Setelah semua anggota keluar dari ruang masing-masing, seluruh Tim Zhongzhou yang berjumlah tujuh orang berdiri di alun-alun "Dewa Utama". Setiap orang memperoleh poin reward dan alur cabang yang berbeda-beda dalam film horor ini. Orang dengan poin terbanyak adalah Chu Xuan dan Luo Gendao. Keduanya membunuh anggota Tim Senzhou yang telah membuka kunci genetik, ditambah dengan banyak serangga yang telah dibunuh sebelumnya. Setelah perhitungan akhir, mereka masing-masing mendapatkan lebih dari 13.000 poin reward dengan alur cabang ganda Level B. Hanya Zhan Lan yang nyaris ketinggalan 1.000 poin reward dibanding mereka.
Bagaimanapun juga, setelah menyelesaikan dunia film horor ini, setiap anggota tim akan mengalami kemajuan besar. Setiap orang setidaknya memiliki satu Alur Sampingan Level B, sementara poin reward lebih dari cukup untuk semua. Dalam kondisi seperti ini, semua orang saling mengobrol dengan penuh semangat. Zheng Zhuo bahkan memperhatikan ada sedikit keringanan di wajah Chu Xuan.
"Ehem... Dari situasi saat ini, hasil kita kali ini benar-benar berlimpah." Zheng Zhuo berkata riang kepada yang lain: "Poin reward tidak usah dibahas. Alur cabang yang berharga ini - setiap orang mendapat minimal satu Level B, beberapa bahkan dapat dua Level B. Kita bisa menghidupkan kembali lebih banyak sahabat, sekaligus memperkuat tim kita sendiri. Tentang masalah menghidupkan kembali sahabat, kita perlu berdiskusi bersama."
Chu Xuan langsung langsung mengatakan: "Pertama, jumlah orang yang akan dihidupkan kembali dalam film horor ini sudah ditetapkan yaitu tiga orang, yaitu Zhao Yingkong, Zhang Heng, dan Cheng Xiao. Alokasi spesifiknya adalah, selain Ling Dian, enam dari kita masing-masing akan menyumbangkan 4.000 poin reward. Kemudian aku, Zhan Lan, dan Luo Gendao akan menyumbangkan Alur Sampingan Level B untuk menghidupkan kembali semua orang. Dengan cara ini, poin reward kalian tidak akan terpakai terlalu banyak, dan setiap orang masih menyimpan satu Alur Sampingan Level B. Sedangkan dua Alur Sampingan Level B milik Ling Dian, selain untuk penguatan diri sendiri, sisanya bisa digunakan untuk mendukung tiga orang yang dihidupkan kembali. Inilah rencanaku."
Zheng Zhuo dan yang lain mulai menghitung. Mengambil contoh poin reward dan alur sampingan Zheng Zhuo: dia memiliki lebih dari 12.000 poin reward, masing-masing satu Alur Sampingan Level D, C, dan B. Dengan demikian, dia masih menyisakan 8.000 poin reward tanpa mengubah alur sampingannya. Jumlah ini cukup untuk menukar teknik pedang tingkat menengah, sekaligus menghidupkan kembali tiga anggota dengan kekuatan tempur utama. Yang terpenting, di antara tiga anggota ini ada seorang dokter yang akan sangat dibutuhkan di kemudian hari - ini jauh lebih baik dari perkiraannya.
Zheng Zhuo segera mengangguk: "Kalau begitu mari tentukan kandidat revival ini. Kekuatan tempur ketiganya sangat vital untuk tim... Untuk Xiao Honglü dan anggota lain, kita tunggu sampai film horor berikutnya selesai. Setelah ini, mari kita istirahat satu dua hari, lalu masuk ke dunia The Mummy. Setelah semua dihidupkan kembali, baru kita diskusikan bersama tentang pertukaran skill dan senjata. Bagaimana pendapat kalian?"
Ba Wang tertawa terbahak-bahak: "Ini benar-benar dahsyat! Dengan satu Alur Sampingan Level B, aku bingung harus menukar senjata apa. Barusan melihat beberapa senjata teknologi tinggi dari Alur Sampingan Level B, baru sadar kekuatan penghancurnya benar-benar mengerikan..."
Semua orang langsung tertawa mendengarnya. Zheng Zhuo bergurau: "Yang penting daya hancurnya besar. Tapi seiring meningkatnya kesulitan dunia film horor dan perlahan bertemu tim lain, kamu harus terus meningkatkan garis keturunan manusia serigalamu. Tentang hal ini tak perlu kuingatkan lagi kan?"
Begitu menyebut garis keturunan manusia serigala, wajah Ba Wang langsung bersinar. Pria ini sudah larut dalam imajinasinya sendiri. Tak lama kemudian, dia malah melolong seperti serigala keras-keras. Sementara yang lain berdiskusi sebantar dan sepakat esok hari paling tepat untuk memasuki dunia The Mummy. Setiap anggota akan menukar 10 hari waktu di dunia tersebut - hanya menghabiskan 500 poin reward. Dengan begitu, jika ada masalah terjadi, mereka masih punya waktu penyangga.
Setelah melewati film horor Starship Troopers, semua anggota tim merasakan kelelahan yang luar biasa. Pertempuran beruntun selama beberapa hari, perang strategi melawan dua tim, melarikan diri dari lautan serangga, serta beberapa kali perjalanan berbahaya - meski selama perjalanan mereka tidak menyadari sesuatu yang aneh, namun setelah pertempuran usai, semua baru merasakan kelelahan yang muncul dari dasar hati. Maka sore itu setiap orang menghabiskan waktu di kamar masing-masing sepanjang hari, ada yang tidur atau bermain. Seperti Ba Wang yang memaksa Ling Dian dan Wang Xia bermain game elektronik, Zhan Lan bersenandung sambil memasak di kamarnya, Chu Xuan tanpa terkecuali mempelajari desain teknis, sementara Luo Gendao berpikir keras tentang jenis unit mekanis apa yang harus ditukar selanjutnya.
Zheng Zhuo juga bersantai seharian seperti yang lain. Ia membawa Luo Li ke ruang bawah tanah untuk memancing. Gadis kecil ini dengan tenang bersandar di sisinya - sikap kalem yang jarang terlihat padanya. Namun ketika dia benar-benar diam, penampilannya yang tenang dan menggemaskan membuat Zheng Zhuo tak kuasa menciumnya beberapa kali.
Hari itu berlalu dalam suasana damai dan tenang. Pagi hari kedua, semua orang berdiam diri di alun-alun "Dewa Utama". Karena perkiraan tidak akan ada bahaya besar saat memasuki dunia film horor The Mummy ini, bahkan Luo Gendao pun belum menukar unit mekanisnya. Mereka semua memilih untuk masuk ke dalam dunia The Mummy bersama-sama.
"Tapi... apa maksudnya membutuhkan satu Alur Sampingan Level D untuk ditukarkan?" Luo Gendao bertanya penasaran saat memilih memasuki dunia film horor The Mummy.
Keenam anggota lainnya saling memandang. Zheng Zhuo akhirnya menggaruk kepalanya: "Benar, hampir lupa dia belum pernah masuk ke dunia film horor ini. Bukannya kamu punya dua Alur Sampingan Level B? Tukar satu menjadi Alur Sampingan Level D saja. Satu Level D kan tidak terlalu banyak."
Luo Gendao buru-buru protes: "Tapi saya sudah menggunakan satu Level B untuk menghidupkan kembali personel! Kalau harus mengeluarkan Level D lagi, saya tidak bisa menukar unit mecha baru nanti. Unit itu sudah saya incar - model tiga fungsi benteng antariksa, butuh Alur Sampingan Level B untuk menukarnya!"
Zheng Zhuo menghela nafas: "Baiklah, saya masih punya satu Alur Sampingan Level D cadangan. Biar saya yang menukarkan untukmu..." Sebelum selesai bicara, Chu Xuan mengangkat tangan menghentikannya. Pria ini memandang Luo Gendao dengan tatapan dingin yang membuat seluruh tubuhnya merinding.
Chu Xuan berkata dengan datar: "Memberikan Alur Sampingan Level D ini padamu sebenarnya bukan masalah besar. Masalah utamanya hanya satu: setiap orang hanya bisa memberikan poin reward atau alur cabang satu kali per film horor. Jika Zheng Zhuo sekarang membantumu memberikan satu Alur Sampingan Level D, maka nanti dia tidak bisa lagi memberimu 4.000 poin reward. Jadi putuskan sendiri: mau mengorbankan satu Alur Sampingan Level D, atau nanti membayar tambahan 4.000 poin reward. Hanya dengan cara ini keadilan bisa terjaga. Jika tidak, rencana kita mungkin akan gagal dan kita tidak bisa menghidupkan kembali ketiga orang ini secara lengkap."
Luo Gendao membeku sejenak, lalu buru-buru menoleh ke anggota tim lainnya. Ternyata semua anggota lain mengangguk diam-diam. Di hatinya bergelombang rasa tidak rela dan kecewa. 4.000 poin reward itu cukup untuk meningkatkan statistik fisiknya setingkat lagi. Tapi dibandingkan dengan Benteng Antariksa Tipe Tiga yang memiliki kelincahan, kekuatan tempur, bahkan sistem pertahanan yang lebih tinggi satu level, satu Alur Sampingan Level D ternyata sangat berharga. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya dia menggigit giginya keras-keras: "Mengerti! Saat masuk untuk menghidupkan kembali personel nanti, biar aku sendiri yang menghidupkan satu orang. 8.000 poin reward, kan? Unit itu hanya butuh tepat 5.000 poin reward untuk ditukar, kebetulan aku punya lebih dari 13.000 poin reward. Tapi senjata robot harus dibeli dengan poin reward tambahan. Jadi Zheng Zhuo, setelah kembali kau harus membelikanku beberapa senjata seperti senapan mesin untuk robot, beberapa misil cadangan, dan sejenisnya. Setuju?"
Zheng Zhuo tidak menolak, dia mengangguk mantap dan berkata: "Baik, tidak masalah, kita putuskan begitu... Setelah kembali, senjata robotmu akan kubelikan untukmu."
Luo Gendao akhirnya mengangguk dengan enggan, namun ekspresinya terlihat lega seperti baru melepaskan beban, seluruh tubuhnya tampak lebih rileks.
Zheng Zhuo penasaran menarik tangan Zhan Lan, lalu menunjuk Chu Xuan. Zhan Lan paham maksudnya, segera menyambungkan kesadaran mereka berdua.
Begitu koneksi kesadaran selesai, Zheng Zhuo langsung menuding Chu Xuan: "Chu Xuan, sepertinya poin reward dan alur cabang dari penghidupan kembali tidak masuk hitungan dalam sistem 'Sang Tuan'. Kenapa kau sengaja mempermainkan Luo Gendao? Bukankah ini akan memperlebar jurang antara dia dengan tim?"
Chu Xuan tersenyum dingin: "Ini tentang tanggung jawab terhadap tim... Semakin banyak pengorbanan, semakin besar rasa memiliki. Jika dia tidak pernah berkorban untuk tim, suatu saat bisa saja membuang tim tanpa beban. Begitu kekuatannya meningkat, bisa berbuat semaunya - bahkan mengkhianati tim untuk menyelamatkan nyawa. Tapi ketika sudah menanamkan banyak pengorbanan hati dalam tim, keinginan untuk mengkhianati atau meninggalkan akan terkikis oleh rasa sayang akan segala usaha yang telah dicurahkan. Mengerti? Bukan hanya kebaikan yang bisa mempertahankan orang, tanggung jawab juga bisa mengikat seseorang."
Zheng Zhuo pun tidak berkata-kata lagi setelah mendengar itu, namun suasana hatinya membaik. Setidaknya dari perkataan tadi, Chu Xuan sudah tidak hanya berpikir bagaimana membuat Luo Gendao mati, melainkan mulai membantunya berintegrasi ke dalam tim. Apapun bentuk fusi-nya, ini pertanda baik. Setidaknya, dia sangat percaya pada kemampuan Chu Xuan—selama dia mau, Luo Gendao pasti bisa menjadi anggota tim dengan lancar.
"Baik! Mari berangkat, menghidupkan kembali anggota tim kita... menghidupkan kembali sahabat yang pernah berjuang bersama!"
### Volume 5 Serangan Diam-diam Biohazard (1) Bab 2 Lama Tak Jumpa, Sahabat! (1)
The Mummy, ini adalah dunia film horor yang paling dikenal semua orang. Setidaknya bagi Zheng Zhuo, inilah dunia film horor yang paling dikenalnya. Terlalu banyak peristiwa terjadi di dunia ini, dan titik balik Tim Zhongzhou juga terjadi di sini—operasi tempur tim pertama, orang pertama yang dihidupkan kembali... Bisa dikatakan selain Resident Evil, inilah titik awal penting kedua bagi Tim Zhongzhou.
"...Setelah pertarungan melawan Tim Reinkarnasi Iblis waktu itu, benar-benar merasa putus asa. Jika bukan karena masih ada harapan menghidupkan kembali semua orang, jika bukan karena tekad membalas dendam, mungkin aku bahkan tidak punya keberanian untuk terus berjuang." Zheng Zhuo memandangi debu kuning dan debu yang sangat dikenalnya sambil bergumam pelan.
Green Devil Skateboard yang hancur ditembak waktu itu sudah tidak bisa digunakan lagi. Tapi beberapa komponen intinya ternyata belum sepenuhnya rusak. Jadi Chu Xuan hanya perlu menukar beberapa bahan murah untuk merakit ulang Green Devil Skateboard baru. Fungsinya sama persis dengan yang asli.
Semua orang memasuki dunia film horor The Mummy. Lokasi masuknya masih di penginapan kecil Kairo itu. Tapi suasana di sini terasa aneh, polisi Kairo dengan seragam aneh berjaga di setiap jalan. Untungnya lokasi masuk mereka cukup terpencil, dan penginapan ini sekarang dikelola oleh Suku Penjaga Firaun. Tak lama setelah mereka check-in, sang Kurator Museum langsung bergegas datang.
Orang tua ini semakin bersemangat. Begitu bertemu, dia langsung memeluk dan melakukan salam pipa khas kurcaci pada semua orang. Tentu saja beberapa anggota tim tidak ingin didekati, seperti Chu Xuan, Ling Dian dkk. Zhan Lan juga dengan santai menolak ritual tersebut.
Sang kakek tidak marah. Begitu masuk, dia meminta segelas besar susu es pada orang berbaju hitam di sana. Setelah menghabiskannya, dia berkata: "Untung kalian tidak berurusan dengan polisi luar. Sekalipun kami yang turun tangan, proses pembebasannya akan sangat rumit. Huh."
Semua orang saling memandang penuh rasa ingin tahu. Di antara mereka, Zheng Zhuo paling terkejut, karena dia tahu kekuatan yang dimiliki kelompok orang berbaju hitam. Terutama setelah mendapatkan dana emas darinya, kelompok keturunan penjaga Firaun ini hampir menyusup ke seluruh Mesir, sampai-sampai penjajah Inggris pun mulai menyadari dan melakukan serangkaian penyesuaian terhadap kelompok ini. Penyesuaian terbesar adalah mulai melakukan penggeledahan terhadap skala kekuatan kelompok orang berbaju hitam. Sebelumnya, penjajah Inggris justru bersikap lebih hati-hati terhadap kelompok ini.
"Tidak ada cara, Jerman dan Italia telah berperang dengan beberapa negara Eropa. Meski belum sampai ke sini, tapi melihat situasinya pasti akan terjadi cepat atau lambat..." Ekspresi orang tua itu datar, namun sebenarnya matanya dipenuhi kegembiraan.
Zheng Zhuo mengangguk, "Perang Dunia II sudah mulai ya? Bukankah rencana kalian juga bisa segera dimulai? Mengembalikan Mesir sepenuhnya ke tangan orang Mesir. Kalau begitu, kalian sudah mempersiapkan situasi ini sejak lama bukan?"
Orang tua itu akhirnya tersenyum, "Benar. Para tetua sudah menjalin hubungan dengan banyak organisasi intelijen di Benua Eropa. Informasi dari Eropa dikirim tiga kali sehari. Begitu ada kejadian di sana, kita bisa langsung bergerak... Semua ini berkat kamu dan sahabatmu. Tanpa bantuan dana kalian, mustahil kita memiliki kemampuan seperti sekarang. Tinggal melengkapi peralatan pasukan lapis baja saja, saat ini pemimpin sedang menjemput beberapa pedagang senjata..."
"Orang tua itu menceritakan secara terpotong-potong beberapa hal tentang organisasi mereka. Misalnya, kurcaci berjanggut hitam telah pergi ke Amerika. Pertama, untuk mengunjungi keturunan kelompok orang berbaju hitam di Amerika. Kedua, mencari transaksi senjata Amerika. Singkatnya, saat kembali ke dunia film horor The Mummy kali ini, kemungkinan besar semua orang tidak akan bertemu dengan kenalan sama sekali."
"'O'Connell dan Evelyn masih menetap di Amerika. Kabarnya lingkungan di sana cukup baik, setidaknya perang tidak akan menjangkau daerah itu. Oh ya, Jonathan pergi ke Tiongkok. Katanya dia terlibat dalam beberapa urusan di Bund Shanghai, terkait patung Buddha yang bisa memancarkan Sinar Menyala. Bahkan Imhotep ternyata bisa menulis surat. Katanya dia belum menemukan lokasi Cawan Suci, masih sibuk di alam liar. Tapi dia berhasil menemukan beberapa tambang emas. Orang ini menyerahkan semua tambang emas kepada O'Connell untuk dikelola. Sekarang dia juga menjadi orang kaya, ha ha ha...'"
Orang tua itu berbicara penuh emosi. Bagaimanapun, belum lama sebelumnya, kelompok ini masih musuh bebuyutan. Baik antara kelompok orang berbaju hitam dengan O'Connell mereka, maupun antara Imhotep dengan mereka. Singkatnya, setelah melewati terlalu banyak peristiwa, musuh lama justru bersatu dan merasa lawan mereka adalah sahabat satu sama lain.
"Hehe." Zheng Zhuo merasa hatinya hangat, ia tersenyum dan berkata: "Kalau begitu kami tidak punya urusan khusus lagi, tunggu kami menghidupkan kembali rekan lalu pulang... Orang tua itu, beri tahu pemimpin kalian, sahabat yang pernah bertempur bahu-membahu, kami akan selalu ingat. Jika lain kali kami kembali dan kalian terjebak dalam api Perang Dunia II... Jangan sungkan beri tahu, kami pasti akan datang membantu!"
Orang tua itu tidak banyak bicara, hanya melambaikan tangan lalu berjalan keluar sendiri ditemani dua orang berbaju hitam. Tak lama kemudian, ia kembali membawa tujuh set pakaian lokal dan beberapa poundsterling yang baru saja diambil dari bank. Nenek tua ini hampir mempersiapkan segala kebutuhan mereka.
"Nah... Malam ini kita makan-minum sepuasnya, besok kalian akan pergi ke Kota Kematian Hamunaptra kan? Di sana ada penjaga yang pernah melihat kalian, jadi tenang saja, hahaha... Malam ini tidak pulang sebelum mabuk..."
Mungkin kabar gembira membuat semangat berseri, Kurator Museum menyaksikan anggota sukunya semakin makmur selama bertahun-tahun ini. Saat bertemu dengan sang penyebab semua ini, kegembiraannya meluap-luap. Akibatnya, dialah yang pertama mabuk di antara semua orang karena salah memilih lawan minum - langsung menantang Ba Wang untuk adu minum. Laki-laki Rusia ini meminum tequila seperti air biasa, bahkan menganggap minuman selain vodka tak berasa. Hasilnya, setelah beberapa saat minum langsung dari botol, si tua ini merosot di bawah meja sementara Ba Wang masih menggeleng-gelengkan kepala sambil terus menenggak seperti minum air.
"Kalau begitu besok pagi kita langsung menuju Kota Orang Mati. Prioritas utama adalah menghidupkan kembali semua anggota tim. Jika ada hambatan tak terduga seperti konflik dengan pasukan penjaga Inggris, kita bisa langsung menyelesaikannya dan kembali ke ruang 'Dewa Utama'... Mari semuanya beristirahat lebih awal."
Setelah pesta makan malam, bahkan Zheng Zhuo pun kepalanya mulai berat. Setelah berkata beberapa patah kata pada yang lain, dia berjalan sendirian menuju kamarnya. Saat melewati koridor, tanpa sengaja matanya tertumbuk pada bulan purnama di langit. Cahaya Bulan yang keperak-perakan menyinari bumi, membentuk hamparan warna perak yang lembut.
"Tunggulah, sahabat-sahabat. Segera kami akan membangkitkan kalian... Lalu bersama-sama kita akan membalas dendam pada Tim Reinkarnasi Iblis, merebut kembali segala yang telah hilang dari kita!"
Semalam berlalu tanpa kejadian. Keesokan harinya, semua orang bangun pagi dalam keadaan segar. Setelah berganti jubah panjang untuk padang pasir, mereka mulai merakit perangkat keranjang kapal udara kecil dari Green Devil Skateboard di halaman besar penginapan. Belum lama berselang, bahkan sebelum Kurator Museum terbangun, mereka telah membubung ke udara menggunakan Green Devil Skateboard, terbang menuju Kota Kematian Hamunaptra.
Ketika tiba di Kota Kematian Hamunaptra, mereka terkejut melihat perubahan drastis. Bekas reruntuhan kuno itu kini kehilangan pilar-pilar dan patung batu ikoniknya. Andai bukan karena keberadaan basis militer di kejauhan, mereka hampir mengira salah arah. Penjaga berbaju hitam di kamp militer itu menyadari keanehan di langit. Begitu Green Devil Skateboard mendarat di tanah, sekelompok orang berbaju hitam mengendarai kuda mendekat. Zheng Zhuo tanpa ragu menyambut mereka.
Pasukan kavaleri berbaju hitam itu turun dari kuda sekitar seratus langkah dari Zheng Zhuo. Pemimpinnya seorang pria paruh baya berbadan tegap. Sebelum mendekat, ia memberi salam dengan tata krama kuno Mesir yang masih terpelihara. Dengan suara lantang pria itu berkata: "Oh pelindung Keturunan Firaun, selamat datang kembali ke Kota Orang Mati. Pemimpin kami memerintahkan kami menyambutmu dan sahabat-sahabatmu dengan penghormatan tertinggi. Apakah Tuan ingin memasuki kota kematian terlebih dahulu, atau beristirahat di basis dulu?"
“Orang berbaju hitam ini berbicara cukup blak-blakan.” Zheng Zhuo dan semua orang di belakangnya saling pandang, beberapa orang menggelengkan kepala. Sepanjang perjalanan sebenarnya mereka tidak terlalu lelah karena menggunakan Green Devil Skateboard untuk terbang. Zheng Zhuo langsung menjawab: “Kita lebih baik langsung pergi ke Kota Orang Mati dulu… Tapi kenapa jadi seperti ini? Apakah ada perubahan besar di Kota Orang Mati?”
Kurcaci paruh baya berbaju hitam itu berkata dengan hormat: “Karena Pemimpin mengatakan bahwa Kota Orang Mati terlalu mencolok jika dilihat dari langit. Tidak lama lagi tempat ini mungkin akan menjadi medan perang. Untuk melindungi altar di Kota Orang Mati dari kerusakan, Pemimpin memerintahkan anggota suku untuk memindahkan atau mengubur tiang-tiang dan patung di luar Kota Orang Mati, lalu menutupinya dengan debu kuning dan batu-batu biasa. Jadi selain kamp militer, penampakan asli Kota Orang Mati sudah tidak terlihat lagi.”
Dalam hati Zheng Zhuo mengagumi kecerdikan kurcaci berjanggut hitam itu. Yang paling ia khawatirkan adalah altar itu secara tidak sengaja rusak oleh bom atau lainnya saat perang. Jika itu terjadi, menghidupkan kembali orang harus dilakukan di dimensi ruang Sang Tuan dengan biaya dua kali lipat. Namun untungnya, meski Perang Dunia II sudah dekat, dengan semua persiapan ini, gurun tandus ini belum tentu menjadi medan perang… Kecuali ada rubah gurun yang kebetulan lewat, tempat ini seharusnya cukup aman.
“Ayo, masuk ke Kota Orang Mati.”
### Volume 5 Serangan Diam-Diam Biohazard (I) Bab 2 Sahabat yang Sudah Lama Tak Berjumpa! (II)
Karena saat menghidupkan kembali dapat mengamati pengalaman unik dan proses psikologis orang yang dihidupkan, setelah berdiskusi semua orang sepakat memutuskan hanya Zheng Zhuo yang melakukan ritual menghidupkan kembali. Anggota tim di sekitarnya hanya perlu mentransfer poin reward dan alur cabang ke tubuhnya saat proses tersebut.
"Komandan bertanggung jawab melindungi anggotanya... termasuk privasi mereka."
Kalimat ini sebenarnya tidak salah, tapi ketika keluar dari mulut Chu Xuan, Zheng Zhuo langsung merasa sangat terkejut. Ia bahkan terdiam berpikir cukup lama, tak mampu menebak rencana di balik pikiran Chu Xuan. Jika saja ada setengah senyum di wajah Chu Xuan saat mengatakannya, Zheng Zhuo pasti mengira ada konspirasi tersembunyi. Namun ekspresi dinginnya yang biasa membuatnya bingung.
Bagaimanapun, semua orang mengangguk setuju dengan pernyataan itu. Dengan enggan Zheng Zhuo menerima tanggung jawab besar ini - hanya dirinya yang memimpin proses menghidupkan kembali ketiga orang tersebut. Baik dari segi tanggung jawab sebagai komandan maupun perlindungan privasi anggota tim, ini memang pilihan terbaik.
"Pertama-tama kita hidupkan kembali Zhao Yingkong..."
Seiring berakhirnya prompt Dewa Utama tentang menghidupkan Zhao Yingkong, sebuah gambaran asing akhirnya muncul di pikiran Zheng Zhuo...
Itu terjadi di sebuah gang sempit yang angker dan hitam legam, di mana seorang gadis kecil bertubuh mungil sedang bertarung dengan seorang pria sangat tampan namun berwajah dingin yang tersenyum. Kecepatan keduanya sudah mencapai tingkat yang hampir tak terlihat oleh mata telanjang. Setiap inci langkah, setiap gerakan, setiap penghindaran dan serangan sudah hampir sempurna. Hanya dengan selisih sehelai rambut, salah satu bisa membunuh lawannya dalam sekejap.
Sorot mata gadis kecil itu dipenuhi niat membunuh yang mendidih - sesuatu yang belum pernah Zheng Zhuo lihat sebelumnya. Meski pernah bertarung dengannya, tatapannya selalu tetap dingin seperti es. Itulah hati seorang pembunuh bayaran, jiwa yang selalu tenang dan datar.
Tapi saat ini dia seperti kerasukan. Melihat pria tampan di depannya, matanya menyala seperti lahar yang siap mencairkan segalanya, bahkan dirinya sendiri asalkan bisa membunuh pria itu. Zheng Zhuo belum pernah melihat sisi dirinya yang seperti ini...
Saat pertarungan memanas, pria itu tiba-tiba berbalik dan melesat ke ujung gang. Gadis kecil itu pun mengejar seperti orang gila, kecepatannya hampir menyamai kondisi "Penghancur" Zheng Zhuo. Namun di sebuah tikungan, seutas kawat baja perak memenggal kepala androgynousnya...
Saat membaca bagian ini, Zheng Zhuo telah menutup matanya, namun pemandangan terus menerobos masuk ke dalam pikirannya...
Di sebuah vila sepi, seorang pria menggandeng gadis kecil berusia 2-3 tahun melewati jalur depan vila. Ketika pria itu mengeluarkan apel dari dalam bajunya dan memberikannya pada gadis kecil, sang gadis langsung bersorak gembira menerima apel itu. Tapi sebelum sempat menggigit apel tersebut, pria itu tiba-tiba menamparnya keras di pipi. Pipi mungil yang putih merah itu langsung membengkak, namun gadis kecil sama sekali tidak menangis. Diam-diam ia mengusap sedikit air mata di sudut matanya, lalu menggigit apel itu dengan darah yang masih menggenang di mulutnya, menelan semuanya sampai ke perut...
Seiring bertambahnya usia, sekitar 5-6 tahun, gadis itu bersama sekelompok anak seusianya dibawa ke lingkungan asing. Setiap anak membawa kantong kecil berisi sebotol air tawar dan beberapa potong roti keras. Gadis kecil itu selalu diam memakan rotinya sendiri, meminum airnya sendiri dengan hemat. Sampai... ketika anak-anak lain mencoba merebut makanannya, dengan mudah ia menghempaskan semua mereka ke tanah. Merebut persediaan makanan mereka, setelah makan sampai kenyang, ia kembali melanjutkan makanannya dengan tenang...
Gadis kecil itu terus tumbuh, masa kecilnya dihabiskan dalam pertempuran dan kelaparan seperti ini. Namun di antara orang-orang yang dikenalnya, tidak semuanya adalah musuh. Ada juga sahabat-sahabat yang akrab dengannya, teman-teman yang dipercayainya. Meskipun lelah dan menderita, saat bertempur bersama mereka, mengobrol di waktu senggang, gadis kecil itu selalu bisa menunjukkan senyuman yang sudah lama terlupakan - tenang, damai...
Hingga muncul pria itu, tampan namun bermata dingin seperti pedang. Selama ini dia seperti kakak yang menyayangi dan merawatnya, menumbuhkan perasaan ambigu yang tak terungkap dalam hatinya. Sampai kabar buruk itu datang: Kakak ini, orang yang selalu melindunginya... ternyata telah membunuh semua sahabatnya, mengubur masa kecilnya dalam ingatan, menghabisi semua teman-teman yang pernah tertawa bersamanya...
Zheng Zhuo diam-diam memperhatikan Zhao Yingkong yang tiba-tiba membuka matanya. Mata gadis kecil itu masih berkilat oleh amarah tak terkira seperti magma. Namun beberapa detik setelah membuka mata, dia perlahan menutupnya kembali, berbaring tak bergerak di atas tempat tidur batu.
“Aku……gugur di medan perang?” Zhao Yingkong terbaring selama beberapa detik sebelum akhirnya bangkit dari tempat tidur dengan tenang. Meski sudut matanya masih terlihat lembab, gadis kecil itu telah kembali ke sosoknya yang dingin. Amarah membara seperti lahar seolah tak pernah ada, tapi Zheng Zhuo tahu: amarah itu tidak menghilang, hanya terkubur dalam hatinya. Saat meledak kembali, tak hanya akan menelan musuh tapi juga dirinya sendiri, persis seperti pertempuran sebelumnya.
Zheng Zhuo tiba-tiba memeluk Zhao Yingkong, lalu menyisipkan mulutnya ke telinganya: "Tak apa...kita mulai dari awal lagi. Saat bertemu dengannya lagi, pasti kamu bisa menang! Lagipula...bukankah kami juga sahabatmu?"
Zhao Yingkong menatap takjub. Bagi dirinya ini hanya sekejap, tapi pria ini terlihat mengalami perubahan yang tak bisa diungkapkannya. Ia melakukan gerakan khasnya: mendorong Zheng Zhuo pergi, lalu mengangguk pelan sebelum bergabung dengan yang lain.
Zhan Lan menyambut Zhao Yingkong. Perempuan itu langsung memeluk gadis kecil itu dalam dekapannya, menenangkannya sambil melirik tajam ke Zheng Zhuo, seakan mencela tindakan kasar pria itu tadi.
"Zheng Zhuo sendiri juga tahu ini terlalu mendadak, jadi dia hanya bisa tersenyum canggung, lalu melanjutkan ritual menghidupkan kembali. Kata-kata yang diucapkannya saat memeluk Zhao Yingkong terpatri dalam di hatinya."
"Ya, kita mulai dari awal lagi. Saat bertemu dengannya sekali lagi, pasti kita bisa menang!"
"Hidupkan kembali Zhang Heng!"
Adegan masih terjadi di jalanan yang gelap gulita. Zhang Heng memegang Busur Kuning "Sasmita Langit" sedang berhadapan dengan seorang wanita. Anehnya, ekspresi Zhang Heng penuh kesedihan sementara wanita itu terus menangis. Saat mereka mulai melepaskan panah, bahkan Zheng Zhuo yang awam pun bisa melihat bahwa keduanya tidak mengeluarkan seluruh kemampuan. Bahkan sama sekali tidak menembakkan serangan mematikan ke arah lawan.
Yang pertama tidak berani berhadapan justru Zhang Heng. Sepertinya dia telah membuat keputusan final. Setelah melepaskan satu panah, tubuhnya langsung menyelinap ke gang sempit. Wanita itu tidak menyadarinya hingga Zhang Heng menghilang dari pandangannya. Begitu tersadar, dia langsung membentangkan sayap dan mengejarnya.
Zhang Heng kemudian berhenti di pinggir jalan besar. Melihat wanita itu semakin mendekat, entah mengapa tiba-tiba dia menarik busur sekuat tenaga dan mengarahkan anak panah tepat ke kepala wanita itu.
Perempuan itu justru tersenyum lega, mengarahkan busur dan panahnya ke jantung Zhang Heng. Saat keduanya melepaskan panah, panah Zhang Heng justru melesat melewati sisi perempuan itu dan menembus gedung besar yang sangat jauh. Dari pandangan Zheng Zhuo, panah Zhang Heng menembus sosok bayangan di gedung itu. Namun bagi Zhang Heng sendiri, area jantungnya telah kosong melompong...
Di antara dua bangunan rumah susun kecil, sepasang bocah lelaki dan perempuan bermain riang gembira. Tangan mereka saling bergandengan erat. Meski baru berusia beberapa tahun, rasa saling menyayangi telah terpancar jelas. Inilah makna teman masa kecil - dua insan yang akan terus berjalan bergandengan tangan selamanya...
Sampai suatu hari datangnya kecelakaan lalu lintas. Ibu bocah lelaki itu tewas dalam kecelakaan mobil itu. Ayahnya mengalami patah tulang remuk di lengan, sehingga takkan bisa memegang busur seumur hidupnya. Padahal sang ayah adalah seorang profesional di bidang panahan...
Karena kekecewaan, karena kehilangan, karena kehilangan harapan, karena kehilangan pilar cinta dan jiwa, ayah bocah lelaki itu semakin menjadi kasar. Sedikit saja tidak sesuai harapan, dia melampiaskan amarah pada bocah itu. Dalam penderitaan panjang ini, bocah itu pun semakin lemah. Begitu seseorang menunjukkan sikap ingin memukulnya, dia langsung mengkerut ketakutan. Meski dalam hati tahu harus melawan, tekanan psikologis bertahun-tahun membuatnya tak berani membalas atau melawan...
Bocah lelaki dan teman masa kecilnya terpisah bertahun-tahun lamanya. Hingga dia dewasa, memiliki pekerjaan, dan ayahnya telah meninggal, akhirnya dia bertemu kembali sang kekasih hati. Langit seolah mengasihani penderitaan masa kecilnya, ingin memberinya kebahagiaan di masa depan - asalkan dia bisa menguasai kesempatan ini...
Tapi dia gagal menguasainya. Saat busnya mogok, saat dia dan sang kekasih bertemu preman, saat preman itu mengucapkan kata "Bunuh", ketakutan yang terpendam lama akhirnya meledak. Dia... Dia malah melarikan diri! Meninggalkan sang kekasih, wanita yang selalu dicintainya, dalam kegelapan itu. Kebahagiaan berdua... direnggut oleh tangannya sendiri!
Saat Zhang Heng membuka matanya, wajah pria ini masih basah oleh air mata panas. Sepertinya dia belum menyadari kebangkitan dirinya. Baru setelah Zheng Zhuo menghantam wajahnya dengan pukulan keras, Zhang Heng terlempar mengikuti tenaga pukulan itu sejauh empat lima meter.
"Pengecut... Kau masih punya satu kesempatan! Bergabunglah dengan kami, kejar kembali kesempatanmu itu!"
