"Situasi dasarnya seperti ini, bola cahaya besar sekitar lima ribu meter kubik ini mengandung energi yang sangat mengerikan. Jika dikonversi secara setara, energi yang digunakan untuk menahan serangan Ling Dian tadi saja hampir setara dengan seluruh energi ledakan bom nuklir kecil berkekuatan lima puluh ribu ton. Perkiraan error energinya tidak lebih dari sepuluh persen. Dan ini baru menggunakan kurang dari seperseribu total energi bola cahaya... Pada dasarnya, untuk menghabiskan seluruh energi bola ini, jika menyerang dari posisi aman, kita butuh setidaknya sebulan. Itu belum termasuk kemampuan pemulihan energi bawaan bola cahaya..." Chu Xuan menjelaskan ke orang-orang di sekitarnya.
Orang-orang lain menyimak dengan seksama, hanya Zheng Zhuo yang penasaran bertanya: "Dang... Kapan lagi kau memodifikasi kacamatamu? Bisa melihat apa di situ? Apa seperti kacamata penguji kekuatan tempur di komik itu yang bisa mengubah kekuatan tiap orang jadi angka?"
Chu Xuan meliriknya sebentar, mengabaikannya, lalu melanjutkan: "Bola cahaya ini sampai sekarang belum menunjukkan perubahan apapun. Jadi kita cukup aman berdiri di sini..."
Zhang Heng tiba-tiba menyela: "Chu Xuan... Bom nuklir lima puluh juta ton kekuatannya, kira-kira setara dengan apa?"
"Hmm... Sekitar satu tembakan Meriam Magis. Ada masalah?" jawab Chu Xuan datar.
(Dengan kata lain, kita sekarang sedang berdiri di sebelah meriam yang setara Meriam Magis? Ini masih dianggap tidak masalah?)
Tanpa memperhatikan pikiran liar orang di sekitar, dari alun-alun yang menyambung ke tepi loteng. Saat ini sudah lebih dari satu jam berlalu, sekitar sepuluh jam lagi menuju waktu kritis tujuh hari. Tapi karena patung Buddha sudah dipulihkan, para petarung perkasa kuning tidak muncul lagi. Jadi semua orang berkumpul di alun-alun membahas saran dengan serius tanpa gangguan.
"Chu Xuan, apa proposalmu? Sudah berbicara begitu lama tapi belum menyentuh inti." Zheng Zhuo menatap bola cahaya yang tak berubah sejak satu jam lalu. Waktu terus berjalan, diskusi mereka tak membantu alur cabang ini. Akhirnya dia bertanya dengan tidak sabar pada Chu Xuan.
Chu Xuan mengangguk mantap: "Zhang Heng, Wang Xia, buat empat lubang kuku kuda di tanah..."
(......Pasti orang ini menyembunyikan sesuatu dari kita......)
Zheng Zhuo menghela napas pasrah melihat Zhang Heng dan Wang Xia mati-matian menahan Chu Xuan. Meski tahu Chu Xuan merahasiakan sesuatu, dia tak berdaya. Sejak awal mengenal pria ini, dia tak pernah luput dari kalkulasinya atau menebak isi hatinya. Terus menebak pikiran Chu Xuan lebih bodoh daripada diskusi strategi di sini. Mungkin selamanya tak akan bisa dia tebak...
Zheng Zhuo menggigit gigi dengan keras dan berkata: "Sudahlah! Terus memikirkan ini tidak akan menghasilkan apapun! Ayo bertarung. Sial, aku tidak percaya dengan kemampuan tim kita saat ini masih kalah dari yang disebut 'Dewo Awal' ini. Begini saja, untuk strategi pertarungan ikuti perintahku... Chu Xuan, keluarkan dulu batu energimu. Susun formasi pemulihan yang kita dapatkan di Cincin Sihir, pertarungan ini mungkin akan memakan waktu lama. Aku butuh cara untuk memulihkan energi dengan cepat. Kemudian anggota tempurnya adalah... Ling Dian, Zhang Heng, berikan dukungan jarak jauh. Saat diperlukan, aku perlu kalian menggunakan Mata Iblis Fangzheng dan Panah Listrik. Wang Xia, ikuti komandoku. Ketika aku berteriak memerintahkan serangan, kendalikan bom nuklir mini untuk menyerang titik tertentu di bola cahaya ini. Zhao Yingkong... Zhao Yingkong..." Di sini dia menghela napas pelan. Dalam hati, dia teringat sosok Zhao Yingkong yang dulu. Jika gadis kecil itu masih ada, dengan kemampuan tubuhnya yang bisa menyerap kekuatan jiwa, hanya perlu menyerap sedikit energi spiritual di permukaan, Zheng Zhuo bisa menyelusup ke dalam bola cahaya untuk serangan mendadak...
"Zhao Yingkong, kau bertugas melindungi semua orang dari jarak dekat. Jika bola cahaya ini mengalami perubahan apapun, atau mulai menyerang ke arah kita, gunakan kemampuan Shan Ling Vakum Bo dan skill laser bawaan pedangmu sekuat tenaga. Keselamatan semua orang aku serahkan padamu..."
Zhao Yingkong menatap Zheng Zhuo dalam-dalam, makna di balik tatapannya begitu kompleks hingga Zheng Zhuo sempat mengira ingatannya telah pulih seketika. Namun gadis kecil itu hanya mengangguk diam-diam, tanpa bicara, menggenggam erat pedang berat dua tangan siluman di tangannya, lalu melangkah ke barisan terdepan kelompok.
Zheng Zhuo menghela napas, lalu menggelengkan kepala. Ia menatap Chu Xuan: "Chu Xuan, aku tak tahu apa yang kausembunyikan, tapi aku yakin kau takkan berbuat jahat pada tim. Intinya, begitu ada hal yang membahayakan kelompok, kau berhak mengambil keputusan apapun... bahkan mengkalkulasiku, paham? Meski akulah yang memimpin pertempuran ini, jika situasi berubah aku tetap butuh bantuanmu... Cukup! Bicara lebih lama hanya buang-buang waktu. Ayo, kita bertempur!"
Usai berkata, Zheng Zhuo mengeluarkan pedang Tiger Soul dari Cincin Na. Bilah legendaris semi-transparan berwarna merah menyala itu memancarkan kilau genit, aliran cahaya berkerlap-kerlip di udara. Saat Zheng Zhuo berlari ke depan, jejak cahaya itu seolah tertinggal di tempat. Namun ketika ia menginjakkan kaki di daratan raksasa tempat loteng berdiri, kilau magis pedang tiba-tiba tertekan oleh sesuatu. Seketika, seluruh bilah menjadi sedikit redup.
"Keturunan ras berkulit kuning, ujian ini hanya untuk menguji kemampuan kalian menjaga warisan leluhur. Jika tak mampu, demi mencegah warisan ini jatuh ke ras kulit asing, kalian semua akan mati di sini sampai rombongan berikutnya ras kuning datang..."
"Ujiannya sederhana: hancurkan 'Proto-Deva'. Berdasarkan blueprint Proto-Deva ini, kami kultivator xiuzhen bersama para suci telah menciptakan 34 ruang 'Dewa Utama'. Kecuali beberapa ruang besar sebagai tempat penampungan terakhir saat umat manusia hampir puna, sebagian besar akan jadi arena ujian reinkarnasi. Proto-Deva ini juga memiliki kemampuan dasar pengendalian energi Dewa Utama. Dengan teknologi penciptaan makhluk hidup dari kami dan teknologi aliran energi dari para suci, kemiripan genetiknya dengan manusia mencapai 98%. Ini adalah barang yang bisa dikorbankan di garis depan pertempuran melawan makhluk-makhluk itu. Tapi demi keselamatan kalian, kami tak akan membuka semua kemampuan 'dewa'. Proto-Deva ini hanya punya cahaya jiwa defensif tanpa kemampuan evolusi tempur."
"Begitu saja. Hancurkan lapisan perlindungan cahaya jiwa Proto-Deva. Jika berhasil, Cahaya Dao Tiga Kemurnian yang menyelimuti loteng akan lenyap. Jika nekat menerobos sekarang, saat perangkap aktif, semua kehidupan dalam radius puluhan ribu li akan musnah kecuali cahaya jiwa Proto-Deva ini..."
"Selain itu, Balai Gantung di Udara ini melarang segala bentuk penerbangan menggunakan alat bantu. Penerbangan dengan kekuatan diri sendiri atau lompatan tidak termasuk dalam larangan ini. Ini untuk mencegah kalian mengandalkan alat luar untuk meraih kemenangan. Ingat, benda luar bukanlah jalan yang abadi, kultivasi diri sendiri adalah jalan sejati!"
"Berjuanglah dengan baik, wahai keturunan ras kulit kuning. Jangan sampai mempermalukan muka kultivator xiuzhen dari golongan kita. Dari tiga ras manusia, posisi pemimpin ras kulit kuning tidak boleh direbut! Ingat baik-baik..."
Saat Zheng Zhuo menginjakkan kaki di tanah loteng, perkataan ini langsung tercetak di pikiran semua orang. Anehnya, Jonathan dan dua karakter dari plot asli lainnya tidak menunjukkan reaksi apapun, seolah mereka tidak mendengar ucapan tadi.
Setelah suara itu menghilang, bola cahaya yang mengambang di udara perlahan turun ke tanah. Benar-benar berukuran ekstrim! Volume sekitar lima ribu meter kubik. Konon benda ini adalah makhluk hidup, sungguh sulit dipercaya. Untungnya saat menyentuh tanah, cahayanya mulai meredup dengan cepat dan semakin cepat memudar.
Zheng Zhuo menghela napas lega. Ia menoleh sambil tertawa, "Syukurlah mereka berhasil menyegel sebagian besar kekuatan 'Dewa Prototipe' ini. Sekarang kita hanya perlu menghancurkan perisainya. Aku yakin dengan status 'Penghancur', pasti bisa... Eh? Kenapa kalian memandangiku dengan ekspresi berlebihan seperti itu?"
Semua orang terdiam membeku melihat Zheng Zhuo, bukan, seharusnya melihat belakang Zheng Zhuo, bahkan Chu Xuan pun menunjukkan ekspresi, meskipun itu adalah ekspresi antusiasme belaka...
Zheng Zhuo dengan bodohnya memutar kepalanya, yang terlihat adalah bola cahaya itu tiba-tiba menyusut ke dalam dengan cepat, semua sumber cahaya seolah menyusut menjadi titik kecil, sementara permukaan bola cahaya terus-menerus bergerak-gerak. Secara keseluruhan, terlihat seperti telur raksasa yang sedang menetas, seolah makhluk di dalamnya akan segera keluar.
"Sial, apakah kultivator xiuzhen sedang bercanda? Bukannya mereka bilang kita hanya perlu menghadapi telur ini? Mengapa muncul monster raksasa ini? Tidak bisa dipercaya!" Zheng Zhuo langsung berteriak keras, namun setelah beberapa kalimat, dia sudah pulih dari keterkejutan ke kondisi tenang. Sekarang sedang dalam pertempuran, dia harus menjaga kekuatan tempur terkuatnya untuk melindungi semua orang... Dan di area loteng ini tidak bisa menggunakan Green Devil Skateboard?
Zheng Zhuo menggenggam Jiwa Harimau dan berlari kecil menuju telur raksasa yang terus bergerak-gerak. Sebelum dia mencapai jarak 100 meter, bagian atas telur itu tiba-tiba terbelah, disusul suara robekan keras. Sebuah telapak tangan raksasa aneh menjulur keluar dari lubang itu, mengarah lurus ke atas telur raksasa tersebut.
Tangan ini menjulur keluar dari telur selama beberapa detik, lalu merobek cangkang telur raksasa dengan kekuatan penuh. Seketika, seluruh cangkang telur terbelah menjadi dua bagian. Sebuah monster humanoid setinggi lebih dari 40 meter muncul di lokasi telur tersebut. Permukaan tubuh monster ini dilapisi bahan logam mirip cangkang, sementara di dadanya bersinar titik cahaya terang benderang. Saat benar-benar keluar dari telur, Zheng Zhuo berada setidaknya seribu meter lebih darinya. Tiba-tiba cahaya di dadanya berkedip dahsyat, dan posisi Zheng Zhuo langsung terjerembab dalam ledakan maha dahsyat...
Inilah "Dewa Purba" sejati - senjata biologis perang yang digunakan para kultivator xiuzhen dan orang suci di masa lalu... Sang Dewa!
