Meski Wang Xia masih terkejut, reaksinya cukup cepat. Dia segera menyambar Chu Xuan yang paling dekat dengannya. Saat itu, rambut Chu Xuan sudah memutih dan kerut di wajahnya terlihat seperti berusia 50-60 tahun. Ketika tanah tempatnya berdiri mulai runtuh, akhirnya dia melepas kondisi penggunaan Kekuatan Keyakinan. Tanpa sepatah kata pun, dia langsung pingsan tak sadarkan diri, tak peduli sekeras apa Wang Xia berteriak memanggilnya.
Di sisi lain, Zhang Heng juga kehabisan tenaga. Saat daratan mulai hancur, Zhao Yingkong menarik kerah bajunya dari belakang. Seorang pria dewasa malah diangkat seperti kucing oleh gadis kecil, sungguh memalukan. Tapi dalam situasi darurat ini, dia tak punya tenaga untuk protes. Nasibnya sial, tak lama setelah jatuh, kepalanya terluka parah oleh batu terbang. Meski belum pingsan, kepalanya pusing dan tenaganya habis - kondisinya hampir sama seperti tak sadarkan diri. Nyawa keempat orang ini kini hanya bergantung pada dua orang yang masih bertahan.
Meskipun Wang Xia berhasil menggenggam Chu Xuan, situasi jatuh bebas tanpa henti membuatnya panik. Alun-alun tempatnya berdiri kini telah hancur sepenuhnya. Di bawah reruntuhan batu dan pecahan batuan, terhampar lautan magma merah menyala yang luas. Kedalaman lokasi ini sudah mencapai mantel bumi, di mana suhu dan tekanan yang ekstrem mustahil ditahan oleh orang biasa. Saat daratan masih utuh, semua orang tidak merasakannya karena adanya larangan teknologi kultivasi xiuzhen yang melindungi seluruh alun-alun. Namun ketika semuanya runtuh, barulah mereka merasakan hawa panas yang menyengat dan tekanan dahsyat di sekeliling.
Wang Xia benar-benar terdiam ketakutan dalam kondisi seperti ini. Baru setelah melihat Zhao Yingkong memanjat reruntuhan batu dengan lompatan beruntun ke atas, kesadarannya kembali. Entah mengapa, kecepatan jatuh mereka jauh melebihi batuan-batuan tersebut. Mereka terjatuh dengan percepatan gravitasi penuh, sementara batuan-batuan itu seperti mendapat pengaruh kekuatan tertentu sehingga tidak mengalami percepatan gravitasi normal. Perlahan, keempat orang ini terperosok ke zona tengah antara pecahan-pecahan kecil dan bongkahan besar. Jika terus jatuh, mereka akan terjun bebas tanpa pijakan langsung ke dalam magma. Oleh karena itu, tindakan Zhao Yingkong merupakan satu-satunya cara menyelamatkan diri saat ini: terus melompat ke atas untuk memperpanjang waktu sebelum menghantam magma. Sisanya, mereka hanya bisa berdoa... berharap Imhotep yang sedang terbang turun itu memiliki kecepatan yang cukup.
Walau Wang Xia sudah tahu apa yang harus dilakukan, kemampuan fisiknya bahkan tidak mencapai setengah dari Zhao Yingkong, mustahil baginya untuk melompat ke atas dengan lincah seperti itu. Namun dia memiliki caranya sendiri. Pada kondisi genting itu, dia mengubah kekuatan gaib menjadi makhluk hidup bom yang bisa terbang, lalu dia menginjak permukaan tubuh identitas mirip kelelawar tersebut untuk terus melompat ke atas. Setiap makhluk ini hanya bisa menahan tenaga yang sangat kecil, sehingga Wang Xia harus terus berganti menginjak makhluk ini. Setiap kali menginjak, dia harus membuat yang baru, sampai makhluk bom yang diinjaknya terbang kembali ke atas. Kekuatan gaib Wang Xia sudah tinggal sisa terakhir.
Meski begitu, keempat orang terus terjun ke bawah. Saat mereka semakin dekat dengan magma di dasar, tiba-tiba bayangan hitam besar menyelimuti dari atas kepala mereka. Sebagian dari daging cincang raksasa itu baru saja jatuh, tepat di atas kepala mereka - serpihan alun-alun yang mengambang di puncak. Daging ini adalah salah satu potongan yang jatuh dari serpihan alun-alun tersebut.
Meski disebut "salah satu potongan", ukuran daging ini mencapai sekitar seratus meter persegi. Saat menjatuhi keempat orang dari atas, posisi mereka yang melayang di udara tanpa tumpuan membuat mustahil menghindar. Nyaris saja keempat orang tertelan daging tersebut dan terhempas bersama ke dalam magma. Saat itu, semua orang benar-benar akan tewas. Sekalipun Imhotep terbang secepat mungkin, tetap tidak akan berguna.
Zhao Yingkong saat ini posisinya masih di atas Wang Xia. Dengan satu tangan dia membawa Zhang Heng. Tangan lainnya menggenggam Pedang Kemenangan dan Sumpah, lalu dengan tegas dia menghadapi gumpalan daging itu. Tapi baru saja mendekat, suara gedebuk "braak" terdengar, lapisan dinding energi tak kasat mata menghalang di antara mereka. Gaya tolak-menolak antara kedua pihak langsung membuatnya terjatuh ke bawah. Berkat makhluk hidup bom terbang yang dikirim Wang Xia tepat waktu, dia bisa menginjaknya lalu melompat ke batu lain yang tak jauh.
Zhao Yingkong dan Wang Xia saling memandang dengan merinding. Ketika inti kendali Dewa Nomor Nol hancur dan mulai bermutasi menjadi gumpalan daging, kemampuan cahaya jiwa itu sudah menghilang tanpa bekas. Seandainya tidak, mereka tak mungkin bisa bertahan lama melawan gumpalan ini. Faktanya, hanya segelintir anggota Tim Zhongzhou yang bisa menghancurkan cahaya jiwa ini, dan sama sekali bukan dia maupun Wang Xia...
（Bagaimana? Apakah aku akan mati? Perasaan putus asa seperti ini... Sepertinya pernah kualami sebelumnya, saat menghadapi cahaya jiwa. Tapi kapan aku pernah berhadapan dengan cahaya jiwa? Siapa yang menggunakan cahaya jiwa itu? Sepertinya aku ingat... Saat itu aku...）
Ekspresi mata Zhao Yingkong tiba-tiba berkedip, seolah terjatuh dalam kondisi tak sadarkan diri atau kebingungan. Di momen genting seperti ini, gadis ini justru mengalami keadaan seperti itu, membuat Wang Xia yang terus mengawasinya dari kejauhan menjerit ketakutan. Namun kemudian, Wang Xia mendengar suara tertawa samar-samar, seperti seorang gadis kecil yang tiba-tiba tertawa. Tapi dia tidak berani memastikan: pertama, kepribadian Zhao Yingkong mustahil mengeluarkan suara tertawa seperti itu; kedua, suara ledakan batu di sekelilingnya begitu keras hingga pendengarannya tidak jelas. Sebelum sempat sadar kembali, Zhao Yingkong yang membawa Zhang Heng kembali menyerbu gumpalan daging itu. Tapi kali ini terjadi sesuatu yang tak terduga - cahaya jiwa gumpalan daging itu sama sekali tidak berfungsi. Dengan sentuhan ringan Zhao Yingkong, mereka langsung menembus masuk ke dalam daging tersebut. Entah bagaimana, gumpalan raksasa itu mulai terbelah dan layu dari titik penetrasi Zhao Yingkong. Saat potongan daging layu berjatuhan dari atas, Wang Xia melihat Zhao Yingkong sedang memandang ke bawah dari ketinggian. Gadis kecil itu tersenyum lembut, tapi matanya memancarkan kedinginan yang tak terperi...
Di lokasi yang sangat jauh dari Zhao Yingkong dan yang lain, Zheng Zhuo yang berada dalam cahaya hijau muda sepuluh ribu zhang juga terus terjatuh ke bawah. Sebenarnya situasinya tidak terlalu buruk. Setidaknya dalam Tiga Cahaya Suci Qing yang bisa melarutkan segalanya ini, api putih di permukaan tubuhnya - yakni cahaya jiwa miliknya - justru tidak bisa larut. Inilah mungkin maksud pesan para kultivator xiuzhen tersebut. Saat cahaya hijau muda sepuluh ribu zhang itu meletus, sebagian besar benda di loteng tempatnya berada telah sepenuhnya larut. Kecuali beberapa artefak kultivasi dan batu kilatan cahaya, saat ini Zheng Zhuo benar-benar melayang di kekosongan. Di sekelilingnya hanya ada cahaya hijau muda, semua remukan batu telah sepenuhnya menghilang tanpa bekas.
Zheng Zhuo saat ini benar-benar tidak bisa bergerak, cahaya hijau sepuluh ribu zhang ini seolah memiliki berat seperti Gunung Tai, langsung menekan Zheng Zhuo jatuh ke aliran magma. Jangankan mengepakkan sayap, bahkan energi dalam dan kekuatan yuan zhen dalam tubuhnya seakan membeku. Hanya energi vampir dan kekuatan magis yang masih bisa bergerak sedikit. Maka tanpa pikir panjang, dia segera memasukkan kekuatan magis ke dalam Pedang Tiger Soul. Benar saja, di pedang itu muncul lagi tekanan intimidatif yang sulit diungkapkan kata-kata. Tiga cahaya suci Tao di sekitar pedang itu seketika berdistorsi, seolah sengaja menghindari tekanan dari Pedang Tiger Soul. Zheng Zhuo langsung merasakan lengan yang memegang pedang itu terbebaskan. Segera dia mengayunkan Pedang Tiger Soul dengan sekuat tenaga ke segala arah, menyobek celah besar pada tiga cahaya suci yang tebal dan padat itu. Memanfaatkan celah yang belum menutup ini, Zheng Zhuo mengerahkan seluruh energi dalam dan energi vampirnya. Dengan ledakan kekuatan penuh dari status 'Penghancur', akhirnya dia berhasil keluar dari jangkauan cahaya hijau itu. Namun berbagai kitab xiuzhen dan artefak yang ada di dalam cahaya itu, semuanya tidak bisa dia ambil lagi setitik pun.
Zheng Zhuo menoleh ke belakang dengan penuh penyesalan memandangi ribuan titik cahaya yang semakin menjauh bersama pudarnya cahaya hijau. Ia kemudian melihat batu-batu berpendar dan lonceng kecil di telapak tangannya, serta cermin yang tergenggam di jarinya. Meski hanya secuil dari harta kultivasi xiuzhen yang besar, setidaknya ini lebih baik daripada tidak sama sekali. Nilai benda-benda ini sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan beberapa Plot Cabang Level S. Setelah tertegun sejenak, ia pun terbang membalikkan arah dengan tekad baja menuju tempat di mana para sahabatnya menanti penyelamatan... Akhirnya, alur cabang kali ini pun berakhir.
Zhao Yingkong dan Wang Xia telah mencapai lapisan teratas reruntuhan batu. Sebenarnya mereka sempat melesat lebih tinggi lagi menggunakan wahana terbang bom milik Wang Xia, namun akhirnya benar-benar tak berdaya. Mereka hanya bisa menunggu penyelamatan atau menghadapi kematian.
Perasaan Wang Xia sementara tidak perlu disebut, hanya tegang menatap ke langit. Reaksi Zhao Yingkong sangat aneh, dia mengangkatnya setinggi mata dan menatap pria itu sampai membuatnya merinding, lalu tersenyum manis melihat Wang Xia, terutama melihat Chu Xuan yang dipegang Wang Xia. Ekspresinya campuran antara aneh dan imut. Tapi sebelum gadis kecil ini bertindak, seberkas api putih melesat dari kejauhan. Api putih itu adalah Zheng Zhuo yang baru lolos dari cahaya hijau sepuluh ribu zhang. Begitu muncul, dia memadamkan api putih itu lalu berteriak lantang: "Syukur kalian semua di sini! Jika jatuh ke bawah pasti bahaya..." Setelah itu, dia menyimpan pedang Tiger Soul ke dalam Cincin Na, merangkul pinggang Zhao Yingkong, lalu dengan sekepak sayap terbang mendekati Wang Xia.
"Hehe, kenapa mesra sekali? Mau menggoda saya? Hati-hati nanti saya laporkan ke pacar kecilmu ya..."
Zheng Zhuo yang awalnya gembira bisa menyelamatkan sahabat-sahabatnya tiba-tiba kaget mendengar suara tak pantas ini. Tangannya gemetar hampir menjatuhkan Wang Xia yang dipegangnya. Zhao Yingkong di pelukannya tertawa renyah, sama sekali tak seperti sosok dingin biasanya. Tapi matanya tetap berwajah dingin, seakan bisa menembus hati manusia.
“Zhao Yingkong... Apakah kita sahabat?”
“Eh... Hmm.”
“Kalau begitu lihatlah kami dengan pandangan sebagai sahabat... Selamat datang kembali Zhao Yingkong, lalu mari kita semua pulang bersama ke dunia kita...”
Zheng Zhuo menanggung beban empat orang dengan diam-diam terbang ke atas, disambut angin puyuh yang membawa beberapa Green Devil Skateboard. Akhirnya, misi alur cabang yang nyaris merenggut nyawa ini pun berakhir...
