Zheng Zhuo memang telah menguasai pola Iblis Freddy, yaitu menggunakan kesadarannya sebagai blueprint. Baik dalam membangun dunia ini maupun mendeteksi celah jiwa anggota tim, semuanya berdasarkan hal-hal yang dia ketahui. Dengan kata lain, ada celah mematikan dalam dunia ini. Hanya dengan sedikit harapan inilah dia bisa menyelamatkan seluruh anggota tim kembali ke dunia nyata!
（Secara keseluruhan, sebenarnya Nightmare on Elm Street bisa dengan mudah dipecahkan asalkan bisa mengatasi celah dalam jiwa sendiri. Tapi teori selalu lebih mudah daripada praktik. Misalnya saat menghadapi keluarga, kekasih, sahabat yang telah tiada, atau penyesalan terbesar dalam hidupmu, bisakah kau benar-benar mengabaikan semua ini dan mengatasinya? Sangat sulit...）
Zheng Zhuo diam-diam merencanakan tindakan selanjutnya. Sebagian besar rencana sudah dipersiapkan, bahkan skenarionya pun telah selesai. Sekarang dia hanya perlu menunggu.
(Dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang menjadi tekadku, anggota tim baru yang bergabung kali ini sungguh disayangkan. Mereka bahkan tidak punya kualifikasi untuk bertarung langsung dengan Freddy Krueger. Kemampuan mereka terlalu lemah, bahkan jika bertemu pasti akan dibunuh. Selain itu, aku juga tidak tahu celah mental mereka, jadi Freddy Krueger tidak akan menggunakan celah itu untuk menangkap mereka. Ah, kematian mereka benar-benar sia-sia...)
Tiba-tiba, perasaan aneh menyelimuti hati Zheng Zhuo. Dia sudah beberapa kali merasakan ini selama film horor ini. Setiap kali muncul, satu atau beberapa anggota tim menghilang tanpa bekas. Sepertinya ini sensasi saat iblis Freddy Krueger muncul. Bagaimanapun ini adalah mimpinya. Saat Freddy Krueger memasuki mimpinya, tentu bisa terdeteksi...
Di lantai atas, beberapa orang sedang mengobrol santai. Cheng Xiao, Qi Tengyi, dan Liu Yu bercakap-cakap tanpa topik jelas, sementara Chu Xuan membaca buku di sofa tak jauh dari mereka. Sepanjang hari mereka hampir mati kebosanan. Akhirnya Cheng Xiao tidak tahan lagi: "Sial! Aku akan beli kartu di supermarket. Daripada duduk diam, lebih baik kita main kartu." Usai berkata demikian, dia langsung menuju pintu utama villa.
Qi Tengyi dan Liu Yu saling memandang. Mereka sama-sama ingin mencegah Cheng Xiao, karena bertindak sendirian terlalu berbahaya. Sampai saat ini, Tim Zhongzhou hanya tersisa tiga orang. Hal ini membuat mereka curiga—apakah benar seperti yang dikatakan Zheng Zhuo, bahwa Tim Zhongzhou sebenarnya memiliki banyak anggota, tapi semuanya menghilang tanpa bekas di dunia film horor ini? Lalu bukankah Cheng Xiao yang pergi sendirian akan berada dalam bahaya besar?
Namun Cheng Xiao bergerak sangat cepat. Sebelum mereka sempat berteriak, dia sudah sampai di pintu besar. Dia membuka pintu dan langsung melesat keluar, menyisakan dua orang lainnya yang hanya bisa menyaksikan pintu tertutup. Qi Tengyi dan Liu Yu pun hanya bisa saling memandang dengan bingung.
Begitu keluar dari rumah besar, Cheng Xiao langsung menarik napas dalam-dalam. Dia berseru kegirangan: "Haha, akhirnya merasakan kebebasan! Sial, dunia film horor ini terlalu aneh dan membosankan. Seandainya ada hantu atau sejenisnya, setidaknya bisa bertarung langsung dengan pedang dan tombak. Tapi setiap hari cuma bisa menunggu di villa ini, tidak melihat apapun—bikin mati rasa! Sekarang... pergi melihat wanita penyembur api Eropa? Atau tunjukkan pesonaku, cari wanita untuk hubungan satu malam di bar sekitar?"
Cheng Xiao berjalan sambil bergumam sendiri, terlihat seperti tikus yang baru keluar dari kandang. Dia mulai berjalan ke tempat yang paling menarik minatnya. Tidak lama kemudian, dia sudah sampai di jalan utama kota. Meski tidak familiar dengan lingkungan kota ini, berkat indra tajam ala serigala yang hampir seperti bakat bawaan, dalam waktu singkat dia berhasil menemukan sebuah bar. Kemudian dia mendorong pintu besar bar dan masuk.
Saat ini masih awal, baru memasuki waktu senja. Jadi tidak terlalu banyak orang di dalam bar. Seluruh bar hanya ada beberapa perempuan berdandan mencolok dan beberapa pria berbaju sipil. Selain itu hanya ada staf pelayanan. Keseluruhan bar terlihat tenang dan nyaman. Alunan musik lembut mengudara di dalam bar, membuat Cheng Xiao langsung merasakan kenyamanan begitu masuk.
Cheng Xiao melirik ke kiri kanan beberapa kali, tapi tak menemukan wanita yang sendirian. Dengan sedikit kecewa, ia mendekati bar dan memesan arak keras dari bartender. Setelah itu, ia memutar badan mengawasi pintu masuk bar. Setiap kali ada wanita masuk, matanya langsung berbinar. Namun setiap wanita selalu ditemani pria, membuatnya menggerutu. Tanpa terasa, ia sudah duduk di bar lebih dari setengah jam. Melihat langit mulai gelap, ia berniat pergi sambil memutuskan untuk pulang dulu makan malam, lalu kembali lagi nanti untuk berburu turis cantik. Pasti malam nanti pengunjung bar akan lebih ramai. Mana mungkin semua orang di Amerika datang berpasangan? Ia tak percaya kehidupan malam di sini bisa semurni itu.
Saat Cheng Xiao hendak pergi, tiba-tiba tiga empat gadis masuk dari luar. Mereka semua berusia sekitar dua puluh tahun, berpenampilan genit tapi masih terlihat menarik. Bahkan yang paling biasa di antara mereka masih manis dengan rambut hitam khas Asia. Tatkala Cheng Xiao melihat gadis Asia itu, matanya langsung berkilat. Tapi ketika ia melihat jelas wajah sang gadis, wajahnya langsung berubah pucat kebiruan. Kedua tangannya gemetar tak terkendali.
Di belakangnya, bartender tiba-tiba berkata kepada pria asing lain: "Datang lagi, perempuan-perempuan penghibur ini sungguh seenak sekarang beraksi. Langit belum gelap sepenuhnya sudah berdatangan... Kalau bukan karena mereka membayar iuran bulanan ke Bos, sudah seharusnya kita usir semua..."
Cheng Xiao diam-diam berbalik. Ia mengangkat gelas dan menghabiskan isinya sekali teguk, lalu menatap bartender itu: "Perempuan penghibur? Apakah mereka semua... perempuan penghibur?"
Bartender itu tampaknya tidak menyadari sesuatu yang aneh, masih terus berbicara: "Ya, mereka semua perempuan penghibur. Datang dari negara-negara Eropa Timur yang dilanda perang, atau negara miskin di Asia. Pokoknya wanita-wanita rendahan yang tak mau tinggal di negara sendiri, malah datang ke Amerika jadi pelacur..."
Suara bartender itu belum selesai, kepalanya tiba-tiba menunjukkan gerakan terdistorsi yang aneh. Seperti kepala boneka yang diputar paksa. Tangan Cheng Xiao dengan kecepatan luar biasa memutar kepala itu 180 derajat. "Jangan buang-buang omong kosong... Kebohongan! Mulutmu benar-benar bau!" Suara Cheng Xiao semakin dingin. Ia menekan bartender itu dan menghantamkannya ke bar. Meja bar hancur berkeping-keping bercampur serpihan kayu dan kaca. Tangan Cheng Xiao tak berhenti, sudah meraih leher pria Amerika di sebelahnya.
"Freddy, aku tahu kau sedang menyerangku... ini yang disebut celah pertahanan jiwa? Meski bisa memahami pepatah 'tidak memilih cara untuk menghancurkan musuh'..." Cheng Xiao mengangkat pria Amerika di sebelahnya dan mulai menghujani tinju, kecepatannya begitu ekstrim hingga orang biasa hanya bisa melihat bayangan ilusi serangan tinju, kemudian pria Amerika itu jatuh ke tanah seperti daging remuk dengan tulang remuk.
Cheng Xiao berteriak keras, ia menoleh ke gadis Asia berwajah manis itu - wajahnya persis seperti teman masa kecilnya. Begitu terpikir gadis ini telah diubah menjadi seperti ini... diperlakukan dan dideskripsikan dengan hina, darahnya benar-benar mendidih ingin membunuh semua orang di bar ini.
Tapi saat ia berbalik, dilihatnya seorang pria bertopi hitam berbaju kotak-kotak hitam-putih sedang menggandeng tangan gadis itu keluar. Cheng Xiao yang sudah di puncak amarah langsung menyusul keluar bar tanpa pikir panjang. Ia tak melihat wajah pria penggandeng itu telah meleleh seperti lilin...
"Cheng Xiao menghilang..."
Zheng Zhuo menghela napas di meja makan sambil memandangi semua yang hadir. Tim Zhongzhou kini hanya tersisa empat orang terakhir: dia sendiri, Chu Xuan, Qi Tengyi, Liu Yu. Empat sosok yang tersisa ini sedang makan malam, sementara "serigala" ceria itu telah lenyap tanpa bekas.
（Ah, yang harus datang akhirnya akan datang. Sekarang orang terakhir yang memahami celah jiwaku juga telah menghilang. Lalu selanjutnya seharusnya... Tapi kapan waktu mulainya? Dan bisakah Qi Tengyi menyelesaikan misi ini?）
Zheng Zhuo duduk diam-diam sambil menyantap nasi. Tiba-tiba dia bertanya: "Chu Xuan, apakah makanan ini enak?"
"...Tidak enak."
"Benarkah? Tidak enak ya."
Zheng Zhuo mengangguk pelan. Dia tidak melanjutkan percakapan, tapi berbalik ke Qi Tengyi: "Qi Tengyi... Ingat, jaga baik-baik nyawamu. Jangan pernah menyerah harapan dalam situasi apapun. Iblis Freddy... Jika dia tidak bisa masuk ke dunia mimpi, sebenarnya fisiknya lebih lemah darimu. Ingat, kamu sudah melewati pencucian darah naga dan membuka kunci genetik level satu. Bahkan jika menghadapi pegulat atau petinju kelas berat di dunia nyata, kamu juga bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Jadi percayalah pada kekuatanmu sendiri..."
Qi Tengyi terkejut, dia memang bukan pria yang pandai berbicara, jadi setelah terpana dia hanya mengangguk diam-diam, lalu melanjutkan makan malamnya. Saat ini, suasana aneh seolah melayang di atas meja makan, membuat bocah lelaki Liu Yu merasa bingung. Setelah makan, Zheng Zhuo langsung menghunus pedang Tiger Soul tanpa pikir panjang, lalu mengarahkan pedang panjang merah menyala itu ke Chu Xuan, menghentikannya tepat beberapa sentimeter dari alisnya...
