Zheng Zhuo menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal, menghela napas: "Mengerti, mengerti. Bahaya sama dengan reward, kan? Ucapanmu ini sudah berkali-kali kudengar... Tapi aku tetap tidak setuju mengeluarkan Kitab Kebangkitan. Ini bukan hanya urusanku sendiri, tapi harapan sahabat-sahabatku untuk hidup kembali. Umumkan saja: Kitab Kebangkitan akan dipamerkan di hari terakhir ekshibisi. Sebelumnya cukup pamerkan Kitab Arwah saja."
Chu Xuan mengangguk setelah berpikir. Ling Dian yang selama ini diam tiba-tiba berkata: "Saat kau berada di gedung tadi, ada seseorang yang mengamatimu dari jarak sangat jauh. Jarak kalian minimal beberapa kilometer. Dengan penglihatan orang biasa mustahil melihatmu, tapi tatapannya terus terkunci padamu. Ketika aku memandangnya, dia seperti menyadari lalu bersembunyi di belakang rumah kecil di atap, membuatku tak bisa melihatnya lagi."
Semua orang saling memandang, Zheng Zhuo segera bertanya: "Kapan itu terjadi? Apakah saat kita sedang mengamati alun-alun? Ling Dian, kenapa saat itu tidak menghubungi Zhan Lan? Baik menggunakan pemindaian kekuatan spiritual untuk mengunci orang itu, atau menggunakan rantai jiwa untuk menghubungkan kita, pilih salah satu saja bisa! Ya Tuhan, mungkin orang itu adalah Imhotep!"
Ling Dian menggaruk kepalanya, dia berkata pelan: "Aku tidak tahu cara menghubungi Zhan Lan, juga belum familiar dengan kemampuan pemindaian kekuatan spiritual ini. Mungkin butuh latihan lebih lanjut untuk bisa bekerja sama dengan kalian dalam pertempuran..."
Zheng Zhuo langsung terdiam. Dia teringat bahwa orang-orang di sini sepertinya belum pernah bekerja sama dengan kemampuan pemindaian kekuatan spiritual dan skill rantai jiwa Zhan Lan dalam pertempuran. Jadi selama ini mereka masih mengandalkan penglihatan sendiri untuk mencari musuh, lalu menyampaikan informasi dengan kata-kata. Akibatnya, skill Zhan Lan hampir tidak termanfaatkan. Dia segera bertanya: "Zhan Lan, bukankah pemindaian kekuatan spiritualmu bisa terus memindai kita semua?"
Zhan Lan mengangguk, gadis itu tersenyum berkata: "Ya, tentu tidak masalah. Untuk jumlah di bawah lima puluh orang, aku bisa terus memonitor mereka dalam jangkauan pemindaian kekuatan spiritualku. Asalkan terjadi kecelakaan atau fluktuasi kekuatan spiritual yang besar, aku bisa langsung merasakannya."
Zheng Zhuo segera mengangguk dan berkata: "Baguslah, kamu kunci semua anggota tim kita dengan kekuatan spiritual. Kecuali saat urusan pribadi... ehem, selain itu, ketika kami perlu menghubungimu akan terus memanggilmu dalam kesadaran. Dan kamu juga bisa menghubungi siapapun di antara kami kapan saja sesuai situasi... Coba dulu masukkan hasil pemindaian kekuatan spiritual ke dalam kesadaran Ling Dian, Ba Wang, dan Wang Xia."
Zhan Lan mengangguk patuh, kemudian menyapu seluruh New York dengan pemindaian kekuatan spiritualnya. Ling Dian, Ba Wang, dan Wang Xia juga menutup mata mereka, mungkin sudah melihat seluruh wilayah New York dalam kesadaran mereka.
Zheng Zhuo memandang Chu Xuan. Setelah berpikir sejenak, dia berkata: "Besok saat pameran dimulai, pagi hari aku akan menaruh Kitab Arwah di etalase. Ba Wang dan Wang Xia bertugas menjaga kitab itu dari dekat. Aku akan menyusup di kerumunan untuk menghadang Imhotep atau musuh lain. Ling Dian melakukan tembakan jarak jauh dari jauh. Kamu tetap di hotel untuk mengendalikan situasi. Ada masalah lain?"
Chu Xuan menggeleng pelan: "Tidak, pengaturanmu sudah tepat. Seperti rencana sebelumnya, kita hanya tinggal tiga hari di New York, lalu pergi ke reruntuhan peradaban kuno Maya..."
"Ya, hanya tiga hari..."
"Pagi-pagi hari kedua, di sekitar alun-alun penuh sesak dengan kerumunan massa. Meskipun Zheng Zhuo sebelumnya telah mengeluarkan biaya besar untuk menyewa banyak penjaga dan petugas keamanan, namun dibandingkan dengan puluhan ribu warga ini. Seratus lebih petugas keamanan dan penjaga ternyata terlalu sedikit. Tapi untungnya sebagian besar warga ini berasal dari kalangan kelas menengah, sehingga kualitas mereka cukup baik. Mereka dengan sadar mengantri panjang di luar alun-alun, menunggu pemeriksaan tiket sebelum masuk, sementara beberapa tokoh publik yang memiliki undangan khusus bisa masuk melalui pintu samping terlebih dahulu. Dengan cara ini, pameran ini juga mendapat promosi yang efektif.
"Masih terlalu berlebihan, kita kan bukan sengaja datang ke sini untuk menyelenggarakan pameran. Terlalu berlebihan rasanya..." Zheng Zhuo melihat keluar dari kerumunan petugas keamanan. Benar saja, seluruh area dalam dan luar alun-alun dipadati massa. Mustahil sebuah pameran hanya menampilkan satu buku kuno kan? Karena itu sebelumnya dia juga mengeluarkan biaya besar untuk menyewa banyak benda purbakala dari berbagai museum di kota ini. Demi mempromosikan nama museum mereka, berbagai museum ini benar-benar meminjamkan banyak artefak terkenal. Akibatnya, sesuai gaya inersia, pameran ini semakin ramai. Tentu saja dari beberapa aspek mulai lepas dari kendali Zheng Zhuo dan kawan-kawan.
"Bagaimanapun juga, tetaplah bertahan di posisi masing-masing. Kalau bisa menarik O'Connell dan Imhotep sekaligus lebih baik. Jika memang tidak bisa, setidaknya harus menjamin keamanan mutlak buku kuno ini!" Zheng Zhuo berkata kepada yang lain melalui rantai jiwa, sementara matanya tertancap penuh waspada mengamati sekeliling.
Waktu terus berlalu, hari yang sibuk seperti ini pun tiba di malam hari. Seiring datangnya malam, semakin banyak massa yang datang ke alun-alun. Para rakyat miskin yang tak punya uang untuk melihat pameran mengincar daging dan minuman gratis di malam hari, sehingga mereka sudah berkumpul di sekitar alun-alun sejak dini hari. Maka ketika sebagian besar orang dari kelas menengah pergi, jumlah orang di alun-alun justru semakin bertambah.
Di waktu yang sama, di Bandara Kota New York, O'Connell dan rombongan turun dari kereta menuju keluar stasiun. Di samping mereka ada sepasang pria-wanita berbaju panjang. Pria itu tampan dengan kepala botak, sementara wanita itu cantik dan menggoda. Ekspresi kedua orang ini terlihat sangat santai, tidak seperti tiga orang lainnya yang wajahnya terlihat muram.
O'Connell bergumam: "Imhotep, jangan remehkan monster itu. Dia benar-benar setara denganmu. Kau tak bisa membayangkan apa yang kami lihat di kota kecil itu. Setiap orang yang darahnya disedot olehnya akan berubah menjadi monster berdaya super. Mereka bisa mengangkat mobil, bahkan menghancurkan rumah dengan satu pukulan. Itu belum yang paling mengerikan. Yang paling menakutkan adalah monster itu sendiri. Fisiknya itu seperti... seperti..."
Evelyn melihat suaminya kesulitan bicara, dia buru-buru menambahkan: "Seolah setiap bagian tubuhnya adalah makhluk hidup yang cerdas. Pembuluh darahnya bisa melepaskan diri dari tubuh dan berubah menjadi jarum, kekuatan dan kelenturannya bahkan mampu menusuk bodi mobil. Rambutnya bisa bergerak seperti ular, bahkan bisa menyedot darah dari ujung helaian. Kekuatannya luar biasa, kecepatannya juga sangat tinggi. Yang paling mengerikan, dia bisa membuat suhu tubuhnya membeku ke tingkat yang sangat rendah dalam sekejap. Begitu kau menyentuh fisiknya, kau langsung akan membeku dan hancur berkeping-keping oleh suhu ekstrem itu..."
Imhotep terkekeh dan berkata: "Kedengarannya seperti makhluk yang sangat kuat. Tapi bisakah dia bertahan tidak dikeringkan menjadi dendeng oleh gurun? Hahaha... Dibandingkan makhluk ini, aku lebih tertarik pada lokasi topeng emas itu. Apakah itu topeng yang bisa mengubah pemakainya menjadi vampir? Kalian yakin sebelum memakai topeng itu dia adalah pria tua yang sangat lanjut usia?"
O'Connell mengangguk: "Benar. Sebelum memakai topeng, dia memang pria lokal berusia enam puluh tahun lebih. Tapi setelah memakai topeng itu, ribuan jarum emas muncul dari topeng dan menusuk masuk ke otaknya. Setelah itu dia berubah menjadi sangat muda, kira-kira berusia delapan belas hingga dua puluh dua tahun."
Imhotep menatap Anck-su-namun sambil tersenyum: "Akan terlalu sepi jika hanya aku sendiri yang tidak menua dan abadi. Anck-su-namun, kau juga bisa memiliki kekuatan yang melampaui manusia biasa. Kau bisa seperti aku, tidak pernah tua dan abadi... Kau senang?"
Wanita yang memesona itu matanya sedikit bersinar, dia tersenyum pada Imhotep, dan Imhotep pun berkata dengan tertawa: "Topeng batu ini kemungkinan adalah Topeng Evolusi Makhluk Hidup Akhir yang tercatat dalam kitab-kitab kuno, haha, tak kusangka setelah datang ke Amerika ini masih bisa menemukan benda menarik seperti ini..."
Rasa ingin tahu Evelyn langsung terbangkitkan, dia buru-buru bertanya: "Topeng Evolusi Makhluk Hidup Akhir? Apa itu? Apakah ini nama asli topeng emas ini? Mengapa diberi nama seperti itu?"
Imhotep berkata dengan santai: "Ini hanya nama belaka. Di zamanku dulu pernah tersimpan banyak naskah kuno, legenda mengatakan bahwa manusia zaman dahulu pernah mencapai peradaban yang sangat tinggi—eh, istilahnya peradaban—di antara mereka, makhluk hidup tingkat tinggi yang berevolusi bisa mengendalikan sumber kehidupan mereka sendiri, berubah menjadi berbagai makhluk, bahkan menjadi makhluk yang menyerupai dewa. Sedangkan makhluk akhir yang lebih tinggi dari mereka bisa menguasai segala sesuatu di alam, seperti api, cahaya, angin—mereka sudah menjadi dewa... Menurut catatan naskah kuno, topeng emas ini bisa mengubah manusia menjadi makhluk hidup tingkat tinggi, hanya selangkah lagi dari makhluk hidup akhir. Tapi naskah menyebutkan bahwa saat pembuatan topeng emas ini terjadi kesalahan, meski berubah menjadi makhluk tingkat tinggi, tapi tidak sempurna. Jadi mereka akan takut pada cahaya matahari, sekali terkena sinar matahari langsung mati. Kurasa yang kalian temui adalah makhluk seperti ini. Benar-benar makhluk tingkat tinggi, hanya selangkah lagi dari makhluk akhir. Ha ha ha..."
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Imhotep sudah menggandeng tangan Anck-su-namun dan berjalan cepat ke depan. Sementara itu, O'Connell dan dua rekannya saling pandang sejenak, kemudian mereka pun mengikuti Imhotep dari belakang dalam diam. Dari segala sisi, Imhotep saat ini adalah sekutu terbesar mereka, meskipun sekutu ini tidak sepenuhnya andal.
### Trilogi Ketiga: Topeng Penghisap Darah (II) Bab Dua: Satu Dua Tiga... (III)
Di saat yang sama, Zheng Zhuo yang telah mengambil kembali Kitab Arwah ikut makan-minum di alun-alun bersama yang lain. Sebaliknya, para profesional yang mereka sewa justru bertingkah seperti tuan rumah pameran ini, mondar-mandir di antara para tokoh publik. Sedangkan para tokoh utama malah bersembunyi di sudut sambil makan sendiri tanpa dikenal siapa pun.
"Mereka hanya butuh alasan untuk pesta minuman keras. Kebetulan kita menjadi kambing hitam mereka, hahaha..." Kata Wang Xia kepada yang lain.
Karena sehari tanpa kegiatan, pada akhirnya Chu Xuan, Zhan Lan, bahkan Ling Dian pun ikut datang ke alun-alun. Lagipula makan di sini cukup praktis, dan Kitab Arwah sudah disimpan. Biarkan saja barang-barang di sini dicuri semuanya, tidak ada hubungannya dengan mereka.
Ba Wang mengambil seekor ayam panggang utuh dan melahapnya dengan lahap. Pria ini sama sekali tidak peduli dengan kesan atau penampilan, sambil menyantap ayam panggang ia juga menenggak vodka dalam-dalam, tampil persis seperti "babi mati tak takut air mendidih". Biarkan para tamu terkemuka di sekitarnya mengerutkan alis memandanginya, justru cara makannya semakin menjadi-jadi. Sambil mengunyah ia berkata: "Lucu sekali orang-orang ini, ingin mengadakan koktail ya silakan saja. Sekarang pameran malah jadi milik mereka, ha ha ha... Ayo semua makan bersama... Ayam panggang ini lumayan enak." Sambil bicara, ia meletakkan sepotong besar steak berlemak di piringnya, menyambar daging itu lalu mulai melahapnya dengan rakus.
Zheng Zhuo hanya melihat cara makannya saja sudah merasa kenyang. Dengan pasrah ia mengambil salad buah dan menaruhnya di piring, setelah mencicipi sedikit ia berkata: "Aku tidak terlalu suka masakan Barat, lebih suka rasa masakan Tiongkok. Khususnya masakan Sichuan pedas dan berbumbu tajam itu yang terbaik."
Zhan Lan yang berdiri di sampingnya tertawa kecil sambil berkata: "Begitu pulang kita bikin hotpot saja. Aku punya teman dari Sichuan yang pernah mengajarkan cara membuat hotpot. Nanti aku akan memasak hotpot terlezat untuk semua..."
Suasana di antara semua orang saat ini masih cukup santai, bahkan Chu Xuan pun sedang memakan setengah ekor ikan kukus dengan tenang. Sesekali terlihat dia mengeluarkan duri ikan dari mulutnya. Pria ini sepertinya tidak mahir dalam menyantap ikan. Hal ini sedikit tidak sesuai dengan kecerdasan yang biasa ditunjukkannya. Saat ini, dia seperti anak kecil yang fokus menyantap ikan, terutama gerakan terus-menerus mengeluarkan duri ikan itu.
Zheng Zhuo hendak mengambil minuman, namun sebelum sempat melangkah beberapa langkah, tiba-tiba dia menghentakkan kaki dan menghadang di depan kelompok. Di lokasi: Chu Xuan, Wang Xia, Ba Wang, Ling Dian. Kecuali Zhan Lan yang memang orang biasa, keempat lainnya semuanya telah melewati situasi genting antara hidup dan mati. Mereka semua pernah bertempur bersama Zheng Zhuo. Saat Zheng Zhuo melakukan gerakan ini, keempat orang itu serentak melindungi Zhan Lan di tengah. Wang Xia dan Chu Xuan bahkan sudah mengeluarkan tombak dan pistol.
"Ada apa? Apakah ada musuh di sekitar?" Chu Xuan memandang dingin ke sekeliling sambil bertanya pada Zheng Zhuo.
Enam orang di sekeliling pelayan itu terkejut. Beberapa pelayan segera berteriak histeris dan lari menjauh, namun tiba-tiba teriakan serupa juga terdengar dari tiga lokasi berbeda di kejauhan. Seluruh area pesta langsung menjadi kacau balau. Kerumunan pria-wanita berdesakan keluar alun-alun, tak terhitung orang yang terjatuh dan terinjak-injak...
"Bau amis darah, bau darah yang sangat menyengat... Zhan Lan, scan apa yang terjadi di sana?" Zheng Zhuo tetap berdiri melindungi kelompoknya sambil berteriak pada Zhan Lan.
Zhan Lan mengangguk dan menutup matanya, namun beberapa saat kemudian ia bergumam heran: "Tidak mungkin... Tidak ada apa-apa di sana... Tidak ada makhluk hidup, atau mungkin organisme di sana sudah tidak bernyawa lagi."
Saat mereka berbicara, tiga area sumber teriakan telah kosong ditinggalkan kerumunan. Tiga pria bertubuh besar berjongkok di sana. Astaga! Mereka sedang mencabik-cabik beberapa mayat yang masih mengenakan pakaian rapi - tamu penting yang tadi masih bercengkerama di pesta. Mayat pria dan wanita itu telah tercabik-cabik, genangan darah kotor menggenangi tanah di sekitar mereka.
Saat itu, salah satu pria kekar berdiri dan menatap Zheng Zhuo dan yang lain. Wajah pria ini sudah benar-benar terdistorsi, terlihat seperti wajah abstrak yang dipahat. Hidung, mata, telinga dan bagian lainnya telah bergeser posisi, sementara mulutnya membesar secara abnormal hingga menempati sepertiga wajah. Seluruh mulut dipenuhi gigi tajam yang terbuka, setiap gigi masih berlumuran darah dan sisa daging. Penampilannya sungguh mengerikan dan menyeramkan.
Zheng Zhuo langsung mengeluarkan Tube-Pulsed Ejection Gun dan senapan Gauss dari Cincin Na. Dengan suara rendah ia berkata pada kawan-kawan di belakangnya: "Mereka mungkin makhluk hidup yang memakai topeng emas. Tapi aku tidak menerima prompt apapun dari 'Dewa Utama' tentang alur cabang. Jadi diperkirakan topeng emas bukan bagian dari alur cabang. Karena tidak tahu ber banyak sahabat mereka, sebisa mungkin hindari konflik. Ba Wang, Ling Dian, kalian antar Zhan Lan dan Chu Xuan kembali ke hotel. Wang Xia, ikut di belakangku untuk mengamankan jalan. Jika diperlukan, nanti akan kuberi tanda untuk meledakkan bom..."
Saat sedang berbicara, pria berotot yang bangun itu mulai mendekati kerumunan orang. Hampir bersamaan, teriakan panik terdengar dari gerbang alun-alun. Tampak seorang pria tampan berambut cokelat panjang berdiri di sana sambil menggendong bocah lelaki berusia 1-2 tahun yang sedang tertidur lelap. Rambut cokelatnya bergerak-gerak seolah memiliki kehidupan sendiri. Setiap orang yang ditusuk rambutnya langsung terjatuh. Tak lama, mereka yang jatuh bangkit kembali. Tubuh mereka - apapun bentuk sebelumnya - mulai mengalami pembesaran otot secara drastis dan tinggi badan bertambah cepat. Saat transformasi berhenti, postur mereka hampir mencapai dua meter dengan otot mengeras seperti besi. Wajah mereka berubah bentuk menjadi mengerikan, persis seperti tiga monster yang muncul sebelumnya.
"Plot cabang tersembunyi di dunia The Mummy: Bunuh makhluk hidup superior Daifu, lindungi Alex dari kematian dan transformasi zombie. Membunuh Daifu akan memberikan Alur Sampingan Level B dan 5000 poin reward. Anggota Tim Zhongzhou lainnya mendapat Alur Sampingan Level C dan 4000 poin reward. Jika Alex mati atau menjadi zombie, seluruh tim akan kehilangan 10.000 poin. Tidak ada batas waktu..."
Zheng Zhuo dan yang lain saling memandang, perut bumi mereka mengencang, terutama keempat orang yang telah melewati pertempuran melawan Naga Raksasa. Dalam hati mereka semakin dingin, pria berambut cokelat Asia yang terlihat hampir tak berbeda dengan orang biasa ini. Ternyata dia adalah ancaman mengerikan yang setara dengan Naga Raksasa, bahkan dengan tambahan kesulitan harus melindungi seorang orang asing, ancamannya terhadap kelompok mereka tidak kalah besar dibanding ancaman naga. Terutama hukuman pemotongan 10000 poin reward untuk seluruh anggota yang benar-benar mematikan, dengan kata lain, jika orang asing itu mati. Maka mereka hanya punya sisa waktu puluhan hari di dunia ini, kapanpun kembali ke dimensi ruang "Dewa Utama" atau tidak, pasti akan mati.
"Siapa Alex? Siapa orang bernama Alex ini? Sialan, dari mana tiba-tiba muncul orang asing!" Ba Wang sudah mulai mengumpat sambil mengarahkan Tube-Pulsed Ejection Gun-nya ke pria Asia berambut cokelat itu, tapi sebelum sempat menarik pelatuk, Chu Xuan tiba-tiba mendorong laras senjatanya ke arah langit.
Chu Xuan menggosok pelipisnya: "Alex, nama Alex... Kita berada di dunia film horor The Mummy, secara waktu sekarang di akhir Perang Dunia I. Menjelang awal Perang Dunia II, waktunya bertepatan dengan kedatangan visor helm vampir ke Amerika dalam cerita JOJO's Bizarre Adventure, dan berdasarkan tokoh utama kedua cerita ini... Alex adalah putra O'Connell dan Evelyn! Sekarang usianya sekitar satu tahun!"
Semua orang memandang ke arah bayi berambut coklat yang sedang tertidur di pelukan pemuda itu. Di sana terlihat seorang bocah lelaki berusia sekitar satu tahun lebih dengan ciri fisik anak kulit putih... Begitu menyadari hal ini, semua orang serentak menarik napas panjang. Bahkan Ba Wang yang sebelumnya sudah basah keringat dingin—andai saja ia benar-benar menembak saat itu, akibatnya hanya akan satu: kekuatan penghancur Tube-Pulsed Ejection Gun pasti akan merobek tubuh bocah itu berkeping-keping. Saat itu, seluruh grup pasti akan ikut terhapus bersama hukuman minus 10.000 poin reward!
Zheng Zhuo menghela napas: "Baiklah, mari selesaikan alur cabang ini di sini. Meski monster-monster ini muncul tiba-tiba, lebih baik bertarung langsung daripada diserang diam-diam... Zhan Lan, rekam gelombang mental orang ini dan terus pantau posisinya. Jangan sampai dia kabur. Ba Wang, tembak saja zombie-zombie itu sesukamu. Jaga Chu Xuan dan Zhan Lan. Ling Dian, carilah titik sniper di sekitar sini. Aku butuh presisi tembakanmu—gunakan peluru spiritual untuk menghancurkan kepala makhluk hidup tingkat tinggi Dief ini sekaligus, pastikan Alex selamat... Ayo mulai!"
Begitu Zheng Zhuo selesai berbicara, semua orang mulai bergerak. Ba Wang melindungi Chu Xuan dan Zhan Lan sambil berlari keluar alun-alun. Sementara itu, Zhan Lan melakukan scan terhadap situasi di alun-alun dan menggunakan rantai jiwa untuk menyambungkan kesadaran Zheng Zhuo, Ling Dian, dan Chu Xuan. Namun sama seperti zombie-zombie tinggi itu, pemuda berambut cokelat ini juga tidak bisa dikunci atau discan menggunakan kekuatan spiritual, seolah-olah dia sudah menjadi mayat yang sama sekali tidak meninggalkan jejak gelombang kekuatan spiritual.
Saat ini, zombie tinggi yang pertama kali menyerang Zheng Zhuo sudah sangat dekat. Kecepatan zombie ini tidak terlalu tinggi, tapi kekuatannya sungguh mengerikan. Setiap kali kakinya menginjak tanah, lantai beton langsung meninggalkan jejak cetakan dangkal. Kemudian dia melompat lebih dari tiga meter, langsung menerjang Zheng Zhuo dari udara.
Zombie ini mungkin sangat menakutkan bagi orang biasa yang tak bersenjata. Setidaknya kekuatannya saja sudah cukup untuk menyobek tubuh manusia biasa sampai tulangnya terlihat. Tapi baik kekuatan maupun kecepatan zombie ini sama sekali tidak sebanding dengan Zheng Zhuo. Setelah melewati berbagai ujian medan perang hidup-mati, terus-menerus berada di ambang kematian, terus menukarkan kekuatan dari "Sang Tuan", ditambah penggandaan kekuatan dari sel naga raksasa dalam tubuhnya - mana mungkin Zheng Zhuo sekarang takut pada zombie remeh seperti ini?
Saat zombi berada satu meter dari Zheng Zhuo, seberkas cahaya keemasan menusuk masuk ke kepala zombi, dengan mudah menembus tengkoraknya. Tampak Zheng Zhuo memegang tombak panjang berwarna emas - Tombak Pengadilan. Bahkan tanpa diisi energi dalam maupun Energi Vampir, tombak ini tetap sangat tajam. Dengan kekuatan Zheng Zhuo, dia mengayunkan tombak itu dan mengangkat seluruh tubuh zombi raksasa itu ke udara, lalu melemparkannya jauh ke arah pemuda berambut cokelat di kejauhan.
Pemuda berambut cokelat itu terus berjalan mendekat ke Zheng Zhuo. Melihat zombi raksasa yang dilemparkan ke arahnya, dia sama sekali tidak menghindar. Dengan satu tangan terangkat, dia menangkap kepala zombi itu. Entah bagaimana caranya, zombi tersebut mulai membeku dari kepala hingga seluruh tubuhnya. Dalam hitungan detik, zombi itu berubah menjadi patung es abadi. Pemuda itu kemudian melemparkan patung es itu ke tanah dengan lembut, membuatnya pecah berantakan.
Dengan langkah tenang, pemuda berambut cokelat itu mendekati Zheng Zhuo. Dia berhenti sekitar sepuluh meter jaraknya. Dengan tatapan dingin, pemuda itu berkata: "Serahkan serpihan emas itu. Aku mencium bau serpihan itu di tubuhmu. Urusan lain tidak akan kusentuh, dan aku janji para sahabatmu tidak akan dibunuh..."
Zheng Zhuo terkekeh sambil berkata: "Sahabatku semudah itu dibunuh? Kau pikir zombie mutasi ini bisa membunuh mereka? Jangan bercanda, zombie ini apa dibandingkan tyrannosaurus? Tak bisa mempertahankan diri dari serangan senjata teknologi tinggi jarak jauh, kekuatan cuma 3-4 kali orang biasa, kecepatan juga tidak meningkat banyak. Sayangnya membunuh mereka tidak dapat poin reward, kalau tidak mereka seperti reward point berjalan yang bagus..."
Pemuda rambut cokelat itu bingung mendengarnya, tapi ia paham maksud Zheng Zhuo: penolakan dan penghinaan. Ini membuatnya mengerutkan alis. Ia melangkah mendekati Zheng Zhuo, rambut cokelat panjangnya mulai melayang-layang seperti kepala ular hidup, siap menggigit begitu dekat.
Zheng Zhuo berdiri tak bergerak. Selain karena keahlian tinggi dan keberanian besar, rantai jiwa juga mengirimkan informasi khusus: tetap berdiri di situ, biarkan pemuda itu maju selangkah lagi, selangkah lagi...
"Braak!"
Suara ledakan menggema, peluru ramping yang tak terlihat oleh mata telanjang telah menembus kepala pemuda berambut cokelat bersamaan dengan dentuman senjata. Kekuatan penghancurnya begitu dahsyat hingga dalam sekejap kepala pemuda itu hancur berkeping-keping. Belum cukup sampai di situ, peluru terus melesat menerobos tiang lampu jalan hingga patah sebelum akhirnya menghunjam ke dalam tanah, meninggalkan lubang menganga di kedalaman bumi.
Dentuman khas senapan Gauss akhirnya kembali menggema.
