Para prajurit kavaleri di sekeliling terkejut. Dari sekian banyak orang di tempat itu, hampir tak ada yang melihat gerakan Zheng Zhuo. Pertama karena kecepatannya yang luar biasa, kedua karena semua mata tertuju pada Gimli si Kurcaci. Baru setelah pedang besar merah menyala itu menempel di leher pemimpin, semua orang membeku tak berani bergerak.
Aragorn dan Pangeran Peri sama-sama ketakutan. Jika yang lain mungkin biasa saja, tapi orang yang bersiap menyerang dengan pedang ini adalah Zheng Zhuo. Mereka tahu betul seberapa besar daya serangnya. Ini adalah sosok yang mampu melawan ratusan ork kuat sendirian. Meskipun Pasukan Kavaleri Rohan juga terlatih, tetap tak cukup untuk dihabisi Zheng Zhuo.
Aragorn segera menghadang di depan Zheng Zhuo. Ia berkata tergesa-gesa: "Ini kesalahpahaman... Para Ksatria Rohan, aku Aragorn putra Arathorn. Ini Gimli putra Glóin, Pangeran Peri Legolas, dan enam sahabat Gandalf si Jubah Abu-abu yang juga prajurit manusia terkenal. Kami adalah sahabat Kerajaan Rohan dan Baginda Raja Théoden. Tak perlu mengarahkan tombak berkuda kalian pada kami."
Sang pemimpin tak menunjukkan kepanikan. Baru setelah pedang besar Zheng Zhuo di lehernya diangkat, ia berkata dengan tenang: "Baginda Théoden sudah tak bisa membedakan kawan dan lawan. Ia sepenuhnya dikendalikan oleh Dukun Jubah Putih Saruman. Bahkan keluarga sendiri pun tak dikenalnya." Setelah itu, sang ksatria melepas helmnya, memperlihatkan wajah yang letih.
Pasukan kavaleri di sekitar juga telah menarik tombak berkuda mereka. Pemimpin ini melanjutkan: "Saruman telah mengendalikan Baginda Raja. Kemudian dia secara bertahap menggerogoti tanah kerajaan. Kami adalah prajurit yang selamanya setia pada kerajaan. Namun karena itu kami diasingkan. Kami sedang menuju ke lokasi pasukan pengasingan lain untuk bergabung... Kalian juga harus berhati-hati dengan Dukun Berjubah Putih, dia licik dan penuh tipu muslihat. Konon sering menyamar sebagai orang tua berkeliling, dan mata-matanya ada di mana-mana."
Aragorn justru lega. Baru sekarang dia sadar pasukan kavaleri mengira mereka sebagai mata-mata Saruman, sehingga permusuhan tadi muncul. Dia segera menjelaskan: "Kami bukan mata-mata Saruman. Kami sedang melacak sekelompok ork kuat ke sini. Dua ork itu menangkap dua teman kami."
Sang pemimpin merenung sejenak: "Kami bertemu gerombolan ork itu tadi malam. Tapi yang aneh, mereka seolah dikejar sesuatu yang sangat mengerikan. Bahkan ketika berhadapan dengan pasukan kavaleri baja Rohirrim, mereka tetap panik menerobos. Kalau begitu, memang kami melihat seorang wanita manusia dan seorang Hobbit dalam kelompok itu."
Zheng Zhuo ikut angkat bicara: "Itu pasti benar. Wanita manusia dan Hobbit itu adalah sahabat kami. Selain itu, apakah kalian melihat manusia lain?"
Pemimpin menggelengkan kepala: "Tidak ada manusia lain... Saat membersihkan medan perang pasca pertempuran, kami tidak menemukan jejak wanita atau Hobbit. Mungkin mereka melarikan diri saat kekacauan, atau terinjak-injak kuda liar... Singkatnya, semua mayat terkumpul di sana dan telah kami bakar." Ia menunjuk ke arah gumpalan asap tebal sekitar beberapa kilometer di dataran rendah.
Aragorn menoleh memandangi anggota Tim Zhongzhou. Semua terdiam. Karakter plot jelas gelisah, sementara anggota Tim Zhongzhou tahu Tim Nan Yan Zhou telah memasuki hutan mengikuti alur cerita.
Pemimpin memandangi sembilan orang di tempat, lalu berbicara pada ajudannya. Beberapa kavaleri Rohan menarik tujuh kuda perang. "Ini tunggangan prajurit yang gugur. Semoga para ksatria ini melindungimu... Carilah sahabatmu. Tapi jangan terlalu berharap. Rohan sudah tak ada harapan." Ia mengenakan helm, melompat ke pelana, dan memimpin pasukan keluar dari lingkaran pertempuran.
Kavaleri ini bergerak cepat seperti angin. Dalam beberapa menit, mereka sudah jauh. Tinggallah sembilan orang dengan tujuh kuda perang di padang rumput. Oh ya, ada satu kuda kerangka yang mengangkut sosok manusia beku.
Zheng Zhuo dan Aragorn saling memandang, mereka sama-sama mengangguk lalu memilih seekor kuda perang masing-masing dan menaikinya. Kemudian Zhan Lan dan Zhao Yingkong menunggangi satu kuda, Gimli dan Pangeran Peri menunggangi kuda lainnya. Akhirnya seluruh kelompok mengendarai kuda perang melaju kencang menuju daerah yang diselimuti asap tebal.
Setelah berjalan sebentar, mereka tiba di lokasi yang masih dipenuhi kepulan asap. Di sana terlihat beberapa tombak panjang tertancap terbalik dengan kepala ork kuat masih tergantung di ujungnya. Di bagian tengah medan perang terdapat tumpukan mayat setinggi lebih dari dua meter yang berisi sekitar seratus lebih mayat ork kuat. Di medan perang seperti ini memang mustahil menemukan survivor, satu-satunya petunjuk mungkin ada di antara tumpukan senjata yang hancur.
Setelah cukup lama, kurcaci Gimli tiba-tiba mengeluarkan sabuk kecil yang rusak dari tumpukan senjata. Dengan wajah berlinang air mata ia berkata: "Ini... Ini sabuk Hobbit! Mereka mungkin sudah..."
"Tidak!" Aragorn sama sekali tidak melihat sabuk rusak itu, melainkan memeriksa jejak-jejak kecil di tanah dengan saksama: "Di sini, pernah ada seseorang bertubuh pendek merangkak di sini, lalu ia terus merangkak ke depan. Ada jejak wanita lain di sini... Lihat, tiba-tiba muncul jejak sepatu di sini. Ini jejak kaki manusia, benar..."
Relatif terhadap Aragorn yang sedang mencari jejak sahabat-sahabatnya, anggota Tim Zhongzhou yang tahu mereka baik-baik saja mulai memeriksa bekas luka mayat ork-ork kuat. Zheng Zhuo melihat kepala yang terputus itu berkata: "Ini bekas tebasan pedang kuda yang sangat tumpul. Dengan kecepatan serbuan kuda, bahkan pedang yang tidak diasah pun memiliki daya penghancur yang luar biasa. Tapi dari pandangan di mata kepala ini, dia tidak tampak terkejut atau heran. Jadi dia bukan ork pertama yang dibunuh saat serbuan kavaleri... Benar, bekas luka ini dihasilkan oleh pancaran jiwa tempur."
Zheng Zhuo menoleh ke lima orang lainnya: "Aku pernah melihat saat Aragorn dan kawan-kawan melepaskan jiwa tempur mereka. Saat jiwa itu merambat ke mata pedang, benar-benar meningkatkan kekuatan bilahnya berkali-kali lipat. Bahkan sinar pedang Tiger Soul-ku bisa ditahan. Setelah serangan kavaleri selesai, mereka akan berhenti dan bertempur dengan ork-ork. Tanpa kekuatan serbuan tapi masih bisa membelah tengkorak ork dengan pedang tebal, menciptakan luka serapi ini – pasti bekas jiwa tempur... Tapi kenapa kalian memandangiku dengan ekspresi seperti ini?!"
Kelima orang itu, kecuali Chu Xuan, bahkan termasuk Zhao Yingkong, terpana memandangnya seolah dia sedang membicarakan topik yang aneh.
“Bukan begitu juga sebenarnya.” Cheng Xiao tiba-tiba berkata dengan serius: "Jika ucapan ini keluar dari Aragorn mungkin lebih masuk akal. Hei bos, apa kau terlalu larut dalam peran? Benar-benar mengira diri sebagai tentara bayaran berpengalaman ratusan pertempuran di dunia ini? Padahal dulu kau hanyalah seorang karyawan kantoran."
Zheng Zhuo menggaruk-garuk kepalanya: "Soalnya selain di dimensi ruang 'Dewa Utama', setiap hari selalu ada pertempuran hidup-mati. Meski tak ingin tahu, tetap saja harus mempelajarinya. Hasil sering menggunakan Jiwa Harimau membuatku menguasai tekanan pedang, perubahan jurus, tebasan horizontal maupun vertikal—semua ini jadi alami. Lagipula energi tempur dan energi dalam punya banyak kemiripan, jadi... Sepertinya tanpa sadar aku sudah menjadi ahli pertempuran, haha..."
Chu Xuan mengabaikan tawa sinis Zheng Zhuo yang berlebihan. Ia memandangi mayat-mayat terbakar dan kepala utuh yang tersisa, lalu setelah lama diam berkata: "Dalam kavaleri Rohan, setidaknya 70-80% prajurit memiliki energi tempur. Sisanya mungkin rekrutan baru. Statistik mereka sangat mengesankan. Pasukan berkuda dengan kualitas seperti ini ditambah energi tempur, bisa mengimbangi 2 hingga 3 kali lipat jumlah ork perang."
“Benar kan? Ini adalah salah satu ide yang baru saja terpikir olehku. Asalkan kita punya 1.000 kavaleri Rohan ditambah 50 peri yang menguasai 'panah peledak', kita tidak perlu takut dengan dua tim lainnya. Tentu saja, pemanah peri sangat langka dan mereka tidak akan ikut campur dalam Perang Cincin Sihir. Jadi hal lain yang perlu dipikirkan adalah tentang Penjejak...” Zheng Zhuo tersenyum lebar.
Chu Xuan langsung menyela sebelum dia selesai bicara: "Aku paham. Penjejak pada dasarnya bisa mempertahankan sebagian besar skill semasa hidup, sekaligus membuka kunci genetik level satu hingga dua. Kekuatan tubuh mereka bahkan meningkat sepuluh kali lipat. Jika pemimpin kuat ork yang bisa menggunakan 'panah peledak' kita rekayasa menjadi Penjejak... 20 Penjejak seperti itu sudah cukup untuk mengintimidasi dua tim lainnya. Begitu maksudmu?"
Zheng Zhuo mengangguk-angguk antusias: "Tepat! Intinya, tak peduli apakah lawan kuat secara individu, tim, atau momentum strategis—asalkan kita punya 1.000 kavaleri elite Rohan plus 20 Penjejak seperti yang kau sebutkan, kita bisa leluasa beraksi di dunia Cincin Sihir ini! Hahaha, untuk apa lagi takut dengan Tim Dongmei Zhou atau Tim Dewa?"
"Oh." Chu Xuan tertawa dingin. "Bagaimana jika roh cincin dengan sembilan cincin yang menyatu muncul? Berani kau jamin 'panah peledak' bisa membidiknya? Jika Raja Kegelapan lebih mengerikan dari Balrog? Bisakah kau memimpin tim ini untuk membunuhnya? Dan... bagaimana jika di Tim Dewa atau Tim Dongmei Zhou ada orang yang sama kuatnya dengan replikamu?"
"Apakah kau masih akan tetap optimis seperti sekarang?"
Chu Xuan terus tertawa dingin sambil berkata: "Kau terlalu optimis. Meski tak tahu perasaan macam apa ini... tapi kurasa dalam operasi tempur tim kali ini, aku mungkin akan mati..."
