"Misi selesai? Kamu tidak perlu kembali ke Shanghai, langsung pergi ke Timur Laut. Temui Zhang Heng dan Cheng Xiao, setelah bergabung kembali dengan mereka, langsung serbu untuk mengambil bagian patung Buddha yang dimiliki departemen militer Jepang. Setelah berhasil, hitung dengan cermat jumlah komponen patung Buddha. Jika sudah lengkap, langsung pergi ke Shanxi. Jika belum lengkap, tunggu saya di Timur Laut. Saya akan datang sendiri untuk melaksanakan rencana terakhir." Chu Xuan berbicara pada lempengan logam perak itu.
"Rencana terakhir? Rencana apa itu?" Suara Wang Xia terdengar dari lempengan logam perak itu, disertai deru angin dahsyat yang tak henti menderu.
Saat ini, Wang Xia masih berada di atas Samudera Pasifik. Setelah menghancurkan total Armada Pasifik, dia telah mengemudikan Green Devil Skateboard menuju arah Shanghai. Namun sesuai perjanjian sebelumnya, tak lama setelah pergi dari medan perang, dia segera menghubungi Chu Xuan. Selain melaporkan Hasil Pertempuran, dia juga menanyakan misi tindakan selanjutnya.
Di luar dugaan Wang Xia, Chu Xuan yang selama ini bermarkas di Shanghai dan terus mengintegrasikan sistem intelijen tiga kelompok, ternyata juga akan pergi ke Timur Laut untuk melaksanakan "rencana terakhir". Lalu apa sebenarnya rencana terakhir ini? Jangan-jangan dia ingin membajak seluruh wilayah Timur Laut dengan bom nuklir mini?
"Hancurkan Tokyo... Sekarang waktu kritis tujuh hari hanya tersisa sekitar sepertiga. Saya tidak bisa menjamin bisa memperoleh informasi lokasi komponen patung Buddha terakhir dalam waktu sesingkat ini, jadi kita harus menjalankan rencana terakhir." Kata Chu Xuan tanpa berpikir panjang.
Wang Xia benar-benar terkejut kali ini. "Hancurkan Tokyo." Ia mengulang frasa itu beberapa kali di mulutnya, akhirnya berteriak keras: "Inikah rencana terakhirmu? Rencana terakhir apaan? Hanya untuk pembantaian yang memuaskan nafsu? Apa karena kau tidak bisa mengumpulkan semua komponen patung Buddha, sampai kau pun putus asa? Dulu menyuruhku menghancurkan Armada Pasifik Amerika, sekarang mau menghancurkan Tokyo. Inikah rencanamu?" Di akhir kalimat, suara Wang Xia hampir parau. Kekesalan karena terpaksa membunuh orang tak bersalah sebelumnya, kini meledak dari dalam hatinya.
"Prajurit Wang Xia!" teriak Chu Xuan tiba-tiba: "Patuh perintah!"
Wang Xia terdiam sejenak. Akhirnya dia tenang kembali, setelah beberapa detik dia melanjutkan: "Mayor Chu Xuan, perintah yang saya terima adalah memasuki ruang 'Dewa Utama' ini, dan membantu Anda memperoleh sumber daya besar dari ruang 'Dewa Utama' ini. Atas dasar ini, saya akan sepenuhnya mematuhi perintah Anda, TETAPI! Mayor Chu Xuan. Saya tidak berpikir membombardir Tokyo dan membunuh ratusan ribu warga tak bersalah bisa membuat kita bertahan hidup, atau mendapatkan sumber daya besar dari ruang 'Dewa Utama', jadi saya menolak mematuhi perintah Anda!"
Ujung lempengan logam perak itu tiba-tiba sunyi sepi, seolah Chu Xuan telah memutus kontaknya dengan Wang Xia. Baru setelah lebih dari sepuluh detik, Chu Xuan kembali berbicara: "Meskipun penjelasannya rumit dan menyita waktu, tapi kamu adalah kekuatan tempur penting selanjutnya. Saya tidak bisa mengizinkanmu meninggalkan Tim Zhongzhou saat ini... Saya hanya akan mengatakannya sekali."
"Misi alur cabang kali ini sangat merugikan Tim Zhongzhou kita. Pertama, sumber daya manusia kita kurang, banyak anggota tim yang tertidur. Kedua, waktu tidak cukup. Dengan intelijen terbatas dan tanpa pengendali kekuatan spiritual, sulit bagi kita untuk melakukan pencarian di area luas dalam tujuh hari. Jadi di saat darurat harus mengambil tindakan ekstrem. Sejak awal sudah saya katakan, ini hanyalah dunia paralel yang tidak ada hubungannya dengan dunia kita. Jadi apapun yang saya lakukan tidak masalah, asalkan kita bisa menyelesaikan misi alur cabang ini."
Wang Xia mulai tidak sabar, berteriak: "Tapi saya tidak melihat hubungan antara menyelesaikan misi alur cabang dengan membombardir Tokyo dan membantai ratusan ribu warga sipil! Sama sekali tidak bisa saya bayangkan!"
“Kecerdasan manusia biasa…” Suara Chu Xuan menyeringai dingin. Beberapa saat kemudian dia melanjutkan: “Aku akan jelaskan secara sederhana. Misi alur cabang kali ini dari awal sudah tidak normal. Kita semua sudah tahu ini karena campur tangan Orang Suci Barat, sehingga misi ini sebenarnya adalah jebakan. Hampir mustahil menyelesaikan misi ini melalui jalur normal. Setidaknya jika mengikuti urutan biasa: mengumpulkan intelijen, mencari bagian patung Buddha, lalu mencari komponen dan informasi sisanya - tujuh hari jelas tidak cukup untuk menopang penyelesaian misi. Sudah pasti begitu. Jadi…”
Wang Xia memotong pembicaraannya: “Kalau kamu sudah tahu jalur biasa sama sekali tidak bisa menyelesaikan misi, kenapa tetap menyuruh kita ikuti prosedur normal? Pasti ada pengaturan tersamar yang kamu sembunyikan, kan?”
Chu Xuan juga tidak menyangkal, dia berkata dengan tenang: "Memang ada pengaturan, tapi bukan pengaturan tersembunyi. Masih ingat perintah pertama yang saya berikan kepadamu? Yaitu mengalahkan Pasukan Jepang yang bertahan di Shanghai, hanya memintamu mengalahkan mereka bukan memusnahkan sepenuhnya. Ini adalah pengaturan pertama. Selanjutnya memintamu menggunakan bom nuklir mini untuk menghancurkan armada kecil Jepang, kemudian meminta Zhang Heng memusnahkan sepenuhnya satu divisi militer Jepang, hingga sekarang memintamu menghancurkan Armada Pasifik Amerika. Semua ini adalah langkah-langkah rencana yang berjalan bertahap. Tujuannya adalah membuat kelompok yang memiliki bagian patung Buddha, pertama: membuat mereka tahu kemampuan kita sangat tinggi, sepenuhnya melampaui dan mengungguli era ini, bahkan bisa disetarakan dengan mitos. Kedua: membuat mereka tahu betapa pentingnya bagian patung Buddha bagi kita, bahkan sampai berani bermusuhan dengan dunia demi patung Buddha..."
Wang Xia sekali lagi memotong ucapan Chu Xuan: "Tapi ini sama sekali tidak sesuai dengan logika biasa. Yang kita inginkan adalah bagian patung Buddha. Jika kelompok yang memiliki bagian patung ini menganggapnya sebagai barang langka yang sangat berharga, justru mereka semakin tidak mungkin mengembalikannya kepada kita. Malah mereka akan memeras kita habis-habisan, memaksa kita mengabdi pada mereka, atau menuntut senjata-senjata tertentu. Apa hubungannya semua ini dengan rencana menghancurkan Tokyo dengan serangan?"
Chu Xuan tetap tenang, menunggu Wang Xia selesai berbicara sebelum melanjutkan: "Ini hanya dalam kondisi biasa. Makanya aku bilang kita harus mengambil tindakan luar biasa di saat kritis. Karena kita tidak bisa menguasai pencarian bagian patung dalam tujuh hari, maka kita harus memaksa mereka menyerahkannya sendiri. Bukan melalui transaksi, juga bukan memenuhi permintaan mereka... tapi dengan membuat mereka TAKUT."
"Semua persiapan sebelumnya hanya bertujuan untuk membuat mereka memahami dua poin ini: kami sangat kuat dan harus mendapatkan bagian patung Buddha. Jadi ketika batas waktu tujuh hari semakin dekat, tindakan kami akan semakin gila. Tepat untuk memberikan kesan ini kepada mereka - mulai dari mengalahkan pasukan garnisun, menghancurkan armada kecil, menghancurkan satu divisi, menghancurkan seluruh Armada Pasifik, hingga serangan Meriam Magis ke Tokyo. Semua ini menunjukkan tren bahwa semakin dekat waktunya, semakin gila kami... Jika kelompok yang memiliki bagian terakhir patung Buddha menyadari fakta ini: bahwa ketika tujuh hari tiba dan kami belum mendapatkan bagian tersebut, kami akan menghancurkan tanpa diskriminasi bahkan termasuk seluruh umat manusia. Bersamaan ini saya akan menyebarkan informasi: serahkan bagian patung Buddha sebelum tujuh hari - di manapun lokasinya, cukup beri tahu posisinya. Jika organisasi mana pun yang memberikan informasi ini, kami akan memberinya kekayaan dan kekuasaan tak terbatas. Jika individu yang memberikan informasi, kami akan memberinya kekayaan dan kekuasaan setara organisasi-organisasi tersebut..."
"Mencapai kejayaan atau mengalami kehancuran total, inilah pilihan yang kuberikan kepada pemilik bagian patung Buddha. Setelah kami menghancurkan Tokyo, kami akan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Setiap pasukan yang kami temui akan kami musnahkan tanpa terkecuali. Ketika tersisa satu hari terakhir, aku akan mulai menggunakan Meriam Magis dari pesisir Pasifik Amerika untuk melakukan pemusnahan berurutan. Bersamaan itu, pihak Shanghai akan mengirimkan ultimatum ke seluruh dunia - kami akan menghancurkan satu kota setiap setengah jam. Setelah 24 jam berakhir, kami akan melakukan pembersihan akhir terhadap umat manusia sekaligus menjalankan legenda kiamat dari mitos... Begitulah garis besar rencanaku. Sejak kuperintahkanmu menyerang pasukan garnisun Shanghai, skenario ini sudah mulai berjalan. Masih ada pertanyaan?"
Wang Xia menggigil hebat di seluruh tubuhnya. Sejak lama dia tahu hati Chu Xuan keras seperti besi, bahkan mungkin tak berperasaan sama sekali. Demi hasil yang direncanakan, dia bisa mengorbankan segalanya: nyawa rekan-rekan seperjuangan, nyawanya sendiri, apalagi orang-orang tak bersalah di sekitarnya. Kini dia bahkan menyusun rencana mengerikan yang tak terbayangkan - memusnahkan seluruh umat manusia?
"Bukan memusnahkan, tapi menggunakan ancaman kepunahan manusia sebagai tekanan. Memaksa kelompok atau individu pemilik bagian patung Buddha untuk menyerahkannya. Lagipula dunia ini bukan dunia nyata kita... Putuskanlah: bertahan hidup atau mempertahankan keutuhan dunia ini." Chu Xuan membetulkan penjelasannya.
Wang Xia secara bertahap menjadi diam, tidak lagi berteriak seperti sebelumnya. Setelah cukup lama, dia menghela napas dan berkata: "Tidak ada cara lain lagi? Dan... apakah kamu yakin kita pasti bisa mendapatkan semua bagian patung Buddha yang tersisa?"
"Tidak ada cara lain. Kemungkinan untuk mengumpulkan semua bagian patung Buddha hanya lebih dari enam puluh persen, kurang dari tujuh puluh persen. Inilah alasan mengapa aku bilang saat darurat harus mengambil tindakan luar biasa."
Chu Xuan berkata dengan serius: "Justru karena tidak ada jalan lain - baik kemampuan manusia, waktu, maupun syarat yang kita miliki, semuanya tidak cukup untuk mengumpulkan semua bagian patung Buddha. Karena itu kita harus menggunakan cara lain... Wang Xia, sejak awal kita sudah berada dalam jebakan. Para Orang Suci Barat jelas ingin memusnahkan kita sepenuhnya. Alur cabang kali ini adalah permainan hidup-mati. Jika kamu berharap aku menggunakan strategi taktis untuk menyelesaikan ini, maka dengan menyesal kuberitahu: Permainan tidak bisa dipecahkan... Mengertilah? Mengapa aku selalu bicara tentang menggunakan kekuatan untuk menghancurkan kecerdasan..."
"Dengan sepenuhnya menempatkan skenario pada kekuatan, rencana terakhir inilah yang menjadi penghancuran kecerdasan sejati dalam seluruh strategi!"
