"Situasinya sebenarnya sederhana. Uni Soviet mendapatkan salah satu komponen patung Buddha. Sebagai salah satu kutub dunia masa depan, kesadaran akan hegemoni sudah tertanam di kalangan pimpinan Soviet sejak lama. Saat mereka mengetahui kita bergerak ke pesisir Pasifik Amerika, pasti mereka takkan menyerahkan komponen itu. Mungkin mereka justru ingin kita menghancurkan Amerika Utara..." Chu Xuan mengunyah apel di tangannya sambil berbicara pada Zheng Zhuo yang duduk di hadapannya.
Zheng Zhuo terdiam membeku memandangi Chu Xuan. Dengan bingung dia bertanya: "Apa kau sebelumnya tidak pernah mencurigai Uni Soviet?"
"Chu Xuan telah menghabiskan apel ketujuh yang dikeluarkannya, sebelumnya masih ada empat mentimun kecil dan beberapa buah berwarna cerah namun tidak bisa menyebutkan namanya. Dia seperti orang yang belum makan selama beberapa hari, hingga setelah semua makanan itu habis, barulah dia berkata: 'Keraguan tidak berguna. Sebelum kami menunjukkan kemampuan yang cukup, tidak ada kekuatan negara yang akan terancam oleh beberapa orang. Jika sebelumnya kami mengancam mereka untuk menyerahkan bagian patung Buddha, reaksi mereka lebih mungkin menyangkal mati-matian atau langsung menghancurkan bagian tersebut. Namun jika kami mengancam dengan senjata pemusnah dunia dan menguji di wilayah lain, maka lima puluh persen kemungkinan mereka akan menantang kami untuk menyerahkan senjata itu atau menukar dengan bagian patung Buddha. Karena mereka tahu ini penting bagi kami, dan kami tidak berani menghujam langsung ke zona target. Dengan ini, kami harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari secara detail.'"
"'Jadi lebih baik seperti sekarang, tidak meragukan siapapun. Tidak mencurigai kelompok manapun, langsung bertindak seolah tidak tahu lokasi bagian patung Buddha. Tembak terus sampai giliran zona tersebut. Mereka tidak tahu kami hanya punya satu Meriam Magis, tidak tahu berapa kali kami bisa menembak. Di bawah tekanan penghancuran tanpa diskriminasi ini, kecuali benar-benar tidak memiliki bagian patung Buddha, untuk menghindari serangan sembarangan mereka harus mengeluarkannya. Dalam penghancuran massal ini, bertahan hidup adalah pilihan paling nyata.'"
Setelah Chu Xuan dan yang lain berpisah di pesisir Pasifik Amerika, informasi tentang keberadaan mereka sengaja disebarkan melalui mulut Partai Nasionalis. Lebih dari satu jam kemudian, ketika Chu Xuan hendak menggunakan tembakan ketiga Meriam Magis ke wilayah tengah Amerika, kabar datang dari Uni Soviet. Mereka mengklaim memiliki komponen terakhir patung Buddha, dengan permintaan yang sederhana: metode pembuatan "Pedang Terbang" yang memungkinkan penerbangan solo, yaitu metode produksi Green Devil Skateboard. Meski sebenarnya para petinggi Soviet sangat menginginkan Meriam Magis - senjata super yang ditopang empat kaki kuda kerangka - mereka tidak berani mengajukan permintaan "berlebihan" itu. Setelah pertimbangan matang, alat transportasi pribadi berkecepatan tinggi dan praktis ini menjadi pilihan utama. Dengan teknologi ini, konsep kedalaman strategis dan hambatan medan akan punah. Walau daya gentarnya kalah dibanding senjata super, nilai praktisnya justru melebihi.
"Bagaimana hasilnya? Apa kau benar memberikan metode pembuatan Green Devil Skateboard ke mereka?" Zheng Zhuo bertanya penasaran.
Chu Xuan mengangguk dan berkata: "Memberi atau tidak tidak masalah, mereka punya metode produksi pun tetap tidak bisa membuat produk jadi. Green Devil Skateboard memiliki beberapa komponen yang hanya bisa ditukar dari 'Sang Tuan'. Itu bahkan bahan yang tidak bisa kubuat. Lagipula Green Devil Skateboard kita sudah dimodifikasi, harus menggunakan energi dalammu untuk mengisi daya. Jadi tidak masalah memberi mereka. Sekalian juga memberi satu unit mesin contoh sesuai permintaan mereka. Makanya saat kembali, mereka berdua naik Green Devil Skateboard yang sama." Setelah berkata demikian, Chu Xuan menunjuk ke arah Cheng Xiao dan Wang Xia.
Saat ini tinggal tiga belas jam lagi sebelum mencapai tujuh hari waktu kritis. Chu Xuan dan yang lain benar-benar berkeliling dunia. Berkat mobilitas tinggi Green Devil Skateboard, akhirnya mereka kembali ke pintu masuk Makam Shanxi di Tiongkok tepat sebelum waktu kritis. Kebetulan Zheng Zhuo baru saja menghabisi sekelompok petarung perkasa kuning yang menyerang. Setelah berdiskusi, semua orang memutuskan untuk istirahat satu jam dulu, lalu memasuki makam dalam sisa dua belas jam, saat itulah giliran Zheng Zhuo bertempur.
"Perjalanan yang sangat panjang ya." Zheng Zhuo memandangi semua orang di hadapannya sambil menghela napas.
Cheng Xiao melambaikan tangan: "Nggak lama juga kok, baru tujuh hari aja..."
“Ya, cuma tujuh hari saja…” Zheng Zhuo langsung menggigit giginya berkata: “Aku cuma dikalkulasi seseorang, terjebak di dunia mimpi selama setengah tahun lebih! Itu pun di pulau terpencil, sialan cuma ada sekumpulan anak kecil! Dan yang paling parah, aku tidak bisa bangun dengan kehendak sendiri. Kalau kau alami pengalamanku, pasti kau juga akan bilang ‘ini terasa sangat lama’!”
Menanggapi keluhan Zheng Zhuo yang “dikalkulasi lagi”, Chu Xuan sama sekali tidak berusaha mengelak. Sejak dulu dia memang tidak pernah memberi penjelasan atas tindakannya. Terus terang bersikap “Aku yang lakukan, mau apa?”. Seperti sekarang, sikapnya yang seperti itu membuat Zheng Zhuo geram sampai giginya gatal, ingin menggigit dagingnya sebesar-besar biar puas.
“Sudah berkali-kali kukatakan! Kita ini sahabat! Aku sahabatmu, semua orang adalah sahabatmu! Tidak peduli seberapa kesepian dirimu sebelumnya, seberapa hampa perasaanmu, bahkan seolah tak punya hati! Tapi kami semua adalah sahabatmu... Kami takkan membuangmu saat kau membutuhkan kami, juga takkan menyerahkan punggungmu pada monster dan bahaya! Jadi, apapun rencana, skenario, atau desain yang ingin kau lakukan, beri tahu kami ya? Kali ini jika kau beri tahu aku akan memasuki dunia mimpi dan tinggal di sana setengah tahun bahkan lebih, aku pasti...” Zheng Zhuo berteriak keras, namun saat sampai di sini ia ragu-ragu menghentikan ucapannya, seolah sedang membayangkan bagaimana ia akan menghadapi situasi ini jika sudah diberi tahu sebelumnya.
Chu Xuan menyeringai dingin dengan nada mengejek: "Jika keadaan sudah berkembang sampai aku harus menyerahkan punggungku pada kalian untuk dijaga, apakah kau benar-benar ingin mengalami situasi seperti itu?"
Zheng Zhuo dan orang-orang di sekitar sama-sama terkejut. Mereka membayangkan diri mereka terjebak dalam keadaan seperti itu. Jika benar-benar sampai Chu Xuan harus mengandalkan mereka untuk perlindungan, maka itu pasti jurang maut. Sekarang masalahnya sederhana: apakah memaksa Chu Xuan bergantung pada sahabat seperti orang biasa meski kita berada di jurang maut, atau tetap mengandalkan Chu Xuan seperti biasa meski terus diatur dalam skenario, tapi bisa pulang dengan selamat ke dimensi ruang "Dewa Utama"... Seketika, semua orang langsung menggelengkan kepala.
Tapi Zheng Zhuo masih bersungut-sungut tak puas: "Tapi kamu juga bisa memberitahuku sebelumnya tentang rencana yang kamu buat. Misalnya kali ini, kamu bisa memberitahuku dulu bahwa memakai kacamata itu akan memasuki dunia mimpi!"
Chu Xuan tidak menghiraukannya, sambil menyusun bagian patung Buddha dia berkata: "Jika kamu bisa memahami apa yang kukatakan dan benar-benar melaksanakannya tanpa diskon karena masalah watakmu, aku memang bisa memberitahukan skenario kepadamu sebelumnya. Tapi ini sulit, jika benar-benar melakukannya, kamu bukan lagi Zheng Zhuo, ini juga bukan watakmu... Misalnya kali ini, jika aku memberitahukan efek samping kacamata ini sebelumnya, yang akan kamu lakukan adalah... menunda memakainya, pastinya kamu akan bilang 'nanti setelah kembali ke ruang Sang Tuan baru dipakaikan kacamata untuknya'..."
"Bisa kok kembali ke ruang 'Sang Tuan' dulu baru memakaikan kacamata untuknya!" Zheng Zhuo kebetulan berseru bersamaan, setelah mengatakannya dia langsung terkejut. Cukup lama baru bertanya: "Kenapa tidak boleh?"
"Karena masalah waktu." Chu Xuan menghela napas berkata: "Kami semua tidak bisa memastikan durasi kamu di dunia mimpi, jadi memilih kesempatan memasuki dunia film horor kali ini, kita punya cukup waktu untuk menidurkanmu lagi. Bahkan jika kamu belum bangkit sebelum batas tujuh hari, kita tetap bisa mengalahkan Dewa Utama. Meski ada kemungkinan gagal, tapi tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan opsi lain. Namun jika kamu kembali ke ruang 'Sang Tuan' lalu masuk ke dunia mimpi, muncul masalah: Bagaimana jika setelah semua waktu itu habis kamu tetap tidak bangun? Bagaimana kami membawamu masuk ke siklus film horor? Bagaimana jika film horor berikutnya adalah operasi tempur tim? Bahayanya jauh lebih mengerikan dari pertempuran kali ini. Jadi, memilih masuk ke dunia mimpi selama alur cabang ini adalah pilihan terbaik."
"Walau terdengar masuk akal..." Zheng Zhuo masih bersikukuh: "Tapi perasaanku? Tiba-tiba dikalkulasi, dibuang di pulau terpencil lebih dari setahun! Setiap hari hanya melihat sekumpulan LOLI dan anak kecil mondar-mandir! Menurutmu ini menyenangkan?"
Chu Xuan tiba-tiba berhenti merakit komponen patung Buddha. Ia menoleh sambil tersenyum sinis mendesis. Kemudian kembali fokus. Zheng Zhuo yang sebelumnya sudah mulai mereda amarahnya, kembali menggigit gigi geram...
“Situasi dasarnya seperti ini... Cih! Cih!” Zheng Zhuo meludah beberapa kali, lalu berseru keras: "Tersisa 12 jam menuju waktu kritis tujuh hari, sekitar sejam lagi pasukan petarung perkasa kuning akan menyerang... Karena semua sudah istirahat cukup, mari kita memasuki makam bawah tanah, menuju Balai Gantung di Udara, untuk menghadapi 'dewa' senjata biologis kuno!"
“Mari rebut harta karun yang ditinggalkan leluhur kita, dan saksikan kedahsyatan kekuatan kultivasi xiuzhen!”
Zheng Zhuo mengangkat pedang Tiger Soul-nya dan memimpin rombongan menuju lembah. Di sana masih ada ribuan pasukan Nasionalis yang berjaga - pasukan Yan Xishan. Perwira tinggi mereka telah menerima instruksi dari pimpinan partai, juga mengetahui peristiwa internasional terbaru. Misi pasukan ini bukan lagi menghalangi masuknya penyusup ke makam, melainkan lebih seperti penjaga gerbang bagi para dewa Timur ini, agar tidak memancing kemarahan makhluk supranatural yang berpotensi menghancurkan dunia.
Tim Zhongzhou memasuki Balai Gantung di Udara. Saat ini, waktu tersisa menuju titik kritis masih 12 jam...
