Zhang Heng menghela napas pasrah, menatap luka tembak hitam legam di depannya, ia tersenyum getir: "Dulu meski sangat takut mati, sebenarnya dalam hati ingin mati... Sekarang tidak takut mati, tapi dalam hati tidak ingin mati, apakah ini kontradiktif?" Setelah berkata demikian, Zhang Heng menutup matanya dengan senyum getir.
Palsu Chu Xuan ini benar-benar dibuat detail sempurna. Diam-diam ia mengangkat pistolnya, tepat saat akan menarik pelatuk, tiba-tiba seorang pria muncul secara paksa di antara dia dan Zhang Heng. Kehadirannya tanpa tanda-tanda sebelumnya, begitu mendadak sampai Zhang Heng dan Chu Xuan sama-sana terkejut kaku, bahkan orang yang baru muncul ini pun ikut terkejut. Lalu Chu Xuan secara refleks menarik pelatuk.
Dentuman bertubi-tubi terdengar menghantam wajah orang ini, namun alih-alih kepala yang meledak sepenuhnya seperti yang diperkirakan, muncul lapisan gelombang pertahanan di area wajah yang sepenuhnya menghalangi peluru Gauss ini.
Orang yang muncul adalah Cheng Xiao, ia berteriak panik: "Chu Xuan, kau gila? Aku Cheng Xiao! Kau tidak ingat wajahku? Aku Cheng Xiao!"
Zhang Heng melihat Cheng Xiao mencoba menggeser tubuhnya sambil bicara, ia pun berteriak ketakutan: "Cheng Xiao! Jangan bergerak sembarangan! Kalung Naga Kristalku sudah kehabisan energi! Oh iya, Chu Xuan ini palsu, bukan yang asli, dia direplikasi oleh Freddy dari kesadaran Zheng Zhuo!"
Sambil berbicara, beberapa peluru berbentuk jarum mulai menembus dari arah depan Cheng Xiao. Beberapa peluru Gauss ini menghantam wajah Zhang Heng, membuat seluruh perisai berguncang hingga ia langsung melompat ke belakang Cheng Xiao. Cheng Xiao yang tersadar buru-buru mengangkat laras pistol Chu Xuan, namun sebelum memahami situasi ia tidak melakukan serangan pada Chu Xuan.
Reaksi Chu Xuan benar-benar di luar perkiraan Cheng Xiao. Saat Cheng Xiao mencoba mengarahkan pistolnya, pergelangan tangan Chu Xiao dengan gesit membalik dan menahan, sementara tangan satunya melengkung langsung mengarah ke pelipis Cheng Xiao. Serangkaian tembakan berturut-turut meluncur, meski Cheng Xiao memiliki perlindungan perisai. Namun tenaga peluru Gauss yang menghantam perisai tetap membuatnya terlempar. Memanfaatkan kesempatan ini, dua pistol Chu Xuan kembali mengarah ke Zhang Heng.
Zhang Heng dalam hati mengutuk nasib sial. Seni bertarung dengan senjata api Chu Xuan bahkan dalam jarak dekat tetap begitu mematikan, sampai Cheng Xiao yang ahli bela diri pun tak mampu menahannya. Persis ketika dua pistol maut itu hendak melepaskan tembakan, Cheng Xiao yang tergeletak tiba-tiba meloncat bangkit. Saat terjatuh, dia telah membuka kunci genetik. Dengan satu tangan menopang di lantai, seluruh tubuhnya berputar cepat bangkit, lalu sebuah pukulan mendarat di perut Chu Xuan. Tanpa henti, rentetan pukulan beruntun dilancarkannya, bahkan tak memberi kesempatan bernapas bagi Chu Xuan.
"Benar! Dia bukan Chu Xuan yang asli! Seni bertarung dengan senjata api Chu Xuan jauh lebih kuat dari ini!" teriak Cheng Xiao sambil terus menghujani pukulan.
Zhang Heng berpikir jika sekarang sudah sehebat ini, lalu seberapa kuat seni bertarung dengan senjata api Chu Xuan yang sesungguhnya? Dia belum sempat bertanya. Tiba-tiba Cheng Xiao menendangnya masuk ke dalam toko, meskipun tendangan itu dikontrol tenaganya, Zhang Heng hampir muntah kering. Namun kemudian dia berterima kasih pada Cheng Xiao, karena di luar toko terdengar serangkaian suara tembakan, pintu besar bar dan kaca-kacanya sudah hancur berantakan. Melalui reruntuhan, Zhang Heng melihat Cheng Xiao terus-menerus menghujamkan kepalan ke tubuh Chu Xuan, namun dengan lincah Chu Xuan menggunakan luka tembak di senjatanya untuk menahan kepalan tersebut. Saat kepalan Cheng Xiao menghantam, dia menembakkan peluru tepat ke kepalan itu. Dalam pertukaran serangan ini, Cheng Xiao sama sekali tidak berhasil memukul tubuh Chu Xuan, sebaliknya perisai di tubuhnya sendiri sudah terkena berkali-kali.
Cheng Xiao dalam hati mengeluh. Memang sejak kecil dia belajar bela diri, namun dibandingkan ilmu silat, dia lebih tertarik pada ilmu pengobatan turun-temurun dan ilmu gu keluarganya. Karena itu teknik silat paling tinggi tidak sempat dipelajarinya, bahkan jurus tinju andalannya hanya menguasai satu jenis jurus tingkat tinggi saja.
(Ingat perkataan Chu Xuan sebelumnya. Seni bertarung dengan senjatanya dikembangkan berdasarkan data tak terhitung dari tembakan dan pertarungan jarak dekat, menghitung semua kemungkinan arah serangan di sekitarnya. Dengan kata lain, harus menyerangnya dari sudut yang tidak termasuk dalam perhitungan arah serangan - meski ini tidak akan memberikan kerusakan berarti - atau menyerang titik vitalnya dengan kekuatan dan kecepatan untuk menembus pertahanan seni bertarungnya!)
Setelah berpikir demikian, Cheng Xiao tidak lagi ragu-ragu. Kaki bawahnya mendorong dengan kuat ke arah Chu Xuan, lalu memanfaatkan daya rekoil peluru pistol Gauss untuk terlempar masuk ke dalam bar. Saat masih melayang di udara, ia segera mengenakan sarung tangan legenda dan sihir Level B yang baru saja ditukarkan di tangannya. Begitu mendarat, kedua kakinya menghentak meja bar dengan kekuatan penuh, membuat seluruh tubuhnya kembali melesat menuju pintu besar.
Chu Xuan saat ini juga sedang berlari masuk dari luar bar, tingkat seni bertarung dengan senjata api-nya terus meningkat secara drastis. Baik kecepatan, akurasi, maupun derajat ayunan kedua tangan yang sulit dipahami semuanya sudah hampir menyamai Chu Xuan yang asli. Ini menunjukkan kemampuannya sedang berevolusi mendekati Chu Xuan sejati. Di sisi lain, ini juga bisa diartikan bahwa celah jiwa Zheng Zhuo sedang menuju kehancuran.
"Tai Chi Berisi!"
Cheng Xiao berlari sekuat tenaga menuju arah Chu Xuan, dan akhirnya berhasil sampai di depannya tepat saat Chu Xuan memasuki bar. Langkahnya tiba-tiba berbelok dengan sudut yang aneh, mirip gerakan Charlie Chaplin dalam film hitam-putih. Dengan gerakan memutar yang lincah, dia berhasil berada di samping tubuh Chu Xuan. Tinju tunggalnya menghantam bahu Chu Xuan dengan kecepatan dan kekuatan yang jauh lebih besar dari serangan sebelumnya. Dentuman keras terdengar saat tinjunya mengenai bahu Chu Xuan sebelum pistol sempat menghalang. Cheng Xiao dalam hati berseru "Bagus!", lalu kedua tangan, bahu, dan kakinya terus bergerak gesit seolah menempel di tubuh Chu Xuan, menjaga jarak tidak lebih dari 30 sentimeter. Hujan tinjunya menggila seperti badai, membuat pertarungan mereka berputar bak gasing. Tiba-tiba, Cheng Xiao melayangkan pukulan terakhir tepat ke rahang bawah Chu Xuan, melontarkan tubuhnya keluar dari bar dengan paksa.
"Bagus!" teriak Zhang Heng lantang. Dia mengangkat busur logam peraknya dan hendak berlari keluar, namun Cheng Xiao yang sedang terengah-engah menarik bahunya dengan kuat, menyeretnya keluar.
Sambil berlari, Zhang Heng bertanya bingung: "Kenapa? Saat dia jatuh, kita harusnya menembaknya dengan panah!"
Cheng Xiao seketika menunjukkan senyum getir. Ia mengulurkan kepalan tangan kanannya untuk diperlihatkan pada Zhang Heng. Kepalan itu bahkan sampai kulit dan dagingnya terkelupas, seolah-olah Cheng Xiao baru saja memukul baja dengan keras. Tapi ini tidak masuk akal, bahkan jika benar menghantam baja, dengan kondisi fisiknya yang luar biasa, tidak mungkin tangan bisa terluka separah ini?
Zhang Heng memandangnya dengan bingung. Cheng Xiao kemudian menjelaskan, "Pukulan terakhir tadi terasa sangat aneh... Ya, seperti ada perisai atau sesuatu yang tidak bisa ditembus sama sekali. Kekuatan Keyakinannya sudah terbentuk. Meski belum sempurna, tapi pasti dia sudah mulai menguasai Kekuatan Keyakinan..."
Saat ini, kedua orang itu sudah berhasil keluar melalui pintu belakang bar. Dari belakang mereka tiba-tiba muncul gelombang kejut aneh, disusul dengan runtuhnya seluruh bangunan bar. Andai mereka terlambat sedikit saja, pasti sudah terkubur di dalam puing-puing.
"Sial, kekuatannya gila-gilaan! Dulu tidak pernah kusangka si bajingan ini sekuat ini... Tak disangka setelah jadi musuh, dia bisa separah ini..."
Zhang Heng dan Cheng Xiao sama-sama menjulurkan lidah ketakutan. Setelah saling pandang, mereka serempak lari terbirit-birit. Keduanya sudah tidak punya nyali lagi untuk berhadapan dengan Chu Xuan.
"Zhang Heng! Panah Anginmu mana? Tembak mati si robot humanoid itu! Sialan, Penasihat militer yang baik-baik malah jadi robot..." teriak Cheng Xiao sambil terus berlari.
Zhang Heng memperkirakan sejenak, lalu berkata terburu-buru: "Bukan Panah Angin, aku sudah bisa menggunakan Panah Listrik yang lebih kuat. Masih ada dua menit lebih... Aku tidak mau mati!"
"Dua menit lebih?"
"Bisakah kita bertahan selama dua menit lebih?"
Apakah Zhang Heng dan Cheng Xiao masih bisa bertahan dua menit lebih, bahkan mereka sendiri tidak tahu. Namun di sisi lain, Wang Xia dan yang lain sebenarnya bukan hanya tidak bisa bertahan dua menit lebih - mungkin mereka bahkan tidak bisa bertahan sampai tiga puluh detik.
Iblis Freddy sepertinya benar-benar semakin kuat. Setelah Wang Xia dan Zhang Heng masing-masing membunuh satu dirinya, belum sampai sepuluh detik... Suara kendaraan sudah terdengar dari kejauhan jalan tempat Wang Xia, Qi Tengyi, dan Liu Yu berada. Ketika suara kendaraan itu semakin dekat, akhirnya mereka melihat jenis kendaraan apa itu - itu sama sekali bukan mobil biasa, melainkan tiga buah kendaraan pembongkaran bangunan dengan bola besi besar di bagian depan. Setiap kendaraan dikemudikan oleh seorang Freddy. Freddy di mobil paling depan bahkan menjulurkan kepalanya keluar jendela, tertawa terbahak-bahak dengan gila.
Qi Tengyi dan Liu Yu secara bersamaan menatap ke arah Wang Xia. Wang Xia langsung berteriak keras: "Cepat lari! Kekuatan gaibku baru saja hampir habis digunakan. Aku hanya menukar atribut bumi level awal Penguasa Bom. Kekuatan gaibku memang sangat sedikit. Karena tadi melihat Freddy, hatiku berdebar kencang sampai akhirnya semua kekuatan gaib terpakai habis. Butuh setidaknya satu atau dua menit untuk memulihkannya. Lebih baik kita cepatan lari!" Setelah berkata demikian, dia langsung mengangkat Liu Yu dan berlari keluar terlebih dahulu. Qi Tengyi yang sempat terkejut sejenak segera mengikuti di belakang Wang Xia. Ketiganya bersama-sama berlari menuju gang sempit yang terpencil.
Karena adanya tiga kereta besar, ketiga orang itu tidak berani mengambil jalan utama yang terang. Bahkan ketika mereka berlari masuk ke dalam gang sempit, suara gedung-gedung runtuh berdentuman seketika menggema dari belakang. Ketiga kendaraan itu benar-benar ganas, sampai-sampai mengejar mereka hingga masuk ke dalam gang. Sepanjang jalan, setiap bangunan yang dilewati ditabrak dan setiap toko dihancurkan. Meskipun kecepatan geraknya memang berkurang, mereka tetap mengejar ketiga orang itu tanpa henti, membuat ketiganya sama sekali tidak berani berhenti sedikitpun, hanya bisa terus menerobos ke depan.
Tapi yang membuat ketiga orang heran adalah, meski mereka jelas-jelas berlari ke area tersibuk di kota kecil itu—di mana jalan-jawannya lebih rumit dan bangunan-bangunan lebih tinggi serta banyak—kenapa semakin lama bangunan di sekitarnya justru semakin berkurang? Melihat sekitar yang semakin lapang, ketiganya saling memandang dan terpaksa mempercepat langkah. Kini berbalik arah sama saja bunuh diri. Salah jalur pun, hanya ada satu jalan menuju kegelapan. Satu-satunya cara selamat mereka adalah lari lebih cepat ke depan.
"Ini aneh, ini dekat area villa kita... Di sekitar sini cuma ada villa dan tanah kosong!" teriak Wang Xia tiba-tiba saat masih berlari.
Dua orang lainnya baru menyadari kondisi sekitar. Tak jauh dari situ, villa mereka sudah terlihat. Entah cara apa yang digunakan Freddy, dia berhasil menarik mereka kembali ke sekitar villa. Di area ini, mereka bahkan tak punya tempat untuk bersembunyi.
Di belakang, kendaraan semakin mendekat. Satu-satunya tempat berlindung bagi ketiga orang itu hanyalah villa yang tak jauh. Meski sadar masuk villa akan mempersempit ruang gerak, tiga kendaraan besar di belakang yang kian mendesak memaksa mereka lari ke arah villa. Anehnya, kecepatan kendaraan besar itu menyamai mobil kecil. Perlahan, jarak mereka tinggal 20 meter...10 meter...Kendaraan terdepan sudah mengangkat bola besi raksasa, siap menghantam!
### Episode 9 Memori Hantu Ganas (II) Bab Empat Bangkit dari Kehancuran...Sukses Setelah Kegagalan (V)
Saat Wang Xia dan dua rekanya dalam bahaya, situasi pertarungan Zhao Yingkong melawan Zhao Zui Kong mulai berubah.
Dunia Mimpi Jurang Maut dan Dunia Mimpi Aman sebenarnya hanya ilusi semata. Bagi Dunia Mimpi Jurang Maut, jika bisa menembus ilusi ini—dimana otak menganggapnya nyata tapi kau tahu itu palsu—maka seketika kau bisa lolos, bahkan mengendalikan mimpi itu. Freddy Krueger akan terjebak dalam genggamanmu, menjadi mainanmu.
Hanya mereka yang mampu mencapai tingkat ini mungkin sudah tidak bisa disebut manusia lagi. Jadi, jika masih manusia, cara lain untuk keluar dari dunia mimpi jurang kehancuran adalah dengan menyadari celah dalam jiwanya sendiri, yang bisa disebut sebagai mengatasi roh jahat. Jika berhasil mengatasinya, akan segera terlepas ke dunia nyata dalam sekejap mata. Namun jika gagal, jiwa akan terjebak dalam jurang kehancuran abadi tanpa akhir sampai tubuh fisik mati.
Zhao Yingkong saat ini sedang terperangkap dalam roh jahat seperti ini. Roh jahatnya adalah orang yang paling tidak bisa dia lepaskan di dunia fana - Zhao Zui Kong, sekaligus peristiwa yang tak pernah bisa dia maafkan: Zhao Zui Kong telah membunuh sahabat-sahabat mereka di masa kecil. Entah ada alasan apa pun di baliknya, entah apa kebenaran sebenarnya, kesalahan telah terjadi. Sekalipun ada alasan, bagaimana? Sahabat-sahabat itu tetap tidak mungkin dihidupkan kembali...
Dengan perasaan kontradiktif inilah Zhao Yingkong bertarung melawan Zhao Zui Kong. Cinta diam-diam masa lalu telah berubah menjadi kebencian pekat, namun dalam kebencian itu masih terselip keraguan yang tak terucapkan. Mengingat kondisinya saat ini, pertarungan ini seharusnya tidak perlu terjadi, apalagi kemampuan lawan jauh melebihinya. Setelah serangkaian pertempuran, tubuhnya sudah penuh luka. Jika terus begini, jiwa dan kehendaknya akan tenggelam selamanya di sini, takkan pernah bisa melarikan diri lagi.
Zhao Yingkong mengayunkan pedang berat dua tangan langsung menebas Zhao Zui Kong. Namun tanpa disadari, di situ sudah ada kawat logam tipis yang terpasang. Tebasan pedang itu hanya memercikkan beberapa bunga api. Lalu Zhao Zui Kong memanfaatkan melemahnya momentum serangan, ia menjentikkan jarinya di sisi bilah pedang. Kekuatan dahsyat seketika menerjang kedua tangan Zhao Yingkong. Begitulah tingkat penguasaan Ruwei - mereka yang mencapai level ini bisa mengkonsentrasikan seluruh tenaga tanpa terbuang sedikitpun dalam satu serangan, bahkan bisa mengontrol arah tenaga tersebut. Karena itu, lawan yang belum menguasai Ruwei harus siap dibunuh seketika jika bertarung jarak dekat.
Namun kemampuan Zhao Yingkong tidak bisa diremehkan. Ditambah ia sedang membuka kunci genetik level dua. Saat kekuatan dahsyat itu sampai ke tangannya, ia langsung menancapkan pedang beratnya ke tanah, mengalihkan seluruh tenaga tersebut. Meski begitu, kedua tangannya tetap terasa pegal dan mati rasa.
"Zhao Zui Kong tidak lagi berbicara sejak bertempur dengannya, hanya wajahnya dipenuhi senyuman yang sulit dijelaskan. Meskipun senyuman di wajahnya terlihat sangat ramah, namun kedua matanya dingin seperti es, membuat siapapun yang melihatnya gemetar ketakutan. Namun serangannya tidak setajam dan semenakutkan Zhao Zui Kong yang asli. Meskipun menangkis serangan Zhao Yingkong terlihat sangat mudah, tapi hanya sebatas itu saja. Jika ini Zhao Zui Kong yang sebenarnya, mungkin Yingkong sudah tidak bisa melawan sama sekali."
"Sungguh bodoh, sebagai seorang pembunuh bayaran, malah menggunakan pedang berat dua tangan yang biasa dipakai prajurit... Itupun model pedang berat bergaya Barat abad pertengahan. Apakah kau benar-benar jenius pembunuhan dalam ingatanku? Zhao Yingkong yang sejak kecil sudah lebih dahsyat dari semua orang?"
Zhao Zui Kong kembali menangkis pedang beratnya dengan jentikan jari. Entah imajinasinya atau bukan, Zhao Yingkong merasa pria di hadapannya semakin lama semakin kuat. Seiring waktu, peningkatan kekuatannya terus berlanjut, bahkan ucapannya pun perlahan mulai bertambah banyak.
"Tahukah kamu? Adik sepupuku, sejak kecil kamu selalu menarik seluruh perhatianku. Keberadaanmu bagiku bagaikan bintang-bintang... tidak, lebih seperti cahaya terang bintang asli. Kamu adalah apel manisku... Menjagamu tumbuh perlahan, matang, lalu memetikmu. Tahukah kamu? Sebagai jenius langka klan pembunuh bayaran yang muncul sekali dalam seabad, kemampuanmu melampaui imajinasi kami semua. Dengan wajah polos dan payudara besar yang legendaris, hanya membayangkan proses mendapatkanmu saja sudah cukup membuat orang mengamuk kegirangan." Zhao Zui Kong tiba-tiba menunjuk ke selangkangannya, di mana sesuatu yang keras benar-benar telah tegak. Zhao Yingkong yang melihatnya langsung menghunus pedang dengan garang.
Zhao Zui Kong tertawa terbahak sambil melompat mundur, menghindari tusukan siluman pedang itu dengan selisih hitungan sentimeter. Saat mendarat, entah apa yang dilakukannya, tiba-tiba pandangan Zhao Yingkong berkunang-kunang. Ketika sadar kembali, Zhao Zui Kong sudah berdiri di belakangnya, dua jarinya menempel lembut di tenggorokannya.
"Tapi aku salah. Kau sama sekali bukan jenius langka seabad, bahkan tidak bisa menandingiku. Tidak hanya meninggalkan cara menyerang seorang pembunuh bayaran, tapi juga Jalan Sang Pembunuh Bayaran. Selama ini kau mengharapkan bisa mendapat sahabat? Seorang pembunuh bayaran tak butuh sahabat. Mereka hanya rintangan bagi penguatanmu. Pantas kemampuanmu semakin melemah. Setelah meninggalkan Jalan Sang Pembunuh Bayaran, kini kau menjadi apel busuk. Setelah kubunuh kau, akan kuhabisi pula sahabat-sahabatmu. Bertemulah di neraka, ha ha ha..."
Saat Zhao Zui Kong berbicara, tangan yang mencengkeram leher Zhao Yingkong perlahan berubah. Dalam distorsi samar, tangan itu berubah menjadi gunting dengan sarung tangan, lalu lima jarinya melengkung mencengkeram tenggorokan. Gunting itu pun mulai menusuk ke dalam tenggorokan Zhao Yingkong.
Zhao Yingkong kini telah berhenti menangis. Matanya terlihat kosong, sekilas mirip tatapan saat membuka kunci genetik. Namun jika diperhatikan lebih seksama, kekosongan itu terasa aneh - persis seperti tatapan Zheng Zhuo saat pertama kali membuka level empat kunci genetik. Tak ada sedikit pun keraguan, hanya niat membunuh yang sangat murni hingga tak terlukiskan.
"Tidak..."
"Yang disebut Jalan Sang Pembunuh Bayaran... hanyalah soal membunuh target, entah menggunakan pedang, tombak, bom... atau bahkan jari. Selama bisa membunuh, itulah pembunuh bayaran... Jadi sebenarnya tidak ada yang namanya Jalan Sang Pembunuh Bayaran. Selain itu, tentang perkataanmu bahwa sahabat hanyalah rintangan? Jika bukan karena sahabat, mungkin aku sudah mati sejak lama. Sebaliknya, hanya orang lemah sepertimu yang menganggap sahabat sebagai rintangan... Semakin lemah seseorang, semakin mereka takut pada ikatan emosional. Hanya itu."
"Selain itu…"
Tangan Zhao Yingkong tiba-tiba bergerak secepat kilat, berubah menjadi dua bayangan hitam. Entah apa yang dilakukannya, dia bergerak dengan kecepatan setara Zhao Zui Kong yang tak terlihat oleh mata telanjang. Saat berhenti, tangannya sudah mengangkat kepala seseorang — kepala Zhao Zui Kong yang sebelumnya berada di belakangnya.
"...Jangan coba membangkitkan emosiku dengan urusan sahabat. Meski pernah membunuh dua sahabat masa kecil, aku juga telah membayar pengorbanan seperti keadaan sekarang ini... Membangunkan orang yang sudah mati, kau harus membayar harga yang mahal, Zhao Zui Kong..."
"Karena itu... Kau pasti harus mati!"
Saat bola besi kereta besar itu jatuh menghadang, Wang Xia dan dua orang lainnya sudah berteriak histeris. Keduanya menggandeng Liu Yu dan berlari secepat mungkin. Bola besi itu menghantam tanah di belakang mereka dengan suara "Boom!", diikuti gelombang kejut yang menerjang. Ketiganya terlempar ke depan tak berdaya. Bola besi raksasa itu nyaris menyambar mereka, mendarat satu meter di belakang dengan kekuatan menghancurkan yang membuat lubang sedalam dua meter. Tak heran mereka sulit berdiri. Jika serangan ini mengenai langsung, pasti mereka sudah hancur berkeping-keping.
Sebelum bola besi raksasa itu terangkat kembali untuk menyerang, ketiganya baru saja berdiri. Kali ini mustahil menghindar. Wang Xia mengerahkan seluruh kekuatan fisik dan kekuatan gaibnya ke lengan, bersiap melemparkan kedua rekannya begitu daya terkumpul. Tapi dirinya sendiri mungkin takkan bisa lolos.
Saat bola besi sudah terangkat ke titik tertinggi, ketiga orang hampir menjadi adonan pipih, tiba-tiba dari villa yang tak jauh, sebuah bayangan hitam melesat lurus. Pada detik bola besi jatuh - ini hanya butuh 1-2 detik saja - bayangan hitam ini sudah melesat dari jarak lebih dari seratus meter ke dekat. Terlihat bayangan ini menghalangi ketiga orang, lalu entah apa yang terjadi. Ketika ketiga orang sadar kembali, bola besi raksasa itu sudah terbelah dua tepat di bagian tengah. Bayangan hitam ini tak berhenti, malah menginjak rantai bola besi dan menerobos ke truk besar. Sungguh tak terbayangkan kecepatannya. Meski jelas terlihat oleh mata telanjang tanpa efek kecepatan ekstrim, tapi gerakannya jauh melampaui kecepatan yang tak kasat mata. Sekejap mata, bayangan ini sudah masuk ke kursi pengemudi. Kaca kabin tebal baru pecah setelah bayangan itu masuk. Kecepatannya benar-benar di luar nalar.
Iblis Freddy yang berada di dalam mobil bahkan tidak sempat mengerang sebelum langsung dihapuskan. Bayangan hitam ini terus bergerak tanpa henti, malah menyerbu ke dua mobil lainnya. Sementara itu, truk pertama yang sudah tak terkendali masih meluncur dengan gaya inersia menabrak ketiga orang. Barulah mereka tersadar, lalu langsung berlari ke arah villa tanpa pikir panjang. Pas di saat truk itu hendak menabrak, mereka berhasil masuk ke dalam villa. Truk tersebut menabrak dinding samping villa hingga seluruh area dipenuhi suasana pengap.
Wang Xia dan dua rekannya bersandar di dinding sisi lain villa, ketiganya terengah-engah. Setelah nyaris mati tapi selamat, perasaan campur aduk antara lega dan binggung mengisi hati mereka. Siluet hitam tadi terlihat familiar, tapi ukuran tubuhnya tidak seperti Zheng Zhuo. Pasti ini anggota tim mereka. Tapi selain Zheng Zhuo, siapa lagi di tim yang bisa bertarung jarak dekat sehebat ini?
### Episode 9: Ingatan Hantu Ganas (II) Bab Empat: Bangkit dari Kehancuran... Menang Setelah Kalah (VI)
Tiga orang menarik napas, dua ledakan gemuruh lagi terdengar di dinding luar villa. Tampaknya dua Freddy lainnya telah dieliminasi. Dalam hati, mereka takjub dengan kemampuan orang ini. Bayangan hitam itu melesat masuk dan berhenti tepat di depan mereka. Baru sekarang mereka bisa melihat wajahnya - ternyata Zhao Yingkong yang sebelumnya juga menghilang tanpa bekas.
Ketiganya membeku sejenak. Wang Xia tak bisa menahan kekaguman: "Kau luar biasa, Zhao Yingkong! Saat latihan bersama di dimensi Sang Dewa, aku tak tahu kemampuanmu sehebat ini. Kecepatan gerakmu tadi sungguh mengerikan. Pantaslah kau berasal dari keluarga terhormat pembunuh bayaran..."
Zhao Yingkong yang biasanya dingin tiba-tiba tersenyum tipis. Namun senyumnya itu disertai sorot mata tajam bagai pedang. Ketiga orang itu gemetar ketakutan. Tapi saat diamati lebih seksama, matanya telah kembali dingin seperti es, persis seperti biasa.
"Bagaimana situasi saat ini?" Setelah senyum tipisnya, Zhao Yingkong langsung bertanya pada Wang Xia.
Wang Xia juga merasa waspada, ia segera menjelaskan situasi saat ini secara detail, kemudian menyebutkan bahwa Zhang Heng sedang berhadap-hadapan dengan Chu Xuan. Selain itu, seiring dengan membesarnya celah jiwa Zheng Zhuo, kekuatan Iblis Freddy akan semakin meningkat, sedangkan kemampuan Chu Xuan juga akan semakin mendekati versi aslinya di dunia nyata.
Zhao Yingkong sedikit mengerutkan alis, bergumam pelan: "Ternyata kita berada dalam dunia mimpi, jadi aku bisa dihidupkan kembali... Sekarang semuanya tergantung Zheng Zhuo. Jika dia bisa menembus celah jiwanya, kita semua punya kesempatan selamat. Tapi jika gagal, kita semua akan mati di sini bersamanya. Lalu bagaimana dengan kemampuan Chu Xuan di dunia nyata?"
Setelah bergumam sendiri, Zhao Yingkong kembali berpikir sejenak sambil mengerutkan kening. Akhirnya dia berkata kepada ketiga orang itu: "Aku tidak tahu kapan kita bisa kembali dari dunia mimpi ini ke dunia nyata. Mungkin sebentar lagi, mungkin juga selamanya. Semuanya tergantung apakah Zheng Zhuo bisa mengalahkan roh jahatnya. Untuk berjaga-jaga jika aku hanya bisa bertahan di dunia mimpi ini, ada pesan yang harus kalian sampaikan kepada Chu Xuan - maksudku Chu Xuan yang di dunia nyata."
Ketiga orang itu langsung terkejut, mereka juga tidak tahu urusan apa yang dimiliki Zhao Yingkong dengan Chu Xuan. Biasanya Zhao Yingkong tidak suka banyak bicara dan bicaranya selalu dingin seperti es. Namun Zhao Yingkong di depan mata ini terasa berbeda dari biasanya, meski dalam waktu singkat mereka tak bisa menjelaskan perbedaan spesifiknya. Sebelum sempat menjawab, Zhao Yingkong sudah mulai berbicara sendiri.
"Mengingat aku bisa menghidupkan kembali, artinya aku tidak benar-benar lenyap. Meski syaratnya mungkin cukup ketat - harus mencapai batas maksimal stimulasi saat tertidur. Tapi kurasa Chu Xuan pasti punya cara untuk memenuhi syarat ini, seperti kacamatanya untuk hipnosis mandiri. Suruh dia mencari solusi untukku. Jika aku bisa benar-benar hidup kembali... Oh ya, sampaikan juga kemampuan dan performa terkini ku ke Chu Xuan. Untuk hal lainnya, aku yakin dia akan paham."
Setelah mengucapkan itu, Zhao Yingkong menarik napas panjang lalu duduk santai di lantai. Gerak-geriknya benar-benar berbeda dari kebiasaan. Situasi saat ini tidak memungkinkan ketiga orang itu untuk merenung lebih lanjut. Wang Xia menggerakkan pergelangan tangannya: "Kekuatan gaibku sudah mulai kembali, seharusnya bisa memanggil makhluk hidup bom. Zhao Yingkong, pergilah bantu pasukan penyelamat Zhang Heng mereka."
Zhao Yingkong tersenyum tipis dan berkata: "Tak perlu pergi. Jika sesuai dengan ucapan kalian tadi, seharusnya mereka lari ke pusat kota. Tapi malah kembali ke sekitar villa ini. Jika mereka bisa mengalahkan Chu Xuan palsu, tentu tak butuh bantuan kita. Jika kalah, mereka pasti akan kabur dan akhirnya kembali ke sini. Ingatlah ini adalah dunia mimpi, segala hal mungkin terjadi dan wajar adanya. Jadi pergi atau tidak, hasilnya sama saja."
"Kesempatan kita untuk pergi hanya ada pada Zheng Zhuo. Dialah kunci segalanya. Jika dia sukses, kita hidup. Jika gagal, kita mati. Jadi mari menunggu dengan tenang. Untuk saat ini hanya ini yang bisa kita lakukan..."
Memang benar Zheng Zhuo adalah kunci pemecah misteri di dunia film horor ini, namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
Saat replika dirinya bangkit dari tumpukan potongan daging, dua sayap kelelawar hitam langsung merekah dari punggung replika itu. Ini sudah menjadi bentuk standar replika saat bertarung. Zheng Zhuo sendiri tahu, ketika dia memasuki level empat menengah kunci genetik, gen purba dalam tubuhnya mulai bangkit. Meski ada bahaya roh jahat menyerang, kekuatannya mencapai tingkat hampir tak wajar. Dan saat ini replika itu sedang dalam kondisi tersebut.
Kedua pihak pun bertempur di dimensi ruang "Sang Tuan". Karena baru saja menyaksikan Luo Li dipermalukan dan dibunuh, Zheng Zhuo benar-benar murka. Dengan amarah menggelegak, dia seketika membuka kunci genetik level empat. Meski belum mencapai tingkat menengah, sayap-sayap raksasa telah tumbuh di punggungnya saat bertarung melawan replika itu.
Pertarungan sengit, kedua pihak adalah pengguna kunci genetik level empat yang terbuka, sama-sama diliputi amarah memuncak. Kemampuan replika ini sepenuhnya setara dengan ingatan Zheng Zhuo tentang replika di Resident Evil 2. Saat Zheng Zhuo menyerang dalam status 'Penghancur', untuk sesaat berhasil menekan replika tersebut.
Namun kekuatan yang terlalu keras mudah patah. Zheng Zhuo saat ini sepenuhnya mengandalkan kekerasan murni. Prinsip kerja 'Penghancur' adalah mencampur dua energi berbeda dalam tubuh bagai menuangkan air dingin ke minyak mendidih. Hanya berkat kondisi fisiknya yang luar biasa, orang biasa yang masuk status ini akan hancur berkeping-keping seketika. Sungguh sesuai namanya: menghancurkan musuh sekaligus diri sendiri.
Berdasarkan ingatan Zheng Zhuo saat melewati Resident Evil 2, kemampuan replika tetap mengerikan dan luar biasa kuat. Meski menghadapi status "Penghancur" Zheng Zhuo yang menakutkan, replika hanya sementara berada di posisi lemah. Bahkan dengan kekuatan "Penghancur", Zheng Zhuo tidak bisa melukai replika. Setiap kali dia menyerang dengan kecepatan dan kekuatan maksimal, replika selalu menghalau dengan api hitam yang bergulung-gulung, sepenuhnya menetralisir kekuatannya. Kekuatan yang mampu menembus pelat baja puluhan meter ini ternyata tak bisa menembus selubung api hitam tipis itu. Belum lagi saat replika mengerahkan api hitamnya, insting bahaya Zheng Zhuo selalu aktif sehingga tubuhnya refleks menghindar. Meski dalam puncak status "Penghancur", dia tetap tak bisa mengalahkan replika secara total. Seiring pertarungan berlanjut, dia semakin mendekati tingkat menengah kunci genetik level empat...
(Tidak bisa terus begini, status "Penghancur" akan kolaps. Saat itu terjadi, replika pasti akan membunuhku dalam sekejap. Harus masuk ke status kunci genetik level empat. Tapi... kalau dikendalikan roh jahat dalam kondisi ini, mimpi buruk ini tak akan pernah berakhir.)
Dalam pertempuran menggunakan "Penghancur" yang setengah hati ini, Zheng Zhuo langsung dililit api hitam replika tubuhnya. Dada-nya ditembus pedang raksasa hitam berapi dengan hantaman dahsyat. Berkat kondisi "Penghancur" yang masih aktif, refleks dan kecepatannya jauh melampaui replika. Dengan Jiwa Harimau berhasil menahan serangan ini, namun kedua tangannya langsung mengalami kelumpuhan sementara. Kekuatan replika ini benar-benar setara dengan kondisi "Penghancur"-nya. Jurang kemampuan kedua pihak terlalu lebar.
（Sudah tak bisa ditahan... Bertarung habis-habisan!）
Zheng Zhuo yang terdesak akhirnya mengambil keputusan nekat. Mengabaikan fakta bahwa dirinya masih berada dalam dunia mimpi, dengan tekad baja ia memasuki level empat menengah kunci genetik. Seluruh tubuhnya perlahan memasuki batas pemahaman "Kebebasan Sejati". Seketika seluruh semesta bagai menjelma negeri dongeng, kehilangan kesadaran ruang-waktu. Namun tubuhnya mewujudkan genetik brutal - sayap raksasa tumbuh di punggung, sepasang tanduk di kepala. Wujudnya berubah menyerupai iblis, bertarung gila-gilaan melawan gambaran iblis dari replika tersebut...
Seluruh dunia mimpi berantakan dan sulit dijelaskan. Iblis Freddy Krueger pertama-tama [melemparkan semua orang dengan celah jiwa ke dalam jurang dunia mimpi. Anggota kuat Tim Zhongzhou seperti Zheng Zhuo pada dasarnya dihidupkan kembali secara pribadi olehnya, sehingga Freddy memanfaatkan kesadarannya untuk menciptakan mimpi ini. Celah jiwa sebagian besar anggota telah diketahui Freddy. Sementara Qi Tengyi dan para wajah baru yang tersisa tidak memiliki kemampuan untuk melawan Freddy. Karena Chu Xuan tidak bisa memasuki dunia mimpi, Tim Zhongzhou harus menghadapi dua musuh kuat: Iblis Freddy Krueger dan kemampuan sebenarnya dari Chu Xuan.
Zhang Heng dan Cheng Xiao sama-sama melarikan diri dengan ketakutan, seberapa mengerikannya kemampuan Chu Xuan itu? Apakah Chu Xuan di dunia nyata benar-benar sekuat itu? Keduanya dipenuhi keraguan karena Chu Xuan yang mengejar mereka dari belakang memiliki kekuatan yang benar-benar luar biasa. Begitu menggunakan Kekuatan Keyakinan, kekuatan tempurnya bisa dibilang sangat hiperbolis. Untungnya kemampuannya belum mencapai level Chu Xuan di dunia nyata, setidaknya akurasi seni bertarung dengan senjata apinya langsung turun drastis setelah menggunakan Kekuatan Keyakinan. Berkat itu, Zhang Heng dan Cheng Xiao akhirnya bisa menyelamatkan nyawa.
Di belakang rute lari kedua orang itu, Chu Xuan terus mengejar mereka. Kecepatannya tidak terlalu tinggi, namun cukup untuk mengikuti dari belakang tanpa tertinggal. Saat kedua orang itu keluar dari toko atau gang sempit, dia segera mengangkat tangan dan menembakkan beberapa peluru dari pistol Gauss. Peluru berbentuk jarum itu memancarkan gelombang samar di permukaannya saat ditembakkan. Meski akurasinya rendah, saat menghantam area sekitar kedua target, peluru itu langsung menghujam bangunan setinggi belasan lantai di samping mereka.
### Episode 9 Ingatan Hantu Ganas (II) Bab Empat Bangkit dari Kehancuran... Sukses Setelah Kegagalan (VII)
Begitu peluru jarum menyentuh dinding luar bangunan, cahaya aneh tiba-tiba menyembur. Cahaya ini sulit dijelaskan dengan kata-kata, menyebar ke sekeliling seperti gelombang kejut. Peluru itu dengan paksa menembus dinding eksterior, diikuti gelombang kejut yang terus-menerus menghantam struktur bangunan. Dentuman keras menggema saat bangunan itu terputus horizontal dari dasarnya. Gelombang kejut itu masih terus merambat ratusan meter ke depan, menghancurkan semua bangunan di sepanjang jalurnya hingga menjadi debu. Kekuatan penghancurnya benar-benar di luar batas kengerian yang bisa diungkapkan dengan bahasa.
"Zhang Heng dan Cheng Xiao berlari sibuk sambil sesekali menoleh ke belakang, seketika kedua orang itu hampir kehilangan setengah nyawa karena kengerian. Bukankah kekuatan Kekuatan Keyakinan ini terlalu berlebihan? Jika peluru itu mengenai tubuh manusia, bukankah akan langsung menjadi abu dalam sekejap? Jangan bicara soal kalung Naga Kristal, bahkan naga sejati pun jika terkena tembakan peluru ini pasti tewas.
"Zhang Heng! Sial, cepat tembak!" Cheng Xiao berbalik dan mulai berlari gila-gilaan sambil berteriak keras.
Zhang Heng juga ikut berlari panik. Kondisi fisiknya sedikit lebih baik dari Cheng Xiao, sehingga kali ini dia berlari sedikit lebih cepat. Sambil berlari dia berkata: "Tidak bisa menembak! Waktunya belum sampai, mana mungkin bisa menembak!"
"Tidak bisa menembak pun harus tembak! Kalau tidak kita semua mati!"
"Tapi yang ditembakkan tidak ada kekuatan penghancurnya. Lebih baik simpan dulu baru tembak bersama..."
Keduanya terus bergumam sambil berlari ke depan. Baru saja berlari puluhan meter, tiba-tiba gelombang kejut melesat sekitar dua puluh meter di samping mereka, disusul dengan lenyapnya sebagian besar jalanan.
Zhang Heng dan Cheng Xiao saling memandang dengan ekspresi aneh. Zhang Heng bergumam pelan: "Cheng Xiao... Tidakkah kau merasa akurasinya mulai meningkat?"
Cheng Xiao tidak menjawab, dia hanya berlari sekuat tenaga ke depan. Seketika itu, dia bahkan berhasil meninggalkan Zhang Heng di belakang. Zhang Heng yang tidak bodoh itu semakin yakin dengan prediksinya - Chu Xuan semakin berevolusi mendekati kemampuan aslinya di dunia nyata. Dengan kata lain, celah jiwa Zheng Zhuo juga semakin membesar. Jika ini terus berlanjut... Siapa yang bisa mengendalikan Chu Xuan ini?
Keduanya terus berlari lebih dari sepuluh detik. Gelombang kejut kembali menghantam dari belakang. Meski jarak dengan posisi mereka semakin dekat, tetap tidak ada cara. Selama sesi latihan di dimensi ruang Dewa Utama dulu, mereka pernah bertarung menggunakan Kekuatan Keyakinan melawan anggota tim. Saat itu latihan dihentikan tepat pada waktunya. Melihat kekuatan mengerikan yang ditunjukkan sekarang, jelas Chu Xuan sengaja tidak menggunakan Kekuatan Keyakinan-nya secara maksimal dulu. Bahkan dalam kondisi itu, tak seorang pun bisa mendekatinya. Menurut penjelasannya, Kekuatan Keyakinan bisa berubah menjadi perisai dan tombak sesuai kesadaran pengguna. Jika mereka nekat bertarung jarak dekat sekarang, Chu Xuan akan mengubahnya menjadi perisai yang tak tertembus. Lalu dalam pertarungan jarak dekat, dia tak perlu lagi membidik - cukup menghujani mereka dengan Kekuatan Keyakinan. Karena itu, mendekat sekarang sama saja dengan bunuh diri.
Zhang Heng berlari sambil menghitung waktu dalam hati. Meskipun kekuatan keyakinan Chu Xuan sulit dibayangkan besarnya, dia tidak menganggap mustahil untuk mengalahkannya. Setidaknya, Panah Listrik-nya juga memiliki daya penghancur yang sama dahsyat. Kemenangan kedua belah pihak akan ditentukan dalam sekejap mata. Jika dia bisa melepaskan Panah Listrik sebelum kesadaran palsu Chu Xuan ini membentuk perlindungan atau perisai, maka kemenangan sudah di tangan!
(Masih 37 detik... Waktu! Sial! Bisakah kita bertahan selama 37 detik lagi? Tiga puluh empat, tiga puluh tiga...)
Zhang Heng dan Cheng Xiao sama-sama sadar, saat ini mereka seperti menari di ujung pedang. Begitu kemampuan Chu Xuan semakin meningkat dengan kombinasi seni bertarung dengan senjata api dan kekuatan keyakinan, sembilan nyawa pun takkan cukup. Dari situasi sekarang, paling lama 20 detik lagi Chu Xuan akan memiliki akurasi setara seni bertarung dengan senjata api. Dan dalam 25 detik... mereka berdua akan hancur lebur oleh kekuatan keyakinan.
"...Cheng Xiao, sebenarnya dunia film horor ini juga sebuah kesempatan. Krisis mengandung peluang, aku tak tahu bagaimana kau bisa keluar dari kondisi roh jahat itu. Tapi aku yakin, setelah ini... aku takkan takut pada siapapun lagi. Celah pertahanan dalam hatiku sudah hilang, mulai sekarang tak ada tempat di dunia ini yang tak bisa kujangkau!" Seru Zhang Heng tiba-tiba pada Cheng Xiao sambil terus berlari.
Cheng Xiao membeku sejenak, lalu berkata dengan santai: "Celah jiwaku sebenarnya cukup lucu. Tampaknya semakin mesum seseorang, semakin takut dikhianati pasangannya. Aku lupa siapa yang bilang... Intinya, mungkin orang dengan celah jiwa besar lebih sulit bertahan di dunia film horor ini. Tapi jika bisa menembus celah jiwanya sendiri..."
"Benar! Ikan mas melompati Gerbang Naga, mengendarai angin menembus sembilan langit!"
Secara objektif, kemampuan Zhang Heng sebenarnya melebihi Ling Dian di Tim Zhongzhou, masuk lima besar tim. Baik dalam teknik memanah, pertarungan jarak dekat, maupun kondisi fisik, kemampuannya sangat mumpuni. Perlu diketahui sejak Resident Evil 2, dia sudah memiliki kemampuan yang mengancam replika Zheng Zhuo. Namun karena watak pengecut dan celah jiwa yang tak tersembuhkan, biasanya dia hanya bisa memanfaatkan 30-40% kemampuannya. Hingga di dunia film horor Nightmare on Elm Street ini, jiwanya diremukkan sepenuhnya dan dia mengalami kembali rasa sakit masa lalu yang tak terelakkan. Justru dari kehancuran ini muncul kebangkitan! Celah jiwanya akhirnya tertambal. Karena itulah dia mengucapkan kata-kata itu: Ikan mas melompati Gerbang Naga, mengendarai angin menembus sembilan langit! Inilah saatnya Zhang Heng menggunakan sepenuhnya kemampuannya... Bahkan, saatnya Tim Zhongzhou menunjukkan kekuatan sebenarnya!
Zhang Heng setelah mengatasi roh jahat, seketika merasakan pikirannya menjadi lebih jernih. Hal-hal yang sebelumnya tak terpikirkan kini tersusun rapi dalam hatinya, terutama terkait kekuatan garis keturunan peri-nya.
Sejak meningkatkan garis keturunan bangsa elf ke level lebih tinggi, Zhang Heng mulai memahami esensi kekuatan ini. Skill seperti Panah Angin dan Panah Listrik sebenarnya adalah manifestasi penuangan total energi garis keturunan elf ke dalam satu serangan. Ledakan kekuatan terkonsentrasi ini bahkan lebih mengerikan daripada status "Penghancur" Zheng Zhuo, benar-benar teknik serangan mematikan yang tak kenal ampun. Dulu ketika atribut garis keturunannya masih lemah, satu tembakan Panah Angin langsung membuatnya tak sadarkan diri. Kini setelah ditingkatkan, meski bisa menembakkan Panah Listrik, tubuhnya tetap menjadi lemah untuk waktu lama.
(......Jadi, jika bisa menyalurkan energi ke tubuh seperti Zheng Zhuo, bukan ke panah, sekaligus mengurangi kekuatan ledakan seketika... Mungkin aku juga bisa menggunakan status "Ledakan" atau "Penghancur" seperti dia......)
Setelah meneriakkan kalimat "Ikan mas melompati Gerbang Naga, mengendarai angin memasuki sembilan lapisan langit!", Zhang Heng segera mendorong kakinya kuat-kuat dan berlari ke arah sebuah bangunan di samping. Dia sadar sudah tidak ada waktu lagi untuk menembakkan Panah Listrik. Jika ingin bertahan hidup, satu-satunya jalan adalah berjuang mati-matian. Di ambang hidup dan mati ini, hanya ada dua pilihan: hidup atau mati! Meskipun teori tentang penggunaan energi secara bertahap belum teruji, dalam situasi kritis ini Zhang Heng tidak punya pilihan lain. "Toh baik rebah maupun tegak akhirnya mati juga, lebih baik mencoba mengandalkan keberuntungan!"
Harus diakui keberuntungan Zhang Heng sungguh luar biasa. Setelah membuka kunci genetik dan mengaktifkan Penguatan Jiwa, lingkungan sekitar seolah tercetak jelas dalam pikirannya. Tidak hanya itu, dia juga bisa merasakan aliran energi dalam tubuhnya dengan jelas. Dalam hati Zhang Heng tersadar: tanpa disadari dirinya telah menjadi begitu kuat! Selama ini dia terlalu pengecut, sehingga potensi besar yang dimilikinya sia-sia. Kini setelah semua jelas, rencananya adalah menghidupkan kembali kekasihnya setelah pulang, lalu menjalani masa depan dengan keberanian... Tapi pertama-tama, yang harus dilakukan sekarang adalah bertahan hidup!
Saat Zhang Heng berlari ke arah gedung itu, energi dalam tubuhnya perlahan mulai terkendali. Ini adalah energi besar yang membawa hawa dingin, selama ini mengalir seperti air di dalam tubuh Zhang Heng, hanya saja ia tidak pernah menyadarinya. Kini, di saat pertaruhan nyawa, fokusnya mencapai tingkat yang belum pernah ada sebelumnya. Kunci genetiknya juga terbuka hingga batas maksimal saat ini. Setelah mengaktifkan energi peri, kakinya mendorong kuat dan menapak di dinding luar gedung, lalu ia mulai memanjat vertikal ke atas melalui dinding tersebut.
Cheng Xiao yang berdiri di jalanan tertegun membeku. Dengan wajah bodoh ia menyaksikan Zhang Heng berlari vertikal ke atas gedung. Meski kecepatannya tidak terlalu tinggi, ia bisa mengatasi gravitasi dan terus naik. Fenomena tak masuk akal ini membuat Cheng Xiao terdiam di tempat, sampai tiba-tiba Zhang Heng berteriak keras dan berlari ke arah Chu Xuan. Barulah Cheng Xiao histeris berteriak: "Sial, Zhang Heng! Kau gila?! Cepat kembali!" Teriakannya belum selesai ketika gelombang kejut dari kejauhan menghantam area 6-7 meter di sampingnya. Ledakan dahsyat itu menyemburkan angin pukulan yang melemparnya terjungkal. Saat ia mendarat, di kejauhan Zhang Heng sudah mulai bertarung dengan Chu Xuan.
Berbeda dengan dugaan Cheng Xiao, Zhang Heng tidak langsung dibunuh dalam hitungan detik oleh Chu Xuan. Faktanya, keduanya sempat berada di posisi seimbang untuk sementara waktu, meski Cheng Xiao bisa melihat bahwa kesetaraan ini mungkin tidak akan bertahan lama.
Zhang Heng juga tidak tahu menggunakan cara apa, saat berlari seolah bisa mengabaikan gravitasi. Ia menginjak dinding toko di tepi jalan sambil terus mendekati Chu Xuan. Saat jarak mereka sekitar 100 meter, tiba-tiba Zhang Heng mendorong kuat dari dinding toko dan melompat ke tengah jalan. Di posisi sebelumnya, sebuah peluru pistol Gauss menghantam dinding dan memancarkan cahaya aneh sebelum berubah menjadi gelombang kejut yang meratakan seluruh wilayah sejauh 100 meter.
### Episode 9 Ingatan Hantu Ganas (II) Bab Empat Hancur dan Bangkit Kembali... Kalah lalu Menang (VIII)
Zhang Heng melompat dari ketinggian 7-8 meter toko. Saat masih di udara, busur peraknya sudah ditarik penuh seperti bulan purnama. Di jarinya tersemat tiga anak panah +4 terenchant. Sebelum Chu Xuan palsu melakukan serangan berikutnya, ia akan melepaskan tiga panah peledak ini. Kekuatan tiga panah peledak yang dipadu +4 terenchant ini bahkan melebihi tembakan biasa senapan Gauss. Jika mengenai tubuh, Chu Xuan palsu sekuat apapun pasti tewas.
(Harus kena! Sekarang dia menggunakan Kekuatan Keyakinan, artinya tidak bisa sekaligus memakai seni bertarung senjata. Jadi tiga panah peledak punya kesempatan untuk melesat dengan kecepatan dan kekuatan maksimal... Pasti kena! Harus kena!)
Zhang Heng saat ini sama sekali tidak memperhatikan posisinya yang berada di ketinggian 7-8 meter. Jatuh dari ketinggian ini pasti akan membuatnya setengah mati. Seluruh jiwa-raganya telah terkonsentrasi pada tiga anak panah di jarinya, sementara energi garis keturunan peri yang baru saja dia gunakan terus mengalir ke ketiga anak panah tersebut.
(Jika energi peri yang kumiliki saat ini adalah 500, maka menembakkan satu Panah Listrik membutuhkan 400 energi. Jadi setiap kali aku hanya bisa menembakkan satu Panah Listrik. Sebenarnya untuk membunuh satu target hanya perlu 100 energi saja. Dengan menghemat penggunaannya, aku bisa menembak lima kali, atau hanya menembak sekali lalu menggunakan sisa 400 energi untuk mengalirkannya ke tubuh, kemudian terus mencari celah pertahanan musuh...)
Zhang Heng mencengkeram erat tiga anak panahnya, tubuhnya masih meluncur di udara berkat dorongan kaki tadi. Saat ini dia merasa segala sesuatu di sekitarnya seolah bergerak dalam gerak lambat. Seluruh tubuhnya terasa tertahan di udara, sementara Chu Xuan di kejauhan kembali mengarahkan tombaknya dan menembak ke arahnya. Namun kali ini dia seolah bisa melihat peluru berbentuk jarum Gauss itu bergerak perlahan menghancurkan ke arahnya, tapi justru mendarat di posisi 4-5 meter di sampingnya, kemudian menembus sepenuhnya. Saat itu Chu Xuan di kejauhan baru saja selesai menekan pelatuk.
(Sekarang juga!)
Zhang Heng mengaum keras. Tiga anak panah di jarinya melesat bersamaan. Dalam perjalanan, ketiga anak panah ini saling bertabrakan. Ketika hanya tersisa satu anak panah terakhir, kecepatannya telah mencapai tingkat yang tak terlihat oleh mata telanjang, bagai kilat menyambar. Jari Zhang Heng baru saja melepas tali busur, sisa anak panah itu telah menghunjam tepat di tengah dada Chu Xuan. Tenaga dahsyat mendorong tubuh Chu Xuan terlempar jauh ke ujung jalan.
Namun panah ini sebenarnya tidak menembus tubuh Chu Xuan. Panah itu berhenti sekitar 10 sentimeter di luar tubuhnya. Di antara panah dan tubuh Chu Xuan memancar cahaya misterius seperti yang terlihat sebelumnya pada peluru. Cahaya ini semakin intens. Dari sudut pandang Zhang Heng, tubuh Chu Xuan terbungkus lapisan pelindung yang berbeda dari lapisan semi-transparan. Lapisan inilah yang menahan serangan panah peledak tiga anak panah. Inilah yang disebut Kekuatan Keyakinan!
Namun meski memiliki Kekuatan Keyakinan λ-
driveDalam perlindungan, tiga panah peledak yang ditembakkan Zhang Heng tetap mendorong Chu Xuan mundur ke belakang. Kekuatan penghancur yang dahsyat ini sama sekali bukan sekadar penjumlahan tiga panah (1+1+1). Jika benar-benar dihitung, setidaknya harus mencapai pangkat tiga dari tiga! Inilah kekuatan panah peledak. Namun di bawah tameng Kekuatan Keyakinan, panah itu perlahan menusuk masuk seperti jarum dari lapisan luar membran pelindung, tapi hanya sekitar satu dua sentimeter. Kemudian hancur berantakan oleh getaran membran tersebut, membuat tiga panah peledak ini sepenuhnya gagal.
Zhang Heng memperhatikan dengan seksama. Tadi ia benar-benar melihat panah itu menembus membran pelindung sekitar 1-2 cm. Dengan kata lain, Kekuatan Keyakinan Chu Xuan palsu ini tidaklah sempurna. Setidaknya sebelum ia sepenuhnya memiliki kemampuan Chu Xuan asli, tampaknya Kekuatan Keyakinan ini hanya memiliki daya hancur yang sedikit lebih besar. Namun tepat ketika ia berpikir demikian, seluruh tubuhnya telah menabrak toko di seberang jalan - bahkan menembus langsung dinding tebal. Seketika terbentuk kesan wujud manusia samar-samar di permukaan dinding tersebut.
Cheng Xiao masih berdiri cukup jauh. Dia hanya melihat Zhang Heng melompat dan menembakkan panah yang membuat Chu Xuan terlempar, kemudian Zhang Heng sendiri juga menabrak masuk ke toko di pinggir jalan. Baru ketika suara gempa dan tabrakan keras terdengar dari toko itu, Cheng Xiao tersadar dan mulai berlari ke arah tersebut sambil berteriak penuh semangat: "Zhang Heng, kau benar-benar hebat! Ternyata bisa menghabisi Chu palsu hanya dengan satu panah! Itukah yang kau sebut Panah Listrik? Hei, jangan-jangan kau sendiri tewas karena tabrakan tadi?"
Baru saja Cheng Xiao berlari sekitar belasan meter, gelombang kejut tiba-tiba meledak dari arah tempat Chu terlempar. Gelombang itu tidak menyerang Cheng Xiao, melainkan menghantam toko tempat Zhang Heng terjatuh. Dengan suara "Boom" yang menggelegar, gelombang kejut itu seketika menghancurkan toko tersebut menjadi reruntuhan, terus menerobos hingga jarak 100 meter ke depan. Kini yang tersisa hanya puing-puing berdebu, dan Zhang Heng diperkirakan sudah hancur berkeping-keping di dalamnya.
Cheng Xiao membeku setidaknya tiga hingga empat detik, kemudian dia mulai berteriak histeris sambil berlari secepat mungkin ke depan. Sambil berlari, dia terus berteriak: "Zhang Heng! Sial, kau mati? Kalau mati teriak sekali, biar aku tahu!" Dalam teriakannya, sebenarnya Cheng Xiao sudah hampir gila karena panik. Biasanya mereka bertempur bersama-sama di dunia film horor, lalu bercengkerama di ruang "Dewa Utama". Hubungan pertarungan hidup-mati seperti ini hampir setara dengan rekan seperjuangan, dan ini termasuk hubungan yang paling kuat. Jadi ketika Cheng Xiao melihat Zhang Heng mungkin tewas di tempat, dia langsung berteriak histeris.
Chu Xuan yang jauh di sana juga tak punya waktu untuk melancarkan serangan gelombang kejut lagi. Saat Cheng Xiao berlari ke reruntuhan itu, dia nekat menggali di antara puing-puing itu, terus melemparkan batu-batu raksasa sejauh mungkin. Setelah cukup lama, tiba-tiba sebuah busur panjang perak muncul dari tumpukan puing. Cheng Xiao langsung berlari penuh sukacita, langsung menarik busur logam perak itu. Ternyata benar, Zhang Heng sedang memegang erat busur logam perak itu. Dia bersama busur logam itu terangkat oleh Cheng Xiao. Baru setelah sepenuhnya mengeluarkan Zhang Heng dari tumpukan puing, Cheng Xiao baru menyadari kedua kaki Zhang Heng sudah patah sejajar. Saat ini adalah momen paling rentannya. Jika ada satu gelombang kejut lagi datang, dia benar-benar tak bisa menghindar sama sekali.
"Cheng Xiao tanpa banyak bicara langsung menggendong Zhang Heng dan berlari menjauh. Namun baru saja berlari beberapa langkah, Zhang Heng sudah berteriak panik: "Tidak bisa! Lari terus seperti ini pasti tidak akan selamat. Kita harus melawan!"
"Melawan apaan?! Panahmu yang tadi begitu dahsyat saja tidak bisa menembus lapisan perlindungan Kekuatan Keyakinannya. Kalau nekat melawan, nyawa tua gue bisa ikut melayang! Mending lari dulu, nanti gue pakai jarum emas buat hentikan perdarahanmu..." Cheng Xiao tetap berlari sambil membentak, mengabaikan protes Zhang Heng.
Zhang Heng dengan sangat serius berkata: "Percayalah, akurasi tembakannya semakin mematikan. Kita tidak mungkin menghindari tiga serangan gelombang kejut berikutnya... Daripada mati mengenaskan, lebih baik kita ambil risiko! Panah Peledak Tiga Anak Panah sudah bisa membuat celah-celah kecil di Kekuatan Keyakinannya. Bagaimana dengan skill yang lebih kuat? Misalnya... Panah Peledak Empat Anak Panah?"
Teknik tembakan panah peledak adalah dengan membuat panah yang ditembakkan saling bertabrakan dan meledak, memanfaatkan tenaga tabrakan dan ledakan tersebut untuk meningkatkan kekuatan penghancur panah pertama secara eksponensial. Namun bagi orang biasa, menembakkan dua anak panah peledak saja sudah sangat sulit, mereka yang tidak memiliki tekad kuat dan bakat alami pada dasarnya tidak akan pernah bisa menguasainya seumur hidup. Bahkan anggota tim reinkarnasi yang telah mengalami peningkatan kondisi fisik - baik kekuatan, refleks, kecepatan saraf refleks, kemampuan menilai, kekuatan tangan, teknik, maupun aspek lainnya - jauh lebih unggul dibandingkan orang biasa, tetap tidak bisa mengakali teknik panah peledak ini. Meskipun Zhang Heng memiliki watak pengecut, dia adalah sosok dengan tekad baja. Di dimensi ruang "Sang Tuan", dia hampir selalu berlatih teknik panah peledak ini dengan mempertaruhkan nyawa setiap hari. Setiap kali selesai berlatih, dia selalu menggunakan "Sang Tuan" untuk memperbaiki jari-jarinya yang terluka akibat latihan yang terlalu keras. Inilah alasan mengapa kemampuan Zhang Heng sebelumnya disebut masuk dalam lima besar Tim Zhongzhou - sebenarnya dia sangat kuat, hanya karena sifat pengecutnya yang membuatnya terlihat sangat tidak berguna.
Dan ketika dia tidak lagi memiliki kelemahan mental itu, semua kerja kerasnya di masa lalu akhirnya tidak sia-sia. Kekuatan yang seharusnya dia miliki pada akhirnya akan menjadi miliknya!
"Setiap peningkatan lapisan panah peledak sangatlah sulit. Misalnya, tiga panah peledak hanya membutuhkan pengoperasian dua anak panah dalam penembakan dan tabrakan. Meski terdengar hanya menambahkan satu anak panah, teknik penembakan tiga panah peledak sudah sepenuhnya berbeda - harus membuat tiga anak panah bergiliran bertabrakan dan menguatkan, sekaligus mengenai target. Tingkat kesulitannya sepuluh kali lipat dari dua panah peledak. Sedangkan empat panah peledak lagi berbeda..."
Zhang Heng berkata dengan geram: "Untuk berevolusi lagi dari keseimbangan tiga anak panah, tingkat kesulitannya akan seratus kali lipat... Jujur saja, aku tidak tahu apakah aku mampu. Sejak meningkatkan garis keturunan bangsa elf di ruang 'Dewa Utama', aku terus mencoba menembakkan empat panah peledak itu. Tapi tingkat keberhasilannya hanya setengah persen - dari seratus tembakan, kadang lima bisa menghasilkan empat panah peledak. Dari lima itu, paling banyak satu yang mengenai target..."
Cheng Xiao langsung berteriak: "Tingkat keberhasilan satu persen! Ngapain diterusin? Apalagi belum tentu bisa menembus lapisan perlindungan Kekuatan Keyakinan. Nanti kalau dia menyerang, kita semua bisa mati konyol!"
Zhang Heng dengan serius berkata: "Tidak! Kita harus berhasil, antara mati atau sukses! Tidak ada jalan lain. Mengingat panah peledak tiga anak panah tadi bisa menembus lapisan perlindungan Kekuatan Keyakinan, maka panah peledak empat anak panah ini pasti bisa menembusnya! Percayalah padaku, Cheng Xiao. Aku sekarang... jika ini diriku yang sekarang... pasti bisa mengenainya! Dan pasti bisa menembus lapisan perlindungan itu! Harus diketahui bahwa teknik legendaris yang bisa menembus Matahari, Sembilan Panah Menembus Matahari, justru adalah teknik dari panah peledak ini!"
