Pria kulit putih tak menyangka perkembangan ini. Kecepatan Zheng Zhuo dalam status Penghancur hampir tak terlihat oleh mata telanjang. Pedangnya hanya berhasil memotong bayangan-bayangan di sekelilingnya,
sekaligus memaksa lonceng kuningan kuno muncul. Ekspresi pria kulit putih masih terlihat bingung. Dentang keras terdengar saat pedang itu menghantam bayangan lonceng hingga masuk dua fen, pertanda fokus sihir perlindungannya mulai retak.
Ketika Zheng Zhuo mendarat, keruntuhan dimensi ruang di belakangnya baru saja berakhir. Meskipun dia tidak berada di dalamnya, berdasarkan informasi dari firasat bahayanya, jika serangan ini mengenai langsung, sekuat apapun fisiknya, kematian sudah pasti. Kecuali dia memiliki tubuh seperti monster bermasker yang tidak bisa mati, jika tidak, pasti mati.
Pria kulit putih itu terlempar sejauh 100 meter. Begitu mendarat, yang pertama dilakukannya bukan berdiri, tapi mati-matian membuat beberapa perpanjangan diri lagi. Jelas dia menyadari kekuatan Zheng Zhuo meledak tiba-tiba sekejap mata. Di hadapan kekuatan yang begitu dominan, selain membelah diri dia tak punya cara lain. Hingga saat ini, akhirnya rasa horor memenuhi hatinya.
Zheng Zhuo hanya mengejar puluhan meter. Begitu pria kulit putih membelah diri, dia segera kembali dari status "Penghancur" ke status "Ledakan". Bagaimanapun, status Penghancur adalah jurus barang langka terakhirnya. Setelah digunakan, hampir tidak memiliki kekuatan tempur. Sebelum mengetahui seberapa besar efek perlengkapan perlindungan pria ini atau jurus lainnya, dia tidak berencana menggunakan status Penghancur lagi. Kecuali untuk menentukan kemenangan dalam sekali serangan, pengorbanan menggunakan status ini terlalu besar.
“Sudahlah, kita berhenti bertarung. Persaingan antar orang kuat hanya menguntungkan para lemah yang munafik. Begini, aku akan memberikan dua anggota tim kami untuk dibunuh... Tidak. Tiga orang, termasuk seorang yang telah membuka kunci genetik. Kekuatan tempur jarak dekatnya sangat-sangat lemah. Dengan kemampuanmu... maksudku, kemampuan Yang Mulia, pertempuran hanya butuh puluhan detik. Mari kita berdamai!” Pria kulit putih itu langsung bicara tergesa-gesa saat mendarat, tapi tetap waspada. Beberapa bayangannya juga meniru gerakan dan ekspresinya persis, menunjukkan betapa gentarnya dia.
Zheng Zhuo tidak menjawab, malah melangkah mendekatinya. Setiap langkahnya terlihat kecil, tapi tubuhnya melesat belasan meter. Tekanan besar ini memaksa pria kulit putih terus mundur. Setelah mundur puluhan meter, akhirnya dia berteriak marah: "Sial! Kuberi muka malah tak mau terima! Kau pikir cuma kau yang punya jurus barang langka? Aku juga punya! Berani coba? Jurusku pasti bisa membunuhmu! Aku cuma tak mau ambil risiko! Bukankah seharusnya orang kuat bersatu menindas yang lemah?"
"Menurutku..."
Zheng Zhuo berjalan sambil menggenggam Jiwa Harimau, berkata dingin: "...Kaulah si lemah itu!"
“Pria kulit putih itu akhirnya mengaum dengan gila setelah mendengar perkataan itu. Kalimat ini membuatnya sadar bahwa masalah ini tidak akan berakhir dengan damai, meskipun dia tidak mengerti mengapa Zheng Zhuo terlihat sangat membencinya. Namun dia paham bahwa pria di hadapannya benar-benar jauh lebih kuat darinya, bukan karena peralatan atau skill, melainkan tekanan khas dari orang kuat yang bahkan membuatnya merasakan horor. Maka untuk melawan horor itu, dia hanya bisa menggunakan kegilaan.”
“Aah!”
Pria kulit putih itu mengaum keras, dia dan beberapa bayangannya berlari memburu Zheng Zhuo secara membabi buta. Saat Zheng Zhuo mengangkat pedang Tiger Soul untuk menyerang, dia kembali menggunakan trik lamanya dengan mengepung dari segala arah. Skill pengurungan yang tadi digunakan pun kembali diaktifkan.
“Cerminan...”
Gerakan Zheng Zhuo tiba-tiba terbekukan di posisi mengangkat pedang. Area sekitar sepuluh meter kubik di sekitarnya terkunci. Terlihat jelas pria kulit putih ini juga sangat tersiksa, darah mulai mengalir deras dari hidung dan mulutnya. Tapi dengan mata penuh kegilaan, dia tetap mengangkat pedang batu tak kasat mata Excalibur sambil meraung.
“Pedang Kemenangan dan Sumpah! EXCALIBUR!”
Dari tangan pria kulit putih tiba-tiba memancar cahaya perak keperakan, sinar terang itu menggores bentuk pedang berat tak kasat mata di tangannya. Kemudian sebilah pedang berat bergaya Eropa kuno muncul di tangannya. Pria kulit putih itu mengayunkan pedang berat ini dengan keras ke arah Zheng Zhuo yang terkungkung, seketika tirai cahaya mirip laser menghujam ke arah Zheng Zhuo.
"Penghancur!"
Zheng Zhuo juga tidak tinggal diam menunggu ajal. Sebelum tirai cahaya mendekat, ia sudah memaksakan penggunaan status "Penghancur". Dengan kondisi fisiknya saat ini, ia bisa menahan status ini sekitar sepuluh detik. Selain satu detik yang sudah digunakan sebelumnya, masih tersisa sembilan detik untuk bergerak dan membunuh.
Saat status "Penghancur" diaktifkan, Zheng Zhuo merasakan segala sesuatu di sekitarnya seperti membeku. Dengan segenap tenaga, ia melepaskan diri dari dimensi ruang yang mengurungnya. Kaki kanannya menginjak kuat ke tanah, meninggalkan lubang cekung sedalam satu meter. Dengan kekuatan dahsyat ini, tubuhnya melesat setinggi dua puluh meter.
"Langkah Bulan!"
Zheng Zhuo mulai mengubah arah di udara dengan menginjak-injak udara. Sementara itu, tirai cahaya baru saja menghantam posisinya semula. Daya hancur cahaya ini memang luar biasa - permukaan tanah yang tidak rata langsung diratakan menjadi sehalus cermin. Jika terkena serangan ini secara langsung, tubuh Zheng Zhuo pasti akan hancur menjadi daging cincang.
Memanfaatkan daya gerak udara dari Langkah Bulan, Zheng Zhuo langsung mendarat di belakang pria kulit putih dari ketinggian, sementara gerakan pria kulit putih itu baru saja mengangkat kepala melihat ke langit. Zheng Zhuo telah mengetahui mana tubuh asli saat pria kulit putih menggunakan serangan tadi, namun untuk berjaga-jaga, ia tetap melancarkan beberapa Tendangan Badai berturut-turut dari kejauhan ke arah pria kulit putih itu.
Kekuatan penghancur Tendangan Badai sungguh dahsyat, semburan angin tajamnya dengan mudah membelah bayangan-bayangan itu. Ketika menghantam punggung pria kulit putih, serangan itu kembali diblokir oleh lonceng kuno tersebut. Namun kini warna lonceng semakin memudar, semburan angin ini bahkan berhasil menembus masuk beberapa fen ke dalam lonceng. Gerakan pria kulit putih saat ini terlihat seperti ingin menoleh, waktu yang berlalu baru sekitar satu detik lebih.
"Tombak Kepalan!"
Zheng Zhuo menerjang ke depan dan mengayunkan pukulan keras. Dalam status 'Penghancur', kekuatan pukulan ini benar-benar luar biasa besar, hingga membuat lonceng kuno itu penyok ke dalam. Hampir saja pukulan itu langsung mengenai dada pria kulit putih tersebut.
Zheng Zhuo sama sekali tidak berhenti, mengayunkan pedang Tiger Soul dengan gila-gilaan menebas. Setiap tebasan mampu membuat genta kuno terpotong semakin dalam beberapa fen. Sampai akhirnya ia mengayunkan tebasan terkuat yang akhirnya membelah genta menjadi dua bagian dari tengah, sekaligus memutuskan satu lengan pria kulit putih karena gaya inersia tebasan tersebut. Baru sekarang pria kulit putih itu menoleh, pandangannya dipenuhi kengerian, ekspresinya seolah mencapai puncak horor. Tapi Zheng Zhuo tanpa ampun terus mengayunkan pedang Tiger Soul ke atas-bawah. Sebelum pria itu bisa membuat perpanjangan diri lagi, akhirnya semua anggota geraknya terpotong sepenuhnya di tanah. Pedang kemenangan dan sumpah itu pun disimpan Zheng Zhuo ke dalam Cincin Na.
Status "Penghancur" telah berlangsung lebih dari enam tujuh detik. Zheng Zhuo baru tersadar dari status tersebut. Seketika pembuluh darah kapiler di tubuhnya mulai memancar deras dan meledak. Sebelum sempat bereaksi, tubuhnya sudah sepenuhnya berlumuran darah. Zheng Zhuo segera merasakan energi vampir dan energi dalam di tubuhnya, lalu menyedot energi dari Cincin Mithril Pengisian Daya ke dalam tubuh. Dengan cara ini, ia tidak sampai terjatuh lemas ke tanah.
"Sial, efek sampingnya terlalu besar... Rasanya seperti mau mati..."
Zheng Zhuo merasakan seluruh tubuhnya gatal dan nyeri. Kekuatan regenerasi tubuhnya yang mengerikan segera bekerja. Pembuluh darah kapiler di tubuhnya mulai pulih kembali, dan otot yang tertarik juga mulai diperbaiki. Meskipun demikian, kondisi Zheng Zhuo saat ini hanya menyisakan tiga puluh persen kekuatan tempur dibandingkan kondisi terbaiknya... Tanpa menggunakan "Ledakan" dan "Penghancuran".
Saat Zheng Zhuo kembali ke kondisi semula, kecepatan pria kulit putih itu baru kembali normal. Dia mulai mengaum histeris. Tanpa anggota gerak, tubuhnya terus berguling-guling di tanah sementara mulutnya memuntahkan berbagai kata-kata kotor. Tampaknya dia menyadari ajalnya sudah dekat, sehingga berhenti memohon ampun dan mulai melampiaskan rasa sakit serta kebencian dalam hatinya.
Zheng Zhuo merasa cemas dengan kondisi Ling Dian. Meskipun tidak ada pemberitahuan dari "Sang Tuan" tentang kematian Ling Dian, tetap saja membiarkannya sendirian menghadapi anggota musuh berkemampuan khusus yang kuat - bahkan dengan perlengkapan perlindungan level B ganda - membuat hatinya tidak tenang. Dia segera mengangkat tubuh pria kulit putih itu dan berlari menuju sumber dentuman senjata di kejauhan. Sambil berlari, tangannya merogoh benda-benda dari tubuh pria tersebut. Saat meraba, jarinya menyentuh sebuah lonceng kecil yang telah terbelah dua di tengahnya, seolah-olah dipotong oleh pedang.
“Sial, kau benar-benar tidak akan mendapatkan apa pun! Perlengkapan perlindungan ini akan langsung rusak begitu pertahanannya jebol. Kau pikir masih bisa mengambilnya? Pedang Kemenangan dan Sumpahku sudah terikat perjanjian, hanya aku yang bisa menggunakannya. Percuma kau ambil, ha ha ha... Dasar babi! Sudah susah payah kalahkan aku tapi tak berani membunuhku. Mau menyerahkanku pada anggota lemah di timmu untuk dibagi poin? Sial! Tapi tetap saja kau babi tak berguna, si lemah pengecut!” teriak pria kulit putih itu.
Zheng Zhuo mengabaikannya, sambil menyeretnya ia bertanya: “Di mana penyimpanan barangmu? Jangan bilang tidak punya, aku tak percaya!” Sambil mengatakan itu, ia menarik keras urat putus di lengan pria kulit putih itu, memperlihatkan kebencian yang mendalam.
Pria kulit putih itu mengaum, tiba-tiba tenang: “Aku punya penyimpanan berisi banyak barang bagus. Tapi kenapa harus kuberikan? Dan kenapa kau begitu membenciku? Aku bahkan tak mengenalmu! Meski menantangmu atau bicara kasar, bukankah demi kepentingan kita bisa berdamai? Mengapa! Katakan mengapa kau begitu membenciku!”
