“Haruskah kembali ke medan perang awal?”
Medan perang utama Resident Evil 1, Hive, juga merupakan dunia film horor pertama yang dialami Zheng Zhuo saat pertama kali memasuki dunia bereinkarnasi. Saat itu nyaris sembilan dari sepuluh nyawa hilang, sepenuhnya bergantung pada keberuntungan untuk mendapatkan poin reward dan alur cabang, sehingga dia bisa bertahan hidup... Dan terus bertumbuh dalam dunia film horor berikutnya, akhirnya perlahan mencapai titik ini. Asalkan sedikit lebih kuat... Maka dia akan bisa berdiri di puncak dunia bereinkarnasi. Tentu saja, sebelum itu dia masih perlu melakukan satu hal.
Kalahkan musuh takdir!
"Tapi bagaimana cara kembali?"
Ini mungkin pertanyaan semua anggota Tim Zhongzhou lainnya. Kecuali Chu Xuan dan Xiao Honglü, tidak ada yang tahu cara menuju laboratorium di Resident Evil 1, termasuk dua orang yang pernah mengalami dunia film horor itu. Dua orang yang mungkin punya petunjuk tetap diam membisu. Sejak Chu Xuan mengajukan beberapa pertanyaan pada Xiao Honglü sebelumnya, keduanya terus terlihat terpaku seperti orang linglung.
"Kalian berdua, sedang apa ini? Main teka-teki bisu? Kita sudah berjalan empat lima jam! Seberapa luas gurun ini? Jangan bilang harus jalan sebulan baru lihat pemukiman! Sial, munculin dua tiga zombie pun jadi!" Cheng Xiao semakin kesal seiring langkahnya, akhirnya tak tahan berteriak keras.
Belum habis umpatannya, dari ujung langit nun jauh di sana bergulung awan hitam pekat. Samar-samar, terdengar suara dengungan bergema.
"Gagak?"
“Manfaat pemindaian kekuatan spiritual terletak pada kemampuan memahami detail seluruh medan perang secara jelas. Bagi kekuatan spiritual, tidak ada yang namanya area blind spot. Bahkan wilayah di balik cakrawala yang tak terlihat mata telanjang, pemindaian kekuatan spiritual bisa memproyeksikannya sepenuhnya dalam pikiran, persis seperti melihat langsung secara tatap muka.”
Awan hitam yang penuh sesak itu ternyata merupakan kumpulan ribuan bahkan puluhan ribu burung gagak. Karena jumlahnya sangat masif, kawanan itu terlihat seperti hamparan hitam raksasa. Dalam skala seperti ini, burung-burung gagak tidak lagi berperilaku sebagai individu, melainkan berubah menjadi makhluk hidup kolektif mirip koloni lebah atau semut... dan ini adalah koloni yang sangat mengerikan.
"Bukannya ini membosankan? Serahkan saja pada mereka." Zheng Zhuo menepuk bahu Cheng Xiao, lalu berbalik dengan santai melanjutkan perjalanannya.
Mungkin bagi anggota tim yang baru memasuki dunia bereinkarnasi, atau tim reinkarnasi dengan kemampuan relatif lemah, formasi seperti ini sudah cukup mematikan—pasti memakan korban jiwa sebelum bisa lolos. Namun bagi Tim Zhongzhou yang kemampuannya telah mencapai level tertentu, kawanan gagak ini sama sekali tidak perlu ditakuti. Tanpa perlu strategi lain, cukup bom dari Wang Xia saja sudah bisa membersihkan mereka dengan mudah.
Cheng Xiao membeku sejenak, lalu berteriak keras: "Aduh, tolong dong! Jurus Burung Air Nandou-ku ini skill pertarungan jarak dekat satu lawan satu, mana bisa dipakai melawan ribuan gagak... Mau membuatku kelelahan sampai mati apa?"
Zheng Zhuo tidak bicara, hanya terkekeh-kekeh. Saat burung gagak semakin mendekat, Imhotep yang tak tahan melihatnya melepas genggaman tangan Anck-su-namun, lalu maju ke depan barisan. Dia menarik napas dalam-dalam, pasir di tanah tiba-tiba berkumpul membentuk wajah manusia raksasa yang persis seperti versi raksasa dari kepala botaknya. Wajah pasir itu sama sekali tidak terlihat tampan, justru memberi kesan mengerikan.
Kepala pasir raksasa itu menyedot udara lalu menghembuskan gumpalan pasir seperti ombak setinggi ratusan meter. Seluruh kawanan gagak yang menyambar itu tersapu badai pasir. Dalam puluhan detik, kerumunan gagak hitam pekat itu telah lenyap, berganti dengan mayat-mayat gagak kering di tumpukan pasir.
"Di daerah gurun, aku bisa menggunakan seluruh kekuatanku. Jika ada kuil, aku bahkan bisa memanggil Sphinx." Imhotep menghela napas sambil tersenyum pada yang lain.
"...Kuil tidak ada. Tapi gereja? Bisakah memanggil Sphinx di sana?" tiba-tiba Ba Wang bertanya penasaran, jarinya menunjuk ke arah gereja semi-reruntuhan di kejauhan. Dari hasil pemindaian kekuatan spiritual, terlihat jelas sisa-sisa kamar runtuhan di sekitarnya - tempat ini dulunya pasti sebuah desa kecil.
"Hm? Masih ada orang?" Zhan Lan memusatkan pemindaian kekuatan spiritualnya, menggeledah area sekitar gereja dengan teliti. Di gudang bawah tanah gereja terdapati tujuh delapan orang yang duduk diam, sementara di ruang bawah tanah bangunan lain juga terdapat sejumlah orang. Dari hasil pemindaian, pakaian mereka compang-camping, sebagian ada yang terluka. Berdasarkan pakaian dan barang bawaan yang tertata rapi, tampaknya bukan penduduk kota kecil ini.
"Ayo, kita tanya tempat ini dimana... sekalian malam nanti bisa menerima sinyal satelit."
Tim Zhongzhou membawa Green Devil Skateboard dalam jumlah yang cukup, sehingga sebenarnya tidak perlu berjalan di tanah. Namun, satelit kecil yang ditembakkan Chu Xuan tidak memiliki banyak fungsi seperti satelit sebenarnya, misalnya fiksasi orbit dekat Bumi dan berputar sendiri mengelilingi planet. Setelah satelit kecil ini ditembakkan ke luar angkasa dan menyelesaikan satu putaran mengelilingi Bumi, ia akan menjauhi orbit dekat Bumi. Artinya, dalam 12 jam ke depan, satelit kecil ini akan terbang melintasi wilayah sekitar di langit. Jika Tim Zhongzhou menggunakan Green Devil Skateboard untuk terbang terlalu jauh, mereka tidak akan bisa menerima sinyal ketika satelit ini mencapai langit. Bersamaan dengan itu, satelit juga akan menyimpang dari orbit dekat Bumi, sehingga peluncuran satelit ini menjadi sia-sia.
"Walau perkataan begitu... tapi sinyal satelit sepertinya bisa meradiasi area yang sangat luas, ya? Meski kita terbang beberapa saat, tetap tidak mungkin keluar dari jangkauan sinyal ini, kan?"
Menghadapi keraguan anggota tim lainnya, Chu Xuan hanya melirik sekilas ke arah semua orang tanpa menjawab. Sebaliknya, Xiao Honglü menghela napas dan berkata: "Pertanyaan ini sebenarnya tidak perlu diajukan. Seberapa besar satelit kecil itu? Bahkan menyebutnya satelit kecil saja tidak tepat, seharusnya dikategorikan sebagai mikro. Dengan ukuran sekecil itu, berapa banyak fungsi yang bisa dimilikinya? Faktanya, saya sudah cukup terkejut melihatnya bisa terbang. Masih berharap ia memiliki perangkat pemancar sinyal berdaya tinggi seperti satelit sungguhan? Jangan bercanda! Kemampuannya mengirimkan sinyal kembali saja sudah merupakan keajaiban!"
Yang lain pun berpikir demikian. Sebuah perangkat yang bahkan bisa diangkat dengan tangan, jelas tidak mungkin memiliki banyak fungsi seperti satelit asli. Dari sisi ini, kemampuan teknologi Chu Xuan masih dalam batas wajar - meskipun sudah sangat mengesankan, namun jika dibandingkan dengan Dang yang asli, jalan evolusinya masih sangat panjang...
Sekelompok orang lain di kejauhan memandangi mereka dengan penasaran. Mereka adalah pejalan kaki yang bersembunyi di reruntuhan. Menurut cerita mereka, tiba di kota kecil reruntuhan ini dua hari lalu. Karena sebelumnya diserang oleh kawanan gagak yang menyebabkan banyak korban jiwa, mereka memutuskan menunggu hingga kawanan itu pergi sebelum melanjutkan perjalanan ke selatan. Lokasi ini sudah dekat dengan perbatasan selatan Amerika, dan jika terus ke bawah akan mencapai negara-negara Dunia Ketiga yang lebih terbelakang.
"...Mungkin negara-negara itu belum terinfeksi virus."
Ini adalah ucapan asli. Mungkin di mata orang-orang yang lahir di negara maju ini, semua negara Dunia Ketiga pasti jarang penduduknya atau semuanya pedesaan. Dengan pemikiran seperti inilah, banyak korban selamat dari malapetaka Biohazard mulai berbondong-bondong ke negara-negara tersebut... Bersama mereka, virus mematikan pun menyebar. Mungkin bukan mereka yang membawanya, tapi dengan arus perpindahan manusia seperti ini, akhirnya... Resident Evil pun mulai terjadi di seluruh dunia.
Kerumunan ini adalah pengungsi yang berusaha melarikan diri dari Amerika. Mereka sangat penasaran dengan Tim Zhongzhou. Bukan hanya karena ketenangan mereka, tapi juga karena mereka sama sekali tidak membawa senjata, bahkan tidak satu pistol pun. Tuhan tahu dari mana asal mereka, berani memasuki kota tanpa senjata apalagi membawa wanita dan anak-anak. Kebanyakan berkulit kuning, mungkin mereka pengungsi dari negara Dunia Ketiga?
Dari kerumunan pengungsi itu muncul seorang pria kulit putih yang kekar berusia sekitar tiga puluh tahun. Ia mendekati api unggun Tim Zhongzhou dan bertanya, "Boleh tanya, apakah kalian dari Meksiko? Bagaimana kondisi di sana sekarang?"
Melihat sopan santun pria itu, Zheng Zhuo pun ramah menjawab, "Kami bukan dari Meksiko... Apakah ini perbatasan selatan Amerika? Kira-kira di posisi mana?"
Pria kulit putih itu membeku sejenak, "Kami adalah pengungsi yang berkumpul dari sekitar San Antonio. Kota itu sudah penuh zombie dan monster. Jalan ke timur dan utara sama sekali tertutup. Kalau tetap di situ tidak ada makanan, jadi kami mencoba ke Meksiko... Kalian? Dari mana datangnya?"
“San Antonio?”
Zheng Zhuo tidak terlalu familiar dengan wilayah kekuasaan Amerika. Jadi dia mencoba menoleh ke Chu Xuan dan Xiao Honglü. Karena Chu Xuan sedang menyetel penerima sinyal satelitnya, yang berbicara adalah Xiao Honglü. Setelah berpikir sejenak, dia berkata: "Kami datang dengan kapal, sebelumnya tinggal di sebuah pulau kecil di Teluk Meksiko, tapi di sana juga terjadi wabah virus, jadi kami terpaksa menyeberang ke Amerika... Siapa sangka di sini juga penuh virus."
"Ya." Pria itu menghela napas: "Zombie dan monster ada di mana-mana, bahkan burung gagak mulai menyerang manusia... Entah apakah masih ada masa depan bagi umat manusia. Konon pasukan militer dan pemerintah sudah lenyap... Mungkin kita hanya bisa bertahan hidup sehari demi sehari. Ngomong-ngomong, mau ikut kami?"
Pria itu menunjuk ke kelompoknya: "Awalnya kami ratusan orang. Banyak yang tewas di perjalanan, ada yang berubah jadi zombie, ada juga yang diserang berbagai monster. Tapi sekarang kami masih punya hampir seratus orang. Bagaimana? Gabunglah. Semakin banyak orang, semakin besar kekuatan. Jika kita pergi ke Meksiko bersama,
mungkin masih ada jalan untuk bertahan hidup."
"Tidak." Zheng Zhuo menyela: "Kami masih harus mencari keluarga di utara. Selain itu, dari situasi di sekitar, sepertinya Meksiko juga tidak aman..."
“Pria itu kembali membeku, dia masih berusaha meyakinkan mereka: “Di utara seharusnya sudah tidak ada manusia hidup lagi, bahkan jika ada, hanya sedikit saja. Kalian belum pernah ke kota-kota besar itu, zombie terus bermutasi, muncul beberapa tipe baru monster. Anjing zombie itu perlahan mulai berubah, juga ada monster cakar darah yang paling mengerikan. Begitu bertemu, pasti ada yang mati. Harus membuat mereka kenyang dulu baru berhenti mengejar yang tersisa. Jangan pergi, kesana pun hanya menemui ajal.”
Xiao Honglü dan Zheng Zhuo saling bertukar pandangan sambil tersenyum. Bocah lelaki ini tiba-tiba bertanya: “Kami ingin bertanya, tahukah kalian letak pasti Kota Raccoon?”
“Kota Raccoon?”
Pria kulit putih berotot itu berubah wajahnya, lalu tanpa menjaga image berteriak kasar “FUCK”, baru kemudian mengaum penuh amarah: “Bangsat pemerintah itu! Itu kota pertama yang terkontaminasi virus. Kota lain awalnya aman, katanya karena kebocoran laboratorium penelitian disana. Pemerintah awalnya mau jatuhkan bom nuklir untuk hancurkan kota itu, lalu cari alasan ini-itu untuk menunda, sampai akhirnya virus menyebar kemana-mana. Sekarang seluruh dunia hancur karena virus ini. Sial! Para pejabat mandul yang menghabiskan uang keringat kami! Jika tahu siapa idiot yang perintahkan tidak jatuhkan bom nuklir itu, aku rela mempertaruhkan nyawa untuk habisi dia!”
（Diperkirakan kamu tidak punya banyak kesempatan, ini seharusnya karena 'Dewa Utama' mengubah alur cerita, ternyata petunjuk itu berada di Kota Raccoon, tidak, seharusnya di laboratorium bawah tanah yang bocor virus itu...）
Zheng Zhuo dan semua orang saling bertukar pandangan. Setiap orang merasa memahami sesuatu, bagaimanapun jika kota dihancurkan bom nuklir, hal ini akan mengurangi beban bagi mereka yang memasuki kota. Ini sama sekali tidak sesuai dengan situasi yang selama ini ditunjukkan oleh "Sang Tuan", yaitu memanfaatkan kesempatan untuk mengeliminasi lebih banyak regu kecil. Ini pasti tindakan yang akan dilakukan "Sang Tuan". Jadi, serangan nuklir yang seharusnya terjadi tidak terjadi. Tentu saja, sesuai alur cerita asli, meskipun ada serangan nuklir virus tetap akan menyebar, karena bukan hanya manusia yang bisa terinfeksi virus ini, burung, tikus, bahkan serangga pun bisa tertular...
Sisanya menjadi tugas Xiao Honglü. Ia menanyakan secara detail posisi Kota Raccoon, lalu bertanya kepada pria besar itu tentang berbagai situasi monster yang bermutasi. Hal-hal ini tidak perlu diuraikan satu per satu. Di sisi lain, Zheng Zhuo mengamati dengan cermat penerima sinyal satelit Chu Xuan. Dari mesin kecil itu terus keluar beberapa gambar, tampaknya foto ketinggian yang diambil dari luar angkasa.
“……Di dalam kota masih ada beberapa manusia yang bertahan hidup, namun jumlahnya tidak terlalu banyak. Selain itu terdapat banyak makhluk berpenampakan manusia dan non-manusia berpenampakan suhu rendah. Untuk sementara anggap ini sebagai korban infeksi virus. Diantaranya juga ditemukan beberapa makhluk yang tidak muncul dalam alur cerita asli, seperti makhluk berpenampakan suhu rendah sepanjang sekitar 400 meter ini. Tampak seperti kumpulan daging besar, diperkirakan juga merupakan salah satu varian infeksi virus Biohazard……”
Chu Xuan bergumam sambil melihat foto-foto tersebut. Tiba-tiba, ia terpaku pada salah satu foto selama beberapa detik, lalu melemparkan foto itu ke Zheng Zhuo: "Tim Reinkarnasi, total enam orang, jenis tim tidak diketahui, kemampuan tidak jelas, posisi kira-kira di pinggiran kota lain di arah barat laut kita. Menurutmu?"
Zheng Zhuo buru-buru menangkap foto itu. Di permukaannya hanya terdapat representasi warna suhu. Mana mungkin dia mengerti? Akhirnya dia bertanya: "Bagaimana kau tahu ini tim reinkarnasi? Bisa saja ini sekadar kerumunan orang biasa."
“...Mereka sedang bergerak menuju ke dalam kota. Kalau orang biasa, sama sekali tidak mungkin masuk kota di saat seperti ini. Jadi setidaknya 80% kemungkinan adalah anggota tim reinkarnasi." Chu Xuan menjelaskan singkat.
Zheng Zhuo semakin penasaran. Ia membolak-balik foto itu lama sekali, baru berkata: "Langsung saja katakan, aku sama sekali tidak bisa melihat indikasi mereka sedang memasuki kota di foto ini. Di sini cuma ada warna-warna suhu dan sejenisnya."
Chu Xuan meliriknya, mulutnya sepertinya bergumam tentang "kecerdasan manusia biasa" atau semacamnya, lalu baru berkata dengan datar: "Jika kita melihat mereka dan arah kota sebagai garis lurus, di area yang sudah mereka lewati ada banyak zombie yang suhunya mulai menghilang. Sedangkan di antara mereka dan kota terdapat banyak zombie normal. Ini membuktikan mereka telah mengalahkan zombie sambil bergerak ke arah kota. Dari sudut pandang regu enam orang biasa, mengalahkan begitu banyak zombie tanpa ada korban jiwa sangatlah sulit - kecuali menggunakan kendaraan perang seperti kereta perang. Namun melihat jumlah dan distribusi zombie yang sudah dikalahkan di belakang mereka, serta posisi mereka sekarang yang tidak terlalu jauh setelah beberapa jam, kecepatan pergerakan mereka hanya setara berjalan kaki biasa. Jadi mereka berjalan di area terbuka, bertemu zombie, mengalahkan banyak zombie sambil terus maju. Tambahan lagi, di antara zombie yang dikalahkan ada makhluk mutan dengan bentuk suhu mirip Crawler... Dari segi kekuatan tempur dan arah pergerakan, setidaknya 80% kemungkinan mereka adalah tim reinkarnasi."
"Tim reinkarnasi ya..."
Zheng Zhuo menarik napas panjang: "Menurutmu? Haruskah kita gunakan Green Devil Skateboard untuk menyerang mereka? Meski hanya enam orang, tetap saja jumlah enam orang - setiap sepuluh orang bisa ditukar satu kuota bebas penghapusan. Jadi..."
Chu Xuan tidak menjawab. Tiba-tiba dia bertanya: "Kamu tidak percaya diri bisa mengalahkan replika lagi?"
"...Aku mengerti. Lalu saranmu?"
Zheng Zhuo menghela nafas, dia langsung memahami maksud Chu Xuan. Arti Perang Terakhir... Entah untuk tim lain apa, tapi bagi Tim Zhongzhou, ini bukan sekadar bertahan hidup. Mereka harus bertempur habis-habisan melawan Tim Iblis dan Tim Dewa untuk merebut posisi tim terkuat di dunia bereinkarnasi... sekaligus mungkin mendapatkan hak "protagonis" yang diprediksikan Chu Xuan. Kemungkinan kedua terlalu abstrak, tapi posisi terkuat memberikan keuntungan nyata: anggota Tim Zhongzhou yang selamat minimal aman dari penghapusan... asalkan memasuki Laboratorium No.7 dan bertahan selama tiga jam.
Syarat utamanya adalah tidak diganggu atau diserang oleh tim yang terlalu kuat. Di seluruh dunia bereinkarnasi, hanya Tim Iblis dan Tim Dewa yang bisa mengancam nyawa Tim Zhongzhou. Mungkin ditambah beberapa bajingan spesial, tapi ancaman itu sudah berkurang... Jadi jika Tim Zhongzhou bertekad ikut pertempuran dan menang, syarat "jumlah pembunuhan untuk menghindari penghapusan" sudah tidak relevan lagi bagi mereka.
"Membunuh sepuluh orang, tidak dihapuskan, bagi kami sudah tidak ada artinya. Jika nekat menghabisi tim reinkarnasi yang ditemukan, pertama mudah mengekspos posisi eksistensi kita, kedua mudah menunjukkan celah pertahanan. Hanya dua poin ini saja, kita sudah terjebak dalam 'momentum' pasif. Perlu diketahui di dunia bereinkarnasi ini berbagai skill, atribut, barang-barang muncul tak terduga. Bahkan satelit pun bukan hanya kita yang memilikinya..." Chu Xuan berkata dingin sambil memegang gambar lain, gambar itu adalah foto dari luar angkasa...terlihat satelit kecil berbentuk segitiga, dan gambar ini persis diambil oleh satelit kecil milik Chu Xuan.
"Lalu tidak perlu mengurus mereka?" Zheng Zhuo mengerutkan alis bertanya.
"Tidak..." Chu Xuan meletakkan gambar: "Kita akan naik Green Devil Skateboard setelah fajar esok untuk mencari tim reinkarnasi ini. Dengan kecepatan papan luncur, kita bisa menyusul mereka sekitar tengah hari. Saat itu mereka mungkin berada di tepi kota. Kita tidak membunuh mereka, tapi juga tidak akan melepaskan mereka dengan mudah..."
"Oh? Mau bagaimana?" Zheng Zhuo semakin mengerutkan alis: "Jangan bilang mau memotong semua anggota gerak mereka lalu melepasnya? Itu lebih hina daripada membunuh! Saya sama sekali tidak akan setuju!"
"...Kecerdasan manusia biasa." Chu Xuan melirik Zheng Zhuo: "Beritahu mereka lokasi Kota Lakonia, beri bantuan agar mereka bisa hidup sampai ke sana..."
"Kenapa? Tidak takut mereka anggota Aliansi Malaikat?" Alis Zheng Zhuo semakin berkerut.
"Sudah tidak penting lagi..."
Chu Xuan menatap langit sambil bergumam: "Baik itu benar atau tidak sudah tidak penting lagi... Tim Dewa, Aliansi Malaikat... Kita harus mengeliminasi mereka di Kota Raccoon! Dan... pertarungan yang kau inginkan juga sudah waktunya..."
"Benar! Kita harus menghabisi Aliansi Malaikat dan Tim Dewa di Kota Raccoon!"
Di lokasi Tim Iblis yang terpencil jauh dari Tim Zhongzhou, Chu Xuan dengan tenang berkata kepada anggota lainnya.
Yang lain membeku sejenak, beberapa segera bersorak: "Sial! Seharusnya dari dulu begini! Pikir bisa kabur dari tangan kita sekali terus bisa sombong? Malah bikin Aliansi Malaikat! Hancurkan mereka di sana!"
"Iya! Pikir dengan mengumpulkan para komandan tim mereka bisa hebat? Kita bisa menghabisi mereka dengan mudah!"
"Aku juga bisa..."
Sorak-sorai mereka terus bergema sampai Chu Xuan menjentikkan jarinya. Seketika semua diam dan mendengarkan pria berkacamata ini.
"Petunjuk untuk entitas utama sudah disampaikan. Saat itu Tim Zhongzhou akan bergerak kompak dengan kita... Sebelumnya, sekarang mulai pembagian personel..."
"Target: Tim Dewa!"
