Saat Zheng Zhuo, tiga anggota Tim Xihai, Xiao Honglü dan lainnya sedang menjalankan misi masing-masing, Zhang Heng dan dua rekannya justru berlarian tanpa tujuan. Bukan karena mereka tidak punya rencana, melainkan jumlah robot laba-laba yang begitu banyak membuat mereka tak sempat berpikir. Saat ini, tujuan utama mereka hanyalah menyelamatkan nyawa, hal lain dikesampingkan.
“Sial, kenapa robot laba-laba ini sebanyak ini? Apa alien sengaja mengincar kita bertiga?” Zhang Heng memandang kerumunan robot laba-laba di bawah sambil bulu kuduknya meremang.
Ketiganya sudah tidak berani lagi terbang dengan mengubah diri menjadi angin secara mewah seperti awal. Setelah mengalami bahaya sebelumnya, mereka kini berusaha mencari waktu untuk beristirahat sebisa mungkin - kadang berubah menjadi pasir untuk menghindar, kadang membunuh sedikit robot. Hanya ketika dikelilingi robot dari segala arah mereka berubah menjadi angin. Dengan menghindar dan melarikan diri seperti ini, berkat bantuan Imhotep mereka akhirnya tidak mati di markas besar alien ini, sementara kekuatan Imhotep perlahan mulai pulih.
Saat ketiganya berkeliaran di markas alien ini, mereka hampir melihat jumlah robot laba-laba semakin berkurang. Ketika hendak berhenti untuk beristirahat, tiba-tiba mereka melihat sekumpulan besar robot laba-laba berkumpul di depan, dan dari sebuah ruangan terus bermunculan robot-robot baru. Untuk sementara waktu rasa ingin tahu mereka meluap, mengira telah menemukan gudang senjata alien.
Imhotep yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang dalam kondisi prima segera berubah menjadi angin menerobos masuk ke ruangan itu. Namun baru saja masuk, matanya disambut cahaya merah darah yang menyala-nyala. Lantai dipenuhi tumbuhan merah darah yang merambat, di antara dedaunannya terlihat mayat manusia tak terhitung jumlahnya. Sekilas mirip neraka Asura yang mengerikan.
"Mungkinkan para alien ini tidak bisa bernapas di udara Bumi, sehingga mereka memindahkan tanaman dari planet asal mereka ke sini?" Zhang Heng merasa sangat bingung, sementara wajahnya mulai berubah hijau muda. Bagaimanapun, pemandangan di bawah kakinya benar-benar mengerikan. Siapa sangka para alien ini ternyata menggunakan manusia sebagai subjek eksperimen biologis?
Usai menyaksikan semuanya, Imhotep awalnya telah memutuskan untuk membawa kedua rekannya pergi. Namun kejadian yang lebih mengejutkan baru saja dimulai. Ketiganya melihat semua robot laba-laba tiba-tiba berhenti. Kemudian sebuah pintu kabin terbuka di bagian atas, dan para alien keluar dari robot-robot tersebut. Puluhan alien berbaris memasuki tanaman merah. Entah apa yang mereka lakukan, tiba-tiba seluruh tanaman merah itu menyapu ke arah mereka dan menelan puluhan alien itu. Hanya beberapa saat kemudian, tanaman merah itu mulai layu dengan kecepatan yang terlihat mata telanjang. Ketika tanaman itu sepenuhnya menjadi abu, tubuh raksasa para alien yang tertelan pun terlihat.
Mereka yang pernah menonton film Independence Day tahu bahwa tubuh asli alien sebenarnya sangat kecil. Biasanya mereka berada dalam baju zirah biologis yang menjadi tubuh utama mereka. Namun kini, baju zirah biologis puluhan alien ini mulai meleleh dan bergerak-gerak seolah memiliki kehidupan sendiri. Sambil bergerak, bentuknya terus berubah-ubah menjadi berbagai wujud yang gagah.
Zhang Heng dan dua orang lainnya melihat dengan jelas. Mereka sudah terpaku karena kaget. Hingga tanaman merah itu benar-benar layu, setelah itu baju zirah biologis alien mulai berubah bentuk. Saat bentuk baju zirah itu akhirnya stabil, Zhang Heng tak kuat berteriak: "Apakah ini salah? 'D'BOY?"
Imhotep dan Yang Xuelin secara refleks bertanya: "'D'BOY? Apa itu?"
"Film animasi yang pernah kulihat dulu." Zhang Heng menatap tajam alien di bawahnya. Ia bergumam: "Film itu juga bercerita tentang perang alien melawan manusia. Alien di sana tidak setinggi teknologi alien di Sang Dewa Langit, tapi mereka bisa berubah menjadi tanaman. Tanaman ini bisa menyedot manusia ke dalamnya. Setelah beberapa waktu, dari tubuh manusia itu akan muncul senjata humanoid yang sangat mengerikan. Senjata ini sebenarnya sudah kehilangan kesadaran manusia aslinya. Mereka telah menjadi mesin perang murni yang dikendalikan oleh alien dari dalam tubuh... Mirip dengan tingkah laku alien di sini. Sama-sama menggunakan tanaman untuk membentuk baju zirah biologis. Sama-sama menggunakan gen manusia. Hanya tidak tahu apakah alien ini akan menjadi lebih kuat."
Sambil berbicara, baju zirah biologis alien di bawah perlahan stabil. Yang muncul bukan lagi bentuk alien seperti baju zirah sebelumnya. Meski cangkangnya masih material keras seperti baju zirah biologis, secara fisik lebih mendekati postur manusia. Wajahnya samar-samar memperlihatkan lima indera manusia. Hanya warna material keras di tubuhnya yang gelap, membuatnya terlihat seperti robot.
“……Ternyata mirip sosok 'D'BOY, hanya tidak tahu bagaimana kekuatan tempurnya.” Zhang Heng mengerutkan kening sambil bergumam.
Namun sebelum suaranya benar-benar hilang, lapisan api merah menyala tiba-tiba muncul dari tubuh alien-alien yang berdiri di tanah. Anehnya, para alien itu tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan, persis seperti saat Zheng Zhuo menggunakan skill manusia serigala. Belasan alien tiba-tiba melompat, dengan yang tertinggi melompat setinggi belasan meter, menerjang badai pasir kuning yang melayang di udara.
Imhotep yang telah menjelma menjadi badai pasir sama sekali tidak takut dengan serangan ini. Ditambah lagi tubuh abadinya membuatnya membiarkan para alien mendekat. Namun saat mereka sudah sangat dekat, tiba-tiba Imhotep mengeluarkan erangan rendah: "Hah? Ini apa?"
Begitu kata-katanya terucap, sebelum Zhang Heng dan rekannya sempat sadar kembali, badai pasir kuning sudah menerjang keluar gedung. Alien-alien yang bertransformasi itu terus memburunya. Beberapa alien dengan kedua tangan bercahaya keperakan terang mulai menariknya hingga terbentuk beberapa panah cahaya perak yang ditembakkan seperti memanah ke arah badai pasir. Meski akurasi buruk, satu panah berhasil mengenai badai pasir itu. Seketika terdengar lagi erangan Imhotep. Baru setelah itu, Imhotep berhasil keluar dari gedung.
Pada saat ini, bahkan jika Zhang Heng dan Yang Xuelin lambat bereaksi, mereka menyadari bahwa Imhotep terluka saat diserang oleh para alien. Ini sungguh mengejutkan, mengingat bahkan senjata energi murni seperti sinar energi tidak dapat melukai Imhotep. Bentuk kehidupan Imhotep sangat berbeda dengan mereka - dia sendiri merupakan eksistensi legenda dan sihir. Kecuali menggunakan serangan bertipe sihir legenda, bahkan bom atom pun takkan bisa membunuhnya. Siapa sangka alien-alien ini ternyata memiliki cara untuk melukainya?
Selain itu, Zhang Heng memiliki lebih banyak pertanyaan dalam benaknya. Pola serangan alien tadi terasa sangat familiar. Api merah menyala itu tak perlu dikomentari, lalu cara mereka memanah sangat mirip dengan situasi saat dia menggunakan busur logam perak untuk menembak. Mungkinkah para alien itu sedang meniru pola serangan tim reinkarnasi mereka?
Angin topan debu kuning itu tiba-tiba mempercepat laju setelah keluar dari gedung, dalam sekejap telah terbang sejauh seribu meter. Kemudian angin topan itu menghujam ke tanah dengan keras. Imhotep mendengus kesakitan dan menampakkan wujud aslinya. Dia merangkak di tanah sambil terengah-engah, dengan lubang sebesar mangkuk di punggungnya yang hampir menembus tubuhnya. Dari lubang itu terus mengepul asap putih. Di bahunya, sebagian kecil kulitnya telah hangus hitam, seolah ada api yang membakarnya di sana.
Imhotep merangkak di tanah sambil terus menarik napas, seiring waktu berlalu beberapa detik, luka di tubuhnya mulai menyembuh secara otomatis. Namun dari ruangan jauh sudah berlusin alien berhamburan keluar, ditambah robot laba-laba yang memang sudah banyak di luar. Semua menyerbu ke arah sini, terutama alien yang berubah wujud menjadi "D"BOY - kecepatan gerak mereka sangat tinggi, cukup dengan menjejak ringan di tanah, tubuh mereka terlempar belasan meter, gerakannya mirip sekali dengan Qinggong (Ilmu tubuh ringan) yang dikuasai Zheng Zhuo setelah penguatan.
Zhang Heng memandang Imhotep yang sedang meregenerasi tubuhnya, lalu menatap alien-alien yang semakin mendekat dari kejauhan. Pria ini dengan tenang mengaitkan busur panjang peraknya di tangan, sementara tangan satunya mengeluarkan batu energi. Batu itu ditempelkannya pada tali busur, lalu ia membidikkan senjatanya ke gerombolan alien yang terus maju. Detik berikutnya, hujan panah cahaya energi sudah melesat.
(Energy Arrow ini kekuatan penghancurnya terlalu lemah, tak bisa menembus lapisan perlindungan energi alien. Paling hanya bisa memperlambat gerak mereka... Ini tidak masuk akal, ya? Alien benar-benar punya teknologi transformasi menjadi "D"BOY? Bahkan bisa menyerap skill para anggota tim reinkarnasi! Aku ingat di Bumi ada banyak tumbuhan merah - kalau begitu, bukankah spesies manusia akan punah?)
Zhang Heng merasa bercampur aduk dalam hatinya. Ia menyaksikan ribuan Energy Arrow melesat, sebenarnya ia tidak terlalu berharap banyak. Tapi siapa sangka, puluhan alien yang berada di barisan terdepan itu, meski terlihat sangat cepat dan memiliki aura mengerikan, nyatanya mudah dihancurkan. Tubuh mereka langsung remuk berantakan saat ditembus Energy Arrow. Hal ini membuat Zhang Heng terpaku, bahkan alien-alien yang baru keluar dari ruangan itu juga membeku. Untuk sementara waktu, laba-laba robot dan alien di kejauhan semuanya berhenti, entah apa yang sedang mereka pikirkan.
(Benar! Para alien ini tiba-tiba mendapatkan skill atau atribut dari anggota tim reinkarnasi kita. Entah karena kemampuan mereka tidak utuh, atau mereka tidak bisa mengoptimalkannya, atau terlalu overestimasi terhadap kekuatan sendiri. Makanya mereka nekat menahan Energy Arrow-ku dengan tubuh fisik. Tentu saja tubuh mereka remuk dalam sekejap mata... Tapi apa yang harus dilakukan selanjutnya? Begitu mereka menguasai kekuatan masing-masing, dengan jumlah alien sebanyak ini yang mengejar dan bisa melukai Imhotep, bukankah kita pasti mati?)
Zhang Heng merasa cemas memikirkan berbagai kemungkinan situasi. Namun apapun yang dia pikirkan, hanya mereka bertiga yang berkeliaran di markas besar alien ini, hasilnya pasti tidak ada harapan. Pikiran ini membuatnya semakin khawatir, terutama karena luka Imhotep telah mengurangi probabilitas bertahan mereka bertiga. Tiba-tiba, serangkaian gambar muncul di pikirannya—posisi Zheng Zhuo saat ini dan arah yang harus ditempuh untuk mencapainya. Dalam gambar-gambar itu... Zheng Zhuo sedang bertempur dengan gumpalan besar bayangan merah darah!
### Volume 11: Sang Dewa Langit Melawan (II) Bab VI "D"BOY? Dan Pertempuran! (II)
"Aku ini jenius... Meskipun aku benar-benar tidak mahir dalam skenario dan strategi, tapi dalam hal pertempuran, aku adalah..."
Ini adalah kalimat pertama yang diucapkan Reinhardt saat menerjang ke depan Zheng Zhuo. Entah menggunakan metode apa, tubuhnya berubah menjadi bayangan merah darah yang melesat dari kejauhan, terlihat cukup mengesankan. Namun yang dihadapinya adalah Zheng Zhuo—pernah menyaksikan berbagai medan tempur, bertemu dengan orang kuat super dahsyat, dan dirinya sendiri juga seorang petarung ekstrem yang telah membuka level empat menengah kunci genetik. Kemampuan kecil seperti ini sudah tidak cukup untuk membuatnya terkesan. Andai bukan karena pertimbangan tertentu, pasti sudah dia hantamkan kepalan tangan ke wajah Reinhardt saat kalimat pertama itu diucapkan.
"Zheng Zhuo juga tidak menjawab, menoleh dengan membawa angin kencang menyelinap melewati Reinhardt. Karena posisinya saat ini masih berjarak cukup jauh dari lokasi yang diperkirakan, jika pertarungan dimulai setelah sampai di sana, sama sekali tidak akan membuatnya takut. Lagipula Tim Laut Barat hanya muncul satu orang ini, seharusnya masih ada seorang pengendali kekuatan spiritual. Jika tiba-tiba dia melepaskan kekuatan ledakan dan langsung membunuh komandan Tim Laut Barat ini, akan sulit mencari sang pengendali kekuatan spiritual tersebut. Bagaimanapun, Tim Zhongzhou sekarang tidak memiliki pengendali kekuatan spiritual.
Reinhardt memang berkarakter perampas. Dia sama sekali tidak memikirkan hal ini, hanya melihat Zheng Zhuo dengan seenak sekarang menyelinap melewatinya, seolah tidak menganggapnya penting. Seketika amarah jahat memenuhi perutnya, emosi dari insiden sebelumnya dengan Yulian langsung menyambar paru-paru dan jantung. Segera dia berteriak keras. Seluruh tubuhnya diselimuti api merah tua yang menjalar ke segala penjuru, pelat baja di bawah kakinya yang berada di garis depan langsung meleleh menjadi besi merah membara. Area ini menjadi panas bagai dalam tungku peleburan baja.
"Oh-oh..."
Zheng Zhuo awalnya ingin menggunakan "Soru" untuk menerobos melewati Reinhard dengan cepat. Tapi tak disangka, baru melesat beberapa puluh meter, sekelilingnya tiba-tiba terperangkap dalam ruang kedap panas. Hati berdesir, ia langsung melompat ke udara sambil mengayunkan "Langkah Bulan" berkali-kali. Beberapa saat kemudian, tubuhnya telah mendarat ratusan meter jauhnya. Area seluas 100 meter di posisi semula kini berubah menjadi lubang-lubang besi merah membara. Reinhard yang diselimuti api merah tua berlapis-lapis itu tampak semakin mengerikan aura kekuatannya.
"Oh, rupanya memang punya kemampuan." Zheng Zhuo baru mulai serius menyikapi gemuruh kekuatan Reinhard. Bagaimanapun, jurus ini pernah ia saksikan pada replikanya dulu - kekuatan dahsyat sihir hitam murni yang nyaris tak tertandingi. Jurus ciptaan orisinil ini, baik dari segi keindahan maupun kekuatan, sama sekali tak kalah dengan skill "Ledakan" dan "Penghancur"-nya. Tapi dalam duel melawan Reinhard, faktor penentunya tetap kemampuan diri sendiri. Di segi ini, Zheng Zhuo yakin akan menang. Bisa dibilang, di dunia bereinkarnasi ini, jika diukur murni dari kemampuan individu, ia pasti masuk tiga besar.
Mendengar itu, Reinhardt tertawa terbahak-bahak lalu berkata: "Aku sudah bilang tadi, aku adalah jenius dalam hal pertempuran. Skill orisinil ini berbeda dengan skill yang ditukar. Ini adalah kekuatan nyata dari dalam diri, lebih cocok untukku dibanding skill level 3 bahkan level ganda 3. Dengan garis keturunan manusia serigala tingkat tinggi dan kombinasi skill Dark Flame, setelah membunuhmu dan menyedot kekuatanmu, aku yakin bisa berevolusi menjadi Api Hitam! Ha ha ha! Saat itu, bahkan replikamu pun takkan bisa mengalahkanku!"
Ternyata Reinhardt tidak hanya sombong. Jika benar demikian, mustahil dia terpilih ke Tim Reinkarnasi Iblis. Potensinya jelas sangat besar. Dia memiliki perspektif unik dalam pertempuran: mengabaikan atribut dan skill lain, fokus pada Penguatan atribut manusia serigala dan beberapa skill tempur pilihan. Kebijakan 'pemeliharaan' timnya memungkinkannya menginvestasikan poin reward dan alur cabang tak terhitung ke atribut manusia serigala. Hingga kini, penguasaannya atas atribut dan skill manusia serigala sudah mencapai tingkat sempurna. Dibanding mereka yang memperkuat semua hal tapi lemah dalam pertempuran, kemampuan di dunia reinkarnasi ini benar-benar luar biasa.
Zheng Zhuo menghela napas, dengan gerakan pikiran langsung membuka kunci genetik level satu. Namun hanya sampai di situ, dia belum memutuskan apakah akan membunuh komandan Tim Laut Barat sekarang. Keraguan sebelumnya masih tersisa - jika bertindak gegabah bisa merusak skenario Chu Xuan dan yang lain. Meski sudah memperkirakan akhirnya, detail tata letak mereka masih kabur. Apakah mereka sudah memperhitungkan lapisan ini? Tapi tanpa bertarung, mustahil untuk pergi. Meski kecepatan cahaya darah jauh di bawah "Soru"-nya, daya tahannya lebih unggul. Mengejar dalam keadaan pontang-panting jelas tidak diinginkannya.
(Sudahlah! Jika harus bertarung, biarkan terjadi! Lagipula dia anggota klan pemeliharaan. Pasti ada permusuhan antara kami di Tim Iblis Bereinkarnasi. Lebih baik memotong-motong tubuhnya menjadi ribuan potongan!)
Saat niat membunuh mulai menggelegak, kunci genetiknya terbuka hingga level dua. Secara bersamaan, Reinhard yang sedang tertawa puas tiba-tiba berhenti. Pria pirang tampan ini menggeram. Bajunya mulai terkoyak dari punggung, sepenuhnya robek saat sepasang sayap berdaging hitam legam muncul mendadak. Bentuk sayap kelelawar iblis ini mirip tujuh puluh persen dengan replika Zheng Zhuo.
"Masih ingat apa yang pernah kukatakan sebelumnya?" Zheng Zhuo melihat Reinhardt mulai serius, ia segera menyeringai dingin: "Aku belum mencarimu, tapi kau berani memprovokasiku. Apakah kau benar-benar mengira Tim Zhongzhou kami terbuat dari kertas? Sudah kukatakan, untuk bertarung denganku, kau harus menyiapkan satu tim lengkap anggota tim reinkarnasi! Kalau tidak, siapa kau kira aku ini?" Seketika itu juga kondisi 'Penghancur' diaktifkannya. Siluetnya berkelebat dan langsung menerjang ke arah wajah Reinhardt dengan kecepatan yang begitu dahsyat hingga musuhnya bahkan tak sempat bereaksi. Tendangan maut mengarah ke leher Reinhardt, kekuatan luar biasa itu melontarkan tubuhnya bersama semburan api masuk ke dalam lapisan baja kapal. Suara menghujam bergema saat tendangan itu menerbangkannya melintasi beberapa lapisan lorong kapal.
Reaksi Reinhard juga cukup luar biasa. Saat ditendang hingga terbang melintasi satu lapisan jalur, ia segera berubah menjadi cahaya darah gelap. Namun bahkan dalam bentuk cahaya darah pun tidak bisa mengalihkan kekuatan tendangan Zheng Zhuo. Setelah menembus beberapa lapisan jalur lagi, akhirnya ia berhenti. Setelah cahaya darah itu kembali ke wujud manusia, Reinhard langsung menyemprotkan darah dari mulutnya. Lehernya sudah terputar sepenuhnya ke belakang. Kekuatan pukulan Zheng Zhuo yang menggunakan kekuatan level "Penghancur" ini sungguh luar biasa. Bukan hanya individu biasa, bahkan kereta perang pun akan hancur pecah berantakan. Ini adalah level kekuatan yang cukup untuk melukai monster seperti "Dewa Utama pertama". Fakta bahwa Reinhard masih bisa mempertahankan bentuk manusia sepenuhnya membuktikan statistik fisiknya yang luar biasa.
Setelah melancarkan tendangan ini, Zheng Zhuo sendiri terkejut dengan kekuatan yang dimilikinya. Meski sudah memahami betul kemampuan dirinya, selama ini lawan yang dihadapinya selalu terlalu lemah atau terlalu kuat. Untuk individu tunggal seperti alien, bahkan tak perlu mengaktifkan kekuatan level "Ledakan". Sedangkan untuk eksistensi kuat seperti Dewa Utama pertama, bahkan penggunaan kekuatan "Penghancur" pun sia-sia. Baru ketika menghadapi lawan selevel atau sedikit di bawahnya, ia tiba-tiba menyadari dirinya sendiri telah berubah menjadi monster.
Penampilan Reinhard juga benar-benar seperti monster. Dia bahkan memutarkan lehernya sendiri dengan paksa, kemudian menghancurkan tulang lehernya dengan telapak tangan yang berdentuman. Setelah tulang leher itu hancur total, cahaya merah darah mulai mengalir di lehernya. Ketika Zheng Zhuo memasuki lapisan jalur ini, tulang lehernya ternyata sudah pulih sepenuhnya.
"Kekuatan yang mengerikan, sungguh kekuatan yang mengerikan. Kemampuanmu jauh lebih kuat dari yang dikatakan anggota Tim Dewa... Ha ha ha, kekuatan yang luar biasa! Jika aku bisa menyedot habis kekuatanmu, bukankah aku bisa menjadi Tak Terkalahkan? Dengan mudah kembali ke dunia nyata, lalu seluruh dunia..."
Ekspresi Reinhard seolah telah jatuh ke dalam kegilaan. Ditambah wajahnya yang penuh debu darah, penampilannya sama sekali tidak seperti sosok tampan elegan sebelumnya. Saat ini pria ini terlihat seperti orang gila, terus bergumam dengan mulutnya. Pandangannya ke Zheng Zhuo benar-benar seperti orang gila.
"Ternyata belum mati. Dalam legenda, vampir memang memiliki nyawa yang ulet." Zheng Zhuo menyeringai dingin sambil meremas-remas kepalan tangannya, bersiap untuk menghajar lagi pria di hadapannya.
Reinhard tiba-tiba menjadi lebih tenang setelah mendengar itu, ia tertawa terbahak-bahak: "Jangan sebut sebagai vampir, seharusnya disebut garis keturunan mulia darah! Bukankah kamu juga menguatkan garis keturunan manusia serigala? Meskipun kualitas garis keturunanmu sangat rendah... Ngomong-ngomong, kamu bisa menguasai kekuatan sekuat ini dengan garis keturunan serendah itu, kamu bisa dianggap jenius kedua selain aku, hahaha..."
"Idiot..."
Zheng Zhuo menggelengkan kepala, kakinya sekali lagi menggunakan "Soru", seluruh tubuhnya melesat dengan kecepatan tak terlihat mata telanjang mendekati Reinhard, tinju kanannya kembali membawa "Penghancur Sekejap" menghantam. Namun tanpa disadari, sekumpulan api merah tua telah menghalangi tinju itu. Braak! Suara gedebuk terdengar, lapisan tipis api merah tua ini berhasil menahan kekuatan dahsyat yang bisa menembus ratusan meter lapisan baja. Meskipun api itu langsung meledak, tapi tetap berhasil menahan serangan ini.
Reinhard dengan santai menjentikkan jarinya, api di tubuhnya kembali menyala dahsyat dan membentuk dinding api antara dirinya dengan Zheng Zhuo.
"Sudah kukatakan, aku adalah jenius dalam pertempuran... Mari mulai, Babak Kedua pertarungan!"
