Ketika rombongan tiba di New York, hari telah larut malam. Dari langit terlihat meski masih era 30-40an, kota ini mulai menunjukkan ciri kota tak pernah tidur. Kilau cahaya dari udara tampak seperti hamparan bintang-bintang, meski belum terlalu menyilaukan. Gedung-gedung pencakar langit modern juga belum sehebat New York abad 21, sehingga rombongan dari masa depan ini tak terlalu terkesima. Mereka hanya mencari tanah kosong lalu mendarat.
Setelah semua orang mendarat, Zheng Zhuo segera menyimpan dua papan luncur Green Devil dan perangkat keranjang kapal udara kecil ke dalam kantong dimensi. Bagaimanapun, kali ini dia tidak membawa banyak emas, jadi kantong dimensi hampir kosong. Selain menyisakan satu meter kubik emas sebagai dana darurat, dia masih memiliki banyak dolar AS dan poundsterling yang disimpan di dunia ini. Cukup untuk menghambur-hamburkan dalam waktu lama.
Setelah semuanya selesai dirapikan, Ba Wang tiba-tiba berkata: "Sekarang sudah larut malam, bagaimana kalau semua anggota tim menginap di hotel dulu?"
Zheng Zhuo mengangguk, lalu tiba-tiba bertanya pada Zhan Lan: "Zhan Lan, bisakah kamu memindai lokasi O'Connell? Jika mereka sedang berada di New York saat ini, apa kamu bisa menemukan mereka?"
Zhan Lan membeku sejenak: "Seharusnya bisa. Meskipun populasi kota ini sangat padat, pemindaian kekuatan spiritual berbeda dengan sensus penduduk. Cukup dengan mengunci kekuatan spiritual mereka... Tapi aku tidak tahu pola kekuatan spiritual mereka. Saat bertemu dulu, aku belum mempelajari skill pemindaian kekuatan spiritual. Jadi sekarang mustahil untuk memindai mereka..."
Zheng Zhuo menarik napas panjang, lalu menatap Chu Xuan: "Ada cara untuk menemukan mereka dari New York dalam waktu singkat? Di era ini belum ada komputer atau sejenisnya."
|Chu Xuan mengerutkan kening dan berpikir sejenak: "Ada cara, tapi pasti tidak ada waktu untuk melakukan semua ini sekarang. Selain itu, mereka harus berada di |New York. Begini saja, kita cari hotel dulu untuk menginap. Besok kita coba mulai metode ini bersama..."
Setelah berdiskusi beberapa kalimat lagi, rombongan besar itu berjalan dari tanah kosong menuju jalanan ramai. |Zheng Zhuo sudah membawa cukup |dolar AS dan |poundsterling di |kantong dimensi-nya, cukup untuk enam orang menghamburkan uang di sini...
Di saat yang sama, sebuah |kereta api uap dari barat Amerika menuju timur menggelegar di rel. Kereta yang terus menyemburkan asap ini memiliki |gerbong kelas satu dimana dua pria dan satu wanita saling memandang dalam diam.
"|Jonathan... Kau yakin sudah mengirimkan |serpihan emas dan surat ke |Museum Kairo Mesir? Itu sudah dikirim sebulan lalu?" Seorang pria |kulit putih hampir menggertakkan |gigi.
|Jonathan tersenyum dipaksa: "|O'Connell, jangan tegang begitu. Kapan aku pernah ingkar janji? Tenang saja, sebagai orang terhormat sepertiku, mana mungkin menginginkan |serpihan emas kecil itu? Aku sama sekali tidak |kalah taruhan di |meja judi!"
|O'Connell hampir mencekik |Jonathan: "Jadi kau benar-benar kalahkan |serpihan emas itu?! Jika anakku sampai celaka, aku akan menghabisi nyawamu!"
Jonathan segera menggelengkan kepala berkata: "Tidak, tidak, aku benar-benar tidak kalah judi serpihan emas itu, bahkan jika aku memberikannya pada gadis cantik pun takkan kalah taruhannya."
O'Connell kali ini benar-benar mengangkat Jonathan, berteriak keras: "Sial, jadi kau memberikannya ke perempuan penghibur? Benarkah kau ingin kulempar dari kereta?"
Jonathan buru-buru membetulkan ucapan: "Aku bersumpah pada Tuhan, pasti-pasti sudah kukirim serpihan emas itu ke museum Mesir. Oh ya, surat permohonan bantuanmu ke Zheng Zhuo juga sudah dikirim. Asalkan mereka terima surat balasan, mungkin sudah menunggu kita di New York."
O'Connell menarik napas panjang, perlahan menurunkan Jonathan. Evelyn yang diam sejak tiba-tiba berkata: "Menurut kalian monster itu takkan mengubah anakku jadi monster juga? Aku tak mau, tak mau dia jadi monster." Wanita ini semakin menangis tersedu-sedu, tampak benar-benar hancur hatinya.
O'Connell segera memeluknya. Pria ini memaksakan senyum: "Tenang. Topeng emas itu terlalu berharga bagi monster itu. Jika bukan untuk mendapatkan serpihan emas yang hilang, di kota terakhir pun sudah bisa membunuh kita, tak perlu menculik anak kita... Mungkin dia langsung bertemu Zheng Zhuo di sana. Nanti kita lihat bagaimana monster itu mati."
Evelyn menghela napas dan berkata: "Zheng Zhuo dan sahabat-sahabatnya memang sangat kuat, tapi monster itu sama sekali tak bisa dibunuh. Selain bisa dibunuh dengan cahaya matahari, perak juga bisa nyaris melukainya. Benda lain sama sekali tidak mempan, dan dia bahkan tidak punya rasa sakit. Orang yang darahnya dihisapnya akan berubah menjadi monster yang sedikit lebih lemah, tapi juga abadi... Aku benar-benar tidak tahu apakah kita telah mencelakakan Zheng Zhuo dan kawan-kawannya."
O'Connell menghela napas: "Perkara mencelakakan atau tidak tidak perlu dibahas lagi. Sebelumnya kita sudah banyak berhutang budi pada mereka, tapi selalu ada harapan Zheng Zhuo dan kawan-kawannya bisa membantu kita... Dia adalah sahabat kita. Jika tidak meminta bantuannya, siapa lagi yang bisa kita minta?"
"Kalau begitu... Bagaimana kalau ceritakan hal menarik ini padaku?"
Sebuah suara tiba-tiba terdengar, begitu familiar bagi ketiga orang ini. O'Connell dan Evelyn masih belum sadar sepenuhnya, tapi Jonathan yang sangat peka terhadap bahaya langsung melompat. Dia bersembunyi di belakang O'Connell dan Evelyn tanpa peduli apapun, penampilannya bahkan lebih seperti wanita sungguhan daripada wanita asli.
Sebuah formasi debu kuning berhembus, seorang pria kepala botak dan seorang wanita cantik luar biasa muncul di dalam kereta tiga orang tersebut. Pria botak itu langsung bersikap akrab, ia tersenyum pada ketiganya lalu duduk dan mulai minum anggur merah. Sementara wanita cantik itu tampak menyimpan kebencian besar terhadap Evelyn, ia melototi Evelyn dengan tajam sebelum duduk di samping pria botak itu.
"Imhotep!" teriak O'Connell. Dengan refleks ia melindungi Evelyn di belakangnya sambil menghunus pistol. Dengan suara dingin ia bertanya: "Imhotep! Mengapa kau di Amerika? Apa selama ini kau membuntuti kami?"
Pria botak ini tak lain adalah Imhotep pendeta abadi. Ia tersenyum: "Terakhir kali aku sudah bilang ke Zheng Zhuo akan ke Amerika. Kupikir dia sudah memberitahumu... Sejujurnya, jika bukan karena melihat kalian pontang-panting naik kereta, kurasa kalianlah yang membuntutiku. Sekarang bisakah kalian ceritakan? Monster mengerikan apa yang kalian hadapi? Apa itu serpihan emas?"
Saat ini, orang-orang di New York tentu tak menyadari pertemuan O'Connell dan Imhotep. Mereka menginap di sebuah hotel berbintang dengan fasilitas mewah. Dengan banyak dolar AS yang dikeluarkan, lingkungan tempat tinggal mereka benar-benar berkualitas tinggi untuk standar zaman itu.
Semalam berlalu tanpa kejadian. Keesokan harinya, semua orang mendengar rencana Chu Xuan yang hampir tak masuk akal. Sebenarnya rencananya sederhana: menyuap pejabat pemerintah setempat untuk mendapatkan dokumen pameran patroli benda purbakala. Benda purbakala yang dimaksud tentu adalah kitab kuno legenda Mesir, yaitu pameran Kitab Arwah dan Kitab Kebangkitan. Kemudian mereka akan menggelontorkan dana besar-besaran untuk promosi hingga menggemparkan seluruh New York. Jika mereka berada di kota ini, Evelyn pasti tak akan melewatkan kesempatan ini. Jika barang asli, pemiliknya tentu tahu itu adalah Zheng Zhuo dan kawan-kawan. Jika palsu, sesuai watak Evelyn, dia pasti akan datang untuk membongkar penipuan ini.
"Ini satu-satunya cara yang bisa kupikirkan saat ini. Di era ini tidak ada pengumuman pencarian orang atau iklan semacam itu. Jadi kita harus menggunakan alasan pameran patroli benda purbakala ini sebagai pengumuman. Jika kita tidak bisa menemukan mereka, biarkan mereka yang menemukan kita. Waktunya tiga hari. Setelah tiga hari, kita langsung mencari reruntuhan Maya. Alur cabang ini bisa kita kesampingkan dulu," kata Chu Xuan dengan datar.
Zheng Zhua merasa kagum dalam hati. Awalnya dia hanya bertanya sekadar basa-basi. Memikirkan cara menemukan beberapa orang di tengah lautan manusia dalam waktu singkat memang mustahil. Tapi tak disangka Chu Xuan benar-benar punya cara menemukan O'Connell dan kawan-kawan. Meski sebenarnya merekalah yang datang sendiri, ini seperti strategi Shou Zhu Dai Tu (menunggu kelinci terantuk pohon). Tapi tetap lebih baik daripada mencari dengan paksa tanpa rencana sama sekali.
“Baik! Mari kita lakukan seperti ini. Sekarang kita akan menukar emas terlebih dahulu, lalu menggelontorkan uang dalam jumlah besar untuk membuka jalan, mengurus visa pameran benda purbakala di pemerintah kota New York. Tapi kalian semua harus waspada, sebaiknya Ba Wang dan Wang Xia, kalian bisa melindungi kedua kitab kuno ini dari dekat dengan identitas sebagai petugas keamanan... Nilai mereka sepenuhnya jauh lebih besar dibandingkan alur cabang kali ini. Aku lebih rela tidak mengambil reward misi alur cabang kali ini daripada kehilangan kedua kitab ini, terutama Kitab Kebangkitan...” Zheng Zhuo mengangguk keras sambil berkata, kemudian ia kembali memberi beberapa instruksi kepada semua orang.
Semua orang mengangguk, mereka pun mengikuti Zheng Zhuo menuju bank di New York. Namun yang tidak mereka sadari, tadi ada seorang pria berpakaian jubah hitam yang lewat di dekat mereka. Ia menggendong seorang bocah lelaki kecil, sementara wajahnya ditutupi topeng emas. Terlihat ia bergegas masuk ke dalam gang sempit, dan di topengnya terdapat celah kecil...
