"...Apakah orang itu Penjahat Bayangan?"
Xiao Honglü duduk di puncak pohon besar. Dengan teropong, matanya menatap jauh ke aroma gerombolan ork yang terus bergerak masuk ke dalam hutan. Di tengah mereka, berdiri seorang pria kurus berbaju panjang merah tua yang memancarkan aura hitam dari seluruh tubuhnya. Tampaknya dia sedang berbicara kepada para ork tersebut.
（Dilihat dari situasi dalam film, Yingyingzhe ini memiliki kekuatan yang sangat besar, bahkan di akhir film ia memanggil kelelawar raksasa dengan panjang sekitar sepuluh meter. Sepertinya aku tidak bisa mengalahkannya... Jurus Burung Air Nandou milik Cheng Xiao cukup hebat, lebih baik serahkan makhluk ini padanya...)
Xiao Honglü diam-diam melakukan perhitungan di dalam hati. Setelah sekelompok ork memasuki hutan, barulah ia mengarahkan teropong ke lereng bukit yang lebih jauh. Di sana ada ratusan prajurit dan ork yang berjaga di pos pemeriksaan. Beberapa pintu keluar utama hutan ini dijaga oleh prajurit dengan pola serupa. Kecuali melalui jalan gunung yang sangat curam, protagonis dan yang lainnya benar-benar tidak punya jalan untuk mundur.
(...Sebenarnya kalau dipikir-pikir, tindakan Chu Xuan kali ini sangat menyebalkan. Semua kekuatan tempur utama tim telah ditarik, menyisakan anggota non-tempur atau yang kekuatan tempurnya lemah. Bahkan Cheng Xiao seharusnya masuk kategori tenaga medis... Apa yang dipikirkan Chu Xuan ini? Meskipun Zhang Heng dan Ling Dian pergi ke sana, hampir mustahil mereka bisa memberikan bantuan berarti. Perlu diingat Zheng Zhuo, Zhao Yingkong, dan Chu Xuan sendiri sudah memiliki kekuatan tempur super. Jika dikatakan kekurangan kekuatan tempur, menambahkan Zhang Heng dan Ling Dian pun tidak akan banyak meningkatkan... Kecuali...)
"Kecuali Chu Xuan bermaksud membuang kami? Atau mungkin ingin anggota terlemah di antara kami mati?"
Setelah membuang beberapa kemungkinan yang tidak mungkin. Xiao Honglü tiba-tiba mendapatkan kesimpulan ini, sesuai dengan konvensi penalaran, ketika semua kemustahilan telah dibuang, betapapun tidak masuk akalnya kemungkinan itu, inilah jawaban sebenarnya.
"Tidak, tidak mungkin, sudah sampai pada tahap ini. Sudah mendekati pertempuran terakhir, bahkan seorang anggota tim yang berpengalaman sekalipun. Pada akhir pertempuran mungkin menjadi bidak yang berguna dalam skenario, jika Chu Xuan benar-benar bermaksud membuang kita, maka kecerdasannya hanya sebatas itu. Daripada disebut membuang, kemungkinan lain yang lebih besar adalah... dia ingin kita terbiasa dengan kematian, atau terbiasa dengan atmosfer pertempuran langsung di medan perang."
Mengenai situasi pertempuran terakhir, sebagai Sage Bijak kedua Tim Zhongzhou, Xiao Honglü juga telah melakukan pemikirannya. Meskipun mungkin masih ada keraguan dalam hal penyusunan skenario, tetapi pola pertempuran terakhir sudah hampir terbayang, bahkan hampir sama dengan yang dibayangkan Chu Xuan. Satu-satunya cara untuk mengalahkan Tim Reinkarnasi Iblis... prajurit melawan prajurit, Sang Penguasa melawan Sang Penguasa!
(Jika demikian, maka bahkan anggota seperti kami yang tidak cocok untuk bertempur pun wajib memikul tanggung jawab yang cukup, bahkan kematian dalam pertempuran itu adalah hal yang wajar. Ah, belum lama dihidupkan kembali, tak disangka mungkin mati lagi... Tapi Chu Xuan ternyata benar-benar ahli dalam kalkulasi, selama Tim Zhongzhou menjadi tim reinkarnasi terkuat, mengalahkan Tim Reinkarnasi Iblis, ketika komandan kami Zheng Zhuo mencapai puncak kemampuan anggota reinkarnasi. Ditambah dengan teori kotak yang benar-benar valid, maka kebangkitan kami kembali bukanlah hal yang mustahil...)
Xiao Honglü menghela napas, dengan pasrah menerima kesimpulan ini. Meskipun dalam hati ia sangat tidak setuju dengan ide Chu Xuan ini, ia harus mengakui bahwa tindakan Chu Xuan memang sangat tepat. Asalkan bisa memenangkan pertempuran terakhir, pengorbanan sebesar apapun pasti sepadan. Sebaliknya, jika seluruh tim tewas, belas kasihan sebanyak apapun hanya akan menjadi lelucon belaka.
"Baiklah, sekarang giliranku untuk bertempur... Sihir Tingkat 5. Badai salju adalah mantra terkuat yang kukuasai saat ini. Bola api juga cukup mematikan, tapi jumlah penggunaan per hari terlalu terbatas. Paling efektif tetap makhluk panggilan..."
Setelah memutuskan untuk bertempur, Xiao Honglü yang bukan anggota biasa tim reinkarnasi ini segera menghitung semua faktor: mantra yang bisa digunakan, jumlah prajurit musuh, dan situasi lainnya. Tanpa kekuatan fisik seperti Zheng Zhuo, ia harus memastikan keseimbangan kekuatan tempur kedua belah pihak dan menjamin penyelesaian misi dari posisi paling aman - inilah tujuan utamanya.
Sekitar seratus prajurit berjaga di pinggir hutan, 40% di antaranya adalah ork. Sisa pasukan cadangan adalah manusia. Nyatanya, tiga prajurit manusia sekalipun belum tentu setara dengan satu ork. Dengan 40 lebih prajurit ork, kekuatan mereka setara dengan hampir dua ratus prajurit manusia.
"Tiga pos pemeriksaan dijaga ketat, ditambah dua regu patroli berisi sepuluh orang. Lokasi ketiga pos ini saling berdekatan dan bisa saling mendukung. Jika menemukan target atau diserang, mereka bisa secepatnya menggabungkan pasukan di satu tempat. Jadi..."
Xiao Honglü memilin rambutnya sambil berpikir diam-diam. Semua rencana perlahan terbentuk di hatinya. Saat memikirkan akhirnya, dia baru berdiri dan mulai mengucapkan mantra. Dengan mudra, mantra, dan beberapa bahan sihir yang ditaburkan, seekor Anjing Langit segera muncul di tanah. Ini adalah mantra pemanggil dari sihir level satu. Menurut tingkat penguatan Xiao Honglü saat ini, dia bisa menggunakannya hingga dua belas kali sehari - jauh lebih kuat dibanding sihir jaring sihir dalam aturan Naga dan Bawah Tanah.
(Tidak, Anjing Langit ini terlalu lemah. Kecepatannya buruk, stabilitas juga tidak bagus. Lagipula di hutan tidak mungkin membiarkannya berlari bebas. Jika terkena panah, kehilangan nyawa dengan sia-sia akan sangat menyedihkan. Lebih baik gunakan Laba-laba Penyucian.)
Laba-laba Penyucian adalah sihir level empat yang hanya bisa digunakan Xiao Honglü lima kali sehari. Namun makhluk ini jelas jauh lebih kuat: kecepatan geraknya tidak perlu disebut lagi, laba-laba ini bisa melompat dan merayap di pepohonan. Di hutan, ini menjadi alat transportasi terbaik. Dengan ukuran hingga dua setengah meter, kekuatan tempurnya sangat mengerikan. Menukar lima kesempatan sihir dengan satu laba-laba panggilan - pertukaran seperti ini cukup sepadan.
（Mantra level tiga Bola Api dapat digunakan tujuh kali, level empat selain memanggil laba-laba menghabiskan satu kali, juga bisa menggunakan Badai Salju empat kali, lalu Dominasi Manusia level lima bisa dipakai tiga kali. Mantra level dua kekuatannya kurang kuat, durasi Sihir Penyamaran hanya tiga puluh detik, tapi bisa dipakai sampai sembilan kali. Lalu makhluk panggilan level satu Anjing Langit masih bisa dipakai sebelas kali... Cukup! Pasti bisa mengalahkan para ork itu!）
Begitu tekad Xiao Honglü bulat, ia segera mulai memanggil Anjing Langit. Teknik pemanggil Jaring Sihir ini sangat berbeda dengan mantra panggilan Liu Yu. Peran kekuatan spiritual hanya sebagai stabilisator pelepasan mantra, bukan bagian esensial dari sihir. Dengan kata lain, ia berhasil memanggil sebelas Anjing Langit berturut-turut tanpa merasa lelah berarti, hanya saja mantra level satu tidak bisa digunakan lagi hari ini.
“Kalau begitu... Pergilah!”
Beberapa saat kemudian, di sebuah menara pengawas sederhana di tepi hutan, beberapa prajurit manusia bersandar tak karuan di dinding. Sambil mengawasi sekitar, mereka berbisik-bisik. Seorang prajurit bergumam, “Mengapa Kota Raja mengerahkan begitu banyak ork ke sini? Hanya untuk menangkap beberapa petani, perlu segitu besar pasukan?”
"Sst？Kau tak ingin hidup lagi？Membicarakan para ork diam-diam?" Seorang prajurit yang terlihat lebih tua di sampingnya segera berbisik keras, ia menengok ke kiri-kanan dengan hati-hati sebelum berkata: "Jangan mengumpat para ork, bahkan sekadar membicarakannya pun tak boleh... Ork terlalu buas, awas mereka marah tak karuan dan membunuhmu, nyawamu tak sebanding dengan nyawa seorang ork."
Prajurit tadi terkejut, ia buru-buru berterima kasih dan menutup mulutnya. Hanya mendengar obrolan seputar minum dan makan dari orang di samping. Tiba-tiba, telinganya menangkap suara samar-samar. Saat ia menoleh, ternyata melihat beberapa anjing besar mengintai seperti harimau dari semak-semak. Di kejauhan belakang anjing-anjing itu, terlihat seorang bocah lelaki berdiam diri menghadap ke sini, tangannya terus bergerak membuat formasi aneh.
"Ada orang, huh?" Prajurit itu kaget, hendak berteriak keras ketika tiba-tiba pikirannya berkabut. Refleks ia berseru: "Tiga petani itu kulihat, mereka di sana!" Usai berkata, ia menunjuk-nunjuk ke arah hutan sementara bocah lelaki yang tadi berdiri di sana telah menghilang, hanya siluet anjing-anjing besar yang masih samar terlihat.
Namun keributan ini akhirnya membangunkan para prajurit. Mereka samar-samar melihat arah perginya anjing besar, lalu para prajurit ork pun ikut terbangun. Setelah memastikan situasi, para ork segera mengejar jejak jelas di semak-semak. Sementara prajurit manusia ragu-ragu cukup lama, akhirnya mereka juga mengikuti ork dan menyerbu ke dalam hutan.
（Efek Dominasi Manusia cukup baik, tepat bisa menggunakan Dominasi Manusia tiga kali, tepat ada tiga perkemahan... Benar-benar keberuntungan. Mari bergerak sesuai target.）
Target Xiao Honglü adalah sebuah lembah cekung yang hanya memiliki satu jalan masuk/keluar. Tiga sisi lainnya adalah tebing atau tanjakan curam. Dengan memanfaatkan kemampuan laba-laba penyucian, dia bisa memanjat tanjakan itu. Tempat itu akan menjadi kuburan bagi ratusan prajurit.
Meskipun rencananya matang dan Xiao Honglü memang mampu melaksanakan semuanya, dia lupa satu hal penting: usia dan pengalamannya. Dia bukan Zheng Zhuo, bahkan bukan seperti Zhang Heng. Sebagai Sage Bijak yang masih sangat muda dan hampir tak punya kekuatan tempur, dia selalu berada dalam perlindungan tim sehingga tidak punya pengalaman nyata dalam pertempuran berdarah.
Setelah berpuluh menit berlari dan berbelok, Xiao Honglü akhirnya berhasil memancing sebagian besar pasukan dari tiga menara pengawas keluar. Namun di sisi lain, bocah lelaki ini nyaris kehilangan kewarasan. Jantungnya berdebar kencang seolah hendak melompat keluar, sementara ratusan prajurit terus mengejarnya dari belakang. Sesekali panah-panah melesat dari semak-semak menghujam di sekitarnya. Segala situasi ini berhasil menghancurkan cangkang ketenangan yang selama ini menyelimutinya.
（Ini... ini adalah pertempuran? Zheng Zhuo dan yang lain... apakah mereka juga melewati pertempuran seperti ini berkali-kali?）
