Mengenai film "Independence Day", bahaya dari film horor ini akhirnya sudah benar-benar dipahami. Yang dimaksud dengan bertahan hidup selama tiga hari adalah melarikan diri dari pengejaran pasukan darat alien dalam kondisi tidak memiliki pesawat terbang pribadi. Karena sekarang alien tidak seperti dalam alur cerita asli yang hanya mengerahkan angkatan udara saja. Alien sekarang benar-benar terlihat seperti penjajah, setidaknya lebih meyakinkan dibandingkan dalam plot original yang hanya mengirim pasukan terbang.
"Tapi apa artinya ini? Sepertinya tidak ada maknanya? Asalkan kita tidak mendekati pasukan darat mereka, bukankah masalah selesai?" Zheng Zhuo penasaran bertanya pada Chu Xuan.
Chu Xuan sepertinya sudah menyelesaikan rencana pembuatan virus komputernya. Setidaknya sejak kemarin kabur dari Washington, dia tidak lagi menyentuh laptop itu. Justru gadis itu yang antusias bolak-balik membuka laptop sambil terus bertanya detail proses pembuatannya. Tentu saja, setiap kali ditolak mentah-mentah, tapi dia pantang menyerah terus mengulangi pertanyaannya, seolah sama sekali tidak melihat ekspresi dingin yang sudah sangat jelas di wajah Chu Xuan.
Saat ini Chu Xuan sedang diganggu oleh wanita ini, bahkan dirinya yang tanpa emosi pun tampak merasa jengah. Ia mengerutkan alis dan berkata: "Ini wajar. Syarat untuk melewati film horor ini adalah bertahan dalam waktu tertentu. Maka bisa disimpulkan, jika kita berhasil meninggalkan Washington dan bersembunyi di selokan pinggiran kota selama tiga hari, kita akan melewatinya dengan mudah. Alasan kita harus melarikan diri sekarang hanyalah karena kita kehilangan pengendali kekuatan spiritual yang bisa mengkarantina pemindaian Tim Laut Barat. Tapi bagaimana jika pengendali kita masih utuh? Apakah dunia film horor ini mengundang kita untuk berwisata?"
“Jadi, pasukan darat alien pasti memiliki sistem pencarian yang sangat dahsyat. Sistem ini kemungkinan mampu mendeteksi semua makhluk hidup dalam jangkauan tertentu di sekitarnya, dan juga tidak bisa dikarantina oleh kekuatan spiritual...”
Zheng Zhuo terkejut mendengarnya, lalu berseru penuh semangat: "Pendeteksi makhluk hidup? Dan tidak bisa dikarantina kekuatan spiritual? Sial, bukankah ini alat terbaik untuk operasi tempur tim? Jika kedua belah pihak memiliki pengendali kekuatan spiritual dan saling memblokir, pihak yang memiliki alat ini pasti akan berada di posisi tak terkalahkan! Kita harus dapatkan ini! Chu Xuan, buatlah beberapa unit lagi. Usahakan sampai setiap anggota Tim Zhongzhou memiliki satu!"
Chu Xuan seketika menyeringai dingin. Dia menepis laptop Yang Xuelin yang diulurkan ke depannya, hanya menatap Zheng Zhuo sambil bertanya: "Ukurannya?"
"Ukuran apa?" Zheng Zhuo bertanya bodoh.
"Radar primitif membutuhkan kapal perang untuk dipasang. Sedangkan pesawat tempur laba-laba milik alien itu ukurannya tidak cocok untuk medan pertempuran tertentu seperti reruntuhan kota. Alasan desainnya sebesar ini, selain untuk mempertahankan sistem penyimpanan energi perisai, menurutku yang paling mungkin adalah masalah ukuran sistem pencariannya. Menurutmu berapa orang dalam tim yang bisa mengangkat barang ribuan kilogram? Apa kau ingin membawa benda sebesar 3-4 meter kubik untuk duel melawan replika? Kecerdasan manusia biasa..." kata Chu Xuan dengan nada meremehkan.
Wajah Zheng Zhuo memerah. Kecuali dalam situasi darurat, biasanya dia tidak membuka kunci genetik tingkat tiga saat berbicara dengan rekan - selain menghemat energi, rasa hormat juga faktor penting. Tapi saat berdiskusi dengan Chu Xuan, sepertinya justru membuka kunci genetik tingkat tiga yang dianggap sebagai bentuk penghormatan?
Zheng Zhuo menghela napas pasrah: "Ya, ya. Dibandingkanmu, tentu saja aku cuma manusia biasa. Tapi mustahil kita mengabaikan teknologi ini! Susah payah masuk ke dunia film 'Independence Day', akhirnya menemukan alien yang menggunakan teknologi ini. Jika tidak kita ambil sekarang, meski menyelesaikan misi film horor ini, di masa depan kita takkan bisa mendapatkannya lagi!"
"Tenang..." Chu Xuan menyesuaikan kacamatanya, lalu menepis laptop yang diulurkan Yang Xuelin. "Akan ada kesempatan... Bahkan teknologi lebih canggih pun akan ada peluangnya..."
(Tenang? Apa maksudnya setelah mendapatkan UFO di Area 51, lalu menyusup ke markas besar alien untuk mencuri teknologinya?)
Sejak kegagalan Serangan Balik pertama, suasana di Air Force One terasa sangat mencekam. Setiap orang menutup bibir rapat-rapat tanpa bicara, hanya beberapa pimpinan tertinggi pemerintah yang diam-diam berdiskusi. Dari pembicaraan mereka sesekali terdengar kata-kata seperti bom nuklir atau bahan sejenisnya. Jelas terlihat, pertempuran melawan alien yang berakhir tanpa kerusakan sama sekali benar-benar telah membuat semua orang merinding. Dalam situasi seperti ini, hal pertama yang terpikir tentu hanya senjata pamungkat terkuat umat manusia.
Menteri Pertahanan Amerika memiliki sepasang mata elang yang tajam, dia terus-menerus membujuk Presiden untuk mengeluarkan perintah. Tembakkan bom nuklir untuk menyerang benteng udara itu.
"Presiden! Bahkan Komando Pertahanan Udara sudah tidak ada lagi! Dan Staf juga sepenuhnya setuju untuk melancarkan serangan nuklir jenuh sebagai balasan, cepat keluarkan perintah, jika terlambat lagi, kita mungkin bahkan tidak punya kesempatan untuk menembakkan bom nuklir." Menteri Pertahanan berkata keras kepada Presiden.
Presiden tampak agak berselisih, dia menghela napas dan bertanya kepada Jenderal tua itu: "Bagaimana kondisi massa di sekitar tiga kota? Bagaimana dengan Angkatan Darat? Apakah pasukan darat alien ada reaksi?"
Sang Jenderal tua menggelengkan kepala seraya berkata: "Mayoritas massa di sekitar empat kota telah ditangkap. Para alien itu sepertinya menggunakan cara penggeledahan berteknologi tinggi, bahkan prajurit khusus yang kita susupkan pun tidak selamat. Namun untungnya, kebanyakan massa ini hanya ditahan, para alien tidak melakukan pemusnahan rasial..."
"Mayoritas?" Presiden membeku sejenak, lalu langsung bertanya: "Apa maksudnya ini? Bagaimana dengan sebagian massa yang lain?"
Jenderal tua menundukkan kepalanya, berkata pelan: "Sekitar sepersepuluh rakyat tidak ditahan... Dari pengawasan satelit militer yang masih terkontrol, rakyat ini sepertinya dijadikan bahan percobaan oleh alien. Daging dan darah mereka disedot, hanya menyisakan kulit yang dibuang sembarangan. Sementara bagian daging dan darah itu disuntikkan alien ke dalam wadah berputar raksasa. Mungkin mereka ingin menciptakan sesuatu..."
"Menciptakan sesuatu, menciptakan apa?!" Presiden hampir berteriak: "Menggunakan daging dan nyawa manusia kita untuk membuat barang? Jangan bilang mereka menempuh ribuan tahun cahaya ke Bumi hanya untuk makan pesta daging manusia! Sial..."
"Sistem kekebalan."
Zheng Zhuo tiba-tiba menyela. Saat ini dia juga dalam kondisi kunci genetik tingkat tiga terbuka. Saat mendengar tindakan alien, keinginan ini tiba-tiba muncul di pikirannya - mengingat film lain yang pernah ditontonnya. Film itu juga bercerita tentang alien yang menginvasi Bumi. Tapi alien di film itu sama ekstremnya dengan alien di Independence Day. Dalam alur asli Independence Day, alien hanya menggunakan senjata udara. Sedangkan di film itu mereka hanya menggunakan senjata darat. Tapi dalam film tersebut manusia tidak memenangkan perang, justru di detik-detik terakhir alien kalah karena mikroba Bumi. Mereka tidak punya kekebalan terhadap mikroba dan bakteri itu, akhirnya mati sakit seluruhnya di Bumi...
Zheng Zhuo memikirkan tepat poin ini, dia mengangguk dan berkata: "Karena alien tidak memiliki kekebalan terhadap mikroba dan bakteri Bumi, jika mereka ingin bertahan hidup lama di Bumi. Maka mereka harus beradaptasi dengan lingkungan Bumi, dan kita manusia dengan mereka sama-sama makhluk berakal, jika membutuhkan kekebalan makhluk humanoid, kekebalan dalam tubuh manusia kita justru cocok untuk mereka gunakan..."
Meski ini hanya spekulasi, Presiden terdiam sejenak setelah mendengarnya, dia seolah berkontemplasi cukup lama, baru kemudian berkata: "Sangat mungkin demikian... Kemungkinannya sangat besar, apakah ini berarti mereka berencana menetap permanen di Bumi? Apakah mereka berniat mengubah seluruh Bumi menjadi milik mereka? Bahkan menggunakan kehidupan sebagai obat kekebalan mereka..."
Tiba-tiba Presiden mengangkat kepala dengan gerakan keras. Dia berkata kepada Menteri Pertahanan: "Jika menggunakan bom nuklir, bagaimana dengan massa yang ditahan itu? Bisakah kita menyelamatkan mereka terlebih dahulu?"
Menteri Pertahanan tersentak mendengar, segera berkata: "Tujuan operasi kita bukan menghancurkan total semua alien di orbit Bumi, tapi lebih dulu menghancurkan benteng utama luar angkasa yang memiliki senjata pemusnah skala besar. Begitu benteng utama hancur, alien-alien di daratan lambat laun akan habis energi dan bisa kita tumpas. Saat ini benteng utama masih melayang di atas kota yang hancur, tidak ada lagi warga yang perlu diselamatkan di sana. Adapun warga yang ditahan... Yang Mulia Presiden, senjata laba-laca itu juga punya perisai pelindung, jadi target utama kita tetap harus menghancurkan benteng udara itu terlebih dahulu..."
"Tidak boleh! Tidak bisa menggunakan senjata nuklir!"
Tiba-tiba suara terdengar dari pintu ruang rapat. David, protagonis film asli, berdiri di sana dengan wajah serius memandang hadirin: "Kalian berencana menggunakan bom nuklir di planet sendiri? Tahukah konsekuensinya? Begitu kita pakai nuklir, negara lain pasti langsung ikut-ikutan. Ada begitu banyak benteng alien di seluruh dunia. Nuklir yang diluncurkan seketika akan membuat kita masuk musim dingin nuklir! Itu akan membunuh kita dan alien sekaligus!"
Menteri Pertahanan yang hampir berhasil membujuk Presiden langsung naik pitam melihat ada yang mengganggu. Dengan muka merah padam dia berdiri sambil berteriak: "Ingat identitasmu! Kau cuma tamu di sini! Keluar! Panggil orang untuk mengeluarkannya!"
Orang yang mengikuti di belakang David adalah seorang tua berusia lebih dari 60 tahun. Ia langsung berseru keras: "Tunggu! Anda tidak punya hak menyuruh diam! Kalau bukan karena Davidku, kalian sudah mati di Gedung Putih. Berani-beraninya menyuruhnya diam! Lagipula penggunaan bom nuklir hanya menunjukkan ketidakmampuan kalian. Jika senjata konvensional bisa mengalahkan alien, buat apa pakai nuklir? Para politisi ini cuma pandai mengoceh. Aku ingat kalian sudah mendapatkan piring terbang sejak 40-50 tahun lalu kan? Di... mungkin sekitar Meksiko? Sudah puluhan tahun meneliti tapi tetap tak bisa lawan alien?"
Presiden dan jenderal tua itu saling bertukar senyum getir. Presiden mendekati si tua dan berkata: "Tenang, kami sedang mencari cara mengalahkan alien tanpa bom nuklir. Semua rumor tentang alien itu cuma omong kosong belaka..."
Namun saat Presiden bicara demikian, Menteri Pertahanan justru menunjukkan ekspresi canggung. Ia bergumam: "Presiden, sebenarnya ini tidak benar... Area 51 memang ada..."
Pandangan semua orang langsung tertuju padanya. Zheng Zhuo dan kawan-kawan akhirnya lega. Akhirnya mereka akan mendapatkan satu-satunya alat transportasi yang bisa digunakan untuk melawan - pesawat alien yang didapat manusia puluhan tahun lalu, sebuah piring terbang yang masih utuh.
Namun sebelum Menteri Pertahanan selesai berbicara, tiba-tiba sesuatu di dalam bajunya berbunyi. Ia terkejut, segera mengeluarkan alat komunikasi mirip telepon seluler dari bajunya. Baru sempat mengucap beberapa patah kata, alat komunikasi di tangannya jatuh ke tanah seketika. Pria bermata elang itu berkata dengan bodoh: "Diserang... Area 51 baru saja diserang. Sebuah benteng di atas mereka menembakkan meriam utama..."
### Episode 11: Serangan Balik Langit (II) Bab 1 Tingkat Kesulitan Langit dan Satu-satunya Harapan (I)
Area 51 hancur! Pesawat alien, semua peralatan pertahanan udara, pesawat tempur angkatan udara, para peneliti, dan segala isinya - semuanya telah musnah!
Saat menerima kabar ini, yang paling terkejut bukanlah karakter dari plot asli, melainkan Zheng Zhuo yang sangat kaget. Berbeda dengan anggota tim lainnya, karena mempertimbangkan adanya tim lain dalam film horor ini, ia sengaja sering berada di dekat Presiden dan karakter penting lainnya untuk mencegah kemungkinan serangan diam-diam dari tim lawan. Sedangkan anggota Tim Zhongzhou seperti Chu Xuan dan Zhao Yingkong yang memiliki kemampuan dahsyat, seharusnya tidak takut terhadap serangan Tim Xihai. Paling tidak mereka bisa mengulur waktu sampai ia datang menyelamatkan.
“Ketika Menteri Pertahanan mengatakan Area 51 telah dihancurkan, Zheng Zhuo adalah orang pertama di Tim Zhongzhou yang mendengarnya. Awalnya dia masih linglung, tetapi setelah beberapa detik menyadari makna pernyataan itu, tubuhnya tiba-tiba melompat sambil berteriak: "Apa? Area 51 dihancurkan? Apa maksudmu?! Siapa yang menghancurkannya? Bagaimana caranya? Ini mustahil!"
Karakter dari plot asli memang terkejut mendengar kabar ini, namun reaksi mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan Zheng Zhuo. Bagaimanapun dilihat, reaksinya berlebihan dan jelas menunjukkan dia telah mengetahui keberadaan Area 51 sebelumnya.
Menteri Pertahanan tampak kehilangan jiwa raganya. Kepalanya tertunduk saat bergumam pelan: "Area 51 diserang oleh benteng alien. Sekarang sepenuhnya menjadi kosong... Tidak tersisa apa-apa!"
Presiden bereaksi paling keras mendengar pernyataan ini. Dengan kasar dia mengangkat kerah baju Menteri Pertahanan: "Mengapa aku tidak pernah tahu tentang Area 51? Apakah aku benar Presiden negara ini? Dari mana anggaran Area 51 berasal... Aku menyesal pernah mengangkatmu sebagai Menteri Pertahanan! Saat negara dalam krisis, ternyata kau tidak bisa diandalkan! Mulai sekarang kau dicopot!"
Menteri Pertahanan yang masih terpaku oleh kehancuran total Area 51, kini semakin terpana mendengar hal ini. Dia hanya menatap bodoh ke arah Presiden: "Anda... tidak bisa melakukan ini!"
"Dia sudah melakukannya."
Di depan Menteri Pertahanan berdiri sekretaris perempuan Presiden, dia tersenyum dan berkata. Kemudian menatap Presiden: "Ke mana kita harus terbang berikutnya? Air Force One masih bisa terbang selama sebelas jam. Staf menyarankan terbang ke Markas Besar Angkatan Udara New York. Dekat dengan dua kota yang hancur, memudahkan komando garis depan. Tapi Wakil Presiden dan kawan-kawan ingin kita terbang ke pesisir barat, jauh dari serangan meriam garis depan..."
Presiden terdiam, dia duduk di sofa: "Wakil Presiden dan yang lain baik-baik saja... Bagaimana dengan istriku? Apakah tidak naik pesawat bersama mereka?"
Sekretaris perempuan itu juga diam. Mulutnya terbuka ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya menggelengkan kepala dengan muram.
Dalam alur film asli, istri Presiden dan beberapa pejabat penting sedang bertemu seseorang di New York. Saat meriam utama benteng alien menyerang, istrinya terlambat mundur dan terlibas serangan. Meski sempat diselamatkan, pengobatan gagal karena waktu penyelamatan yang terlambat, akhirnya meninggal dengan pilu. Tapi kekuatan penghancur meriam utama alien kali ini jauh lebih besar. Sepertinya istrinya mungkin sudah tewas dalam serangan meriam utama.
"...Ayo ke Markas Besar Angkatan Udara New York. Sekarang bukan waktunya mundur. Misi utama adalah mengalahkan alien secara total... Zheng Zhuo, ada saran lain?" Setelah mengambil keputusan, Presiden tiba-tiba melihat Zheng Zhuo terlihat sangat hancur dan kehilangan semangat, lalu bertanya sekadar.
Zheng Zhuo menggelengkan kepala dengan mata kosong. Ia sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi. Chu Xuan dalam film horor ini bersikap seperti Xu Shu yang masuk ke kamp Cao, sama sekali tidak berbicara. Hanya dengan meniru kecerdasan Xiao Honglü sekitar beberapa puluh persen untuk merancang strategi, ia hanya bisa memanfaatkan UFO Area 51 untuk bertempur. Perlu diketahui bahwa Xiao Honglü sendiri memang tidak ahli dalam menyusun strategi, apalagi ini bukanlah kecerdasan asli Xiao Honglü. Mampu memikirkan semua ini dan pengaturan tim selanjutnya sudah merupakan batas kemampuannya. Siapa sangka terjadi perubahan drastis dalam alur cerita. Seluruh rencana tim yang telah dirancangnya lenyap. Benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi... Jika Chu Xuan benar-benar tidak mau bicara, apakah mereka hanya bisa terus melarikan diri dalam film horor ini?
(Jika UFO Area 51 tidak bisa diandalkan... Mungkinkah kita merebut satu dua UFO saat mereka menyerang? Ah, lebih baik berdiskusi dengan semua anggota tim. Perubahan total alur cerita ini ditambah dengan keberadaan Tim Laut Barat yang menyelinap di tempat tak diketahui... Situasinya terasa sangat rumit.)
Zheng Zhuo meremas pelipisnya mencoba merasionalisasi situasi rumit ini. Semakin dipikirkannya, semakin kabur semua petunjuk. Harus menyerang, harus melindungi rekan yang tertidur, harus menangkap hidup-hidup pengendali kekuatan spiritual lawan, sekaligus mempersiapkan cara menyelamatkan diri. Segala kesulitan ini berkumpul menjadi satu, benar-benar membuat kepalanya sakit.
Sambil memanfaatkan waktu pesawat terbang menuju New York, Zheng Zhuo meninggalkan ruang rapat dan berjalan menuju kabin pesawat tempat Tim Zhongzhou berada. Begitu sampai di pintu, dia mendengar sorak-sorai dari dalam. Selain itu, samar-samar terdengar suara seorang bocah lelaki. Hatinya berdesir, dia segera menyergap masuk ke dalam kabin. Ternyata Xiao Honglü sedang duduk di sofa mengobrol santai dengan Zhang Heng dan beberapa orang lainnya.
"Kamu sudah bangun?" Zheng Zhuo mendekat beberapa langkah sambil berkata dengan penuh kejutan, "Kamu benar-benar bisa menembus batas mental dengan kekuatanmu sendiri! Bagaimana rasanya? Seperti mengalami pencerahan besar, ya? Haha..."
Xiao Honglü awalnya ingin menyapa, namun mendengar perkataan Zheng Zhuo, wajahnya langsung mengernyit getir. Remaja itu memilin rambut di dahinya sambil berkata, "Bukan aku yang bangun sendiri. Mimpi buruk itu terus mengikutiku, bolak-balik menyiksaku dalam kabut kesakitan. Berkali-kali aku berpikir untuk mati saja - mungkin hanya kematian yang bisa mengakhiri siksaan ini. Tapi ketika kehendakku benar-benar jatuh ke titik itu, mungkin aku akan benar-benar mati dalam mimpi ini..."
Kecuali para wajah baru yang tidak tahu detail Nightmare on Elm Street, Zheng Zhuo dan anggota Tim Zhongzhou lainnya tertancap mendengarkan. Setelah Xiao Honglü selesai bercerita, Zheng Zhuo penasaran bertanya, "Jadi bukan kamu yang bangun sendiri? Apa ada yang membantumu? Siapa? Chu Xuan?"
Xiao Honglü tiba-tiba tertawa kecil, tawanya berangsur berubah menjadi senyuman sinis. Saat Zheng Zhuo dan yang lain kebingungan, bocah lelaki ini baru berkata: "Sejak aku dihidupkan kembali, sudah kusadari... kau terlalu mempercayai Chu Xuan. Tidak. Bukan hanya kau, seluruh Tim Zhongzhou juga demikian. Kalian terlalu menggantungkan diri pada satu orang..."
Zheng Zhuo melirik ke arah Chu Xuan yang duduk diam di kejauhan, ia batuk gugup: "Bukankah kita satu tim? Mempercayai seseorang seharusnya tidak sampai..."
"Benar! Kita satu tim!" Xiao Honglü menepuk tangan, suaranya menggelegar: "Justru karena kita tim, bukankah kekuatan setiap orang sama pentingnya? Serangan jarak jauh Ling Dian, tembakan berdaya hancur tinggi Zhang Heng, ledakan Wang Xia, kecerdasanku... kekuatanmu... Tim Zhongzhou bukan hanya milik Chu Xuan! Aku akui, kecerdasan Chu Xuan jauh melampauiku. Tapi saat tim membutuhkan, aku pun punya keberanian memikul tanggung jawab! Untuk dunia film horor kali ini, serahkan tugas skenario padaku..."
Zheng Zhuo membeku. Tanpa banyak bicara, ia melepaskan kunci genetik tingkat tiga dalam tubuhnya. Dalam penilaiannya, meski Xiao Honglü masih bocah belasan tahun, karakternya sangat teguh. Meski agak arogan, itu karena kemampuannya yang mumpuni. Kebangkitannya yang tiba-tiba, perkataannya yang mengejutkan - pasti ada maksud tersembunyi yang ingin disampaikan...
（……Untuk bangun dari mimpi buruk di dunia mimpi, hanya ada dua cara. Pertama dengan kekuatan dalam, mengandalkan kekuatan sendiri untuk bangun dan memahami batas mental, sehingga hati tak lagi terbelenggu. Kedua dengan kekuatan luar, bantuan dari pengendali kekuatan spiritual yang bisa merobek mimpi buruk sekaligus. Selain itu tak ada cara lain……）
"Apakah Zhan Lan yang membantumu?" Zheng Zhuo tiba-tiba bertanya.
Xiao Honglü mengangguk polos. "Ya. Dia bilang Chu Xuan berhasil menghubunginya di dunia mimpi dengan cara tertentu. Tapi dia belum bisa bangun dengan kekuatan sendiri untuk sementara. Satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah membangunkanku. Agar tim bisa melewati masa paling berbahaya ini... masa tanpa Chu Xuan."
Zheng Zhuo sudah mengeluarkan pedang Tiger Soul dalam sedetik. Sebelum semua orang menyadari, bilah pedang itu sudah mengarah ke leher Chu Xuan. Baru kemudian dia bertanya pada Xiao Honglü: "Chu Xuan ditukar? Ulah tim lawan? Kapan? Dengan cara apa?"
Xiao Honglü tertawa terbahak-bahak melihat Zheng Zhuo mengacungkan pedang ke Chu Xuan. Bocah lelaki itu terlihat sangat gembira, seolah semua kekesalan di Transformers sudah terlampiaskan. Saat Chu Xuan tak sabar mengangkat kepala, barulah dia berkata: "Tidak, dia tetap dirinya sendiri... Tapi sekaligus bukan dirinya. Jika yang dikatakan Zhan Lan dalam mimpi benar, Chu Xuan sekarang seharusnya sudah memasuki level empat kondisi roh jahat..."
"Kondisi roh jahat?"
Orang-orang di sekitar langsung terkejut, Zhang Heng dan yang lain saling pandang penuh keraguan, dalam hati mereka membayangkan saat Zheng Zhuo pernah memasuki kondisi roh jahat. Setelah membandingkan dengan Chu Xuan yang terlalu tenang ini, jelas-jelas tidak terlihat seperti kerasukan roh jahat. Jadi setelah mengamati sebentar, semua orang mengalihkan pandangan ke Xiao Honglü.
"Jangan lihat aku." Xiao Honglü turun dari kursinya. Bocah lelaki ini tingginya sedikit lebih pendek dari anak seumuran, hanya sedikit di atas pinggang Zheng Zhuo. Dengan tertawa hehe ia mendekati Chu Xuan: "Prediksinya juga kudengar dari Zhan Lan dalam mimpi. Tapi lihat, dia benar-benar berbeda dari biasanya kan? Barusan kudengar dari Zhang Heng tentang situasi sekarang, Tim Zhongzhou memang sudah terjerat dalam bahaya. Tapi Chu Xuan masih diam seribu bahasa. Kemungkinan besar dia memang sudah masuk kondisi roh jahat, hanya saja mungkin ada cara khusus untuk menekan roh jahat itu sehingga tidak meledak menjadi kegilaan, meski tetap terasa aneh..."
Zheng Zhuo diam-diam menyimpan Jiwa Harimau. Dalam hati ia mulai setuju dengan analisa Xiao Honglü. Bagaimanapun kondisi Chu Xuan saat ini benar-benar luar biasa aneh. Biasanya dia memang pendiam, tapi itu hanya bagian dari watak pribadinya. Di balik kesunyian itu tersembunyi kecerdasan yang tidak manusiawi. Barulah itu Chu Xuan yang mereka kenal selama ini...
"Meskipun agak tidak normal..." Zheng Zhuo tiba-tiba bertanya dengan aneh: "Tapi apakah situasi kita saat ini sangat genting? Bahkan jika Chu Xuan benar-benar terjebak dalam rintangan roh jahat, kita bisa menyerahkan operasi tempur tim kali ini, mengikuti pejabat pemerintah Amerika untuk bersembunyi selama tiga hari, tidak, seharusnya tinggal dua hari lagi. Asal kita bisa melewati fase ini, menunggu Chu Xuan melewati rintangan roh jahat dengan selamat. Bukankah kita masih punya banyak kesempatan? Apa mungkin ada bahaya di sana?"
Xiao Honglü menghela napas, lalu mulai menyeringai dingin tak henti-hentinya: "Sudah sampai di titik ini, masih bicara tentang 'asal melewati fase ini akan ada banyak kesempatan'... Tanpa Chu Xuan, kalian bahkan tidak bisa berjalan sendiri? Benar-benar sekumpulan idiot! Tidak bisakah kalian berpikir? Jika bukan karena Chu Xuan sengaja memilih dunia film horor ini untuk melewati kondisi roh jahat, mungkinkah dia kebetulan masuk kondisi roh jahat saat perang kelompok? Dengan kata lain, pasti ada sesuatu yang dia butuhkan dalam film horor ini. Atau sesuatu yang bisa membantunya melewati kondisi roh jahat. Begitulah aku memahami rangkaian tindakannya. Jika demikian, bersembunyi hanya akan membuat iblis ini menyamar. Tanpa menyelesaikan kondisi roh jahatnya secara tuntas, bisa jadi kitalah yang akan dihabisi... Mengerti? Selain mempertaruhkan nyawa, kita tidak punya jalan lain!"
"Dan lagi... Ingin bersembunyi dengan aman selama tiga hari? Sebuah dunia film horor dengan tingkat kesulitan belasan orang, bisakah membuatmu bersembunyi dengan aman selama tiga hari? Hehe. Bahaya sedang di depan mata..."
Suara Xiao Honglü baru saja berhenti, tiba-tiba alarm nyaring berbunyi di seluruh Pesawat Udara Satu. Saat semua orang masih terkejut, Braak! Pintu besar ruang rapat terbanting terbuka. Sebuah kepala menyembul dari balik pintu, orang itu berteriak: "Piring terbang alien menyerang! Semua duduk! Pesawat Udara Satu melakukan pendaratan darurat!"
Karena keras kepala Presiden AS, rute penerbangan Pesawat Udara Satu tidak menuju barat Amerika yang belum diserang, malah berputar menghindari zona serangan New York. Langsung menuju pos militer terdepan di Negara Bagian New York, membuat Pesawat Udara Satu sebenarnya sangat dekat dengan benteng udara alien. Tapi semua orang tak menyangka akan dikejar piring terbang alien, karena kabarnya semua piring terbang itu pergi menyerang Area 51. Bagaimana mungkin masih ada piring terbang cadangan untuk menyerang mereka? Demi mencapai pos terdepan New York sebelum piring terbang-piring terbang itu kembali, Pesawat Udara Satu terpaksa mengambil risiko terbang melewati zona bahaya. Tapi siapa sangka akhirnya tetap diserang piring terbang-piring terbang ini...
Seluruh Air Force One seketika menjadi kacau balau. Sebagian besar penumpang adalah pejabat sipil dan politisi yang tidak memiliki kedisiplinan seperti personel militer. Menghadapi situasi yang mengancam nyawa, mereka hanya membuat keributan tanpa tindakan berarti. Kondisi di dalam Air Force One terlihat sangat buruk. Namun untungnya, kru yang mengendalikan pesawat ini berasal dari sistem militer—mereka masih tetap stabil. Setelah menerima kabar serangan, Zheng Zhuo, Wang Xia, Zhang Heng, Ling Dian, dan beberapa personel pertempuran jarak jauh segera menuju ruang operasi kabin. Dengan bantuan mereka, selama jumlah UFO penyerang tidak terlalu banyak, mereka seharusnya masih bisa mengatasi situasi.
(Urusan di sini bisa diabaikan sementara. Karena kita semua sudah berada di Air Force One, hidup atau mati sepenuhnya bergantung pada Zheng Zhuo dan kawan-kawan. Tidak perlu lagi memikirkan hal-hal ini... Masih banyak urusan lain. Tanpa Chu Xuan, Tim Zhongzhou benar-benar menjadi sangat lemah. Sama sekali tidak mungkin bersaing dengan Tim Reinkarnasi Iblis atau Tim Reinkarnasi Dewa. Selain kekuatan terkuat, ternyata kecerdasan juga sangat penting...)
Xiao Honglü menyaksikan Zheng Zhuo dan yang lain bergegas keluar dari pintu kabin. Ia perlahan kembali ke kursinya sambil memutar-mutar helai rambut di dahinya. Remaja ini mulai merenung dengan mendalam.
(Area 51 hancur... Memang sangat berbeda dari alur cerita asli, tapi seharusnya belum sampai tahap keputusasaan. Lagipula selain Area 51, kita masih punya piring terbang lain yang utuh bisa digunakan, meski baunya mungkin sangat menyengat... Bahkan jika piring terbang itu tidak bisa dipakai, keberadaan tim lain sepenuhnya bisa membawa kita ke markas besar alien... Yang benar-benar kukhawatirkan adalah Chu Xuan...)
Xiao Honglü melirik Chu Xuan yang duduk di sebelahnya sambil menatap laptop, wajah penuh kekhawatiran. Meski sebelumnya telah berdiskusi panjang lebar di dekatnya, pria itu tetap duduk dengan ekspresi dingin tanpa perubahan sedikit pun.
(Jika inferensiku benar, Chu Xuan berencana menggunakan pemandu untuk menembus roh jahatnya. Tapi dengan cara ini terlalu banyak variabel. Sedikit saja kecelakaan terjadi, seluruh tim bisa mati... Chu Xuan, kau benar-benar mengandalkanku. Untuk menyelaraskan dengan rencanamu, dengan tingkat kecerdasanku ini... Apakah mungkin?)
Xiao Honglü menghela napas pelan. Tangannya merobek sehelai rambut dengan keras. Remaja itu mengamati rambut tersebut di depan matanya, lalu meniupnya hingga hilang tak berbekas...
Zheng Zhuo dan yang lain baru saja menyusup masuk ke ruang komando Air Force One tempat Presiden AS berada, seluruh pesawat tiba-tiba berguncang hebat. Sebelum sempat berbicara, beberapa perwira sudah menerobos masuk dari pintu. Pemimpin mereka langsung berteriak: "Sudah terlihat dengan mata telanjang! Jumlahnya sekitar ratusan kapal, berjejal rapat mengejar kita dari belakang..."
Baru saja selesai bicara, Air Force One melakukan manuver ekor tajam. Semua orang kecuali Zheng Zhuo dan kawanannya terlempar ke lantai. Mereka saling pandang sejenak, lalu dengan kompak menyelinap keluar pintu kabin menuju arah ekor pesawat.
"Ternyata sama persis seperti prediksi Xiao Honglü! Mustahil bertahan aman selama tiga hari! Alien-aliens ini sama sekali berbeda dengan alur film aslinya, murni mengejar tanpa henti!"
Zheng Zhuo berlari sambil mengaum. Meski tidak menggunakan teknik "Soru" di dalam kabin, kecepatannya tetap yang tercepat di antara mereka. Hanya dalam beberapa detik, dia sudah sampai di celah yang jelas terlihat di ekor pesawat - bekas tendangannya sebelumnya yang baru ditambal, kini kembali dihancurkan oleh si tukang pukul ini.
Setelah membuka celah itu, Zheng Zhuo menoleh ke Zhang Heng: "Zhang Heng! Coba gunakan panah peledak untuk menguji lapisan perlindungan UFO-itu! Lihat sekuat apa perisai mereka sebenarnya..."
Zhang Heng saat ini juga sudah berlari ke lubang dan melihat keluar, namun dia hanya melihat sebentar, segera dengan wajah pahit berkata: "Jaraknya terlalu jauh, panah peledak memang bisa mencapai, tapi kekuatan penghancurnya sudah hampir tidak tersisa, bahkan tiga panah peledak atau empat panah peledak pun begitu, piring terbang itu berjarak 10.000 meter dari kita..."
Zheng Zhuo juga tidak banyak bicara, dia langsung menatap Ling Dian, dan Ling Dian pun langsung, setelah melihat beberapa detik dia berkata: "Zheng Zhuo, bawa aku ke atap pesawat! Hanya di situ aku bisa membidik dengan jelas!"
Zheng Zhuo diam sejenak, matanya melihat leher Ling Dian dimana masih tergantung kalung Naga Kristal itu. Ini adalah perlengkapan perlindungan terbaik saat menghadapi senjata teknologi, dan itu pun bertipe isi ulang. Selama ada energi tak terbatas untuk mengisinya, kalung Naga Kristal ini bisa mengabaikan sebagian besar senjata teknologi.
"Kalau begitu... Sial, ini bergantung padamu."
### Episode 11 Counterattack Langit Sial (II) Bab 1 Tingkat Kesulitan Langit Sial dan Harapan Satu-satunya (II)
Zheng Zhuo menarik napas dalam-dalam, kemudian tanpa ragu-ragu mulai membuka kunci genetik, membiarkan tubuhnya memasuki kondisi level empat. Di bawah tatapan semua orang, punggungnya tiba-tiba menonjol, sepasang sayap berdaging besar menerobos bajunya dan menyapu beberapa perwira biasa yang berdiri di belakangnya hingga jatuh. Zheng Zhuo tidak peduli, dia mengangkat bahu Ling Dian, lalu mendorong dengan kaki - membawa Ling Dian telah melesat keluar dari pesawat.
Tempat dua orang melompat keluar tidak terlalu jauh dari sayap pesawat. Pusaran udara yang disebabkan pesawat melemparkan mereka hingga Zheng Zhuo berguling beberapa kali di udara sebelum akhirnya menguasai keseimbangan, mengangkat Ling Dian dan terbang ke puncak pesawat.
"Bagaimana? Ling Dian, bisakah membidik dari jarak sejauh ini?" Zheng Zhuo langsung berteriak menanyakan setelah menurunkan Ling Dian.
Angin kencang di luar pesawat menderu. Untungnya kondisi fisik mereka jauh melebihi orang biasa, atau angin ini saja sudah cukup menerbangkan mereka. Namun dalam hembusan angin dahsyat ini, Ling Dian harus berteriak keras untuk berbicara. Ia melihat ke piring terbang alien yang masih seperti titik hitam di kejauhan, lalu berteriak: "Tidak tahu, hanya bisa mencoba... Tapi jarak sejauh ini bukan sekadar masalah bidikan. Angin, deviasi kecil peluru setelah ditembakkan, bahkan mungkin rotasi Bumi. Sungguh aku tidak yakin bisa sniping piring terbang dari jarak ini..."
Zheng Zhuo menghela napas. Ia tahu memaksa Ling Dian menembak piring terbang dari jarak ini memang terlalu berat. Lagipula Ling Dian bukan manusia super. Mata yang ditukarnya, selain mata magis titik-garis berjenis serangan instan, atribut penglihatan tingkat rendah lainnya memang terbatas. Bisakah mengenai target sejauh ini... Ini benar-benar tergantung keberuntungan.
(Kalau saja Zhan Lan terjaga, fungsi scan pengendali kekuatan spiritual pasti bisa merasakan garis lintasan peluru senapan Gauss dengan jelas. Dengan begitu, Ling Dian hanya perlu mencoba beberapa tembakan lagi untuk mengenai target... Tapi melihat perbandingan kecepatan ini, mungkin dia tidak punya banyak kesempatan menembak lagi. Paling lama satu menit lagi kita akan memasuki jangkauan tembak piring terbang-piring terbang ini... Harus bagaimana? Setidaknya ada ratusan piring terbang, kabur? Atau bertahan?)
Zheng Zhuo diam-diam memperhatikan Ling Dian menarik pelatuk. Dentuman dahsyat menggema, peluru senapan Gauss telah melesat sejauh 10.000 meter. Bahkan Zheng Zhuo sendiri tidak bisa melihat garis bekas tembakan peluru itu. Setelah suara tembakan itu, tak satu pun piring terbang di kejauhan meledak, bahkan cahaya perisai pun tidak muncul. Tembakan itu pasti meleset.
Tiba-tiba Ling Dian mengangkat senapan Gauss-nya. Dari dalam tubuhnya dia mengeluarkan beberapa butir peluru runduk yang sangat ramping. Peluru ini bukan peluru senapan Gauss biasa, melainkan peluru khusus yang pernah ditukarnya dulu. Melihat situasi darurat seperti ini, Ling Dian tak lagi mempedulikan jumlah peluru yang tersisa, langsung mengambil peluru-peluru itu.
"Peluru tipe apa ini?" Zheng Zhuo yang memperhatikan dengan saksik segera bertanya.
Ling Dian memasukkan peluru itu ke dalam senapan Gauss sambil berkata tanpa mengangkat kepala: "Modifikasi peluru penghancur senapan Gauss. Chu Xuan sengaja memperbaiki komposisi mesiu di dalam peluru ini. Setelah dimodifikasi belum pernah diuji, tidak tahu seberapa besar daya ledaknya..."
（Si Chu Xuan semakin mendekati mesin kucing itu...）
Di saat seperti ini, Zheng Zhuo masih memiliki pikiran yang membuatnya bingung antara ingin tertawa dan menangis. Namun dia tidak sempat berpikir lebih jauh. Melihat Ling Dian kembali membidik ke kejauhan, dia juga menahan nafas dan memandang tajam ke arah sana. Bersamaan dengan suara tembakan keras yang menggema, bunga api raksasa tiba-tiba mekar di kejauhan. Awan ledakan dahsyat menyapu area sekitar 500 meter dengan nyala api putih menyala yang sama sekali tidak masuk akal kekuatan penghancurnya.
"Sial! Ini daya hancur satu peluru? Kukira kekuatan misil!" Zheng Zhuo sudah tidak bisa menahan umpatannya. Peluru ledak modifikasi senapan Gauss ini memang terlalu kuat. Meskipun senapan runduk Gauss Ling Dian bisa menembak jarak ultra-jauh, dalam operasi tim, jarak tembaknya tidak akan melebihi dua kilometer - bahkan mungkin hanya untuk menembak musuh di sekitar rekan setim. Jika menggunakan peluru ledak dalam kondisi seperti ini, bukankah musuh dan sekutu sama-sama akan terbunuh dalam hitungan detik? Chu Xuan benar-benar bajingan! Umpatan terus mengalir dari mulut Zheng Zhuo.
Ling Dian juga berkeringat dingin di seluruh punggungnya. Pikirannya sama dengan Zheng Zhuo, merasa Chu Xuan ini terlalu gila. Tapi setelah dipikir lagi, jika Chu Xuan tidak gila, barulah benar-benar aneh. Dibandingkan anggota tim lainnya, sepertinya Zheng Zhuo lebih sering jadi korban keisengan Chu Xuan. Begitu teringat ini, mentalnya langsung seimbang. Segera ia mengangkat senapan Gauss dan melanjutkan pembidikan.
"Zheng Zhuo, sekitar tiga sampai lima piring terbang yang berhasil dijebol. Hanya UFO di pusat ledakan yang berhasil ditembus perisainya. Yang di tepi sama sekali tidak tergores. Dengan kecepatan begini, dalam waktu singkat sudah mendekat seribu meter lebih. Meski akurasi tembakanku meningkat, tapi mungkin setelah lima tembakan, mereka sudah bisa menyerang kita..." Ling Dian berbicara sambil terus membidik. Tiba-tiba ia berhenti bicara, tangan kembali menarik pelatuk. Dentuman senapan yang keras bergema, di kejauhan muncul lagi gumpalan awan api. Dengan mata tajamnya, saat nyala api mulai mereda, dia melontarkan angka - jumlah UFO yang berhasil dihancurkan.
Total ada enam kali tembakan, hanya tiga kali pertama yang menghancurkan jumlah terbanyak. Tiga kali berikutnya hanya merusak beberapa piring terbang saja. Para alien itu bukan idiot, tidak mungkin terus berbaris menunggu diserang. Saat Ling Dian berhasil menghancurkan hampir tiga puluh piring terbang, akhirnya armada tersebut terbang ke jarak beberapa ribu meter di belakang Air Force One. Kemudian, piring terbang itu mulai menembakkan senjata sinar energi.
Sinar energi yang ditembakkan berdiameter sebesar lengan orang dewasa dengan panjang sekitar setengah meter. Setiap sinar yang melesat mengeluarkan suara mendesis tajam. Sekilas terlihat seperti berkas cahaya biasa, namun kecepatannya masih terlihat mata telanjang. Ini mungkin hasil akumulasi energi ekstrim, mirip pedang laser atau senjata laser dalam film fiksi ilmiah.
Zheng Zhuo tidak berani mencoba kekuatan senjata laser ini. Dalam alur film asli, senjata laser ini bisa menghancurkan pesawat tempur dengan satu tembakan. Meskipun Air Force One lebih kokoh dan besar daripada pesawat tempur, sekali pesawat di udara meledak, tidak ada yang bisa selamat. Di dalam pesawat ini masih ada sahabat-sahabatnya. Melihat hujan sinar laser yang padat datang, Zheng Zhuo menghentakkan kakinya dan melompat dari atas pesawat.
(Saat bertarung melawan Dewa Utama pertama itu, bahkan Mata Iblis Ling Dian tak bisa menghancurkan perisainya secara total. Penyebab utamanya adalah adanya pasokan energi tak terbatas yang menopang. Sebenarnya perisai awalnya sudah hancur... Kuharap aku juga punya energi sebanyak itu untuk menopang, yang penting sahabat-sahabat harus bertahan hidup... Sial, mempertaruhkan nyawa!)
Air Force One telah masuk ke dalam jangkauan tembak UFO. Ratusan sinar laser gila-gilaan menyerbu, cukup satu tembakan saja untuk membinasakan semua orang. Dalam keadaan terpaksa, Zheng Zhuo mengepakkan sayapnya ke ekor pesawat. Tanpa menoleh dia berteriak ke Ling Dian: "Ling Dian! Jangan pakai peluru khusus lagi! Gunakan peluru biasa saat mereka mendekat sampai seribu meter... Sial! Entah apakah peluru biasa bisa menembus perisai mereka atau tidak. Lakukan yang terbaik! Untuk sementara kujaga Air Force One ini!"
Ling Dian terkejut sejenak. Tiba-tiba Air Force One berguncang hebat, hampir membuatnya terlempar dari puncak pesawat. Dalam keadaan seperti ini dia sama sekali tak bisa menembak, bahkan berbicara pun sulit. Tak peduli lagi dengan tindakan Zheng Zhuo, dia hanya berusaha menempel kuat-kuat di puncak pesawat. Sementara itu Zheng Zhuo sudah berteriak lantang: "Wang Xia! Ke kokpit! Suruh mereka terbang stabil, jangan melakukan manuver menghindar! Pesawat kujaga! Ling Dian dan Zhang Heng butuh kondisi stabil untuk menembak balik!"
Dalam waktu singkat ini, piring terbang telah mendekati Air Force One lebih dekat. Zheng Zhuo tidak berkata-kata lagi, seluruh jiwa-raganya terkonsentrasi pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kunci genetik bahkan dibukanya hingga batas maksimalnya, seolah semua di sekitar mulai melambat. Sinar laser yang melesat dari depan sepenuhnya tertangkap oleh matanya.
（Tembakan ini tidak akan mengenai Air Force One. Tembakan ini juga tidak. Tembakan ini juga tidak... Inilah tembakan itu!）
Saat ini, pikiran Zheng Zhuo kosong melompong. Seluruh kesadarannya hanya tertuju pada sinar laser yang mendekat dan garis bekas tembakannya. Begitu salah satu sinar laser memasuki jangkauan visualnya, dengan kecepatan yang tak terlihat mata telanjang, ia segera menghadang di jalur tembakan tersebut. Di tangannya tergenggam kalung Naga Kristal. Saat sinar laser itu hampir menyentuh kulitnya, lapisan perisai semi-transparan muncul antara tubuhnya dan sinar laser. Sinar itu menghantam bagian frontal perisai, membuat permukaannya beriak seperti aliran air. Tiba-tiba, pancaran energi itu meledak dengan dahsyat.
Perisai di luar tubuh Zheng Zhuo berguncang hebat akibat ledakan. Namun perisai ini memiliki ketangguhan luar biasa. Sebesar apapun intensitas ledakan, perisai itu tetap utuh tanpa retakan sedikitpun. Hingga ledakan mereda, Zheng Zhuo muncul selamat di pusat ledakan.
（Ternyata... energi tak terbatas bisa menahan kerusakan tak terbatas, tapi aku toh bukan memiliki energi tak terbatas...）
Zheng Zhuo tersenyum getir sambil mencoba merasakan energi dalam di tubuhnya. Ledakan kali ini hampir menghabiskan seperduapuluh dari total energi dalamnya. Jika terjadi beberapa kali lagi, dia pasti akan hancur bersama Kristal Naga...
（Sekarang tinggal lihat siapa yang lebih cepat. Ling Dian, Zhang Heng, nyawa kami semua bergantung padamu!）
Bersamaan itu, Zheng Zhuo kembali menjadi tameng menghadapi sinar laser lain yang melesat...
（Sungguh menakutkan betapa dahsyatnya monster ini. Dia berani menggunakan fisik untuk menahan sinar laser? Meski terasa ada perisai di luar tubuhnya, tapi seharusnya tidak ada alat perlindungan di bawah level 3 yang bisa terus menerus menahan serangan ledakan sebanyak ini. Dari informasi yang didapat dari Tim Dewa, Tim Zhongzhou bukanlah tim yang kaya... Dengan kata lain, perisai ini adalah skill bawaan dirinya? Atribut pertukaran apa? Atau mungkin... skill orisinil ciptaannya sendiri?）
Di tempat yang sangat jauh dari Tim Zhongzhou, sebuah piring terbang melayang diam. Di dalamnya duduk tiga pria: satu berwajah sangat tampan, satu berparas biasa namun beraura tenang dengan mata terpejam, dan seorang pria kulit putih paruh baya dengan penampilan biasa. Ketiganya diam seribu bahasa, terlihat seperti sedang dipenuhi pikiran rumit.
Pria pirang tampan itu tiba-tiba berbicara: "Ini maksudnya apa? Perubahan alur ceritanya terlalu berlebihan? Area 51 sudah dihancurkan alien, kita malah mau menyergap Tim Zhongzhou di sana? Bagaimana cara melacak posisi mereka sekarang? Yurian. Sudah ketemu?"
Pria bermata tertutup itu sudut mulutnya berkedut, tapi segera kembali tenang. Setelah berpikir ia berkata: "Secara rasional, Area 51 sebelum plot utama seharusnya tidak mengganggu alien. Lagipula seharusnya alien tidak tahu keberadaannya. Tapi sekarang malah hancur, ini sama sekali tidak sesuai dengan logika penalaran. Jika harus mencari alasan... mungkin kita yang membocorkan eksistensi Area 51."
"Kita yang bocorkan? Mengapa? Kapan?" Pria pirang tampan itu langsung bertanya penuh rasa ingin tahu.
Sudut mulut pria yang memejamkan mata kembali berkedut, namun dia segera menggosoknya secara reflektif dengan tangan. Kemudian baru melanjutkan: "Yang disebut penalaran adalah menghapus semua informasi yang tidak mungkin, maka kemungkinan yang tersisa seberapa pun tidak masuk akalnya—itu adalah kenyataan... Jika semua cara mustahil menghancurkan Area 51, maka kita yang berada di markas besar alien adalah satu-satunya makhluk Bumi yang mengetahui keberadaan Area 51 sekaligus kontak dengan alien. Jadi saya menduga mungkin ada perangkat tertentu di markas alien yang bisa mengintip pikiran kita, sehingga mereka tahu keberadaan Area 51 dan ancaman pesawat ulang-alik yang bisa mengancam mereka. Karena itu mereka menghancurkannya lebih dulu. Begitu logika saya... Tentu saja mungkin juga Dewa Utama sengaja meningkatkan kesulitan untuk Tim Zhongzhou. Jika yang terakhir, maka tidak perlu sesuai logika fakta. Cukup kehendak Dewa Utama saja, sehingga tidak perlu dianalisis lebih lanjut..."
Ekspresi pria pirang tampan jelas terlihat bingung, membuat sudut mulut pria bermata tertutup kembali berkedut halus. Namun saat si pirang mulai berbicara, dia segera menetralkan raut wajahnya.
Pria pirang tampan itu mengerutkan alis: "Lupakan dulu itu. Yang penting kita sudah keluar dari markas alien. Urusan pikiran tidak relevan lagi. Kunci sekarang adalah menemukan Tim Zhongzhou... Aku sudah menghabiskan begitu banyak poin reward dan alur cabang untuk mengaktifkan kemampuan kekuatan spiritualmu. Jangan-jangan ini sia-sia? Mencari orang saja tidak bisa!" Nada suaranya di akhir kalimat mulai mengandung kemarahan.
Pria bermata tertutup tersenyum ringan, menggerakkan tangannya: "Bumi begitu luas, meski sudah menukar skill spiritual level 3 'Mata Hati', radius eksplorasi spiritualku hanya ratusan kilometer. Jarak eksplorasi cabang pun tak lebih dari ribuan kilometer. Menurutmu dengan Bumi sebesar ini, adakah cara bagiku untuk menemukan mereka seketika?"
Pria pirang tampan menyeringai dingin, menundukkan kepala setengah: "Kuberi kau 36 jam... Ini batas toleransi maksimalku. Berhati-hatilah."
Pria bermata tertutup kembali tersenyum tipis lalu diam seribu bahasa. Sementara pria paruh baya itu seperti tak peduli, hanya termenung sendiri. Bagian dalam piring terbang pun kembali sunyi senyap.
(......Meski posisi mereka memang sudah terlacak, tapi menyerang Tim Zhongzhou dengan formasi pasukan seperti ini sekarang... Kurasa ini bukan perintah bijak. Atau jangan-jangan si tolol ini sudah tak sabar mati? Walau sudah sangat kesal dengan idiot ini, tapi idiot ber-kekuatan tempur tinggi tetap berguna. Selama belum harus ditinggalkan, lebih baik tetap bantu dia......)
(......Tapi apa maksud ucapan Adam itu? "Kecerdasan Tim Zhongzhou-lah kunci kekuatan sejati mereka", terdengar tak logis. Bisakah kecerdasan digunakan untuk mendeskripsikan sebuah tim? Ataukah memisahkan konsep 'Zhi' dan 'Li'? Dari aspek 'Li' memang sudah kusaksikan, Zheng Zhuo pantas dijuluki pejuang tangguh yang berani berhadapan frontal dengan Tim Dewa. Jika aku dan Lainhard bergabung, peluang menang tetap 50-50......)
（Lalu apa maksud 'kecerdasan' Tim Zhongzhou? Setidaknya dari yang terlihat sejauh ini, selain pilihan awal mengambil rute Gedung Putih, performa Tim Zhongzhou sebenarnya sangat kekanak-kanakan. Tim seperti ini meski punya Zheng Zhuo tidak perlu ditakuti. Di bawah kebijaksanaan non-manusiawi Adam, sulit dipercaya Tim Zhongzhou nyaris mengalahkan mereka sekali... Apa sebenarnya makna 'kecerdasan' Tim Zhongzhou? Mungkinkah tidak ada pemisahan antara kecerdasan dan kekuatan? Apakah Adam hanya merujuk pada 'kecerdasan intelektual' Tim Zhongzhou? Tidak paham...）
Setelah berpikir sampai di sini, pria bermata tertutup itu menarik napas panjang. Dia meremas pelipisnya sejenak sebelum melanjutkan perenungan.
（Sudahlah. Dari kondisi saat ini, Tim Zhongzhou sudah sepenuhnya berada dalam posisi inferior. Satu-satunya cara balas dendam adalah dengan lebih dulu menemukan "pesawat terbang itu". Tapi justru kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan serangan mendadak sesungguhnya. Minimal harus membuat Tim Zhongzhou kehilangan sebagian besar kekuatan tempur. Setelah itu, penghancuran Zheng Zhuo akan jauh lebih terjamin. Lalu... Nios! Dalam film horor kali ini, tim kita bisa mendapatkan poin reward dan alur cabang dalam jumlah besar, sekaligus mengalahkan Tim Zhongzhou yang sombong. Tunggu saja aku! Ketemu lagi nanti, aku sama sekali tidak akan kalah lagi padamu! Jika kecerdasanku memang tak bisa mengalahkanmu, setidaknya bisa kuimbangi dengan kekuatan fisik... Tunggulah!）
Pria bermata tertutup perlahan membuka matanya, di mana kedua bola mata itu tak lagi memiliki warna hitam putih. Yang tersisa hanyalah gambar seperti galaksi bintang. Setelah membuka matanya sebentar, ia segera menutupnya kembali dan kembali tenggelam dalam kontemplasi...
