Posisi Chu Xuan berdiri persis di bagian tembok yang akan meledak. Dalam alur film asli, inilah titik balik Perang Pertahanan Helm's Deep. Bagaimana mungkin ork kuat bisa menaklukkan benteng perkasa ini dalam semalam tanpa kelemahan ini? Setelah berdiskusi, Zheng Zhuo dan Chu Xuan telah merancang solusi: menggunakan Kitab Arwah untuk mengubah medan sekitar setelah ledakan, sehingga menghalangi invasi ork.
Ledakan tembok memang bagian dari alur cerita asli. Mustahil Chu Xuan melupakan detail ini. Namun nyatanya, pakar strategi itu justru berdiri di atas bagian yang akan hancur itu. Saat Zheng Zhuo menoleh, ia melihat ork dengan obor menyusup ke lubang selokan di bawah kaki Chu Xuan.
"Tidak!"
Zheng Zhuo seketika panik hingga matanya memerah menyala. Bahkan tak sempat berputar turun, kakinya langsung menjejak di punggung kuda. Seluruh tubuhnya melompat ke udara sambil kedua kaki mendorong kuat di angkasa. Dalam kondisi "Penghancur Sekejap", ia menggunakan "Langkah Bulan". Seluruh tubuhnya telah melesat ke arah tempat Chu Xuan berdiri.
Namun kecepatan ini masih terlambat sedikit. Ork pembawa obor itu hanya berjarak 4-5 meter dari bawah tembok kota. Meski tubuhnya telah dipenuhi panah, makhluk ini tetap berhasil melompat ke dalam gua selokan di bawah tembok pada detik terakhir. Ledakan dahsyat mengguncang, meruntuhkan bagian tembok sepanjang 6-7 meter. Gelombang kejut yang datang menghantam begitu kuat, hingga Zheng Zhuo yang sedang berlari pun terlempar beberapa meter. Ini jelas bukan bom primitif dari mesiu hitam seperti di alur cerita asli. Daya hancurnya setara dengan bom ledak tinggi.
Zheng Zhuo terhempas ke belakang beberapa meter. Saat mendarat, dia menghentakkan kaki dan langsung menyambar ke arah ledakan tembok kota. Di sana, para ork berlari gila-gilaan masuk, namun mereka berhadapan dengan Zheng Zhuo yang lebih gila lagi karena khawatir akan keselamatan Chu Xuan. Mata Zheng Zhuo memerah menyala, suara geramannya seperti binatang buas. Beberapa ork yang menghadangnya tiba-tiba tercabik-cabik menjadi potongan daging sebelum sempat bereaksi. Zheng Zhuo menerobos kerumunan ork, menyambar ke celah tembok yang runtuh.
Para ork di sekitarnya tentu tak tinggal diam. Mereka menyerang manusia kecil (relatif bagi mereka) ini. Tapi entah bagaimana, dengan beberapa gerakan tangan Zheng Zhuo, puluhan ork di sekelilingnya terkoyak seperti diterkam monster. Jejak langkahnya hanya meninggalkan genangan daging hancur. Tanpa terasa, tangan Zheng Zhuo sudah mencengkeram kepala dua ork. Saat tiba di reruntuhan ledakan, dia menghantamkan kedua kepala ork itu ke tembok. Dua suara gedebuk - tengkorak mereka remuk berantakan.
"Chu Xuan? Chu Xuan tidak apa-apa?" Zheng Zhuo menerobos masuk ke reruntuhan sambil berteriak histeris. Di belakangnya berserakan mayat-mayat ork yang tercabik. Sepanjang jalan tak ada satu pun ork kuat yang bisa menahan serangannya walau sedetik. Kekuatan tempur mengerikan ini bahkan membuat para ork di kejauhan ragu-ragu.
Di sekitar reruntuhan tembok kota, Zhao Yingkong dan Cheng Xiao sudah berjongkok di sana. Zhao Yingkong segera mengangkat tubuh Chu Xuan turun. Sementara Cheng Xiao terus menuangkan obat ke mulut Chu Xuan sambil ekspresinya panik dan muram, jauh berbeda dari sikap santai penuh percaya diri biasanya. Pemandangan ini langsung membuat Zheng Zhuo merasa firasat buruk.
"Gimana? Aku tanya kau gimana?!" Zheng Zhuo tidak mendekat, tetap berdiri di reruntuhan sambil berteriak.
Cheng Xiao membalas teriakan: "Sial! Berdiri saja di sana jaga tembok kota! Kalau sakit percayalah pada dokter... Aku ini dokter, tutup mulutmu sekarang!" Tangannya terus bergerak cepat. Ia membuka baju Chu Xuan hingga terlihat jantung di dada kiri yang terus mengucurkan darah segar. Pemandangan ini jelas menunjukkan...
"Aaaaa! Aku akan minta nyawa kalian! Ork! Saruman!"
Zheng Zhuo meraung keras. Dengan menggenggam erat Jiwa Harimau, ia menerjang keluar reruntuhan seperti angin ribut...
"...... Mata Pangeran Peri Legolas memancarkan keraguan. Awalnya dia ingin mengatakan sesuatu. Namun melihat hujan darah dan angin berbau amis yang meledak dari formasi tempur ork-ork Uruk-hai, untuk sesaat dia bingung harus memulai dari mana. Akhirnya dia hanya bisa mengerutkan alis dan terus memanah ke arah ork-ork di kejauhan."
"Saat Zheng Zhuo dan yang lain masih bersama Ratu Peri Galadriel, Chu Xuan sudah menemui Legolas. Legolas tak bisa menahan diri untuk tidak mengingat kembali kejadian waktu itu......"
"......Benar, akulah yang menyuruh Legolas membawaku menemuimu, Ratu Peri."
"Langit masih gelap, fajar masih lama. Pasukan Ekspedisi Cincin baru akan berangkat pagi nanti. Saat itulah Ratu Peri akan memberikan hadiah kepada setiap orang. Tapi sebelum itu, tepat pukul 2 dini hari, Chu Xuan sudah membangunkan Legolas untuk menemui Ratu Peri."
"Ratu Peri Galadriel tersenyum licik: 'Manusia tanpa perasaan, untuk apa kau mencariku? Mau minta maaf? Untuk hiasan kepala yang kau hancurkan itu?'"
"Chu Xuan menjawab datar: 'Tidak. Aku datang untuk melakukan transaksi denganmu......'"
"Galadriel membeku sejenak, lalu tertawa: 'Jika soal transaksi, bukannya rekanmu sudah berjanji akan bertransaksi dengan ras elf kami? Apa kau ingin mengelaknya dan berdagang secara terpisah?'"
“Tidak, bukan transaksi itu.” Chu Xuan langsung menggelengkan kepala: “Aku ingin mendapatkan sesuatu darimu, dan sebagai gantinya akan kuberikan Cincin Utama yang telah kuhapus jiwa Sauron. Tentu saja, bukan sekarang, melainkan saat kami kembali ke dunia ini kali berikutnya...”
Kali ini Galadriel mengerutkan alisnya, ia menatap serius ke Chu Xuan: “Meski terdengar menggoda, tapi bukankah ini mustahil? Jika Sauron benar-benar bisa dikalahkan dengan mudah, berbagai ras takkan menganugerahinya gelar Raja Kegelapan. Ini bentuk ketakutan... sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?”
Chu Xuan memandang Galadriel dengan tenang: “Aku membutuhkan perlengkapan yang bisa menghidupkan kembali seseorang sekali pakai, atau benda magis yang memungkinkan pura-pura mati. Pokoknya perlengkapan tipe ini... Tim kami menghadapi musuh kuat yang mengerikan di dunia ini. Kuragu apakah kekuatan tim kami sanggup melawannya. Jika gagal, baik Cincin Utama maupun transaksi dengan bangsa elf—semuanya akan sia-sia. Beritahu aku, apakah bangsa elf punya perlengkapan atau sihir semacam itu?”
Wajah Legolas tiba-tiba terasa perih, sebuah anak panah melesat tepat di samping pipinya, menyadarkannya dari kilas balik ingatan itu. Setelah pertemuan Chu Xuan dengan Ratu Peri kala itu, sang ahli strategi juga sempat berbincang dengannya, berulang kali mengingatkan agar jangan sampai memberitahu Zheng Zhuo dan yang lain tentang pertemuan rahasianya dengan pemimpin bangsa peri. Legolas yang cerdik pun mengangguk, mengunci rapat rahasia ini dalam hatinya setelah menyanggupi permintaan Chu Xuan.
(Tapi Chu Xuan, apakah semuanya benar-benar akan berjalan sesuai prediksimu? Jika Zheng Zhuo gagal mengingat "benda itu" tepat waktu, bukankah nyawamu pasti melayang?)
Legolas terus mematikan siluet Zheng Zhuo di bawah sana. Berkali-kali bibirnya bergetar ingin bicara, namun akhirnya memilih diam. Saat Zheng Zhuo kembali berlari keluar dari formasi musuh, tangan pemanah peri itu menegang, matanya tak berkedip mempelajari setiap gerakan sang pemimpin tim.
Di tangan Zheng Zhuo yang berlumuran darah segar, terlihat daun pohon dunia pemberian Ratu Peri berkilat samar. Tanpa peduli bau amis darah yang menempel di tubuhnya atau luka di telapak tangan yang masih menetes, pria itu langsung menyodokkan daun suci itu ke mulut Chu Xuan yang pucat. Ajaibnya, begitu menyentuh lidah, daun itu seketika meleleh menjadi cairan hijau mengkilat, merembes pelan ke tenggorokan bagai embun pagi.
Zheng Zhuo menarik napas. Matanya tak lepas mengawasi Cheng Xiao: "Cepat, periksa luka Chu Xuan! Bukannya kau bisa menyelamatkan Boromir yang dadanya bolong? Kenapa malah tak bisa selamatkan sahabat sendiri?!"
Ucapan ini terdengar tak masuk akal, keselamatan seseorang tergantung parahnya luka. Cheng Xiao mengabaikannya, tangannya gesit menusukkan jarum emas ke dada Chu Xuan sambil menjahit dengan benang bedah. Zhao Yingkong menggenggam Pil Es Beku, siap memaksakan pil itu ke mulut Chu Xuan jika kondisinya kritis.
Zheng Zhuo terus mengawasi gerakan Cheng Xiao tanpa meninggalkan reruntuhan. Baru saja saat menerjang keluar, dengan tangan kosong ia merobek-robek dua tiga ribu ork penyerbu menjadi serpihan. Gempuran itu membuat sisa ork gentar mendekat. Dalam situasi ini, pemanah di atas tembok sudah cukup menghalau mereka, memungkinkannya tetap berdiri di sini.
Tangan Cheng Xiao semakin cepat. Wajah Chu Xuan mulai memerah, semburan darah dari dadanya berkurang. Tepat saat hendak mengikat simpul terakhir, tiba-tiba Cheng Xiao menjerit histeris: "Sial! Aku menyerah... Dasar sialan! Jantungnya hancur lebur! Tak sempat kuobati! Tak sempat masukkan Pil Es Beku! Dasar!!"
Zheng Zhuo mengubah ekspresi wajahnya, langsung mengangkat Cheng Xiao sambil berteriak keras: "Ada apa? Bukankah lukanya sudah dijahit? Bukannya warna wajahnya sudah membaik? Bukankah aku sudah memberinya daun pohon dunia? Kenapa tidak memberinya Pil Es Beku? Kenapa?!"
Zhao Yingkong langsung memasukkan pil ke mulut Chu Xuan, namun tubuh Chu Xuan tidak membeku menjadi wujud manusia karena pil itu tak bisa masuk ke tenggorokannya. Bahkan saat Zhao Yingkong mengunyahnya dengan mulut untuk memberikannya pun gagal. Setelah meraba arteri di leher Chu Xuan, dia berdiri diam-diam: "...Dia mati."
(Adam, sudah dikonfirmasi, Chu Xuan mati...)
Tangan Zheng Zhuo gemetar membuat Cheng Xiao terjatuh ke tanah. Mata Zheng Zhuo kini merah menyala dan kosong. Dengan langkah berat, dia berbalik menuju pasukan ork di luar reruntuhan. Saat baru melangkah keluar, sebuah panah peledak melesat ke wajahnya dengan kecepatan yang tak terlihat mata telanjang. Zheng Zhuo menyambar panah itu tepat di depan hidungnya, lalu dengan pekikan menggelegar langsung menubruk barisan ork...
