Kekuatan sihir ini membuat semua orang terpana kecuali Gandalf. Bukan hanya anggota Tim Reinkarnasi, bahkan karakter-karakter dari dunia Cincin Sihir pun terbelalak. Rupanya bukan hanya Zheng Zhuo dan kawanannya yang terkesima, penduduk dunia ini pun jarang menyaksikan kekuatan dahsyat semacam itu. Itu bukan lagi kekuatan yang semestinya dimiliki makhluk hidup, melainkan kemahakuasaan alam semesta.
Setelah cukup lama, Boromir berteriak keras: "Kita harus segera pergi dari sini! Jika Saruman melepaskan serangan petir skala besar lagi, pasti kita semua binasa!... Susuri pegunungan ini sampai ke Celah Rohan, lalu lembah barat untuk mencapai kota kami. Di sanalah kita akan aman."
Aragorn membantah: "Tidak boleh, Celahan Rohan terlalu dekat dengan Isengard. Dari jarak sejauh itu dia masih bisa menggunakan serangan sihir terhadap kita. Jika kita mendatangi pintu mereka sendiri, bukankah dia akan menggunakan lebih banyak sihir? Bahkan bisa mengirim pasukan ork untuk mengejar kita. Kita sama sekali tidak boleh melewati Celahan Rohan."
Baru pada saat ini, Kurcaci Gimli akhirnya berkata, "Kalau jalan di atas tidak bisa dilewati, mari kita lewat bawah. Sudah sering kukatakan, kita harus melewati Terowongan Moria! Di sana adalah wilayah sepupuku Balin, kita akan melewati Pegunungan Caradhras dengan aman, aku bersumpah!"
Gandalf menghela napas berat, ia memandang semua orang perlahan: "Sihir ini membutuhkan persiapan lama. Juga akan menghabiskan banyak batu energi, dia tak mungkin menggunakannya lagi dalam waktu singkat. Tapi jika kita tetap di sini tidak naik maupun turun, serangan petir berikutnya tak akan lama lagi... Biarkan Frodo yang memutuskan. Tiga jalan, mana yang harus kita tempuh!"
Keempat Hobbit sudah digendong di punggung orang, tetapi mereka masih menggigil kedinginan. Dengan kondisi fisik yang paling lemah, mereka tidak bisa menahan hawa dingin yang saat ini melanda. Frodo juga terlihat sangat buruk keadaannya, ia berusaha melihat sekeliling sebentar, lalu berkata dengan susah payah: "Kita harus pergi... lewat Terowongan Moria."
Karena pemegang Cincin Sihir telah memutuskan arah perjalanan, anggota lain tidak memiliki pendapat lagi. Sebenarnya Zheng Zhuo sebelumnya ingin menggunakan kuda perang kerangka untuk mengangkut mereka satu per satu. Namun setelah menyaksikan kekuatan penghancur serangan kilat ini, dia tidak bisa menjamin bahwa Saruman tidak akan melancarkan serangan kilat lagi. Tanpa perisai Gandalf, harapan bertahan hidupnya dalam hujan petir itu tidak akan melebihi 50%.
Bagaimanapun juga, setelah keputusan diambil, semua orang dengan cepat mundur dari Gunung Salju. Ketika mereka benar-benar keluar dari Garis Salju, barulah semua orang menghela nafas lega. Tekanan di lingkungan seperti itu terlalu besar, belum lagi ancaman Saruman yang selalu siap menggunakan sihir untuk serangan diam-diam. Tidak ada yang bisa tetap rileks secara mental dalam kondisi seperti itu.
Perjalanan dari Gunakan Caradhras ke Terowongan Moria bukanlah jarak yang pendek, membutuhkan setidaknya beberapa hari perjalanan. Selama beberapa hari ini, mental setiap orang tegang sekali. Pertama, untuk waspada terhadap burung gagak pengintai Saruman. Kedua, mengantisipasi sihir yang mungkin turun kapan saja. Meski Gandalf berulang kali menyatakan mustahil ada sihir lagi yang turun, semua tetap tidak bisa rileks. Ketegangan ini baru mereda saat tiba di luar Terowongan Moria. Ini adalah titik terendah lembah, di sebelah tebing terdapat danau dalam. Siapapun yang paham alur cerita tahu, di bawah danau itu ada monster gurita raksasa yang memaksa semua masuk ke Terowongan Moria tanpa ampun, karena ia meruntuhkan pintu masuk.
Gannier mendekati Zheng Zhuo berkata: "Ini adalah pertempuran pertama kerjasama kita. Monster air ini pasti punya inti energi. Menurut aturan, siapa yang membunuh monster itu, inti energinya menjadi miliknya. Poin reward dan alur cabang tidak bisa diatur satu sama lain, bagaimana pendapatmu?"
Zheng Zhuo mengangguk: "Seperti yang kita bahas sebelumnya. Begitu monster air ini muncul, kita serang bersama. Tapi juga harus memperhatikan perlindungan anggota tim masing-masing, benar kan?"
Ganier berkata dengan yakin: “Benar, karena saat bertempur aku mudah membahayakan anggota tim, sedangkan kamu sebagai pejuang jarak dekat lebih mudah melindungi mereka. Itulah mengapa aku bekerja sama denganmu. Jika tidak, dengan kekuatan 'Era Es'-ku, sebenarnya tak perlu berkooperasi dengan siapa pun...”
Zheng Zhuo tersenyum tanpa mempermasalahkannya. Bagaimanapun, setiap orang yang menciptakan skill sendiri pasti menganggapnya yang terbaik. Apakah skill "Ledakan" dan "Penghancur"-nya akan lebih lemah? Jadi dia malas berdebat, hanya bertanya: “Aku penasaran, meskipun 'Era Es'-mu sangat kuat, tapi dalam pertempuran biasa kamu tidak menghancurkan batu energi. Apakah kamu masih punya kemampuan bertarung?”
Ganier segera tertawa: “Kau meremehkanku? Aku adalah pengguna buah kemampuan yang diperkuat ke level tinggi, dan buah ini adalah Buah Alam termahal. Konon saat kubuka Kunci Genetik level lima, aku bisa mengendalikan seluruh kekuatan es alam. Bukan hanya lautan luas, bahkan membekukan benua pun mungkin! Karena saat itu aku bisa memanipulasi Energi tak terbatas... Ngapain bicara panjang lebar? Intinya nanti kita bertarung sepenuh hati.”
Zheng Zhuo mengangkat bahu sambil tersenyum, lalu mengikuti rombongan menuju suatu posisi di dinding batu tanpa beban.
Gandalf sedang menempel di sebuah tebing sambil mengamati sesuatu, setelah cukup lama akhirnya dia berkata: "Benar, di tebing ini tertanam logam Isildur, sejenis logam sihir yang dapat memantulkan cahaya bulan atau bintang, juga bisa menunjukkan perilaku mengingat terhadap kata-kata tertentu..." Sebelum selesai bicara, lapisan awan di langit mulai menyebar, cahaya bulan menyinari tanah dari puncak langit.
Ternyata, di tebing itu muncul lapisan cahaya keperakan, cahaya keperakan ini perlahan membentuk pola seperti pintu, di atas pola tersebut terukir puluhan simbol misterius.
Gandalf melihat pintu besar itu sambil menghela napas lega, dia mengarahkan tongkat sihirnya ke pintu perak sambil melafalkan tulisan di atasnya: "Tertulis 'Pintu Durin, Tuan Moria, ucapkan teman, lalu masuklah'."
Salah seorang hobbit bertanya heran: "Apa maksudnya itu?"
Gandalf tersenyum santai: "Sederhana, jika kau teman, ucapkan kode rahasia untuk memasuki terowongan ini. Kebetulan aku tahu mantra persahabatan bangsa kurcaci."
Usai bicara, Gandalf kembali mengarahkan tongkat sihirnya ke dinding perak. Dia mengucapkan mantra aneh, namun bahkan setelah mantra selesai diucapkan, dinding perak itu tetap tak berubah - bukti bahwa mantra itu sama sekali tak berpengaruh.
Gandalf memandang aneh ke pintu besar perak itu, lalu dia mulai mengucapkan mantra lain sendiri. Ekspresinya menunjukkan ketidakrelaan, namun mantra itu tetap tak berguna. Pintu itu masih berdiam di tempatnya, membuat Gandalf terjebak dalam situasi memalukan. Dengan putus asa, dia mendekati tebing dan mencoba mendorongnya beberapa kali, bergumam: "Dulu aku tahu semua mantra manusia, peri, bahkan ork, tapi..."
Hobbit yang berbicara sebelumnya kembali bertanya: "Lalu apa rencanamu?"
"Jika memukul pintu ini dengan kepalamu masih belum bisa membukanya, duduklah diam di sana sementara aku mencari cara! Akan kucari mantra pembuka sampai ketemu!" Gandalf membentak dengan muka memerah marah, lalu duduk lesu di samping tebing.
Para senior tim reinkarnasi tentu tahu alur cerita ini. Mereka paham mantra masuk terowongan sebenarnya sederhana - cukup menerjemahkan kata "teman" ke bahasa peri. Seorang senior Tim Es Utara langsung berkomentar: "Ini seperti teka-teki. Ucapkan 'teman' lalu masuk... Oh iya..." Dia hendak melanjutkan, namun tiba-tiba ditahan oleh.
Gannier tertawa dan berkata: "Jangan sampai kau mengacaukan pikiran Gandalf, biarkan mengalir alami saja, memang harus mengalir alami!" Saat mengucapkan kata-kata terakhir, ia sengaja mempertegas tekanan suaranya, membuat sang senior itu tak berdaya menutup mulutnya. Para senior lainnya pun mustahil ingin berbicara lebih banyak lagi, lagipula setelah waktu habis mereka pasti bisa memasuki terowongan ini.
Maka waktu pun berlalu perlahan-lahan. Gandalf menggunakan segenap kemampuannya namun tak bisa memecahkan mantra pembuka yang disebut-sebut ini. Sementara yang lain duduk di atas batu sambil mengumpulkan energi, hanya para Hobbit yang tak bisa diam. Selain Frodo yang terlihat mentalnya kurang baik, ketiga orang lainnya malah mencari sesuatu. Beberapa menit kemudian, mereka menemukan sebatang ranting panjang yang dililitkan benang lentur, bahkan mengaitkan beberapa serangga untuk memancing di tepi danau ini.
Saat umpan itu akhirnya dilemparkan ke dalam danau, Aragorn baru sadar kembali dan buru-buru menghentikannya: "Jangan main-main dengan air! Sangat mungkin ada sesuatu di dalamnya, kalau tidak sekitar sini tak mungkin setenang ini. Pokoknya kalian bertiga tetap diam saja."
"Hobbit itu adalah Merry, dia menggelengkan kepala sambil berkata: 'Tapi kita hanya punya perbekalan kering, kenapa tidak memancing ikan untuk menambah variasi makanan? Lagi pula apa yang ada di sini? Ikan manusia?'"
"......" Saat berbicara, dia tidak melihat seekor tentakel melesat di permukaan air. Bahkan orang di sekitarnya hanya melihat bayangan sisa. Merry langsung berseru gembira: "Lihatlah, ikan sebesar apa ini! Danau ini pasti sudah lama tak dikunjungi, pasti banyak ikan besar di dalamnya. Haha, semua tunggu saja aku yang akan menambah menu makan kalian."
"...Mungkin kita yang akan jadi menu makhluk lain..." Aragorn malah menarik pedang panjang tipisnya. Benar saja, dalam hitungan detik setelah pedang itu terhunus, beberapa tentakel tebal menyembul dari air. Seekor gurita raksasa sepanjang lima puluh meter muncul di hadapan semua orang. Ukurannya bahkan jauh lebih besar daripada yang digambarkan dalam alur cerita film asli...
