Dan dikisahkan, pemuda berambut hitam itu melemparkan delapan bendera kecil ke angin, lalu kedua tangannya tak henti membuat berbagai gerakan di udara, sambil melafalkan: "Qian, Kun, Li, Kan, Zhen, Xun, Gen, Dui..."
Seiring pelafalan delapan karakter ini, delapan bendera kecil itu perlahan menampakkan karakter tersebut, dan mulai berputar pelan. Terlihat kedua tangan pemuda itu terus bergerak cepat, delapan bendera berputar semakin kencang. Suara dari mulutnya pun semakin jelas dan bergema, seolah berasal dari sembilan langit.
"Api Ungu Doushuai menyuling ribuan iblis, Keajaiban Delapan Trigram menghancurkan setan! Segera patuhi perintah, Api Ungu Delapan Trigram Doushuai..."
Sebelum mantra pemuda itu selesai, diagram Taiji raksasa mulai muncul dari bawah kakinya. Posisinya tepat mengarah ke bendera delapan trigram berputar yang mengurung Zhao Zui Kong. Api ungu mengelilingi diagram Taiji itu, siap menghujam ke Zhao Zui Kong di bawah begitu mantra terucap.
Dalam kondisi genting itu, pandangan Zhao Zui Kong semakin dingin. Entah apa yang dilakukannya, pedang pendek sepanjang 70 sentimeter lebih tiba-tiba muncul di tangannya. Dengan sekali tebas ke udara, pemuda berambut hitam itu nyaris menghindar, namun lengannya tetap terpotong dua. Sementara itu, mantra terakhir hampir terucap dari mulutnya...
“Angkat telepon, angkat telepon! Aku adalah wanitanya. Semua perempuan penggoda di sekitar sini dengarkan baik-baik...”
Tiba-tiba suara itu berbunyi dari dalam baju pemuda berambut hitam, langsung merusak irama pembacaan mantranya. Awalnya dia masih memaksakan diri untuk mengucapkan beberapa kata terakhir. Tapi setelah membeku beberapa detik, tiba-tiba dia menyemburkan darah kotor. Wajahnya menjadi pucat pasi, sementara tangannya mengeluarkan telepon seluler bergaya kuno dari dalam bajunya.
"Halo... Ya, aku mengerti. Berikan teleponnya ke Adam... Ya, posisiku sekarang tidak jauh dari Air Terjun Daralos... Tapi. Dia benar-benar bikin kesal... Mengerti..."
Setelah pemuda berambut hitam selesai bicara, tangan tunggalnya melempar telepon ke arah Zhao Zui Kong yang masih berada dalam formasi. Zhao Zui Kong tanpa basa-basi menerima telepon itu. Senyum kembali mengembang di wajahnya saat menempelkan telepon di telinganya: "Halo, Adam? Lama tidak bertemu. Terima kasih untuk membiarkan Tim Dongmei Zhou-ku lolos waktu itu. Kalau tidak, aku akan kehilangan dua pengasuh sampah..."
"Suara pria yang tenang terdengar dari telepon seluler, 'Aku tak mau bertele-tele. Zheng Zhuo harus mati... Kurasa kau sudah bertemu dengan Tim Reinkarnasi Iblis? Jika kekuatan iblis sekuat itu cukup satu saja, dua mungkin akan merepotkanmu juga. Cukup sampai di sini. Jika kau tetap ingin bermain-main dengan estetikamu, bunuh saja Luo Yinglong sekarang. Yuan zhen-nya tetap bisa dihidupkan kembali di ruang 'Sang Tuan' asalkan tidak hancur. Tapi jika aku melihat yuan zhennya terbang kembali ke Kaca Qiankun di tanganku, itu artinya kau menyatakan perang pada Tim Dewa kami. Meski melepas tiga tim lain, aku akan kerahkan semua kekuatan untuk membunuhmu dulu... Walau iblis gagal dibunuh, ancamanmu tak kalah besarnya!'"
"Begitu ya."
Zhao Zui Kong menunjukkan ekspresi kontemplasi. Setelah cukup lama, ia tersenyum: "Saat ini aku belum bisa mati. Setidaknya sampai apel manisku matang, aku sama sekali tak boleh mati. Begini saja... Minimal sampai Perang Pertahanan Ibu Kota Gangzhe berakhir, kalian tak boleh menyerangnya. Karena kekuatan tempurnya menopang kelangsungan Tim Zhongzhou, sementara buah manisku ada di sana. Jika dia terbunuh sebelum itu, buah manisku mungkin akan kesulitan... Ini batas bawahku. Jika kau menolak, kau akan melihat pemandangan indah yuan zhen yang beterbangan itu."
Meskipun Zhao Zui Kong berdiri di tanah sedangkan pemuda berambut hitam Luo Ying Long melayang di udara, Zhao Zui Kong mengucapkan kata-katanya tanpa ragu-ragu. Wajah Luo Ying Long memerah seketika, hampir tidak bisa menahan diri untuk kembali bertarung.
"Deal. Selain itu aku perlu konfirmasi beberapa hal. Kudengar selain iblis, ada juga pria itu di Tim Zhongzhou... Jika memungkinkan, sampaikanlah informasi tentangku di Tim Dewa kepadanya..."
"Jika tidak, dunia bereinkarnasi ini akan menjadi terlalu membosankan..."
Saat ini anggota Tim Zhongzhou tentu tidak mengetahui semua kejadian di tempat jauh. Nasib keempat orang Ling Dian, Zheng Zhuo dan lima orang lainnya mengikuti tiga anggota kelompok Aragorn. Kesembilan orang ini bergegas mengejar para ork sebelum mereka beristirahat dengan tenang, jika tidak Aya yang berada di tangan mereka mungkin akan diperkosa dan dimakan. Tentu saja, dengan asumsi Tim Nan Yan Zhou belum menyelamatkan Aya.
Setelah beberapa hari perjalanan darurat, jarak mereka dengan para ork semakin dekat. Mayat ork di tanah terus bertambah, seolah telah menjadi penanda jalan bagi perjalanan mereka.
Pada pagi hari ini, mereka telah berjalan nonstop selama empat hari empat malam. Bahkan Zheng Zhuo pun mulai merasa tubuhnya tak akan sanggup menahan. Akhirnya Aragorn dengan enggan mengizinkan semua orang beristirahat selama tiga jam. Tepat saat matahari terbit tiga jam kemudian, mereka bisa kembali melacak jejak para ork itu.
“Matahari merah darah, sepertinya terjadi pembantaian besar tidak jauh dari sini tadi malam...” Pangeran Peri Legolas menatap matahari terbit di kejauhan sambil merapikan busur dan panahnya.
Semua orang tampak masih sangat lelah, mengingat mereka telah berjalan tanpa henti selama empat hari empat malam. Selain makan dan minum, hampir tidak sempat tidur sama sekali. Meski demikian, mereka masih belum bisa menyusul para ork kuat itu. Harus diakui stamina dan kemampuan berjalan kawanan ork ini benar-benar luar biasa.
Setelah semua anggota bangun dan sadar sepenuhnya, Legolas membagikan sepotong kecil lembas - makanan peri yang bisa mengenyangkan orang dewasa dengan satu gigitan. Kemudian Aragorn mulai memeriksa kondisi patung manusia beku Boromir, ritual harian yang selalu dilakukannya. Setelah itu, ia memimpin rombongan melanjutkan perjalanan menyusuri jejak-jejak di tanah.
Area ini sudah memasuki wilayah padang rumput tak berujung. Menurut peta, mereka telah memasuki wilayah kekuasaan Rohan - negara para ksatria. Kerajaan ini terkenal dengan peternakan kuda dan pasukan kavaleri elitnya. Kekuatan tempurnya hanya kalah oleh Gondor di antara semua negara manusia.
Orang-orang telah berjalan sejak pagi hingga mendekati tengah hari. Setiap orang merasa lelah dan letih. Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar ringkikan kuda yang membuat semua orang terkejut. Bersamaan dengan suara itu, derap kaki kuda yang beruntun mulai bergema, menandakan sekawanan besar kuda sedang berlari bersama.
Untuk berjaga-jaga, mereka bersembunyi di balik batu-batu raksasa. Tak lama kemudian, sekelompok kavaleri baja yang tangguh melintas dengan cepat di depan mereka. Ini adalah pasukan kavaleri elit. Meski ukuran kudanya tak sebesar Kuda Perang Kerangka milik Zheng Zhuo, jelas terlihat bahwa kuda-kuda ini termasuk ras unggul. Meskipun kualitas kuda tidak hanya dinilai dari ukuran, namun untuk kavaleri serbu jarak dekat, ukuran kuda, perlindungan, dan kekuatan serbuan merupakan faktor penentu daya serang - tiga aspek yang telah dimiliki kavaleri ini.
"Latihan mereka juga terlihat sangat terlatih. Saat berlari, mereka membentuk formasi pertahanan..." Chu Xuan menjawab pertanyaan Zheng Zhuo tentang kekuatan pasukan kavaleri ini dengan santai.
Zheng Zhuo mengangguk: "Tinggal satu pertanyaan terakhir. Apakah mereka bisa menggunakan douqi... Jika bisa, kekuatan tempur pasukan ini akan menjadi terlalu mengerikan."
Saat dua orang ini berbicara, pasukan kavaleri telah melintas di depan mereka. Jumlahnya sekitar lima ratus orang. Selain kuda perang, beberapa prajurit membawa tunggangannya yang kosong. Setelah rombongan ini lewat, Aragorn tiba-tiba melompat dari balik batu besar. Ia berteriak kepada para ksatria: "Wahai ksatria-ksatria gagah dari Rohan, apa yang terjadi di negerimu? Sepertinya kalian baru saja bertempur."
Kualitas pasukan ini langsung terlihat. Ketua pasukan di depan menghentikan kudanya, sementara pasukan di belakangnya bergerak teratur bagai dikendalikan satu komando. Mereka berbelok membentuk formasi melingkar di belakang pemimpin tanpa ada kekacauan. Sang pemimpin memandang Aragorn, lalu memimpin pasukannya menerjang ke arah posisi berdiri Aragorn.
Melihat ini, Gimli dan Pangeran Peri segera menyambar keluar. Diikuti oleh Zheng Zhuo dan kawan-kawannya yang juga ikut menerjang.
Ratusan pasukan berkuda ini mengurung sembilan orang dari segala penjuru. Dibandingkan dengan momentum ratusan pasukan, sembilan orang ini terlihat sangat kecil. Para kavaleri kemudian menegakkan tombak berkudanya, mengarahkan ujung tombak ke dada sembilan orang. Barulah kemudian seorang pemimpin berbaju zirah perak keperakan menunggang kuda memasuki lingkaran.
"Lihatlah," sang jenderal menarik tali kekang kudanya dengan dingin bertanya pada kerumunan, "Peri, Kurcaci, manusia, wanita, dan gadis kecil... Apa maksud kalian? Tim aneh seperti ini memasuki Rohan! Katakan, apa tujuan kalian!"
Gimli si Kurcaci tak tahan langsung membalas, "Laporkan namamu dulu, Ksatria! Baru kami akan jelaskan maksud kedatangan kami!"
Sang pemimpin memandang dingin ke arah Gimli. Tak kuasa menahan diri, ia berputar turun dari kuda lalu menghampiri Kurcaci itu. Perbedaan tinggi mereka begitu mencolok. "Jika kau lebih tinggi sedikit," desisnya dingin, "Akan kuhantamkan pedangku ke batang lehermu!"
"Hantamkan pedang ke batang leher?"
Secepat kilat, Zheng Zhuo sudah mengarahkan Jiwa Harimau-nya ke leher sang ksatria. "Seperti ini maksudmu?" tanyanya dengan nada sama dingin.
