Aragorn terus menatap pilar batu itu dengan tertegun cukup lama. Baru ketika derap kaki kuda Zheng Zhuo terdengar, dia tersadar bahwa belati pendek Frodo terus memancarkan cahaya - pertanda ada ork setengah darah, ork, atau bahkan... Uruk-hai di sekitar.
Frodo juga menyadari keanehan pada belati pendeknya. Ia menatap Aragorn dengan bingung: "Pedang ini..."
"Ya, ada musuh... Larilah! Cepatan lari!" Setelah berkata demikian, Aragorn melirik Zheng Zhuo. Kemudian dia menegakkan Pedang Panjangnya di depan dahi, perlahan melangkah keluar dari balik dinding batu.
Di kejauhan hutan, Ork Uruk-hai terus bermunculan tanpa henti. Jumlah mereka minimal mencapai ratusan lebih. Ini adalah Ork Uruk-hai yang dipersenjatai sampai ke gigi - tak hanya memiliki baju zirah, helm, perisai, dan pedang panjang yang utuh, beberapa di antaranya bahkan menggunakan busur panjang dua meter yang biasanya hanya digunakan oleh peri. Aragorn langsung merasa kerongkongannya mengering melihat formasi pasukan ini. Untungnya bala bantuan di belakangnya telah tiba. Zheng Zhuo mengendarai Kuda Perang Kerangka, bahkan melesat melewatinya dan langsung menerobos kerumunan Ork Uruk-hai.
Ini pertama kalinya Zheng Zhuo melihat Ork Uruk-hai. Makhluk setinggi sekitar dua meter ini mirip manusia namun berwajah mengerikan, dengan otot-otot menggelembung dan postur tubuh yang jauh lebih besar. Pantas disebut Ork Uruk-hai - benar-benar versi Ork yang jauh lebih perkasa. Dibandingkan dengan Ork setengah darah yang ditemui di terowongan, perbedaannya seperti gadis lemah dan petinju berotot.
Meski melihat jelas, Zheng Zhuo sama sekali tidak takut. Dalam pelariannya, dia telah menyelimuti tubuhnya dengan sinar pedang. Menghadapi gerombolan Ork Uruk-hai, dia mengayunkan tebasan pertama Jiwa Harimau. Dengar! Suara logam terkoyak bergema. Sepuluh lebih Ork Uruk-hai terbelah dua seketika, mayat-mayat bergelimpangan di tanah.
Aragorn melihat Zheng Zhuo begitu garang, tapi dia tetap berteriak pertama kali, "Hati-hati! Ini adalah Uruk-hai yang diubah dari peri. Mereka sejak lahir bisa menggunakan aura pertempuran. Meski level auranya tidak tinggi, cukup untuk menahan sinar pedang tak kasat matamu."
Zheng Zhuo terkejut. Awalnya dia berencana membungkus seluruh tubuhnya dengan aura lalu menerobos dengan brutal seperti di terowongan. Tapi begitu Aragorn selesai bicara, benar saja saat dia menghancurkan seorang Uruk-hai bertubuh besar, Uruk-hai lain tiba-tiba memancarkan cahaya aura samar-samar. Tubrukan ini hanya menghasilkan suara gedebuk. Meski Uruk-hai itu terlempar belasan meter, momentum serbu Zheng Zhuo juga terpaksa terhenti. Seketika Uruk-hai di sekitarnya mulai mengepungnya.
Keunggulan Kuda Perang Kerangka benar-benar terlihat saat ini. Zheng Zhuo menarik tali kekang membuatnya melompat ke atas pohon besar. Kuda itu lalu meneruskan lari ke atas hingga ketinggian 7-8 meter sebelum dihentikan dengan tarikan kekang. Bersamaan itu, puluhan panah menghujam tameng aura pedang di sekeliling tubuhnya dengan dentuman bertubi-tubi. Hanya dalam jeda sekejap, puluhan panah telah menancap. Saat Zheng Zhuo melihat ke luar, Uruk-hai yang keluar dari hutan masih terus mengalir tanpa henti.
“……Kira-kira ada lebih dari seribu ork kuat. Membunuh semua mereka pasti butuh banyak tenaga, ah. Andai ada serangan yang bisa membunuh massal.” Zheng Zhuo bergumam pelan.
Faktanya, setelah senjata teknologi dibatasi, senjata pembunuh massal praktis ikut terbatas. Sebagian besar senjata atau skill legenda dan sihir tidak memiliki efek pembunuhan massal. Sedikit yang memiliki efek tersebut biasanya membutuhkan konsumsi sumber daya lain atau memiliki batasan besar. Contohnya adalah "Era Es" milik komandan Tim Utara Es yang memiliki kekuatan penghancur luar biasa.
Saat terpana sejenak, tubuh Zheng Zhuo semakin dipenuhi panah yang menembus. Semua hancur saat menghantam perisai sinar pedang. Namun ketika melihat ork di bawah mulai menggunakan panah bermedankan aura tempur, perisai sinar pedangnya mulai berguncang. Zheng Zhuo segera menarik tali kekang, membuat Kuda Perang Kerangka melompat ke bawah. Saat melompat, pedang Jiwa Harimau di tangannya terus menebas, mengubah belasan ork di tanah menjadi mayat. Sayangnya jumlah ork terlalu banyak, mayat-mayat itu segera tertimbun kerumunan. Lebih banyak ork mulai menyerang Zheng Zhuo dengan gila-gilaan.
Pada titik ini, anggota tim reinkarnasi yang tersisa juga telah tiba, dan karakter dari plot asli telah bertempur melawan ork kuat. Namun karena mereka tidak memiliki Kuda Perang Kerangka sebagai tunggangan, juga tidak memiliki kemampuan Zheng Zhuo dalam melindungi diri dengan sinar pedang, mereka terpaksa mundur sambil bertempur untuk menghindari gelombang serangan pertama ork kuat. Hanya Zheng Zhuo yang tetap berdiri di tempat, terus mengayunkan Jiwa Harimau dalam pembantaian terhadap ork-ork itu.
Zhao Yingkong awalnya berlari di barisan terdepan, kecepatannya hanya kalah oleh Zheng Zhuo. Namun saat mendekati pilar batu, tiba-tiba ada sesuatu di pikirannya yang menarik perhatiannya - suatu perasaan yang sulit diungkapkan. Dari kejauhan, Zheng Zhuo telah mulai bertarung dengan ork-ork kuat itu. Pemandangan ini membuatnya mengerutkan alis sambil memperhatikan beberapa saat, hingga akhirnya setelah melihat Zheng Zhuo melompat ke pohon dengan Kuda Perang Kerangkanya tanpa terluka, ia pun menggigit gigi dan mengikuti instingnya menuju arah yang tidak jauh.
Semakin Zhao Yingkong mendekati arah itu, detak jantungnya semakin kencang. Perasaan ini sungguh sulit digambarkan, tapi ia tahu: mungkin di sana ada seseorang yang selama ini menjadi sumber kebenciannya...
Ternyata, setelah berlari beberapa menit, pandangannya tiba-tiba terbuka. Di depan mata terbentang tepi tebing yang menghadap ke air terjun megah di bawahnya. Di ujung tebing itu, berdiri seorang pria berambut panjang dengan diam.
“Adik sepupu, ah, akhirnya kita bertemu... Tentu saja, mungkin bagimu ini pertemuan kita yang lain, hehe, sepertinya kau terkejut melihatku di sini. Ada yang ingin kau katakan padaku?” Pria tampan berambut panjang menoleh ke arah Zhao Yingkong. Ekspresinya berubah lembut, seolah sedang memandang kekasihnya.
Zhao Yingkong menggigit giginya hingga berbunyi. Kedua tangannya mencengkeram gagang pedang transparan dengan kencang, jari-jarinya memucat keputihan. Setelah cukup lama, ia memaksakan beberapa kata dari tenggorokannya: “Mati kau!” Setelah itu, Zhao Yingkong melangkah dua langkah ke depan dan mengayunkan Pedang Kemenangan dan Sumpah ke bawah. Dang! Pedang itu seakan memotong sesuatu di udara kosong.
Ternyata antara pria berambut panjang dan Zhao Yingkong terdapat beberapa helai kawat logam yang nyaris tak terlihat mata telanjang. Jika Zhao Yingkong nekat menerjang, kawat-kawat itu akan membelah tubuhnya menjadi beberapa bagian - persis seperti cara kematiannya di pertemuan sebelumnya.
Pria berambut panjang itu tidak menunjukkan ekspresi marah atau terkejut. Sebaliknya, dia malah bertepuk tangan gembira sambil berkata: "Luar biasa, kamu sudah berkembang! Dari replika, aku tahu dia membunuhmu karena kamu belum menggunakan kuota menghidupkan kembali yang tersisa. Cara kematianmu yang indah itu juga diceritakannya padaku... Kamu tidak tahu, meski tidak menyaksikan langsung keindahan yang hancur itu, hanya dengan membayangkan detik-detik kematianmu, aku sudah begitu bersemangat sampai tidak bisa mengendalikan diri. Keindahan yang hancur itu..."
"Zhao Zui Kong! Benar-benar pantas mati!"
Pria berambut panjang ini memang Zhao Zui Kong. Saat berbicara, bagian bawah tubuhnya perlahan mengeras, seolah kata-katanya benar-benar membuatnya sangat bersemangat. Zhao Yingkong kini sudah marah sampai matanya berkaca-kaca, dan tentu saja dia tidak memperhatikan perubahan tubuh Zhao Zui Kong. Namun kali ini dia tidak gegabah menyerang, melainkan menarik napas dalam-dalam: "Apakah kamu berniat bertarung denganku hari ini?"
Ekspresi Zhao Zui Kong kali ini semakin terkejut. Dia membeku cukup lama sebelum akhirnya tertawa: "Tidak, kamu masih punya ruang untuk berkembang. Terutama penampilanmu hari ini yang mengejutkanku. Kamu tahu aku akan pergi dan tidak mungkin kau hentikan, jadi jangan buang energimu sia-sia. Bantu saja teman-temanmu dengan kekuatan sempurna. Menggangguku hanya akan membuatmu kecewa... Aku tidak akan membunuhmu sekarang karena masih banyak potensi pertumbuhanmu, lagipula kuota menghidupkan kembali-mu sudah habis..."
Zhao Yingkong menatap pria berambut panjang itu, dengan suara tenang dia berkata: "Aku pasti akan membunuhmu, pasti... demi mereka, demi masa kecilku, demi mengubur masa lalu... aku harus membunuhmu, Zhao Zui Kong!"
Zhao Zui Kong tiba-tiba menyambar muncul di samping Zhao Yingkong. Dengan santai mengabaikan tangan Zhao Yingkong yang memegang pedang sampai membiru dan memucat, dia justru mengelus kulit wajah lembut Zhao Yingkong sambil membungkuk mencium bibir merahnya yang terkunci rapat. Saat darah mulai mengalir dari sudut mulut Zhao Yingkong yang digigitnya, barulah dia menghilang ke tepi tebing. Dengan senyum dia berujar: "Marahlah, bencilah, bertahan hiduplah... Saat ini kau masih terlalu lemah, Zhao Yingkong. Ketika kau tumbuh sampai tahap itu, saat kita bertemu lagi, tunjukkan padaku keindahan yang hancur itu, sepupuku kecil..." Usai bicara, dia tersenyum tipis dan terjun bebas dari tebing setinggi lebih dari seratus meter di atas permukaan air tanpa keraguan.
Zhao Yingkong tetap menggigit giginya mati-matian. Tanpa menoleh ke dasar tebing, dia berbalik dan berjalan kembali ke medan perang. Darah terus mengalir dari sudut mulutnya yang seolah dilumuri merah, kontras dengan wajah polosnya yang cantik - sebuah keindahan yang menusuk kalbu...
(Aku masih terlalu lemah, sementara dia malah semakin kuat sejak pertemuan terakhir... Harus kuat! Aku harus menjadi lebih kuat darinya!)
