Ketika Tim Zhongzhou selesai dibagi menjadi kelompok-kelompok, mereka juga telah merancang rencana tanggung jawab masing-masing untuk masa depan kedua tim kecil. Meskipun Zheng Zhuo memiliki banyak keluhan terhadap Chu Xuan, terutama tentang kegunaan kacamata misterius itu - apakah akan membahayakan Zhao Yingkong... atau bahkan dirinya sendiri, semua ini untuk sementara dikesampingkan. Zheng Zhuo dan Qi Tengyi masing-masing mengendarai Green Devil Skateboard yang dilengkapi dengan keranjang kapal udara kecil. Selain anggota tim yang tertidur, ketiga orang termasuk Jonathan juga ikut. Mereka bergerak ke Shanxi, menuju lokasi makam tersebut.
Sisanya masing-masing mendapat satu Green Devil Skateboard. Mereka akan segera menerima informasi dari Zheng Zhuo yang dikirim dari Shanxi. Jika komponen patung Buddha lainnya lengkap, dunia ini kemungkinan besar akan berkembang sesuai sejarah aslinya. Namun begitu komponen patung Buddha lainnya kehilangan jejak... dunia ini mungkin akan terjerumus dalam gelombang besar, dan sejarah mungkin akan ditulis ulang!
Meski mulut Zheng Zhuo terus bergumam tentang betapa bajingannya Chu Xuan, namun karena kacamata ini digunakan untuk rekan yang tertidur, kemungkinan besar ini adalah artefak penyembuhan untuk kondisi tidur mereka. Begitu memikirkan ini, semua kemarahan di hati Zheng Zhuo langsung hilang, yang tersisa hanyalah keluhan tentang sifat misterius Chu Xuan yang berlebihan.
“Zheng Zhuo, tolonglah! Aku punya orang tua dan anak di rumah, masih ada...” Jonathan di dalam keranjang kapal udara terus merengek memohon Zheng Zhuo melepaskannya. Bagaimanapun juga, dia benar-benar tidak tertarik dengan kepala Buddha mengambang itu. Bisa menyingkirkan masalah ini saja sudah seperti mendapat mukjizat. Makam itu terlalu aneh, bahkan orang serakah seperti dirinya pun mulai ingin mundur. Sebenarnya di pinggiran Shanghai dia sudah ingin kabur memalukan, tapi siapa sangka setelah Zheng Zhuo dan kawan-kawan selesai berdiskusi. Dia malah dipaksa terbang ke langit, sekarang mau kabur pun tidak mungkin.
Zheng Zhuo kesal berkata: "Minta tolong apa lagi? Aku lebih tahu kondisi keluargamu daripada kamu sendiri. Berhenti menggunakan kalimat minta ampun ala Tiongkok ini. Aku tanya, dulu di mana kamu menemukan peta ini?"
"Bukannya ini kalimat minta ampun yang paling disukai orang Tiongkok?" Jonathan bergumam: "Aku lupa bagaimana peta ini muncul. Sepertinya kubeli dari lapak barang antik. Atau mungkin sudah secara alami ada sejak aku datang ke Tiongkok. Intinya ini sangat aneh. Sekarang bahkan aku sendiri lupa asal-usul peta ini."
Zheng Zhuo seketika merasa heran. Jika orang lain mungkin lupa asal-usul suatu barang masih bisa dimaklumi, tapi kalau yang lupa adalah Jonathan, ini benar-benar aneh. Lagipula karakter pria ini memang seperti itu, mustahil melupakan apapun yang berhubungan dengan harta karun, makam kuno, emas, dan sebagainya. Kebetulan peta ini di mata penduduk dunia ini—tanpa pesan dari orang zaman dulu—hanyalah peta harta biasa. Jonathan sampai lupa asal-usul peta ini? Ini sungguh mencurigakan.
（Mungkinkah para kultivator xiuzhen telah memasang backdoor di "Dewa Utama"? Setiap tim Zhongzhou atau tim berkulit kuning sejenis yang memasuki dunia ini, pasti akan menerima peta ini melalui berbagai cara? Misalnya menaruh peta pada karakter dunia yang dekat dengan mereka, sehingga begitu melihat peta, mereka terpaksa pergi ke Paviliun Terapung di Udara untuk menyelesaikan misi. Dunia The Mummy ini memang spesial, tidak hanya memiliki banyak alur cabang, tapi juga satu-satunya alat penghidup kembali di seluruh dunia reinkarnasi. Selama tim terus menghidupkan anggotanya, peta ini memiliki probabilitas tertentu untuk sampai ke tangan mereka……）
(Zheng Zhuo diam-diam merenungkan kemungkinan ini, semakin ia pikir semakin ia yakin dugaan ini mungkin benar. Tapi bagaimana mungkin manusia purba pada zaman itu mengetahui dunia film horor The Mummy? Semua elemen seperti sejarah manusia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, berbagai negara, bahasa, budaya—mustahil ini semua sudah diketahui sejak ribuan tahun lalu, bahkan lebih awal lagi. Atau mungkin... "Sang Tuan" sendiri memiliki kecerdasan dan kesadaran? Mungkinkah ia menciptakan begitu banyak dunia berdasarkan perkembangan budaya manusia?)
(Bagaimanapun kejadian ini terlalu misterius, kita harus menunggu Chu Xuan dan Qi Tengyi menyelesaikan terjemahan dokumen-dokumen itu. Apa sebenarnya yang terjadi pada manusia purba? Rahasia apa yang tersembunyi dalam peradaban kuno itu? Bagaimana hubungan antara Orang Suci dengan para kultivator xiuzhen? Dan tentang dimensi ruang "Sang Tuan" ini... sebenarnya apa ia?)
Sepanjang perjalanan ini, Zheng Zhuo hampir tak henti-hentinya membuka kunci genetik tingkat tiga. Selain memikirkan semua misteri ini, ia juga merancang strategi untuk misi cabang kali ini. Namun karena bukan Xiao Honglü atau Chu Xuan, simulasi kunci genetik tingkat tiga-nya masih dipengaruhi subjektivitasnya sendiri. Tentang masa depan, ia hanya bisa mengira-ngira...
(Jika tebakanku benar, Chu Xuan mungkin berencana menggunakan benda itu... seperti yang dipakainya saat menghadapi Hao Tian di Cincin Sihir...)
Sementara Zheng Zhuo terus berpikir, kelompok yang terbang itu telah memasuki wilayah Shanxi...
“……Mengerti, patung Buddha telah benar-benar hilang. Di luar lembah dijaga oleh lebih dari lima ribu pasukan militer. Karena harus tinggal di sana selama satu minggu, rencana untuk segera menarik perhatian pasukan dibatalkan. Lebih baik membangun kemah di luar lembah terlebih dahulu... Saya sangat setuju dengan keputusan ini. Segala sesuatu tidak berdiri sendiri, selalu saling terkait. Sebelum kita mendapatkan semua bagian patung yang tersisa, sebaiknya lokasimu tetap tidak diketahui pihak luar...”
Chu Xuan meletakkan lempengan logam perak di tepi telinganya. Sambil berbicara, matanya menyapu anggota tim lainnya: Ling Dian, Wang Xia, Zhang Heng, Cheng Xiao, dan Ming Yanwei. Kecuali Ming Yanwei, keempat orang lainnya termasuk dalam kekuatan tempur utama Tim Zhongzhou. Hanya dengan mengandalkan kemampuan enam orang ini, dalam tujuh hari mereka harus mengumpulkan semua komponen patung Buddha yang tersebar—jangkauannya mungkin meliputi seluruh Tiongkok, bahkan seluruh dunia...
"Chu Xuan kembali berbicara beberapa kata dengan Zheng Zhuo, lalu melipat lempengan logam perak itu dan memasukkannya ke dalam kantong bajunya. Baru setelah itu dia berkata kepada yang lain: 'Situasi dasarnya seperti ini. Komponen lain patung Buddha sudah hilang semua, dan makam lokal sudah sepenuhnya diblokir pasukan Yan Xishan. Bagi panglima perang seperti Yan Xishan, komponen patung Buddha yang mengambang itu kemungkinan besar jatuh ke tiga kelompok: pertama Partai Nasionalis, kedua kekuatan militer Jepang, ketiga Partai Komunis. Tentu ada kelompok keempat, yaitu kekuatan asing selain tiga kelompok tadi, tapi kemungkinannya sangat kecil. Mengingat sekarang masa paling genting Perang Dunia II, negara asing sulit menyelamatkan diri sendiri. Pada dasarnya kemungkinan datang ke Tiongkok merebut komponen patung Buddha ini sangat kecil.'"
Ling Dian dan yang lain saling pandang beberapa saat. Ling Dian pertama bertanya: "Lalu?"
"Untuk mencari patung Buddha, pertama kita harus tahu ada berapa kelompok yang pernah muncul di sana. Karena waktu kita sangat terbatas, hanya tujuh hari—tepatnya enam setengah hari. Jadi kita pasti tidak bisa melacak semua kelompok yang muncul di sana. Maka satu-satunya cara adalah menggunakan metode multi-laras sekaligus."
Chu Xuan menarik napas: "Pertama, Ling Dian pergi ke Chongqing. Di sana nanti kita akan berkomunikasi sesuai perkembangan situasi. Saya mungkin memintamu bertemu Chiang Kai-shek. Tentu saja dengan identitasmu sekarang mustahil bertemu langsung dengannya. Jadi saya izinkan kamu menggunakan cara apapun—bunuh, sanderanya, serangan diam-diam, atau ledakan—saya tidak peduli. Intinya, ketika saya perlu berdialog dengannya, kamu harus ada di sisinya. Bisa dilakukan?"
Ling Dian juga tidak ragu-ragu, diam-diam ia mengangguk.
Chu Xuan juga mengangguk. Ia menoleh ke Cheng Xiao dan berkata: "Aku ingin kamu pergi ke Basis Jin-Cha-Ji, sebagai anggota Partai Komunis, kamu pasti tahu lokasi pimpinan tertinggi Partai pada periode ini. Aku juga ingin kamu seperti Ling Dian, tentu saja sebagai sekutu masa depan kita, yang terbaik adalah mencapai tujuan tanpa kekerasan. Omong-omong, kamu boleh mengungkapkan identitas dan asal-usul kita. Jika mereka tidak percaya... Ini daftar semua personel bawah tanah Partai Komunis periode ini..." Saat Chu Xuan berbicara, ia mengeluarkan dokumen tebal dari kantong dimensinya dan langsung menyerahkannya ke Cheng Xiao.
Cheng Xiao dengan bodoh menerima dokumen. Ia menatap kantong dimensi Chu Xuan, setelah cukup lama akhirnya berkata: "Xiao Dingdang, berikan tas mahakuasamu padaku, aku yakin di dalamnya pasti ada barang bagus..."
Chu Xuan malas menghiraukannya. Ia menatap Zhang Heng dan berkata: "Zhang Heng, aku tidak punya lokasi spesifik untukmu. Tapi aku ingin kamu mencapai Timur Laut hari ini, dengan membawa dua Green Devil Skateboard - satu biasa, satu yang diperkuat. Dengan statistik fisikmu, pasti bisa menahan kecepatan serbuan skateboard yang diperkuat... Tetap di sana. Jika ada instruksi dariku, bertindaklah sesuai petunjuk. Sangat mungkin aku akan memintamu mencapai Chongqing atau Basis Jin-Cha-Ji dalam waktu singkat. Jadi persiapkan mentalmu..."
"Zhang Heng mengangguk, tiba-tiba ia seperti teringat sesuatu dan buru-buru bertanya: "Aku bisa menanggungnya, tapi bagaimana dengannya? Ming Yanwei tidak akan kuat menahan kecepatan serbuan itu.""
Chu Xuan menyeringai dingin: "Itu bukan urusanku, kau yang memutuskan untuk menahannya di sini, ini salah satu konsekuensinya... Bertanggung jawablah seperti pria sejati. Karena ini pilihanmu, baik menghidupkannya kembali maupun mempertahankannya tadi, semuanya harus kau selesaikan dengan caramu sendiri.""
Zhang Heng membeku sejenak, senyum getir muncul di wajahnya. Ternyata Chu Xuan benar-benar mengingat segala detail tanpa sedikitpun kemungkinan terlupa...
"Wang Xia, kau ikuti aku dari dekat. Kita bersama menuju Shanghai...""
Setelah mengatakan itu, Chu Xuan mengeluarkan kantong dimensi untuk membagikan Green Devil Skateboard. Tiba-tiba ia terhenti seperti teringat sesuatu: "Oh ya, ada yang kulewatkan. Aku tidak tahu berapa bagian patung Buddha itu terpisah, tapi yang pasti dari sudut pandang alur cabang, pecahannya tidak mungkin terlalu kecil. Tapi jika setelah kita dapatkan lalu dihancurkan menjadi batu-batu kecil seukuran jari... Kita takkan pernah bisa mengumpulkan kunci itu lagi. Jadi jika menemukan bagian patung, lindungi dengan segala cara... Atau kita semua akan binasa bersama.""
