“...Kesimpulannya, apapun asal kami, kemana pun kami akan pergi, setidaknya kami tidak punya niat jahat terhadap kalian.”
Zheng Zhuo sedang berkomunikasi melalui alat komunikasi di destroyer dengan komandan Armada ke-7 Pasifik Amerika. Faktanya, setelah serangan mendadak Tim Zhongzhou, Armada ke-7 Pasifik Amerika telah sepenuhnya berhenti di tempat. Mereka bahkan tidak berani melanjutkan pengejaran terhadap Tim Zhongzhou. Kekuatan tempur Tim Zhongzhou dan Naga Hitam raksasa itu telah mengintimidasi mereka sepenuhnya. Ini adalah jenis kekuatan tempur yang sama sekali berbeda dengan dunia ini, begitu dahsyat sampai mereka bahkan kehilangan beberapa kapal perang tanpa sempat membunuh satu pun musuh. Situasi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat angkatan laut Amerika dalam kepanikan, tiba-tiba Tim Zhongzhou mengirimkan permintaan komunikasi.
"Menurutmu merampas kapal perang dan menggunakan senjata super untuk demonstrasi, apakah tindakan seperti ini tidak termasuk perilaku bermusuhan?" Komandan armada memandang video dengan diam. Sebenarnya, baru pada detik inilah ia benar-benar melihat jelas penampilan anggota Tim Zhongzhou. Mereka tidak memiliki tiga kepala enam lengan, tampilannya pun tak berbeda dengan manusia biasa. Bahkan, mereka kalah dari prajurit biasa - ada wanita dan anak-anak dalam kombinasi tim yang sama sekali tidak mirip organisasi militer.
Zheng Zhuo terdiam sejenak lalu berkata: "Percayalah ini adalah pilihan terakhir kami. Nyatanya, apakah kami menghancurkan Pearl Harbor dengan senjata itu? Atau membantai personel di Pearl Harbor saat itu? Hubungan kami dengan dunia ini sangat terbatas, hanya datang untuk menyelesaikan misi tertentu dan segera pergi, mungkin takkan kembali. Dengan ini, bisakah kita membuat perjanjian damai?"
Sang komandan terdiam lama sebelum akhirnya berkata: "Saya hanya komandan armada biasa, tidak memiliki hak untuk membahas topik perdamaian. Sekarang bisa menghubungkanmu dengan Presiden AS dan Menteri Pertahanan... Bagaimanapun, kalian telah membunuh banyak prajurit kami dan menghancurkan kapal perang kami. Ini fakta yang tak terbantahkan."
Zheng Zhuo hanya bisa tersenyum getir. Setelah belasan detik, muncul di layar tujuh delapan perwira tua dan beberapa orang berbaju jas. Pria berusia lima puluh tahun lebih dengan tubuh agak gemuk di depan itu ternyata adalah Presiden Amerika Serikat di dunia ini.
“Ini adalah pertama kalinya kita berkomunikasi... Bagaimana harus menyebut kalian? Tuan Perampok? Atau teroris dari dunia masa depan? Atau para calon teroris di dunia kita ini?” Presiden AS tersenyum, matanya menatap Zheng Zhuo.
Zheng Zhuo kembali tersenyum getir. Ia bisa membayangkan kebohongan apa yang Tim Donghai lontarkan ke pemerintah AS. Tapi memang tak ada cara lain, urusan dunia bereinkarnasi mustahil diungkap sembarangan. Dalam situasi seperti itu, berbohong adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Tim Zhongzhou punya kemampuan yang luar biasa, kalau tidak, pasti juga terpaksa berbohong.
"Sebut saja kami Tim Zhongzhou. Itu identitas asli kami. Selebihnya tidak bisa diberitahu..." Zheng Zhuo mengangkat bahu.
Presiden AS tampak letih, tangannya menggosok pelipis. "Tuan dari Tim Zhongzhou, mungkin kau belum sadar betapa dahsyat dampak yang timbul dari kehadiranmu. Kalian merampas kapal perang, menggunakan senjata super yang menghilangkan pulau-pulau. Kekuatan penghancurnya mungkin setara bom nuklir, tapi mustahil berbentuk senjata laser semacam ini! Apalagi dipegang oleh segelintir orang..."
“Baiklah, masalah senjata bumi untuk sementara kita kesampingkan, sebenarnya apa tujuan kalian? Menyandera armada ekspedisi kami. Lalu mengintimidasi kami, sekarang malah memulai serangan terhadap Armada Ketujuh kami... Tidak, tepatnya sudah menghancurkan setengah dari Armada Ketujuh, tindakan seperti ini jelas-jelas merupakan tindakan terorisme yang terang-terangan, sebenarnya apa tujuan kalian...”
Zheng Zhuo semakin pusing mendengarnya, dia memang bukan bahan politisi, dan sekarang juga bukan saatnya untuk terus mengintimidasi atau mengancam. Menunjukkan kekuatan mereka hanya untuk efek deterensi, tetapi jika disalahpahami pihak lawan, ini justru akan memicu hukum aksi-reaksi. Jika sampai menjadi bumerang, itu tidak worth it. Jadi dia langsung blak-blakan: "Sudah kukatakan, kami tidak punya tujuan lain. Hanya sekadar mencari keamanan... Eh, anggap saja kami adalah teroris dunia masa depan, hal ini tidak bisa dijadikan dasar untuk menjerat kami sebagai teroris dunia ini kan? Jika kami ingin bergabung ke Amerika dengan cara suaka politik, dalam persyaratan suaka politik kalian, apakah ada klausul yang menerima orang dari dunia masa depan untuk suaka politik?"
“Ha? Apa?”
Di layar video, bukan cuma Presiden AS yang terkejut, para perwira dan pejabat sipil lainnya juga sepenuhnya bengong. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa tim teroris masa depan yang kejam dan memiliki kemampuan dahsyat ini, ternyata mengajukan permintaan suaka politik... Suaka politik dari masa depan? AS belum pernah ada preseden seperti ini sebelumnya.
“Tentu saja, sebagai kompensasi atas kerugian Amerika dalam peristiwa ini, kami dapat menyerahkan sebagian teknologi yang kami miliki kepada Amerika secara terbatas, termasuk senjata yang lebih kuat dari era ini... Semua ini hanya untuk mengejar lingkungan yang aman, sebagai bagian dari suaka politik... Apakah permintaan ini terlalu berlebihan?” Zheng Zhuo berbicara ke layar video.
“...Maaf, saya masih perlu berdiskusi dengan mereka. Mengingat kita semua telah menunjukkan niat baik, bisakah kita melakukan kontak rutin? Angkatan Laut kami tidak akan melakukan serangan fisik kepada kalian, dan harap kalian juga tetap menahan diri. Saya yakin ini akan menguntungkan kedua belah pihak, bukan?” Presiden AS berpikir sejenak, lalu segera menjawab. Dari raut wajaknya, sebenarnya hatinya sudah memutuskan, tetapi sebagai politisi, tentu tidak mungkin membuat keputusan terburu-buru. Karena itu dia harus berunding lebih dulu dengan staf-stafnya.
Sekitar setengah jam kemudian, akhirnya ada kabar baru dari pihak Presiden AS. Seperti yang diduga Zheng Zhuo, Amerika dengan gegabah menyetujui permohonan suaka politik regu kecil ini. Mereka bahkan meminta segera mengirim helikopter untuk menjemput Zheng Zhuo dan kawan-kawan ke wilayah kekuasaan Amerika.
“Helikopter? Dalam cuaca seperti ini? Lebih baik tidak. Kami akan mencari pulau kecil untuk bermukim sementara sampai badai berlalu sebelum ke Amerika. Namun kami berharap Armada Ketujuh Pasifik memberikan perlindungan eskort... Begini saja, kami akan berhenti di Pulau Diaoyu menunggu Armada Ketujuh. Di sana kita bisa berdiskusi lebih detail tentang teknologi dan senjata apa yang akan diberikan kepada Amerika.”
"Hasil ini meskipun tidak sempurna, tapi Amerika akhirnya bisa lega. Setidaknya tidak perlu menggunakan senjata nuklir atau cara menyerang sejenisnya, sekaligus bisa mendapatkan teknologi dan senjata masa depan. Presiden AS beserta stafnya pun tak bisa menahan diri untuk bersorak gembira..."
"Dasar, setiap kali harus berbohong baru dianggap lulus. Keserakahan, semuanya karena keserakahan yang merusak." Zheng Zhuo bergumam sambil menatap gadis Jepang bermuka embun beku di hadapannya, anggota Tim Donghai, Aoi Sora.
"Halo, saya komandan Tim Zhongzhou. Mereka semua anggota internal Tim Zhongzhou. Jangan tegang begitu, kami tidak punya orang-orang jahat seperti di Tim Donghai. Tidak akan melakukan hal menjijikkan padamu, tenang saja." Zheng Zhuo tersenyum ramah.
Aoi Sora menyeringai dingin sambil menunjuk ke kejauhan: "Jangan bicara manis! Kalian bukan penyiksa tawanan, lalu kenapa mereka seperti itu?"
Arah tunjuk Aoi Sora adalah anggota Tim Donghai yang dislokasi seluruh tubuhnya oleh Zhao Yingkong. Mereka tergolek di sudut ruang sambil terus mengerang. Dengan wajah memelas dan erangan kesakitan, mereka terlihat sangat kasihan.
Zheng Zhuo mengangkat bahu: "Kami ini tim reinkarnasi, bukan organisasi amal. Terus terang saja, kalau kali ini Tim Donghai yang punya hak mutlak, apa yang akan kalian lakukan? Jangan bilang cuma dua-tiga orang bisa menghentikan anggota timmu membunuh kami? Mungkin selain membunuh, hal lebih menjijikkan pun bisa dilakukan?"
Aoi Sora membuka mulutnya, namun cukup lama tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya bisa menunduk pasrah dan diam, sama sekali tak menghiraukan ucapan Zheng Zhuo.
"Tentu saja, Anda bisa menyangkal. Tapi semua yang kukatakan adalah fakta... Lagipula, pengalaman yang dialami anggota timku di tempat kalian, apakah itu juga bisa kau sangkal? Jadi, orang yang harus dibunuh pasti akan kubunuh. Mereka takkan bisa kabur..." Zheng Zhuo melanjutkan.
Aoi Sora terdiam sejenak, akhirnya berbisik pelan: "Kalau begitu bunuhlah aku juga. Tak ada artinya hidup sendirian..."
"Hmm... Apa kamu yakin ingin mati sebelum komandan Tim Donghai?" Zheng Zhuo berkata sambil tertawa.
Aoi Sora langsung mengangkat kepala, bertanya panik: "Maksudmu Kuraki-kun masih hidup? Kau tidak bohong padaku?"
Zheng Zhuo tersenyum sambil melepas lempengan logam perak dari belakang kepalanya. "Gunakan Pemindaian Kekuatan Spiritual sendiri untuk memastikan."
Aoi Sora segera menutup matanya. Ekspresinya perlahan menjadi lega ketika senyum mulai mengembang. Zheng Zhuo segera menempelkan kembali lempengan logam perak itu. "Komunikasi kita selesai di sini. Kubilang, target eksekusi wajib dituntaskan. Mereka telah menghina anggota timku, dan ini perang kelompok. Aku juga harus memperkuat tim... Tapi kalian berempat bisa selamat dengan satu syarat: kau harus melakukan sesuatu."
Wajah Aoi Sora langsung berubah pucat kemerahan, seluruh tubuhnya gemetar halus. Dia menggigit bibir sambil menunduk merenung, setelah cukup lama akhirnya berkata dengan tekad bulat: "Baik... asalkan kau melepaskan dia, mereka... aku akan menuruti semua permintaanmu, apapun itu." Saat mengucapkan ini, air matanya sudah tak tertahan lagi mengalir.
Zheng Zhuo awalnya belum sadar, baru setelah Cheng Xiao di kejauhan tertawa aneh, dia tersadar dan berkata: "Jangan berpikir macam-macam! Aku tidak sehina anggotamu. Aku ingin kau membantuku menyelamatkan anggota timku yang tertidur dalam kondisi roh jahat."
"Selain itu aku berjanji akan memberikan jalan hidup bagi tiga orang mereka. Sumpah ini berlaku selama di dunia film horor ini."
