Protagonis... Tim Zhongzhou adalah protagonis?
"Sebenarnya bukan cuma Tim Zhongzhou. Setiap orang yang masuk ke 'Sang Tuan' ini berpotensi menjadi protagonis. Hanya saja sekarang hanya ada tiga tim yang paling dekat dengan target ini: kita, Tim Dewa, Tim Iblis. Benar kan, Chu Xuan?" Xiao Honglü mengerutkan kening sambil bertanya pada Chu Xuan.
Chu Xuan mengangguk, "Benar. Ketiga tim kita sangat dekat dengan target itu. Definisi Perang Dunia I akhir juga berubah total... Itu pertarungan untuk memperebutkan 'hak' sebagai protagonis..."
"Baiklah, aku akui kamu benar. Kita adalah protagonis... Tapi ini tak bisa menutupi fakta tindakanmu kali ini. Hal-hal abstrak itu mari kesampingkan. Bagaimanapun, Perang Terakhir harus kita hadapi. Tapi apa sebenarnya yang sedang kamu lakukan sekarang?" Zheng Zhuo merasa seperti ditipu. Sejujurnya, teori "protagonis" ini benar-benar tak ia pahami, bahkan saat mengaktifkan kunci genetik tingkat tiga untuk meniru pola pikir Xiao Honglü. Namun satu hal ia sadari: dalam dunia film horor ini, Chu Xuan telah menempatkan Tim Zhongzhou di zona bahaya. Jika mengikuti inferensi Xiao Honglü, besar kemungkinan Tim Zhongzhou akan kehilangan anggota. Inilah yang tak bisa ia terima.
Chu Xuan melirik Zheng Zhuo: "Perang Terakhir... Menurutmu berapa persen kemungkinan kita menang tanpa korban?"
"Hmm..." Zheng Zhuo ragu-ragu. Meski mulutnya terbuka, kata-katanya tertelan kembali. Tanpa perlu diucapkan, ia tahu kebenarannya: Tim Zhongzhou pasti akan kehilangan anggota. Bukan cuma satu atau dua orang.
"Situasi dasarnya seperti ini. Sampai saat ini, tiga tim terkuat di dunia bereinkarnasi - Tim Reinkarnasi Iblis, Tim Reinkarnasi Dewa, dan Tim Zhongzhou kami - pada dasarnya telah memperoleh benda yang bisa menembus dunia bereinkarnasi Sang Tuan. Kami memiliki dua artefak: Lonceng Donghuang dan Jade Disc Penciptaan. Namun keduanya masih belum bisa digunakan sementara. Dengan demikian, meski Perang Akhir belum dimulai, Tim Zhongzhou sudah berada dalam posisi inferior."
Chu Xuan menyesuaikan kacamatanya, memandang semua orang dengan datar: "Benar. Saat replika Zheng Zhuo muncul tanpa memberikan informasi berarti, saat itulah aku mulai curiga Tim Donghai pasti menyimpan cadangan. Secara garis besar, Tim Donghai bisa dibagi menjadi dua segmen waktu: Periode awal mereka bertindak sesuai pola pikir asli - merampas kapal, mempertaruhkan nyawa melarikan diri ke Pulau Diaoyu. Ini adalah Tim Donghai asli sampai Xiao Honglü merasakan firasat aneh. Setelah itu, Tim Donghai sudah memiliki komando Sage Bijak dan kemungkinan besar telah berkoordinasi dengan Tim Dewa. Dengan kata lain, di depan menanti skenario yang disusun Adam..."
"Tepat! Ini yang paling membuatku marah!" Zheng Zhuo tiba-tiba berteriak: "Kalau sudah tahu ada perangkap Adam di depan, kenapa tidak memberitahu kami? Diam seribu bahasa membiarkan kita jatuh ke jebakan Tim Donghai? Lalu melihat anggota kita mati satu per satu..."
"Chu Xuan menyeringai dingin. Ia menatap Zheng Zhuo dan berkata: 'Tim Zhongzhou seperti apa yang ada dalam benakmu? Selalu berada di bawah perlindungan sayap kita? Karena mereka adalah rekan, kau tidak ingin mereka mati, jadi kau menahan semua darah dan api untuk mereka? Tim seperti ini... Tim Zhongzhou kita masih terlalu jauh dari Tim Iblis, tim seperti ini tidak layak mendapatkan posisi terkuat... Bahkan jika kita tidak membicarakan skenarioku, kali ini aku juga tidak berencana melakukan apa-apa, dasarnya memang seperti itu.'"
"Kau..." Zheng Zhuo membuka mulut hendak berbicara, tapi baru mengucapkan kata pertama, Xiao Honglü sudah menghentikannya.
Xiao Honglü menghela napas: "Benar, Chu Xuan benar. Kita terlalu bergantung padanya. Juga terlalu bergantung padamu, sebenarnya Tim Zhongzhou kita sudah sangat kuat. Hanya saja, di banyak kesempatan kita takut dari lubuk hati untuk bertempur dengan Tim Iblis. Ini tidak boleh, jika takut tapi tidak berani menghadapi, ketakutan itu akan terus melekat... Zheng Zhuo, latar belakang skenario kali ini sangat rumit, tindakan Chu Xuan ini memang persiapan untuk Perang Terakhir, tidak ada yang bisa disalahkan. Sebaliknya, aku butuh waktu lama untuk memahami semua ini. Bisa dikatakan, pertempuran ini adalah kelalaian tugasku..."
"Kali ini bukan lagi sekadar masalah kita menghadapi Tim Donghai, tapi pertarungan antara Tim Zhongzhou kita, Tim Dewa, dan Tim Iblis. Jadi kita harus kalah..."
Tim Iblis...
"Chu Xuan, akumulasi poin kausalitas terlalu lambat. Di dunia-dunia film horor ini selalu sulit mengumpulkan poin kausalitas."
Di markas sementara Tim Iblis, setelah sehari bertempur, semua orang sedang bersantai. Tempat ini merupakan lereng batuan bumi yang datar dengan area terbuka luas di sekelilingnya. Selain mayat-mayat yang berserakan di kejauhan, tak ada yang istimewa di sini.
Seorang gadis cantik berambut panjang hitam pekat duduk di samping Chu Xuan. Dengan senyum manis yang tak terkatakan, dia bertanya pada Chu Xuan.
"Oh..." Chu Xuan mengangguk tanpa mengangkat kepala, lalu tak memberikan respons lebih lanjut.
Setelah menunggu sejenak, sang gadis merajuk: "Hei, Chu Xuan, aku sedang bicara denganmu... Sudahlah, berhenti membaca dokumen-dokumen itu! Poin sebab-akibat ini berkaitan dengan skenario Perang Akhir. Jika terlalu sedikit, kau tak bisa seenaknya merancang strategi... Bagaimana kalau kita dapatkan lebih banyak di dunia film horor kali ini? Bagaimana pendapatmu tentang menyebarkan berita global?"
"...Hati-hati arus balik dimensi waktu." Chu Xuan tetap tak mengangkat kepala, matanya masih tertuju pada dokumen: "Poin sebab-akibat yang didapat di setiap dunia tak boleh melebihi 1000. Jika tidak, arus balik dimensi waktu akan terjadi. Probabilitas keberuntungan tak bisa diprediksi - mungkin saja situasi tak terduga yang membunuhmu muncul, bahkan membahayakan seluruh tim. Lebih baik kita gunakan cara lama: setelah kembali ke ruang 'Sang Tuan' nanti, gunakan poin reward untuk bergiliran memasuki berbagai dunia film horor..."
Gadis itu sedikit merajuk: "Tapi terlalu merepotkan. Lagipula kita hampir pasti tak akan kembali ke dunia film horor ini. Bukankah lebih baik kalau dapat lebih banyak poin kausalitas?"
"...kecerdasan manusia biasa..." Chu Xuan menyeringai dingin tanpa berkata, terus menunduk membaca dokumen.
Gadis itu tampak kecewa. Setelah berpikir sejenak dia bertanya: "Lalu bagaimana dengan 1000 poin kausalitas ini sekarang? Apakah kita tetap memantau Tim Zhongzhou?"
"Tak perlu. Situasi mereka sudah kupahami. Simpan baik-baik poin kausalitas itu, bisa menyelamatkan nyawamu di saat genting. Kau yang paling berisiko di tim kita. Item tingkat SS ini bahayanya luar biasa. Sedikit saja kecerobohan, kau akan ditolak oleh arus balik waktu-ruang. Nanti menyesal pun sudah terlambat..." Chu Xuan akhirnya mengangkat kepala. Dengan dingin dia mengucapkan dua kalimat itu, lalu kembali menunduk.
Gadis itu juga tampak kaget. Mengelus-elus kantong di dadanya, dia bertanya: "Berarti kegunaan benda ini tidak terlalu besar? Memperbaikinya tak sebanding dengan menukar atribut atau skill dari Plot Cabang tingkat SS..."
"Segala sesuatu ada kelebihan dan kekurangan, semakin kuat kekuatan yang digunakan maka semakin besar pula batasannya. Misalnya Zheng Zhuo, untuk mencapai kemampuan seperti hari ini, tidak terhitung jerih payah yang telah dikeluarkannya... Barang pertukaranmu ini sungguh luar biasa kuat. Jika digunakan sampai batas maksimal, bahkan menembus kotak ini pun bukan hal mustahil. Pantas saja setelah kami mendapatkan tubuh utama benda ini dari reruntuhan, untuk merekonstruksinya menjadi benda tidak sempurna dari Sang Tuan masih membutuhkan Plot Cabang tingkat SS... Tampaknya pesan warisan itu tidak berbohong, daftar ini benar-benar puncak tertinggi senjata hukum sebab-akibat. Tidak heran benda ini menjadi pemicu perang besar antara Orang Suci dan kultivator Xiuzhen dahulu kala. Daftar Pengangkatan Dewa..."
Chu Xuan semakin bersemangat saat berbicara, matanya memancarkan kefanatikan. Namun gadis itu justru merasa kecewa, karena dia tahu kefanatikan itu hanya tertuju pada Daftar Pengangkatan Dewa dalam gendongannya, sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri.
"Tapi ini bukan bentuk sempurna, dan batasan penggunaannya terlalu besar. Semakin kuat senjata hukum sebab-akibat, semakin dahsyat arus balik dimensi waktu yang diterima. Pengembangan senjata ini jelas bertujuan untuk menyaingi pencipta kotak, bahkan namanya sengaja disebut Daftar Pengangkatan Dewa, mungkin untuk menyegel sang pencipta kotak... Tapi tetap saja ada yang kurang. Jika orang biasa menggunakan ini, pasti sudah mati... Pasti masih ada petunjuk yang belum kudapatkan, mungkin tersembunyi dalam warisan berbudaya kulit kuning..." Mata Chu Xuan masih berbinar saat menatap gadis itu, namun setelah lama akhirnya ia menghela napas.
"Chu Xuan, semua hal sampingan ini tidak perlu dibicarakan, lebih baik jelaskan situasi Tim Zhongzhou."
Suara dari samping tiba-tiba menyela, Luo Gendao dengan wajah dingin mendekat. Tanpa basa-basi, ia duduk dengan pantat di sebelah Chu Xuan lalu langsung bertanya.
Chu Xuan meliriknya. Luo Gendao tetap acuh, hanya menatap dingin. Setelah cukup lama, Chu Xuan akhirnya berbicara: "...Kebencian bisa menambah kekuatan, tapi jika kebencian mengganggu seluruh tim... Aku akan membunuhmu... Tim Zhongzhou dan Tim Dewa sedang adu kekuatan di dunia film horor Perfect Storm. Tim Dewa ingin melemahkan Zhongzhou, sementara Zhongzhou tidak hanya harus melindungi anggota dari kematian, tapi juga menangkap pengendali kekuatan spiritual Tim East Sea. Terlihat sulit, tapi jika versi asliku menggunakan sempurna situasi mereka sekarang, kemenangan mutlak Zhongzhou bukan tidak mungkin. Tim Dewa akan kalah kali ini plus Tim East Sea, tapi ini belum cukup membuat Aliansi Malaikat limbung. Jadi jika versi asli berpikir sama denganku, maka Tim Zhongzhou..."
"Akan gagal! Jika Zhongzhou benar-benar menganggap kita sebagai musuh akhir dan menjalankan strategi Sang Penguasa vs Sang Penguasa, prajurit lawan prajurit untuk mengatasi gangguan Tim Dewa, maka dalam film horor ini - setidaknya dari sudut pandang strategi besar - Zhongzhou wajib kalah!"
### Trilogi 13 Lagu Pra-Badai Bab 8 Serangan Balik Tim East Sea! (I)
"Aku komandan Tim East Sea, mereka anggota timku. Kami mau bertemu komandan armada kalian."
Saat Tim Zhongzhou terus bergerak menuju Pulau Diaoyu, Tim Donghai justru mengubah arah menuju tempat yang berbeda dari tujuan Pulau Diaoyu – tepatnya ke lokasi pasukan angkatan laut Amerika yang bermarkas di Jepang, yaitu Armada Ketujuh Pasifik Amerika. Atau lebih tepatnya, ke lokasi armada patroli yang sedang beroperasi di sekitar sini.
Kapal nelayan biasa seperti ini memang tidak jarang terlihat di Pasifik, tapi kemunculannya di tengah samudera saat badai seperti ini cukup langka. Biasanya kapal penangkap ikan samudera akan masuk ke pelabuhan internasional terdekat sampai badai mereda sebelum melanjutkan operasi. Karena itu, ketika kapal ini muncul, beberapa kapal perang langsung mengirim pesan agar mereka berhenti untuk pemeriksaan, sementara prajurit angkatan laut di kapal perang itu pun berada dalam kondisi siaga perang.
Begitu anggota Tim Donghai menyampaikan pernyataan blak-blakan itu, prajurit yang sedang memeriksa langsung mengarahkan senjata ke mereka dengan gugup. Situasi di Pearl Harbor telah menyebar ke seluruh dunia. Hampir semua militer negara telah menerima laporan detail tentang kelompok misterius yang memiliki kekuatan tempur luar biasa, bahkan mampu menghancurkan armada lengkap, serta teknologi yang jauh melampaui zaman. Meriam Magis mereka memiliki daya hancur yang melebihi senjata nuklir – inilah alasan negara-negara di sepanjang rute mereka mati-matian mencari Tim Zhongzhou.
Dan orang-orang di depan mata ini jelas memiliki hubungan dengan kelompok misterius itu...
“……Ya, kami adalah polisi kriminal internasional yang kembali dari masa depan. Tujuan kami adalah menangkap organisasi penyelundup yang memasuki segmen waktu ini secara ilegal. Tim kami disebut Tim Laut Timur. Kami adalah regu khusus yang mengawasi wilayah Laut Timur. Karena geng penyelundup itu membawa senjata teknologi tinggi yang baru dikembangkan di dunia masa depan, sedangkan kami tidak membawa senjata masa depan, kami bukanlah tandingan mereka. Karena itulah kami membutuhkan bantuan kekuatan negara di era ini.”
Komandan Tim Laut Timur, Kuraki Miyata, berbicara kepada beberapa perwira di depannya. Di belakangnya berdiri beberapa anggota senior paling penting dari Tim Laut Timur.
Inilah hal pertama yang Adam perintahkan kepada mereka - menggunakan identitas sebagai polisi masa depan untuk menyatukan seluruh kekuatan militer negara-negara yang mengepung Tim Zhongzhou. Strategi awal dan rencana Tim Zhongzhou akan sepenuhnya dimanfaatkan oleh Tim Laut Timur. Meskipun Tim Zhongzhou memang telah menemukan posisi Tim Laut Timur, secara bersamaan Tim Laut Timur juga telah memperoleh 'momentum' yang setara.
Jangan remehkan kapal perang angkatan laut, terutama dalam cuaca badai sempurna seperti ini, terlebih lagi di tengah lautan tak berujung ini, khususnya ketika "Sang Tuan" membatasi penggunaan pesawat berteknologi tinggi. Kekuatan penghancur misil jarak jauh antarkapal modern cukup untuk membunuh beberapa anggota Tim Zhongzhou. Meskipun sebelumnya Tim Zhongzhou juga mengusulkan bahwa untuk menghadapi mereka, harus menggunakan armada gabungan. Tapi itu berlaku dalam pertempuran jarak dekat. Jika bertempur dari jarak beberapa kilometer atau lebih, Tim Zhongzhou yang terdeteksi oleh Armada Ketujuh Pasifik pasti akan terlibat dalam pertempuran sengit.
“Hal ini sama sekali tidak perlu diragukan, Chu Xuan memang suka mengambil risiko, tetapi di balik risiko itu ada kestabilan, dan di balik kestabilan ada perubahan. Hingga detik-detik terakhir pun tujuan sebenarnya tetap tak terpahami. Namun begitu tujuan sebenarnya terungkap, saat itulah kekalahan sudah di depan mata. Maka lebih baik kita terapkan prinsip 'ditempatkan di posisi terjepit baru bisa bangkit', gunakan risiko yang dia ciptakan untuk menghancurkan kestabilannya, ubah kestabilan itu menjadi 'momentum' kalian... Hanya dengan begitu kalian punya satu-satunya kesempatan.”
Perkataan Adam pernah terngiang di pikiran Miyata Kuraki. Jika mengikuti kemauan mereka sendiri, mungkin mereka akan langsung melawan saat kapal diperiksa armada ekspedisi, lalu kabur secepat mungkin, bahkan mungkin merebut kapal perang lain untuk mempercepat pelarian. Tapi di saat yang sama, mereka akan sepenuhnya terjatuh ke dalam jebakan Chu Xuan, terus-menerus diserang pasukan sepanjang rute, kecepatan mereka terus menurun hingga akhirnya Tim Zhongzhou menyusul. Mereka akan terpojok di jurang maut.
Tapi bagaimana jika melakukan sebaliknya seperti saran Adam? Memang, peluang mereka untuk menguasai puncak "momentum" cukup besar, tapi di sisi lain... mereka juga tak punya jalan mundur lagi. Harus bertarung habis-habisan dengan Tim Zhongzhou sampai titik darah penghabisan...
Sambil berpikir, Miyata Kuraki melirik gadis kimono di sampingnya. Gadis itu sedang mengerutkan alis, menunduk dalam kontemplasi, seolah menghadapi teka-teki maha berat.
Tak perlu membahas reaksi anggota Tim Laut Timur, beberapa perwira di depan mereka tampak tertegun. Setelah cukup lama, seorang jenderal angkatan laut berusia lima puluh hingga enam puluh tahun akhirnya bertanya, "Apa kalian punya bukti?"
Miyata Kuraki juga tidak ragu-ragu. Dia mengeluarkan sebuah kotak besi dari dalam bajunya dan berkata: "Karena produk teknologi transmisi akan menimbulkan gelombang kejut yang dahsyat pada dimensi waktu, hal ini selalu dilarang keras. Barang ini kami butuhkan untuk melaksanakan misi. Ini bisa menampilkan makhluk hidup dalam radius 10 li melalui deteksi panas, lalu memproyeksikannya dalam gambar tiga dimensi. Kalian boleh memverifikasinya. Tidak masalah untuk meneliti teknologinya sebelum pasukan penyelundup datang, tapi harap kembalikan kepada kami sebelum pertempuran dengan mereka."
Sebenarnya ini hanya alat kecil. Radiusnya jauh tidak mencapai 10 li, dan kapasitas energinya terbatas. Meskipun harga penukaran di "Dewa Utama" tidak terlalu mahal, bagi tim yang memiliki pengendali kekuatan spiritual, alat ini murni adalah pemborosan. Namun pernyataan ini tidak bisa diungkapkan, bahkan harus dibuat seolah-olah benda ini sangat penting. Dengan begini, kita bisa membuat perwira di depan mata mengalami kelumpuhan sementara.
“Ternyata, beberapa perwira itu menerima kotak logam besi itu dengan hati-hati. Jenderal angkatan laut yang memimpin menekan-nekan bagian atas kotak tersebut, dan benar muncul gambar biru-merah di atasnya. Gambar biru tersebut menggaris besar bentuk keseluruhan kapal perang, sedangkan gambar merah merepresentasikan personel yang bergerak di atasnya. Gambar tiga dimensi ini terlihat sangat ajaib, setidaknya dengan tingkat teknologi saat ini mustahil menciptakan artefak seperti ini. Terlalu banyak disiplin ilmu yang terlibat, mulai dari faktor pemindaian termal biologis hingga masalah rasio miniaturisasi komponen. Kotak kecil yang mampu melakukan pemindaian seperti ini pasti akan mengejutkan orang yang punya sedikit pengetahuan.”
“Awalnya para perwira ini masih bersikap acuh, bahkan mengira kelompok ini mungkin orang gila atau penipu, atau mungkin keturunan pedagang atau orang penting yang mendengar kisah Pearl Harbor lalu iseng main peran. Meski bermain-main dalam kondisi badai sempurna seperti ini sangatlah tidak masuk akal, pada dasarnya mereka tidak menganggap serius. Baru setelah Tim Donghai menunjukkan benda nyata ini, mereka sadar bahwa orang-orang di depan mereka pasti punya latar belakang luar biasa. Terlepas dari kebenaran asal-usul mereka, setidaknya... mereka sudah tidak punya hak lagi untuk memverifikasi.”
“Tunggu sebentar. Saya yakin Pentagon dan Presiden pasti tertarik mendengarkan situasi masa depan dari Anda.”
“……Situasi dasarnya seperti ini. Sudah dipastikan Tim Timur Laut telah berhubungan dengan Armada Ketujuh Pasifik Amerika. Dan mereka menunggu dengan ketat di bawah perlindungan armada tersebut.” Chu Xuan duduk di ruang rapat sambil berbicara dengan santai.
“Eh? Ini skenario Adam? Tidak istimewa, bukankah lokasi mereka langsung ketemu? Lagipula apakah Adam benar-benar kuat?” Lin Jun Tian, wajah baru di sebelahnya, bertanya penasaran.
Zhang Heng yang di samping segera menanggapi: “Seharusnya Adam cukup kuat. Di dunia film horor sebelumnya, kita hampir dihancurkan total oleh Tim Dewa. Setelah melihat skenario dan strategi mereka, aku mulai paham. Konspirasi sekuat apapun takkan bisa menandingi siasat licin yang paling sederhana sekalipun, karena semakin sederhana siasat licin itu, semakin sulit menyusunnya. Benar kan?”
Sebelum Chu Xuan sempat menjawab, Xiao Honglü sudah mengangguk membenarkan: “Benar. Seperti bermain catur, setiap langkahmu terlihat jelas tapi tak berdaya melawan serangan lawan yang lebih kuat. Langkah demi langkah hingga akhirnya kalah total. Inilah langkah pertama skenario Adam di bumi. Apapun respons kita, dia pasti punya langkah balasan. Inilah siasat licin... Tahukah kalian cara memecahkannya?”
Xiao Honglü tersenyum. Tanpa menunggu jawaban yang lain, dia langsung menerangkan: “Memecahkan siasat licin itu sederhana. Logikanya sama seperti bermain catur. Tahukah larangan utama dalam catur? Mengikuti posisi yang diinginkan lawan. Di mana lawan ingin kita menaruh bidak, justru jangan taruh di sana... Langkah selanjutnya, kita langsung ke Pulau Diaoyu.”
“Langsung ke Pulau Diaoyu？”Orang-orang di sekitar serentak bergumam, kemudian beberapa orang tak sadar menatap Chu Xuan.
Chu Xuan tetap diam, menunduk membaca dokumennya seolah tak ada hubungannya dengan situasi. Xiao Honglü tanpa basa-basi menjelaskan: "Benar. Mulai sekarang...kita tak akan mengejar Tim Laut Timur lagi. Biarkan mereka lari sejauh mungkin. Kita abaikan mereka...Target kita, Pulau Diaoyu! Di sana pasti akan ada kejutan untuk mereka!"
"Ini...yang kalian sebut sebagai kekalahan?" Zheng Zhuo heran, penasaran bertanya.
Xiao Honglü melirik Chu Xuan, menghela nafas: "Walau enggan mengakui, bagi Chu Xuan ini memang kegagalan. Karena kita terjebak dalam posisi pasif dalam skenarionya, terpaksa menghindar dari siasat licin lawan. Ini sesuai definisi kekalahan, terutama bagi Chu Xuan...Dan kini kita harus menghadapi pertempuran sengit melawan Tim Laut Timur yang bersembunyi di armada ekspedisi, ditambah Armada Ketujuh Pasifik Amerika. Pertempuran yang sebenarnya bisa dihindari ini adalah kegagalan...Kalau tak ada reaksi selevel ini, mustahil bisa menipu Adam. Dia akan langsung mencium gelagat dan mendapatkan informasi penting, membuat kita semakin pasif di Perang Dunia I akhir nanti."
“Bagi kami, Tim Laut Timur terlalu lemah dan terlalu lemah, baik dari segi kecerdasan strategis maupun kekuatan. Mencapai tahap ini adalah kegagalan Tim Zhongzhou. Demikian pula, dalam pertempuran ini... Orang-orang dengan kekuatan tempur lemah seperti kami benar-benar menghadapi risiko nyawa, lagipula misil bukan mainan... Ini sudah merupakan kegagalan, atau lebih tepatnya kegagalan yang ingin kami perlihatkan kepada Adam.”
