"Tembakan bagus!"
Zheng Zhuo meraung keras. Dia mengangkat kaki dan mengaktifkan status "Penghancur Sekejap", satu langkah seratus meter, seluruh tubuhnya sudah menerjang ke arah tiga bayangan hitam itu. Saat ini seluruh energi dalam, Energi Vampir, bahkan kekuatan yuan zhen-nya dikerahkan sepenuhnya. Begitu melihat iblis Freddy, serangan mematikan akan dilancarkan hingga musnah menjadi potongan daging!
Namun ketika Zheng Zhuo tiba di sana, pemandangan di lokasi membuatnya terpaku. Karena di sana sama sekali tidak ada mayat Freddy yang terbaring, hanya dua mayat gadis yang tertembus peluru sniper Gauss. Selain itu tidak ada apa-apa lagi. Padahal sebelumnya kedua gadis ini jelas tidak berjalan berjejer, tapi satu tembakan ini bisa menembus mereka berdua sekaligus - dari sudut pandang sama sekali tidak mungkin!
Zheng Zhuo langsung menyambar dua mayat dengan satu genggam. Secara refleks ia menoleh ke belakang, namun terkejut melihat Ling Dian di lantai dua sedang menatap ke arahnya dengan ekspresi panik dan sedih. Dari balik jendela kamar lantai dua itu, terlihat jelas senapan Gauss di tangannya. Tembakan tadi jelas berasal darinya, tapi... Bagaimana caranya peluru itu menembus dua gadis sekaligus? Dan kenapa ekspresinya... terlihat begitu putus asa?
Zheng Zhuo hendak berteriak memanggil Ling Dian, tapi sebelum sempat menyelesaikan kata "Ling-", tiba-tiba muncul tangan bersarung tangan gunting dari belakang Ling Dian. Saat teriakan Zheng Zhuo menggema, tangan itu menyambar dan menarik Ling Dian masuk ke dalam kamar. Kegelapan seketika menyelimuti ruangan itu, tanpa meninggalkan jejak.
"Ah!"
Amarah, kepanikan, dan keputusasaan membanjiri Zheng Zhuo. Tanpa pikir panjang ia langsung memasuki kondisi "Penghancur". Saat kunci genetik level empat teraktifkan, dengan tenaga penuh ia melesat ke arah lantai dua. Tendangan kakinya menghancurkan dinding lantai dua hingga pecah berantakan, lalu tubuhnya menghilang dalam kegelapan...
Ling Dian sedang bersiap tidur tepat saat lonceng tengah malam berbunyi. Namun naluri waspadanya yang tajam langsung bekerja ketika Zheng Zhuo melompat dan berlari ke kamar mandi. Ia segera duduk tegak, mendengar perintah Zheng Zhuo untuk bersiap-siap melakukan sniper di lantai dua. Meski tak tahu apa yang terjadi, kebiasaan bertahun-tahun membuatnya langsung menerobos ke salah satu kamar di lantai dua, lalu memasang senapan Gauss sambil menunggu dengan diam.
Waktu berjalan lambat. Saat menunggu ini, Ling Dian merasakan getaran aneh yang sulit dijelaskan - seolah ia telah menunggu sangat lama, tapi juga seperti hanya sekejap. Sensasi ini mirip saat kembali atau meninggalkan dimensi ruang Sang Tuan, hanya lebih samar. Perasaan ini seketika membuat alisnya berkerut. Sebagai sniper, ia harus setenang batu karang, bukan terganggu oleh gelombang kejut jiwa yang aneh ini.
Dengan menghilangnya perasaan itu, Ling Dian akhirnya melihat keanehan yang muncul di depan matanya. Ia melihat dua gadis berjalan limbung mengikuti bayangan hitam seorang pria. Meski bayangan itu tidak terlalu jelas, ia masih bisa melihat pakaiannya: topi hitam dan baju kotak-kotak hitam-putih. Begitu melihat ini, Ling Dian langsung mengambil senapan Gauss berpeluru spiritual dan mulai membidik bayangan pria itu.
Setelah selesai membidik, jarinya dengan lembut menekan pelatuk. Saat pelatuk tertekan, tiba-tiba terlihat kabur di dalam lensa bidik - hanya sekejap mata, lebih cepat dari kedipan. Namun di detik berikutnya, bidikannya sudah meleset. Dari lensa bidik, terlihat seorang perempuan cantik melindungi gadis kecil di belakangnya. Tembakan itu menembus mereka berdua, kekuatan tembus yang dahsyat melemparkan mereka sejauh belasan meter. Pada momen itu, jiwanya seolah-olah membeku.
Perempuan muda itu adalah wajah ibunya... ibu yang sudah lama meninggal. Sedangkan gadis kecil itu...
Adalah adik laki-lakinya yang berpenampilan perempuan sejak kecil!
"Tembakan satu ini ternyata menembus mereka berdua sekaligus! Kedua orang itu terjatuh ke tanah, terlihat jelas sudah mati. Kekuatan penghancur senapan Gauss begitu dahsyat, bahkan jika hanya menyentuh dada, gelombang kejutnya sudah cukup untuk menghancurkan paru-paru dan jantung menjadi serpihan. Keduanya tertembus peluru sniper Gauss langsung menembus tubuh, pasti mereka sudah tewas tanpa ampun!"
Ling Dian menatap kosong ke bawah. Meski terpisah jarak jauh dan malam ini gelap gulita, dengan mata yang telah dikuatkan ia bisa melihat jelas dua bayangan di bawah sana. Satu adalah keluarganya, satu lagi... Kematian kedua orang ini membuat pertahanan hatinya hancur seketika, meski dalam hati ia tahu semua ini mustahil...
Saat Ling Dian berusaha menstabilkan pertahanan mentalnya, ia sadar telah memasuki dunia mimpi jurang maut. Freddy telah mengincarnya. Sekarang, jika ada celah di hatinya, mungkin ia akan menghilang dari tim. Semua orang akan melupakannya... Mungkin ada yang tidak takut mati, tapi hampir semua takut dilupakan orang terdekat. Begitu pula dengannya...
"Katakan pada Ibu... Apa kau menyukai adikmu sendiri? Apa kau membunuh adikmu? Lalu membuat boneka berbadan gadis... Kau bunuh adikmu? Kau cintai adikmu? Lalu buat boneka berwujud perempuan..."
Saat Ling Dian berusaha menstabilkan pertahanan mentalnya, tiba-tiba suara perempuan terus bergema di telinganya. Dari pandangan Ling Dian, mayat perempuan cantik yang tertembak peluru sniper Gauss itu justru berdiri. Dia mengangkat mayat gadis kecil yang terbaring di sampingnya, lalu di bawah tatapan Ling Dian, terus-menerus membentuk mayat kecil itu ke berbagai pose seperti boneka tak berjiwa. Wanita ini juga mengeluarkan tawa melengking yang membuat mental Ling Dian hancur sepenuhnya. Tiba-tiba sebuah tangan dari belakang menyeretnya ke dalam kegelapan tak berujung...
Ketika Zheng Zhuo dan Ling Dian sama-sama melihat Freddy, Zhan Lan baru saja keluar dari toilet. Seluruh mukanya memerah karena malu yang teramat sangat. Bayangkan saja, seorang gadis yang sedang buang air tiba-tiba diinterupsi pria yang membanting pintu toilet dan menyaksikan pemandangan memalukannya. Apalagi ini terjadi di tempat seperti ini. Jujur saja, Zhan Lan benar-benar ingin menghilang dari muka bumi.
Yang paling menyakitkan... pria yang melihat aibnya itu justru pria yang diam-diam disukainya...
"Benar-benar... keterlaluan! Masuk begitu saja tanpa permisi! Apa dia tak punya konsep menghormati perempuan? Apalagi ini demi mengejar dua gadis itu... Eh? Dua gadis siapa itu sebenarnya?"
Zhan Lan menepuk kedua pipinya yang memerah, dia bergumam sambil berjalan menuju aula. Namun belum sempat melangkah dua langkah, tiba-tiba dari belakangnya terdengar suara yang sangat familiar namun hampir asing...
"Apakah kamu begitu mencintainya?"
(Akhir Memori Hantu Ganas I terputus di sini cukup tepat, mungkin jumlah karakternya kurang sedikit)
Selain itu mohon pengertian semua, menulis dan merevisi benar-benar melelahkan, terutama untuk menulis bagian ini dengan sempurna. Tak perlu banyak bicara, saya akan berusaha sebaik mungkin, sudah melakukan upaya maksimal
Nanti masih ada lanjutannya, saya akan terus merevisi. Untuk sementara ini saya rilis satu bab dulu, nanti kalau sudah siap bisa dilanjutkan baca.)
