnya sambil berkata: "Kamu benar-benar belum pernah memancing sebelumnya? Hahaha, dulu aku sering memancing bersama rekan kantor. Kalau boleh dibilang, teknik memancingku luar biasa hebat."
Chu Xuan melemparkan kailnya lalu berkata datar tanpa menoleh: "Memang belum pernah. Tapi pernah membaca beberapa buku tentang dasar-dasar memancing. Di luar basis militer dulu hanya ada lapangan rumput. Kalau mau memancing harus pergi sangat jauh dari basis. Prosedur untuk meninggalkan genetik sangat merepotkan. Lagipula memancing tidak punya nilai praktis - lebih mudah menangkap ikan dengan jaring atau cara lain. Jadi tidak pernah kucoba metode memancing dari buku itu."
Zheng Zhuo tertawa terbahak: "Sungguh disayangkan! Hari ini akan kutunjukkan padamu mengapa aku dijuluki Sang Pangeran Pemancing..."
Suara Zheng Zhuo belum selesai, tiba-tiba Chu Xuan mengangkat kedua tangannya dengan lembut ke atas. Seekor ikan berwarna hijau kebiruan terlempar ke geladak kapal. Ikan itu terus melompat-lompat setelah mendarat. Kapten kulit putih bereaksi paling cepat, langsung menggenggam ikan itu, mengeluarkan kailnya, lalu melemparkannya ke ember air. Dia tertawa terbahak, "Wah, ikan tilapia Afrika sebesar ini. Hari ini kalian benar-benar beruntung bisa menikmati hidangan lezat."
Chu Xuan dengan ekspresion datar menarik kembali kailnya. Perlahan dia membungkus umpan baru di kail tersebut. Zheng Zhuo mengernyitkan sudut mulutnya sambil tertawa paksa, "Lihatlah, ini bukan bohong. Orang-orang menjulukiku Pangeran Memancing karena aku tidak pernah yang pertama menangkap ikan, tapi teknik memancingku..."
Baru saja Chu Xuan melempar kailnya tidak terlalu jauh, dan kalimat Zheng Zhuo belum selesai diucapkan. Tiba-tiba Chu Xuan menarik kembali kailnya dengan kuat, seekor ikan lagi mendarat di geladak.
"Ha ha ha, anak-anak muda! Ini ikan nila Sungai Nil! Luar biasa, sebesar ini sudah sangat langka..." Suara Kapten kulit putih kembali terdengar.
Zheng Zhuo membuka mulutnya lalu menutupnya lagi. Suaranya terdengar lebih kecil, "Teknik memancingku bukan omong kosong. Meski bukan yang tercepat atau terbanyak, biasanya aku yang menangkap ikan besar yang tidak pernah ditangkap orang lain..."
Chu Xuan menarik dengan kuat ke atas, seekor ikan sebesar setengah badan Tuan berhasil diangkat. Kapten kapal yang bereaksi paling cepat segera menangkap ikan itu dengan jaring besar, lalu melemparnya ke geladak dengan sekuat tenaga.
"Ya Tuhan. Ikan kakap Nil yang sangat besar! Lihat giginya, hahaha... ikan jenis ini adalah hidangan premium di meja makan..."
Baru kemudian Chu Xuan menatap Zheng Zhuo dan berkata: "Apa yang kamu katakan tadi? Aku tidak dengar jelas."
"...Tidak ada. Mari kita lanjutkan memancing..."
Meski enggan mengakui, nyatanya dirinya memang telah gagal...
Ini adalah pikiran pertama Zheng Zhuo. Setelah seharian memancing, dia hanya berhasil mendapatkan beberapa ekor ikan mujair Afrika kecil. Sementara hasil tangkapan Chu Xuan begitu banyak sampai ember tak mampu menampungnya. Yang paling mengkhawatirkan, ukuran ikan yang ditangkapnya semakin menunjukkan kecenderungan membesar. Akhirnya dia dan kapten kapal terpaksa menasihati Chu Xuan, dengan alasan yang sama: waktu hari ini sudah terlalu malam - meski sebenarnya masih senja. Setelah terus-menerus didesak, Chu Xuan akhirnya menghentikan aktivitas memancingnya, meski terlihat masih belum puas.
"Jujur saja... Jika dia terus memancing, aku takut dia akan menarik hiu ke atas kapal..." Kapten kapal kulit putih mengusap keringatnya, berbisik pada Zheng Zhuo.
"Hiu? Kupikir mungkin paus..." Zheng Zhuo membalas dengan suara rendah yang sama.
Bagaimanapun juga, Zheng Zhuo dan kapten kapal kembali menyepakati untuk menyewa kapalnya esok hari, memintanya mengantar mereka memancing di hulu Sungai Nil atau anak sungai lainnya. Tentu saja, permintaan tambahan adalah mencari lokasi yang minim ikan besar sebisa mungkin...
Setelah negosiasi Zheng Zhuo dengan kapten kapal selesai, ia menoleh dan melihat Chu Xuan sedang membereskan peralatan memancing di tanah dengan ekspresi datar. Setelah berpikir sejenak, Zheng Zhuo segera bertanya: "Kulihat kau terlihat sangat menikmati memancing. Bagaimana? Memancing itu menyenangkan, kan? Hahaha, lain kali jika lelah, beristirahatlah sambil memancing."
"Tidak tahu." Jawab Chu Xuan tanpa mengangkat kepala.
"Tidak tahu? Apa maksudmu?" Zheng Zhuo membeku sejenak, bertanya dengan heran.
"Tidak tahu apakah detik berikutnya akan mendapat ikan atau tidak. Tidak tahu ikan apa yang akan terangkat. Tidak tahu mengapa ikan begitu mudah tertangkap. Ketidaktahuan ini membuatku ingin terus memancing... Lumayan." Chu Xuan berkata dengan datar.
Zheng Zhuo mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya lalu menyedot dalam-dalam. Ia menepuk bahu Chu Xuan: "Begitulah. Dunia ini punya banyak hal layak dicoba. Meski kini kau tak bisa merasakannya, bukan berarti tak ada. Setelah membuka kunci genetik level empat nanti, kau akan bisa merasakannya. Jangan menyerah hanya karena tak bisa merasakan sekarang... Teruslah mencari banyak hal itu. Hahaha... Besok kita memancing lagi!"
Chu Xuan diam tanpa mengangkat kepalanya, setelah cukup lama barulah dia berkata: "Aku butuh sekitar tujuh hari untuk menganalisis Green Devil Skateboard dengan tenang. Jika hanya besok... baiklah."
"Lanjutkan memancing besok."
