Keesokan harinya, setelah makan kenyang, rombongan mengikuti perwira itu menuju kota peri di kedalaman hutan. Jalan di hutan ini sangat rumit, melewati jalur air dan darat. Mereka berjalan dari pagi hingga sore. Tiba-tiba pemandangan terbuka lebar muncul di depan mata setelah melewati hutan lebat - sebuah dataran luas di tengah hutan yang hanya dihuni oleh satu pohon raksasa yang tingginya mencapai ratusan meter, menyerupai gedung pencakar langit.
"Inilah kota peri di Hutan Emas... Caras Galadhon." Kata perwira itu sambil memandang pohon raksasa tersebut dengan ekspresi kagum.
Diterangi sisa cahaya matahari di ufuk, hutan ini benar-benar layak disebut "Emas". Bukan hanya pohon raksasa di tengah yang sakral dan indah, bahkan pohon-pohon kecil di sekitarnya seolah terbuat dari emas. Semua orang terkagum-kagum, namun dalam hati mereka bertanya-tanya: Apakah sang perwira sengaja membawa mereka ke sini saat senja hanya untuk memamerkan pemandangan indah Hutan Emas ini?
Tidak perlu membahas hal yang tidak penting. Tak lama kemudian, semua orang memasuki pohon raksasa ini. Ternyata pohon ini terbentuk dari gabungan tak terhitung pohon besar yang menyatu. Dari kaki pohon terlihat tangga kayu tak terhitung, jembatan kayu, jembatan gantung, dan lorong-lorong jalan. Juga terlihat parit buatan kecil yang saling bersilangan di antara pepohonan, dengan aliran air jernih yang jelas. Tampaknya air hidup dialirkan ke dalam pohon, membuat dasar pohon terlihat segar dan bersih, sama sekali tidak ada tumpukan daun kering.
Di bawah pohon raksasa ini, sinar matahari tidak bisa menembus masuk. Namun di samping bangunan buatan manusia itu tergantung satu dua butir mutiara bercahaya. Para karakter plot tampak biasa saja, namun anggota Tim Reinkarnasi langsung berdebar-debar melihat mutiara tersebut, terutama Gannier yang paling cepat bereaksi. Dengan santai ia mendekati mutiara bercahaya itu, mengamati sebentar lalu kembali ke regunya. Berbisik ia pada yang lain: "...Energi batu api Kelas D, sungguh mewah! Di sini mungkin ada ribuan butir ya?"
Semua orang mendengar itu matanya langsung berbinar-binar, ribuan butir Batu Energi Kelas D, walau hanya batu energi berattribut api bumi tunggal, tapi mereka menduga kalau pihak peri sudah memiliki ribuan batu energi berattribut api, maka jumlah batu energi atribut lainnya mungkin juga tidak sedikit. Jika bisa menemukan cara untuk mendapatkan ratusan butir batu energi dari peri di sini, meski hanya batu energi Kelas D, bagi semua orang ini adalah kekayaan yang tak terhitung banyaknya.
"Jangan sembarangan mengambil batu energi ini, yang menjadi hak kita pasti tidak akan lari." Zheng Zhuo berpikir sejenak lalu berkata, kemudian dengan poker face dia mengikuti di belakang karakter plot.
Dalam pertempuran terowongan, wibawa Zheng Zhuo di antara tiga tim mencapai puncaknya. Ucapannya bagaikan perintah Pemimpin Aliansi Tiga Tim. Dua orang lainnya, Gannier yang akhir-akhir ini akrab dengan Zheng Zhuo, dan Nios yang pernah diselamatkan Zheng Zhuo, secara alami mengakui otoritasnya. Untuk sementara waktu, semua orang menenangkan diri, hanya mengikuti karakter dari plot asli dengan santai.
Hasil tambang yang diperoleh dari terowongan Bangsa Kurcaci juga dibagikan ke semua orang, Tim Zhongzhou mendapatkan seperempat dari perak murni. Sementara Tim Utara Es dan Tim Nan Yan Zhou masing-masing mendapat seperempat, sedangkan 2 ons logam Erogosu, Tim Zhongzhou juga mengambil separuhnya. Satu-satunya yang disayangkan adalah batu energi Balrog itu, melihat atributnya setidaknya juga Batu energi Level 3, kalau dikatakan sebagai Batu energi level ganda 3 pun ada yang percaya.
Karena sudah merasakan manisnya mencuri di terowongan Kurcaci itu, ketiga tim menjadi semakin rakus. Mereka semua ingin mendapatkan keuntungan di wilayah Peri ini, setidaknya harus mengumpulkan batu energi dalam jumlah besar.
Tidak perlu disebutkan bagaimana anggota Tim Reinkarnasi berpikir, karakter dari plot asli berjalan di depan. Saat mereka mencapai batang pohon utama di pusat pohon raksasa, mereka mulai naik melalui tangga spiral yang mengelilingi batang pohon. Di bawah pantulan cahaya tak terhitung dari batu-batu energi, semua orang perlahan naik sambil memandang ke sekeliling. Cahaya yang dipancarkan batu energi ini membuat pemandangan terlihat seindah negeri dongeng.
Mereka terus naik hingga mencapai puncak tertinggi pohon raksasa. Di sana terlihat aula buatan manusia, dengan tangga lanjutan di atasnya. Begitu semua orang baru saja berdiri, sepasang Peri pria dan wanita turun perlahan dari atas. Cahaya lembut dari kedua Peri ini jauh lebih kuat daripada Peri biasa, langsung menyedot perhatian semua orang.
Peri pria itu memang tampan luar biasa, tapi masih kalah jauh dibanding kecantikan Peri wanita. Kecantikannya hampir tak terlukiskan dengan kata-kata. Rambut panjang keemasannya terurai halus di punggung, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya keemasan yang lembut. Entah mengapa, wajahnya selalu terlihat samar, namun kesan kecantikannya tetap menyilaukan.
"Begitu dua orang ini sampai di depan semua orang, peri pria langsung berbicara: "Musuh sudah mengetahui pergerakan kalian, juga tahu kalian membawa Cincin Sihir... Di mana Gandalf? Mengapa aku tidak melihat bayangannya?"
Selama peri pria berbicara, peri wanita terus mengamati mereka. Anggota tim reinkarnasi yang tidak sehati-hati karakter plot asli bertanya-tanya: Mengapa wajah peri wanita ini samar? Mereka semua menatapnya tajam, sampai ketika mata peri wanita itu menyapu mereka - bahkan Zheng Zhuo merasakan gemerisik di pikirannya. Sensasinya mirip saat Rantai Jiwa menyambungkan kesadaran, tapi ada nuansa berbeda yang sulit dijelaskan.
Barulah tiga pengendali kekuatan spiritual di tim-tim itu menyadari keanehan. Hampir bersamaan mereka membentengi mental masing-masing tim. Wajah peri wanita itu mencerminkan keheranan, tapi dia hanya tersenyum tipis sebelum memandang beberapa karakter plot.
"Gandalf tidak memasuki Hutan Emas... Dia telah jatuh ke jurang kegelapan..." gumam peri wanita itu. Setelah mengatakannya, wajahnya berubah terkejut saat menatap mereka semua.
Legolas menghela napas dan berkata: "Ya, dia ditelan api dan kegelapan... itu adalah iblis kuno, Balrog yang tidur di terowongan Moria. Kami akhirnya berhasil membunuh Balrog itu, tapi Gandalf memilih mati bersama agar Balrog tidak bangkit kembali. Sekarang terowongan Moria, termasuk kota kurcaci Khazad-dûm di dalamnya, telah dikuasai oleh sekelompok Ork setengah darah."
Gimli si kurcaci menghela napas berat. Dengan ekspresi muram, dia menundukkan kepala. Peri wanita tiba-tiba berkata: "Jangan biarkan kehancuran Khazad-dûm menggerogoti keberanianmu, Gimli putra Glóin. Dunia ini penuh bahaya, rintangan ada di mana-mana. Hati kalian kini sarat dengan duka... tapi jangan lupakan keberanian kalian, dan kesadaran untuk terus bertempur demi keberanian itu."
Suara peri wanita itu lembut namun menenteramkan. Gimli dan yang lain perlahan terbius oleh suaranya. Zhan Lan tiba-tiba menggunakan rantai jiwa untuk berkomunikasi dengan tim: "Dia adalah pengendali kekuatan spiritual, dan kekuatannya sangat besar. Barusan dia menggunakan energi spiritual untuk menginfeksi pikiran Gimli dan yang lain."
Saat Zhan Lan berbicara, pria peri itu menyela: "Lalu bagaimana nasib Pasukan Ekspedisi Cincin Sihir sekarang? Setelah kematian Gandalf, harapan kalian untuk menyusup ke Mordor sirna... Sejujurnya, tanpa bimbingan seorang dukun, aku ragu kalian punya kesempatan mencapai jantung Mordor. Bahkan jika berhasil masuk, kalian mungkin akan ditangkap antek-antek Raja Kegelapan."
“Aragorn ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah berpikir cukup lama, akhirnya tidak ada satu kata pun yang keluar. Hanya peri wanita itu yang melanjutkan, ‘Meski perjalanan ke depan penuh bahaya, aku percaya keberanian dan kecerdasan kalian akan mengatasi semua kesulitan. Namun syaratnya, kalian harus bersatu… Maka beristirahatlah dengan baik di Caras Galadhon. Hilangkan kelelahan setelah bertempur melawan Balrog, lepaskan kesedihan dalam hati karena kehilangan sahabat. Beristirahatlah, para prajurit…’ Selama berbicara, mata peri wanita itu terus menatap Frodo. Bahkan hingga ia dan peri pria itu pergi, pandangannya masih beberapa kali menoleh ke arah Frodo, sebelum akhirnya menghilang di puncak tangga bersama peri pria tersebut.
Akhirnya, semua orang menemukan tempat istirahat. Perwira itu mengatur akomodasi mereka dengan baik. Kemudian para senior dari tiga tim reinkarnasi berkumpul untuk merencanakan langkah selanjutnya.
“Dari alur cerita asli, waktu kita di kota ini tidak akan lebih dari tiga hari. Itu pun sudah aku masukkan perhitungan perubahan alur cerita oleh sistem.” Chu Xuan duduk di kursi kayu sambil berbicara datar.
“Aku tahu maksud kalian. Ingin memperoleh banyak batu energi dari para peri selama periode ini. Jawaban saya adalah… tidak mungkin.”
Chu Xuan berkata dengan yakin kepada yang lain: "Meskipun di sini ada banyak batu energi, kita tidak punya alasan untuk mengambilnya. Dan kurasa kalian mungkin lupa hal penting - saat ini kita belum punya kemampuan untuk menjamin keselamatan diri sendiri. Dibandingkan keuntungan benda duniawi ini, mungkin kalian lupa ancaman dari dua tim lain? Meski mereka muncul secara acak di dunia Cincin Sihir ini, tetap dalam dunia yang sama. Mengikuti hukum 'Dewa Utama' yang tidak melakukan hal sia-sia, kemungkinan kita bertemu dua tim lebih dari 50%. Apa kalian pikir tiga tim kita benar-benar bisa mengancam Tim Dongmei Zhou dan Tim Dewa? Kekanak-kanakan..."
Seorang pria dari Tim Amerika Utara bertanya penasaran: "Tapi apa hubungannya dengan kita mengambil batu energi di sini? Mungkinkah mengambil batu energi akan membuat dua tim menyerang kita? Jika tidak mengambil, mereka tidak akan menyerang?"
"Tidak. Meski tidak bisa mencegah mereka melakukannya, tapi ini memberi kita sesuatu yang lebih berharga dari batu energi - setidaknya sampai dunia ini berakhir. Itu adalah momentum!"
"Kita perlu memanfaatkan kekuatan di dunia ini sebagai sandaran untuk melawan dua tim lain. Kekuatan bangsa elf di depan mata adalah salah satunya. Jangan sampai kita merusak momentum ini hanya karena batu energi, juga membuat karakter plot seperti Aragorn yang berjuang hidup mati bersama kita jadi membenci kita... Usaha yang kita curahkan pada mereka akan menghasilkan kekuatan yang 100 kali lebih berharga dari batu energi itu!"
