Cheng Xiao memang memiliki dasar bela diri untuk proteksi diri. Dengan peningkatan kondisi fisiknya dan teknik tempur ala militer, belasan orang biasa sulit mendekat. Kini dengan Nandou Shuiniao Quan yang ditukarnya - meski masih level awal - teknik ini sempurna untuk membantai. Sekadar mengayun ringan, tubuh korban terbelah bak dihajar senjata tajam. Tak lama, dua mayat dengan luka berbeda menghampar: ada yang terpotong bersih, ada yang remuk jadi daging cincang.
Polisi-polisi ini biasa menindas rakyat kecil. Mereka bahkan tak berani macam dengan geng kriminal. Menghadapi orang kejam seperti Cheng Xiao, mereka membeku ketakutan. Saat Cheng Xiao melompat lagi membunuh satu polisi, dua sisanya menjerit-jerit mundur. Dari kejauhan, anggota geng bertopi hitam mengacung-acungkan kapak satu tangan, menyerbu ke arah Cheng Xiao.
Zheng Zhuo juga tidak khawatir dengan pertarungan Cheng Xiao, meski ia belum sepenuhnya yakin. Tampaknya Cheng Xiao memang menukar jurus tinju dengan atribut tak diketahui, dan jurus ini benar-benar menyerang dengan melompat-lompat bak gaya pamer, sangat mirip dengan jurus dalam animasi yang pernah ditontonnya dulu. Apapun itu, melihat gaya bertarung santai Cheng Xiao, musuh di hadapannya pasti tak bisa melukainya. Lalu ia menatap Chu Xuan: "Kau pasti takkan melakukan hal sia-sia. Amarah atau emosi bagimu hanyalah lelucon. Jika kau menyuruh Cheng Xiao membantai mereka, pasti ada alasanmu. Bisakah kau jelaskan mengapa?"
"Agar semua orang tahu kedatangan kita." Chu Xuan menurunkan dokumennya sedikit, "Tujuan kita di sini selain menyelesaikan alur cabang, juga mencari sekutu - negara besar terpercaya dengan sumber daya cukup dan sejarah pertikaian dengan kita. Setelah dipikir-pikir, hanya Partai Komunis Tiongkok yang memenuhi. Jadi kita harus bersekutu dan menyerahkan pengetahuan teknologi kita..."
Zheng Zhuo membeku sejenak: "Memang begitu, ada masalah apa?"
Chu Xuan mengangguk dan berkata: "Masalah utamanya adalah, kedua pihak yang bersekutu, selain harus memiliki kepentingan yang sama, juga harus memiliki kemampuan yang setara. Jika tidak, perjanjian aliansi ini sama sekali tidak akan tercapai... Kamu harus tahu bahwa objek transaksi kita adalah sebuah negara. Dan yang akan kita transaksikan adalah teknologi yang mampu mengubah seluruh dunia. Apakah kamu mengerti implikasi dari hal ini? Ini berarti keuntungan yang begitu besar hingga mampu mengubah hati nurani mereka. Segala sesuatu yang menyangkut posisi negara dan suku bangsa, tidak akan membedakan benar atau salah... Jika kemampuan kita dianggap remeh oleh mereka, sementara nilai barang yang kita transaksikan terlalu besar—begitu besar hingga bahkan mereka tidak bisa menguasainya secara diam-diam setelah terungkap—maka mereka akan membunuh kita. Mereka pasti akan melakukan pembunuhan terhadap kita. Mengerti maksudku? Sebelum rencana dimulai, kita harus membuat semua orang mengetahui keberadaan kita, dan juga membuat mereka memahami kekuatan kita... Kalau tidak, menurutmu mengapa aku mengeluarkan Meriam Magis? Selain untuk menguji kekuatan penghancur senjata, juga akan digunakan sebagai kekuatan deterensi. Begitulah situasi dasarnya."
Zheng Zhao segera menunjukkan ekspresi "Aku sudah tahu" yang khas. Dia tidak banyak bicara, hanya memandang ke arah lokasi pertempuran Cheng Xiao.
Pertempuran Cheng Xiao hanya bisa digambarkan sebagai mudah. Selama ini, musuh yang dihadapi tim reinkarnasi hampir seluruhnya bukan manusia - entah monster, medan perang berteknologi tinggi masa depan, atau film-film absurd. Singkatnya, medan tempur tim reinkarnasi selalu berhadapan dengan musuh yang sangat kuat. Tiba-tiba berubah menjadi orang biasa seperti ini, Cheng Xiao bahkan merasa seperti sedang membuli. Gerakan kapak yang diayunkan ke arahnya begitu lambat. Bahkan sambil menguap pun dia bisa menghindar dengan mudah. Tidak hanya itu. Kekuatan dan kecepatannya melebihi mereka bukan cuma dua tiga kali lipat. Dengan satu pukulan ringan, seorang lawan langsung terlempar. Lalu dengan gesekan jari, manusia beserta kapaknya terbelah dua...
Braak-braak-braak! Lapisan perisai semi-transparan muncul mengelilingi tubuh Cheng Xiao, disertai riak gelombang kejut kecil di permukaannya. Baru saja ada yang menembaknya. Kalung Naga Kristal yang memancarkan perisai perlindungan pun terlihat. Dari kejauhan, dua polisi itu terdiam membeku memandangi Cheng Xiao. Di tangan mereka memang terlihat pistol era perlawanan anti-Jepang yang sangat umum - "pistol kura-kura".
“Zhang Heng.” Zheng Zhuo berteriak pelan, dia menghentakkan kaki dan langsung menyerbu ke arah dua polisi itu. Begitu teriakannya keluar, Zhang Heng tanpa pikir panjang langsung mengangkat busur logam peraknya. Saat Zheng Zhuo baru berlari beberapa langkah, dari belakangnya melesatlah panah bagai bintang jatuh yang dengan mudah menembus dada salah seorang polisi, menancapkannya di pintu utama sebuah diskotek di ujung jalan. Ketika polisi satunya lagi refleks menoleh ke arah diskotek itu, Zheng Zhuo sudah berdiri di belakangnya...
Pada titik ini, para pengangkut kapak itu akhirnya menjerit-jerit ketakutan sambil kabur ke segala arah. Meski kemampuan observasi mereka payah, jelas-jelas mereka bisa membedakan konsep kekuatan manusia biasa dengan kekuatan yang jauh melampauinya. Kelompok di depan mata ini jelas termasuk tipe kedua. Entah mereka dewa, Xian, siluman, atau makhluk aneh - itu diluar pengetahuan mereka. Yang pasti, orang biasa tak mungkin selamat dari beberapa tembakan tanpa luka, apalagi memenggal kepala dengan kecepatan tak terlihat mata telanjang. Semua ini mustahil dilakukan manusia biasa.
Tapi mereka harus bisa kabur dulu. Begitu Zheng Zhuo bergabung dalam pertarungan, Ling Dian dan Wang Xia juga langsung turun tangan. Meski hanya menggunakan pertarungan jarak dekat biasa, statistik fisik mereka yang puluhan kali melebihi manusia biasa - ditambah satu prajurit pasukan khusus dan satu pembunuh terkemuka dunia - membuat gerombolan preman pengangkut kapak ini terlihat seperti cendekiawan lemah tak berdaya. Dengan mudah mereka dibantai di tempat.
“……Keadaan dasarnya seperti ini, lima polisi langsung dieksekusi di tempat, 47 anggota Qing Bang ditangkap, empat orang ditahan. Sudah diputuskan untuk membunuh mereka nanti sebagai eliminasi saksi.” Chu Xuan menatap langit sejenak, lalu berkata kepada yang lain.
Saat ini langit sudah mulai terang, waktu sekitar pukul delapan lebih waktu Beijing. Jarak sejak mereka mulai membantai baru berlalu belasan menit. Dengan mudahnya puluhan orang bersenjata dibunuh tangan kosong, padahal personel yang dikerahkan hanya tiga-empat orang saja. Terutama polisi yang tubuhnya tertembus panah hingga tertancap di pintu besar ballroom,
membuat semua orang merinding. Dada pria itu seperti tertembus peluru sebesar kepalan tangan – lubang selebar kepalan tangan itu terlihat sangat mengerikan.
Empat anggota Qing Bang itu juga tampak biasa, mirip pemuda desa abad 21. Bahkan kulit mereka hitam legam di seluruh tubuh. Kedua tangan mereka sudah dipatahkan, kini digiring ketakutan oleh rombongan menyusuri jalan ini.
Zheng Zhuo menepuk bahu Chu Xuan sambil tersenyum getir: “Ucapan tentang eliminasi saksi sebaiknya tidak diungkapkan di depan mereka. Bagaimana kita bisa mendapatkan informasi berguna kalau begini...”
Chu Xuan meliriknya dengan pandangan merendahkan. Zheng Zhuo langsung tersadar. Bagi orang lain situasi ini mungkin sulit, tapi bagi metode Chu Xuan, mungkin akan menggunakan instrumen tertentu untuk membuat mereka berbicara. Jadi kemungkinan seperti itu hampir mustahil terjadi.
“Dang……Tidak, Chu Xuan, menurutmu bisakah kita mengetahui sesuatu dari mulut mereka? Aku tidak yakin anggota lapisan bawah geng seperti ini akan tahu lokasi Jonathan atau tempat kepala Buddha terbang itu berada.” Zheng Zhuo terus berbicara sambil berjalan.
Chu Xuan menggelengkan kepala: "Segala sesuatu tidak mungkin terjadi atau muncul secara cuma-cuma. Jika sesuai dengan surat yang menyebut Jonathan sedang dikejar warlord, mata-mata Jepang, dan agen negara-negara lain, selama mereka masih di Shanghai, pasti akan meninggalkan jejak... Ataukah kau tidak setuju dengan saran pembunuhan saksi itu?"
Cheng Xiao di samping tiba-tiba tertawa terbahak: "Kalau begitu, Zheng Zhuo hari ini kau benar-benar tegas! Begitu aku ditembak, langsung melancarkan serangan. Tidak hanya membunuh semua orang itu, tapi juga tidak mengampuni saat mereka merengek-rengek. Hahaha, apa karena mati sekali jadi berani?"
Zheng Zhuo agak canggung menyentuh hidung: "Hehe, memang setelah mati sekali jadi lebih tegas... Di Nightmare on Elm Street aku sadari satu hal: Keraguan tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarmu. Selagi mereka masih tertidur, aku harus menghabisi semua ancaman potensial! Jadi... Jangan mulai pertarungan, tapi jika sudah mulai, harus sampai tuntas!"
"Oh oh." Cheng Xiao dan Zhang Heng saling memandang, dia segera tertawa aneh sambil berkata: "Menjadi tampan ya, Zheng Zhuo ternyata juga bisa tegas seperti ini, oh hehe... Apakah urusan perasaanmu juga jadi lebih tegas?" Saat mengatakan ini, dia kembali tertawa aneh sambil menatap Zhan Lan yang digendong Ling Dian. Gadis ini terlihat pucat dan sangat lemah, ...sungguh membuat orang merasa kasihan. Zheng Zhuo yang dikatakan demikian malah membuat wajahnya memerah, tak bisa berkata-kata sejenak.
Cheng Xiao awalnya ingin meledek Zheng Zhuo lagi, tapi sebelum sempat mengucapkan apapun, tiba-tiba kembang api melesat ke langit dari kejauhan. Saat kembang api itu melayang, suara siulan tajam pun bergema. Keempat anggota Qing Bang itu awalnya terlihat gembira, tapi kemudian ekspresi mereka suram lagi. Rupanya mereka sudah menyadari kemampuan tim Zheng Zhuo, sehingga harapan untuk melarikan diri hampir sirna.
"Jangan-jangan ini..." Ekspresi Zhang Heng tiba-tiba menjadi sangat aneh, bergumam: "Apa ini yang disebut legenda... Satu panah tembus awan, seribu pasukan datang menghadap?"
