Terkadang, keadaan seseorang bisa berubah secara fundamental hanya karena hal kecil. Terkadang... alasan orang hanya berdiam di tempat hanyalah karena tidak berani melangkahkan kaki selangkah saja...
Zhang Heng melangkah setapak ke depan. Saat hampir setengah kakinya sudah keluar dari tebing, dia mengambil langkah kecil tepat sebelum terjatuh, sehingga berhasil mencapai area aman. Namun karena ini, Zhao Yingkong justru menghantam punggungnya dan membuatnya terlempar beberapa meter hingga kepalanya menghantam tangga.
Anehnya, benturan ini justru membuat Zhang Heng tersadar. Meski benjol besar muncul di kepalanya, dia bangkit dari tanah dan melihat sekeliling dengan bingung.
Mereka masih berada dalam gua gelap dengan kerangka putih bersih bertebaran di tanah. Beberapa orang di sekeliling Zhang Heng masih gemetar dengan mata terpejam. Hanya Aragorn yang berbeda - dia memegang pedang panjang bercahaya keperakan sambil terus bergumam seolah sedang berbicara dengan sesuatu.
Di sisi lain, Gimli terus melakukan gerakan seperti menuangkan minuman ke mulutnya sambil berjalan maju. Sementara Pangeran Peri Legolas tak henti-hentinya melakukan gerakan memanah sambil berlari. Di depan kedua mereka membentang tebing tak berdasar yang menganga.
Zhang Heng dan Zhao Yingkong saling memandang, mereka bersama-sama menerjang ke arah dua orang tersebut. Satu orang menangkap seorang lalu melemparkannya ke belakang. Kedua orang ini juga mengalami hal yang sama seperti Zhang Heng, keduanya berdiri dengan benjolan di kepala. Setelah berdiri, Legolas berkata dengan suara gemetar: "Ya ampun, itu sangat berbahaya. Kita semua dikendalikan oleh kekuatan spiritual ras abadi. Mereka memanifestasikan hal yang paling tidak kita harapkan atau justru paling kita dambakan saat ini, lalu memancingmu untuk melompat dari tebing sendiri... Sungguh berbahaya."
Saat Legolas berbicara, Zhang Heng dan Zhao Yingkong kembali saling berpandangan. Mereka bertanya serentak: "Bagaimana dengan Cheng Xiao?"
Legolas memiliki penglihatan peri, dalam kegelapan ini ia bisa melihat lebih jauh dari siapapun. Ketika ia menoleh, benar terlihat Cheng Xiao berdiri di area bayangan. Satu langkah di depannya adalah tebing. Pria ini terlihat ragu-ragu seolah ingin mengulurkan tangan, tapi menariknya kembali di tengah jalan. Lalu mencoba melangkah maju, namun kembali mengurungkan niat. Setelah beberapa kali bolak-balik, akhirnya ia menghela napas dan bangkit sendiri. Sikapnya ini membuat semua orang penasaran.
Melihat Cheng Xiao mendekat, Zhang Heng buru-buru bertanya: "Apa yang sebenarnya kau lihat tadi? Sikapmu itu sangat aneh..."
Cheng Xiao dengan wajah sedih berkata: "Aku seperti terjebak dalam pelukan wanita, di sekelilingku banyak gadis cantik berlalu-lalang. Kau tak tahu, saat itu ada banyak wanita sangat cantik di sekitarku, Sial. Jauh lebih cantik daripada Miss World atau Miss Tiongkok, sayangnya... Aku lebih suka tipe wajah polos dengan payudara besar, dengar ya, Zhang Heng..."
"......" Zhao Yingkong langsung menendang punggung Cheng Xiao. Kemudian dia berbalik menuju Aragorn.
"...... Tolong, Zhang Heng! Aku akan jatuh dari tebing, cepat, batu ini terlihat longgar......"
(Tampaknya... Idiot tetaplah idiot tak peduli bagaimana berevolusi, paling-paling jadi idiot yang sedikit lebih kuat......)
Saat semua orang mendekati Aragorn, dalam cahaya keperakan dari pedang itu, mereka baru melihat jelas di sekeliling mereka penuh hantu hijau pekat. Tadi semua orang ternyata berjalan keluar dari tengah hantu. Aragorn tidak menoleh. Langsung berbicara pada hantu di barisan depan: "Sudah kukatakan. Sahabatku pasti bisa melewati ujianmu! Sekarang kau harus menjawab pertanyaanku! Masih ingat sumpah kalian? Ingin mencari tanah peristirahatan? Jawab!"
Aragorn mengayunkan pedang panjang peraknya, setiap hantu melihatnya dengan sikap hormat dan sedikit menundukkan kepala. Hingga ia berjalan sampai di depan pemimpin hantu, sang pemimpin tiba-tiba tertawa keras, suara tawa itu bergema di seluruh gua, namun dia sama sekali tidak berbicara. Bersamaan dengan suaranya, hantu ini perlahan menghilang dalam Kekosongan, diikuti oleh semua hantu lainnya yang turut lenyap tanpa bekas.
Aragorn segera panik, berteriak ke sekeliling: "Jawaban kalian di mana? Apakah kalian tidak menginginkan Peristirahatan? Katakan padaku, apa jawaban kalian?"
Pada saat itu, tiba-tiba terdengar gemeretak batu kecil yang padat di seluruh gua. Lokasi kelompok berada di tepi tebing yang bisa dilalui, sementara di atas tebing berdiri bangunan mirip istana. Saat suara itu muncul, pintu besar istana tiba-tiba terbuka lebar, dari dalamnya menggelinding keluar gelombang kerangka yang tak terhitung jumlahnya. Kerangka-kerangka ini terus menggelinding menuruni tebing, berdasarkan momentum ini, seluruh kelompok terancam akan terkubur dalam kedalaman tebing. Aragorn segera menghentikan pertanyaannya pada hantu-hantu itu, berteriak lalu berlari ke sisi lain gua.
Semua orang mengikuti di belakang Aragorn, berlari menuju sisi lain gua. Namun belum beberapa langkah, bagian bawah tubuh mereka sudah terkubur gelombang pertama kerangka. Mereka terpaksa berusaha mati-matian bergerak maju sementara tumpukan kerangka di belakang semakin menggunung. Di detik terakhir sebelum benar-benar terkubur, mereka akhirnya berhasil masuk ke dalam gua jalur. Melalui terowongan batu ini, tak lama kemudian mereka keluar dari gua. Terhampar sungai yang mengalir di kaki gunung - rupanya mereka telah menembus rangkaian pegunungan itu.
Di atas sungai terlihat belasan kapal hitam besar. Sebuah desa kecil di tepian terbakar berkobar, dengan satu kapal hitam berlabuh di dekatnya. Beberapa orang sibuk memindahkan barang-barang ke kapal.
Aragorn langsung terduduk lepas begitu keluar dari gua. Terlihat jelas kekecewaan mendalam yang membuatnya seperti ambruk seketika. Armada hitam ini pastilah bagian dari kekuatan Mordor. Menyaksikan dominasi Mordor yang kian menguat sementara bala bantuan yang diharapkannya justru mengalami kecelakaan - perasaan ini benar-benar memilukan.
Tim Zhongzhou tidak merasakan emosi khusus. Mereka sudah tahu alur cerita selanjutnya. Saat mereka diam, angin kematian tiba-tiba berhembus. Pemimpin hantu yang tertawa histeris sebelumnya muncul dari dinding batu. Suaranya menggema dingin: "Kami akan bertempur bersamamu! Penguasa terakhir Gondor!"
Aragorn membeku cukup lama, hingga sorak kegirangan Gimli menggema. Barulah ia bangkit bersandar pada pedang panjangnya, sambil menunjuk ke kapal hitam raksasa di permukaan sungai: "Pertempuran pertama... hancurkan bajak laut itu hingga tak bersisa!"
Pemimpin hantu menderu, meluncur deras menuju permukaan sungai. Ribuan hantu hijau kelam segera mengikuti dari belakang. Makhluk tak berwujud ini tak terikat gravitasi, terjun bebas dari puncak gunung perkasa. Segera hamparan hijau menyapu seluruh kapal hitam...
Di Minas Tirith, ibu kota Gondor, situasi semakin mencekam. Pasukan 100.000 prajurit bagai belalang menghancurkan pos-pos terdepan Gondor. Ketika pasukan yang kalah mundur ke ibu kota, Sang Perdana Menteri justru memerintahkan putranya Faramir memimpin sisa kavaleri untuk menyerang - alih-alih bertahan di balik tembok kota.
Faramir, adik kandung Boromir, terus mengalami kekalahan di Gondor sementara kakaknya masih dirawat di Rohan. Belum lama ini, ia melepas regu Frodo menuju Mordor. Saat Cincin Sihir kembali ke tangan Sauron, ia bahkan menyangka dialah yang menghadiahkannya pada Raja Kegelapan.
"Meski sangat tidak menyenangkan, kenyataannya kami tidak bisa mengendalikan pasukan ini. Saat ini pemimpin tertinggi mereka masih Perdana Menteri itu." Zheng Zhuo berkata dengan putus asa pada Gandalf. Dari sudut pandangnya, meski persenjataan pasukan kavaleri ini jauh lebih baik daripada Rohan, namun baik dari sisi keberanian, latihan, maupun kualitas, mereka jauh tertinggal. Kehilangan pasukan ini sebenarnya tidak akan terlalu mempengaruhi perang Gondor melawan Mordor.
Pasukan yang berjumlah sekitar seribu orang ini diperintahkan untuk menyerbu pasukan 100.000 tentara sesuai perintah Perdana Menteri. Ironisnya, selama Perdana Menteri masih memegang kekuasaan tertinggi, mereka terpaksa melakukan serbuan bunuh diri ini...
Baik Zheng Zhuo maupun Zhan Lan tidak berusaha mengubah situasi. Hanya Gandalf yang beberapa kali menemui Perdana Menteri untuk membujuknya mengubah keputusan. Namun si gila ini jelas sudah kehilangan akal sehat, sama sekali tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, hanya asyik menyantap makanannya sendiri.
Ternyata benar, setelah lebih dari satu jam, hanya tiga prajurit yang selamat kembali. Faramir yang seharusnya bertahan dalam alur cerita asli pun tewas. Pasukan Mordor yang jumlahnya puluhan kali lipat dari kisaran cerita asli - mencapai 100.000 tentara - membuat hujan panah yang jatuh itu benar-benar mustahil dihindari Faramir.
Zheng Zhuo dan Gandalf sama-sama menghela napas, dan Zhan Lan telah mengirimkan peta pemindaian kekuatan spiritual ke dalam kesadaran Zheng Zhuo. Dalam peta pemindaian itu, di dekat ibu kota Gondor sudah berjejalan ork-ork setengah darah, ork biasa, uruk-hai, serta raksasa pemakan manusia setinggi beberapa meter. Monster-monster ini membentuk formasi militer yang bergerak mendekat, dan mereka tidak seperti uruk-hai Isengard yang tanpa alat pengepungan... Mereka membawa banyak katapul, tangga pengepungan, kendaraan penghancur gerbang, dan lain-lain. Ini adalah Legiun besar dengan persenjataan lengkap...
"Lalu... perang pun dimulai."
Zheng Zhuo sudah bisa melihat lautan pasukan itu dengan mata telanjang. Karena jumlahnya berlipat ganda dari alur cerita asli, bahkan dari titik tertinggi kota, pandangan masih dipenuhi hamparan pasukan ork tak berujung bak tak ada batas wilayah.
"Sekarang tinggal menunggu bala bantuan kita muncul, lihat saja berapa pasukan yang datang..."
