“Ha ha ha, saat itu benar-benar mengira sudah mati, tapi bisa menahan rasa sakit ini, keuntungannya jauh lebih banyak dari yang kubayangkan.” Zheng Zhuo tertawa terbahak-bahak sambil terus menyantap makanan. Meski makanan Mesir tidak terlalu enak, tapi memiliki cita rasa daerah yang unik, jadi Zheng Zhuo terlihat cukup senang menyantapnya. Hanya saja yang lain memandangnya dengan ekspresi wajah aneh.
Zhang Heng berbisik kepada Ling Dian dan Cheng Xiao di sebelahnya: "Kalian tidak merasa dia terlihat lebih ceria? Sepertinya ada yang tidak beres... Lagipula dia memang sudah mati sekali."
Cheng Xiao segera menyambung: "Jangan-jangan sarafnya rusak saat mati, jadi dia jadi gangguan mental?"
"...Sepertinya kerusakan saraf hanya akan menyebabkan penyakit saraf?" Zhang Heng berbisik pelan.
Saat Zhang Heng dan Cheng Xiao berbisik, Ling Dian tiba-tiba menatap Zheng Zhuo dan berkata: "Mengapa waktu itu kamu berpikir untuk bunuh diri? Apa kamu pernah mempertimbangkan konsekuensinya? Bagaimana jika penggunaan tanda salib itu membuatmu tidak bisa dihidupkan kembali?"
Zheng Zhuo akhirnya menunjukkan senyum getir yang sama seperti dulu. Ia mengibaskan tangan: "Sebenarnya waktu itu sama sekali tidak berpikir apa-apa. Tiba-tiba saja menyadari semuanya begitu sederhana. Seperti motivasi yang menopangku untuk bertahan hidup dulu - aku tidak ingin mati, aku ingin tetap hidup. Tapi seiring berjalannya peristiwa, sampai hampir tewas oleh replika di mimpi itu, barulah aku sadar: sudah ada hal yang lebih penting dari sekadar bertahan hidup. Jika tidak bisa menyelesaikan hal-hal ini... kematian pun takkan memberiku kedamaian!"
"Contohnya?" Cheng Xiao bertanya penasaran.
“Misalnya... mengalahkan replika, tidak. Lebih tepat dikatakan... membebaskannya.” Zheng Zhuo tertawa, dia kembali menyantap sepotong daging bakar dengan lahap.
Chu Xuan tiba-tiba bertanya: “Lalu bagaimana dengan kekuatanmu? Setelah mengalami kesempatan ini, seberapa besar peningkatan kemampuanmu?”
“Sayangnya...”
Zheng Zhuo tersenyum memandangi semua orang: “Roh jahat telah berhasil ditembus, kemampuan memang sudah mencapai level empat menengah kunci genetik. Meski tak lagi takut pada musuh mana pun, tapi sepertinya masih sedikit tertinggal dari replikaku...”
Saat Zheng Zhuo mengucapkan kata "sayangnya", hati semua orang sempat berdebar. Soalnya proses penembusan roh jahat ini sangat krusial. Jika masih ada celah tersisa, Zheng Zhuo bisa berubah menjadi iblis yang membantai sahabatnya kapan saja. Meski kemampuan Chu Xuan sudah sangat kuat, semua orang yakin Chu Xuan takkan bisa menyamai Zheng Zhuo. Kemampuan Zheng Zhuo yang telah mencapai level empat kunci genetik itu benar-benar melekat kuat dalam ingatan seluruh anggota tim.
Untungnya, penjelasan Zheng Zhuo berikutnya membuat mereka lega. Zhang Heng segera berkata: “Bagus! Selisih kemampuan tidak penting. Yang utama celah jiwamu sudah teratasi. Sekarang kamu bisa mengeluarkan 100% kekuatanmu! Lambat laun pasti bisa menyusul replikamu, asal punya keberanian!”
Ming Yanwei seketika menyeringai dingin di samping. Zheng Zhuo heran melihat Zhang Heng beberapa kali, lalu terkejut menatap Ming Yanwei. Baru saat ini ia tersenyum pada Zhang Heng: "Tapi jujur saja, Zhang Heng, aku sangat senang kau berhasil menembus celah jiwamu. Aku selalu mengira kau orang yang paling sulit mengatasi kelemahan psikologis di antara kita. Tak kusangka kau bisa mengatasi titik kelemahan terbesarmu... Bagus sekali."
Zhang Heng saat ini sedang menatap Ming Yanwei. Mendengar itu, dia hanya tersenyum getir. Tidak melanjutkan pembicaraan lagi.
Zheng Zhuo tersenyum: "Tapi untungnya, lebih banyak orang yang bisa mengatasi celah jiwa daripada perkiraanku. Kalau begitu, berarti orang-orang lainnya sedang tertidur di dimensi ruang Sang Tuan ya?"
Setelah Zheng Zhuo mengucapkan ini, Ling Dian dan semua orang lain menatap Chu Xuan dengan ekspresi aneh. Pria ini sedang asyik memakan apel. Ketika Zheng Zhuo juga memandangnya dengan tatapan penuh kecurigaan, barulah dia mengangguk: "Benar. Akulah yang mengusulkan untuk menempatkan mereka di penginapan terabaikan itu. Kuinstal alarm di tubuh mereka. Begitu ada yang mendekat, alarm akan langsung berbunyi. Kita bisa menggunakan Green Devil Skateboard untuk kembali ke Kota Kairo dalam hitungan menit. Yang terpenting, tubuh mereka yang tertidur sulit diangkut dengan skateboard. Jika terjadi pertempuran udara, mereka bisa menjadi beban."
“……Kalau begitu, mengapa kamu malah membawa mereka keluar?” Zheng Zhuo langsung menunjukkan ekspresi helpless, dia kemudian menoleh ke kurcaci berjanggut hitam di sampingnya: “Bisakah kau menampung sahabat-sahabatku? Karena suatu alasan mereka tertidur dalam kondisi tidak aktif, dan kita mungkin harus pergi ke Tiongkok. Jadi selama periode ini kumohon kau bisa merawat mereka...”
Ekspresi kurcaci berjanggut hitam itu menunjukkan keraguan. Dia berdiri dan membungkuk hormat: "Sebagai keturunan pengawal Firaun, membalas budi para penyelamat adalah kewajiban mutlak. Tapi menurut kabar, Legiun Afrika pimpinan Rommel sedang berperang dengan pasukan Inggris. Dari analisis kami, Rommel kemungkinan besar akan membawa pasukannya masuk jauh ke gurun. Daerah terdekat dari Kairo ini...Kota Orang Mati mungkin akan ditemukan oleh Rommel."
Semua orang memandangnya dengan teror yang tak terkira. Karena Kota Orang Mati merupakan lokasi paling vital untuk menghidupkan kembali anggota tim reinkarnasi. Tanpa altar ini, menghidupkan seseorang praktis mustahil - kecuali wajah baru seperti Ming Yanwei yang kemampuannya biasa saja. Tapi menghidupkan anggota seperti itu, apa kontribusinya bagi kekuatan tim? Makna realistis Kota Orang Mati bagi tim reinkarnasi jauh melampaui makna religiusnya bagi suku manusia berbaju hitam.
Jadi, dalam hitungan detik, semua orang serentak menatap Chu Xuan dengan ekspresi yang sama. Entah mengapa, setelah Zheng Zhuo berhasil dihidupkan kembali, dinamika Tim Zhongzhou kembali seperti sedia kala. Meski tidak semua anggota tim bisa tertawa riang, setidaknya mereka bisa saling memperlakukan satu sama lain dengan hati yang tenang. Terutama terhadap Chu Xuan. Seolah kehadiran Zheng Zhuo di dalam Tim Zhongzhou menjadi jaminan bahwa tim ini takkan pernah hancur.
Chu Xuan mengabaikan pandangan orang-orang. Ia menatap kurcaci berjanggut hitam itu: "Apa rencana kalian?"
Kurcaci berjanggut hitam membeku sejenak: "Ini adalah stasiun transit terpenting di basis militer kami. Berkat investasi politik dari Amerika, kami bisa menjalin kontak dengan pimpinan perusahaan Inggris. Saat ini sedang dibahas proposal untuk ikut perang dengan nama pasukan asing. Jika peperangan ini sukses, Mesir diperkirakan akan..."
Chu Xuan memotongnya: "Yang kutanyakan adalah tujuan akhir kalian. Mendirikan negara? Merdeka? Atau rezim diktator?"
Ekspresi wajah kurcaci berjanggut hitam itu berangsur serius. Ia berpikir cukup lama sebelum menjawab: "Bagaimana jika kukatakan mimpi kami adalah... kebangkitan kembali Mesir? Budaya kuno yang pernah begitu gemilang, kini merosot menjadi milik negara lain. Rakyat kami ditindas semena-mena, menjadi warga kelas dua. Tanah air kami diinjak-injak, dijajah... Jika kukatakan mimpi kami adalah membangkitkan kejayaan Mesir! Bisakah itu?!"
“Tentu saja bisa!” Zheng Zhuo menepuk bahu kurcaci berjanggut hitam itu, ia berkata dengan keras: “Mimpi pria apa yang tidak bisa diwujudkan? Maju dan lakukan! Jangan lupa kita adalah sahabat sehidup semati yang pernah berjuang bersama! Asalkan dibutuhkan di masa depan, aku pasti akan menggunakan senjata teknologi tinggi dari tempat kami untuk membantumu bertempur, ngomong-ngomong, juga negaraku...”
“Hematlah tenagamu, aktivis nasionalis. Ini bukan dunia kita, kita hanya pendatang di sini. Amati dunia ini dengan sikap penonton yang diam. Perubahan yang kita lakukan di dunia ini, meski hanya mengibaskan sayap kecil, bisa memicu angin puyuh dahsyat di seluruh dunia. Jadi tak perlu sengaja mengubah proses sejarah tertentu. Apalagi, apakah altar ini masih begitu penting bagi kita sekarang?” Chu Xuan menyeringai dingin, ia berbicara pada Zheng Zhuo dan kurcaci berjanggut hitam yang sedang bersemangat.
Zheng Zhuo dan kurcaci berjanggut hitam itu tersenyum canggung. Zheng Zhuo akhirnya berkata: “Tapi bagaimanapun juga harus ada tindakan! Diam saja tanpa melakukan apapun, aku tidak sanggup... Begitulah salah satu pelajaran yang kudapat setelah bangkit dari kematian. Jika kau tidak punya cara baik, biarkan aku yang turun tangan dalam perang ini... Legiun Afrika Jerman akan kuhancurkan sendiri.” Saat mengucapkan ini, pandangan matanya justru perlahan tenang seperti danau hitam yang sunyi, membuat orang tak bisa menembus kedalamannya.
Chu Xuan melihat mata Zheng Zhuo membeku, baru kemudian berkata: "Ada dua cara. Pertama, dengan pengetahuan kalian tentang gurun, lacak jejak Rommel, lalu cari tempat untuk menyergap pasukan Afrika. Dengan kekuatan pasukan mekanis yang kalian miliki, menurutku minimal bisa bermain imbang. Setelah itu akan menjadi perang kejar dan balas dendam. Kalian bisa menghubungi pasukan utama Inggris, lalu gunakan pasukanmu untuk menempel di jejak pasukan Afrika sampai mereka hancur total. Ini adalah rencana tempur dengan fokus pada pendirian negara Mesir. Sebagai pasukan bayaran negara pemenang, setidaknya dengan menghancurkan Legiun Afrika, pendirian negara Mesir bisa dipastikan. Hanya saja..."
Kurcaci berjanggut hitam sudah bersemangat, dia buru-buru bertanya: "Hanya saja bagaimana? Masih ada 'hanya saja' apa lagi?"
"Hanya dengan ini apakah benar-benar bangkit kembali?" Chu Xuan menggelengkan kepala: "Kebangkitan sebuah negara bukan sekadar restorasi kerajaan. Harus ada serangkaian kondisi setelahnya: bagaimana negara bertahan secara militer, budaya, ekonomi, bahkan harga diri suku. Sejujurnya, Mesir telah terpuruk terlalu lama, sampai orang Mesir di era Perang Dunia II ini sudah menganggap diri mereka warga kelas dua..."
