Tim Zhongzhou menghabiskan semalam di kota kecil yang hancur ini. Tak ada zombie di sini karena lokasinya di perbatasan AS yang jauh dari pusat wabah virus. Para penghuni sempat kabur setelah dapat peringatan, entah ke Meksiko atau pedalaman Amerika. Saat ini kondisi kota masih relatif aman.
"Tapi tidak selalu demikian. Di sepanjang perjalanan kelompok Amerika ini, terdapat beberapa kota serupa. Di sana mereka menemukan banyak persediaan makanan yang tidak sempat dibawa pergi, seperti jagung, kentang, bahkan beras dan sedikit sayuran. Mereka pun tinggal beberapa hari di kota-kota itu dengan tenang. Namun tak lama kemudian, beberapa Crawler mulai mengendap-endap mendekat, diikuti oleh awal pemburuan berdarah. Ini adalah pelajaran yang didapat orang Amerika dengan harga mahal: jangan tinggal lebih dari tiga hari di satu kota. Malam ini adalah hari ketiga mereka di kota ini, jadi besok siang mereka berencana segera pergi."
"Manusia... Benar-benar makhluk yang kuat sekaligus rapuh..."
Zheng Zhuo memandangi kerumunan orang Amerika yang sudah tertidur di kejauhan, lalu menghela napas pelan kepada orang di sampingnya: "Satu krisis Resident Evil saja bisa menyebabkan runtuhnya peradaban global. Meski kita tidak tahu apakah akan ada kebangkitan kembali, atau justru terjerumus ke jurang kehancuran, atau mungkin ribuan tahun lagi harus memulai dari masyarakat primitif atau feodal lagi - yang pasti peradaban manusia mengalami pukulan dahsyat seperti ini, hampir mustahil pulih dalam waktu singkat."
Orang-orang di sekitar terdiam, Wang Xia menepuk bahunya dengan lembut dan berkata: "Tidak ada cara lain, masyarakat manusia dibangun di atas dasar ketertiban. Sebuah bencana biologis, atau perang nuklir, selama fondasi ketertiban ini terguncang, maka kemungkinan hancurnya peradaban manusia sangat besar... Karena itulah kami ada. Dulu aku adalah personel militer, sekarang pun tetap personel militer, hanya medan tempur yang berbeda. Semua untuk melindungi orang biasa di dunia nyata, agar peradaban manusia tidak hancur oleh bencana seperti yang terlihat ini. Itulah mengapa aku bertempur..."
Zheng Zhuo menghela nafas tanpa bicara. Sebenarnya ada lebih banyak hal yang terlintas dalam pikirannya. Meskipun kembalinya tim reinkarnasi akan memberi banyak perlindungan bagi umat manusia di dunia nyata - baik dengan hidup mengasingkan diri, memulai perang, bahkan menguasai seluruh umat manusia. Selama anggota tim reinkarnasi bisa kembali ke dunia nyata, kemampuan mereka pasti akan mencapai level tertentu. Kemampuan dan evolusi orang-orang terdekat mereka akan terpengaruh, lalu perlahan menyebar.
Bahkan dalam skenario terburuk dimana mereka memperbudak seluruh umat manusia atau menghancurkan peradaban manusia, lalu menggunakan kekuatan mereka untuk menguasai sisa populasi, arah kekuatan dan evolusi tetap akan tersebar. Setidaknya keturunan mereka akan mewarisi ini. Mungkin akan melewati kegelapan selama ratusan tahun, tetapi ketangguhan manusia pada akhirnya akan perlahan maju, dan menemukan kembali peradaban mereka...
Namun ini hanya berlaku jika bencana yang terjadi masih bisa ditekan oleh kemampuan anggota tim reinkarnasi. Bagaimana jika Resident Evil mengancam orang biasa, sementara krisis lain dengan tingkat bahaya sama mengancam anggota tim reinkarnasi? Akankah manusia... tetap bisa bertahan?
"Prak!"
Zheng Zhuo menampar keras pipinya sendiri. Ia bergumam: "Terlalu banyak mikir, sekarang yang penting selesaikan dulu Perang Terakhir. Kalau bertahan hidup saja tidak bisa, semua usaha akan sia-sia... Bertahan hidup! Lalu mencapai puncak kekuatan..."
(Puncak kekuatan... Masih digenggam di tangan pria itu... Bahkan dengan terobosan baruku ini, mampukah aku mengalahkannya?)
Malam itu berlalu tanpa kejadian. Keesokan harinya, kelompok orang Amerika itu pergi lebih dulu. Mereka cukup baik hati, tidak melakukan hal-hal hina seperti yang ditulis di novel kiamat. Selain memberi petunjuk detail tentang hal-hal yang perlu diperhatikan saat Tim Zhongzhou ke utara, mereka juga menyarankan agar segera meninggalkan kota kecil ini. Mungkin karena dunia kiamat baru saja datang, moral dari peradaban lama masih tersisa. Bagaimana perkembangan selanjutnya... Tidak ada yang tahu.
"Ayo pergi. Temui tim itu, lalu ke Kota Raccoon!"
Setelah orang Amerika itu benar-benar menjauh, barulah Zheng Zhuo berkata kepada semua anggota tim: "Kita berangkat!" Kemudian ia mengeluarkan Green Devil Skateboard dan menjadi yang pertama berdiri di atas papan luncur itu, terbang ke langit.
“Aneh sekali, bukannya dia punya kondisi Qianlong Bian? Kenapa masih menggunakan Green Devil Skateboard? Meski tidak bisa dijelaskan, tapi aku merasa dia jauh lebih lemah dibanding sebelumnya. Sepertinya dia terluka parah saat masuk ke Cincin Sihir. Padahal sebelumnya dia selalu mempertahankan kondisi Qianlong Bian yang membuatnya lebih kuat...” Lin Jun Tian bertanya penasaran pada orang di sebelahnya yang kebetulan adalah Zhang Heng.
Zhang Heng memandang punggung Zheng Zhuo: "Bukan seperti yang kau pikir... Semakin kuat seseorang, semakin bisa merasakan kekuatan atau kelemahan orang lain. Kemampuanmu masih terlalu rendah, sekarang belum bisa memahami kekuatan di lapisan kami atau bahkan lebih tinggi... Dia jauh lebih kuat dibanding sebelum masuk Cincin Sihir. Jika dulu dia hanya perlu beradaptasi dengan Qianlong Bian, sekarang pasti sedang menyembunyikan sesuatu... Tunggu saja, dia pasti bisa mengalahkan replikanya!"
Lin Jun Tian mengangkat bahu dan tidak berkomentar lagi. Dia baru mencapai level satu kunci genetik. Mengendalikan Green Devil Skateboard tidak masalah, tapi belum bisa maksimal menggunakan kekuatan insting di level ini. Karena itu dia tidak berani terlalu banyak membagi fokus, hanya fokus mengikuti pasukan besar. Demikianlah, sebuah regu papan luncur Green Devil telah terbang melintasi banyak reruntuhan kota.
Popularisasi Green Devil Skateboard di Tim Zhongzhou sepenuhnya bergantung pada Chu Xuan. Di tempat "Dewa Utama" juga terdapat penukaran perlengkapan terbang, namun sebagian besar adalah pesawat berukuran besar yang tidak cocok untuk penggunaan individu, atau barang sekali pakai dengan durasi pendek. Untuk mencapai tingkat perlengkapan terbang pribadi sejati dengan durasi penggunaan panjang, harga penukaran dan alur cabang yang dibutuhkan cukup tinggi. Kecuali tim tersebut sangat kuat atau memiliki anggota seperti Chu Xuan yang ahli modifikasi, perlengkapan terbang tetap menjadi barang mewah.
Contohnya tim reinkarnasi yang terdeteksi satelit ini, mereka adalah anggota Tim Utara Es.
Tim Utara Es ini pernah ikut serta dalam perang kelompok Raja Segala Cincin bersama Tim Zhongzhou, namun komandan mereka dibunuh dengan kejam oleh Zhao Zui Kong. Sebagian besar anggota lainnya juga tewas, kemudian mengalami kematian massal dalam Final Destination. Meskipun "Dewa Utama" menilai kekuatan tim berdasarkan jumlah dunia film horor yang dialami, tim yang telah bereinkarnasi ini sebenarnya lemah. Rantai kematian senior dan masuknya anggota baru terus berulang, sedang menjalani proses eliminasi awal yang wajib dilalui semua tim reinkarnasi... ketika Perang Terakhir tiba-tiba dimulai. Bagi mereka ini adalah pengumuman paling kejam. Film horor sebelumnya seharusnya menjadi kesempatan mengumpulkan poin untuk meningkatkan kemampuan, namun karena ketakutan akan Perang Terakhir, terjadi konflik internal yang membuat tim beranggotakan 18 orang menyusut menjadi 6 orang... termasuk 2 anggota baru dari film sebelumnya.
“Sial... Di mana sih Tim Dewa itu! Setelah menghubungi malah menyuruh kita menunggu, sampai kapan kita harus menunggu buta begini?”
Seorang pria kekar berjalan sambil mengumpat keras. Di tangannya tergenggam senapan mesin enam laras berputar. Lelaki ini berkulit putih. Posturnya memang besar, hampir menyamai sosok Ba Wang, tapi wajahnya yang penuh daging kasar sungguh tidak pantas dipuji. Bukan tekanan ala tentara bayaran atau ketangguhan baja yang dimiliki Ba Wang, melainkan keganasan dan kebuasan yang terpancar keluar... Jauh lebih rendah dari Ba Wang.
Beberapa orang di sekeliling pria kekar itu menjauh sedikit. Sepasang pemuda dan pemudi bahkan menggigil hebat seolah setiap kata si kekar akan melukai mereka. Perhatikan lengan dan leher mereka - penuh luka-luka tipis panjang, entah akibat penyiksaan atau apa.
“Bangsat, ngapain melotot?! Aku bakal mencungkil matamu!” Si kekar melotot ke arah pria kulit hitam di kejauhan, kembali mengumpat.
Pria kulit hitam itu menyeringai dingin tanpa bicara. Justru pemuda kulit putih lain yang berteriak, “Sial. Diamlah kau! Atau kau mau kubunuh berdua dengan Kurt? Di misi sebelumnya, kalau bukan karena kau merebut alur cabang mereka dan mencoba memperkosanya, apakah mereka akan memberontak? Ini sudah Perang Terakhir, kau benar-benar ingin mati di sini sekarang?”
Lelaki kekar itu memicingkan matanya dan mengamati pemuda serta pria kulit hitam ini dengan seksama. Setelah cukup lama, akhirnya dia menyeringai dingin dan berkata, "Aku nggak mau banyak bicara sama kalian. Begitu ketemu Tim Dewa, aku langsung cabut. Ngumpul sama kalian sampah-sampah ini cuma bikin ribet. Kalau bukan karena kalian, aku udah jadi komandan dan buka kunci genetik level dua! Cuma gara-gara kalian jadi beban. Sial! Mau main-main sama anggota baru aja dilarang dan dimarahin. Pergi lu sana!"
Lelaki ini terus melontarkan umpatan. Meski pemuda dan pria kulit hitam itu mengerutkan alis, mereka tidak langsung menyerang. Masih ada anggota senior lain yang sudut pandangnya belum jelas. Sekalipun bertarung, belum tentu mereka bisa menang...
Tiba-tiba, di ujung langit yang jauh muncul deretan titik-titik kecil. Dari kejauhan terlihat seperti kawanan burung. Namun saat titik hitam itu semakin mendekat, jelas terlihat itu adalah pesawat-pesawat... tepatnya belasan pesawat! Arti dari pemandangan ini sangat familiar bagi para senior. Sebuah Tim Reinkarnasi sedang mendekat, dan bukan sembarang tim - ini tim reinkarnasi yang sangat-sangat kuat!
Beberapa anggota senior yang memiliki kondisi fisik lebih baik dari orang biasa langsung menyadari keberadaan kelompok Green Devil Skateboard yang terbang di atas kepala. Tapi tak satu pun berani lari atau menyerang, bahkan lelaki bertubuh kekar yang membawa senapan mesin enam laras pun tidak. Mereka semua paham satu hal: secepat apa pun manusia berlari, mustahil mengalahkan kecepatan terbang...
Zheng Zhuo dan yang lain benar-benar terbang tiba di lokasi tim reinkarnasi ini sebelum tengah hari. Tim reinkarnasi ini ternyata sangat lemah, bahkan tidak memiliki seorang pun pengendali kekuatan spiritual. Saat ini mereka tampak sedang menuju ke kota. Dengan kemampuan dan peralatan tim ini... kota ini diperkirakan bisa merenggut nyawa mereka.
Ketika mereka turun dari Green Devil Skateboard (papan luncur), keempat senior ini serentak berdebar-debar. Keputusasaan mulai menyergap hati mereka. Pemimpin yang berdiri di depan mata ternyata adalah Zheng Zhuo yang sudah sangat termasyhur di dunia reinkarnasi. Kemampuannya dikabarkan luar biasa kuat, sementara Tim Zhongzhou bahkan pernah mengalahkan Tim Dewa yang super kuat. Tim sehebat ini datang menghadap mereka... pada dasarnya tidak ada harapan hidup lagi.
Namun keempat orang ini tetap tidak berani bergerak. Keinginan untuk hidup membuat mereka tidak segera bunuh diri. Sebaliknya, dari lubuk hati mereka berharap Zheng Zhuo dan kawan-kawan mengasihani dan melepaskan mereka. Dengan menyerahkan nyawa sepenuhnya pada nasib untuk bertaruh, mereka tetap berdiri di tempat tanpa berani bergerak sedikitpun.
Melihat reaksi keempat orang ini, ditambah ekspresi penuh ketakutan dari dua orang di belakang, Zheng Zhuo menghela napas: "Baik, aku tidak ingin berpanjang lebar. Ini adalah Perang Terakhir, tidak ada artinya bicara tentang pengampunan. Aku perlu kalian melakukan sesuatu untukku. Entah kalian anggota Aliansi Malaikat, orang yang dikendalikan replika diriku dari Tim Iblis... Apapun afiliasi kalian, atau bahkan tidak berpihak sama sekali, yang jelas sekarang aku ingin kalian menyampaikan pesan ini kepada sang tuan kalian:"
“Kita akan pergi ke Kota Raccoon. Di sana ada petunjuk menuju Laboratorium No.7. Jika ingin selamat, atau ingin mencabut nyawaku... datanglah ke sana. Aku menunggu. Selain itu, jika bertemu tim lain di perjalanan, sampaikan perkataanku tadi. Ingat, jangan ada satu katapun yang salah!”
Zheng Zhuo telah berjalan mendekati dua wajah baru itu. Dengan mudah ia mengenali mereka sebagai pendatang baru tanpa kemampuan penguatan apapun, apalagi kunci genetik. Sebenarnya hanya orang biasa. Yang penting adalah luka-luka kecil di tubuh mereka - sepertinya bekas sayatan pisau yang mengiris kulit tanpa merusak otot... Ini bukan luka pertempuran, tapi luka penyiksaan.
"Siapa yang menyiksa kalian?" Zheng Zhuo menatap kedua wajah baru itu dengan tenang.
Keduanya membeku. Refleks mereka menoleh ke arah pria berotot itu. Pria itu baru saja merasakan firasat buruk ketika kesadarannya langsung hilang. Zheng Zhuo menoleh dan melambai tangannya dengan lembut. Kepala pria itu langsung pecah berantakan seperti semangka, tubuhnya terjatuh ke tanah.
"Aku tahu kalian pasti tewas di dunia film horor ini. Aku juga tidak berminat jadi orang suci untuk menyelamatkan kalian. Tapi aku tidak suka perilaku seperti ini! Aku pribadi merasa jijik!"
Zheng Zhuo memandang tiga senior yang tersisa di tim itu dengan senyuman dingin, lalu tanpa menghiraukan mereka, ia berbalik dan berjalan menuju Green Devil Skateboard miliknya. Hingga seluruh anggota Tim Zhongzhou telah mengudara menggunakan Green Devil Skateboard, barulah ketiga orang itu tersungkur berlutut sambil terengah-engah. Aura yang datang seketika tadi hampir membuat mereka mati tertekan, sensasi itu benar-benar tak jauh berbeda dengan kematian.
"Pelajaran terbesar yang kudapat dari latihan Cincin Sihir... Akulah aku, aku bukan aku, tapi aku tetap aku!"
"Tak perlu meniru orang lain, juga tak perlu munafik bilang lingkungan mengubahku. Aku selalu seperti ini, dan selamanya akan tetap begini!"
Zheng Zhuo yang menginjak Green Devil Skateboard berkata pada yang lain, sementara tekanan besar yang memancar dari tubuhnya... benar seperti yang dikatakan Zhang Heng, jauh lebih kuat dibanding saat ia mempertahankan kondisi Qianlong Bian. Rupanya ia memang menyembunyikan sesuatu...
Chu Xuan meliriknya: "Langkah selanjutnya adalah mencari tim reinkarnasi lain, sebarkan informasi kita sejauh mungkin. Sambil... menunggu, menunggu diriku yang lain, menunggu Adam..."
### Volume XIV Biohazard Final Battle (I) Bab VI Perang Strategi Tanpa Batas (I)
"Chu Xuan, eh, dua... Adam, aku, mungkin plus Nios juga, tentu saja asalkan dia masih hidup... Permainan strategi dan kalkulasi antara lima Sage Bijak kita, benar-benar bisa membuat kepala naga meledak."
Xiao Honglü bergumam pelan, tangannya terus-menerus meremas rambutnya sendiri. Matanya melirik ke arah Chu Xuan dengan sinis. Orang ini benar-benar santai, sangat berbeda dengan kondisi berpikir sepenuhnya. Tidak ada mata berkaca-kaca, juga tidak terlihat lelah sedikit pun. Masih tetap santai makan apel dan asyik memainkan perlengkapan kecil. Bahkan mustahil menebak kondisi mentalnya dari raut wajah atau gerak-geriknya. Inikah keunggulan tanpa emosi dan perasaan? Ataukah kecerdasan yang dikompensasikan langit setelah kehilangan begitu banyak hal?
（Apakah ini anak kesayangan langit? Atau tragedi yang diciptakan oleh sesuatu bernama nasib?）
Xiao Honglü tersenyum kecut pada diri sendiri, lalu kembali memfokuskan perhatian sepenuhnya pada situasi di depan mata. Analisis situasi ini telah menghabiskan waktunya dua hari dua malam, namun sama sekali belum ditemukan titik terang. Sebaliknya, perkembangan seluruh peristiwa di dalam pikirannya justru semakin rumit.
Bukan berarti kecerdasan Xiao Honglü kurang. Dari segala aspek, dia pantas menduduki posisi puncak kecerdasan manusia biasa yang disebutkan Chu Xuan. Dari sisi ini, dia sama sekali tidak kalah dari Nios. Hanya saja cahaya Chu Xuan di Tim Zhongzhou terlalu menyilaukan, menutupi ruang geraknya sepenuhnya sehingga menciptakan kesan kecerdasannya biasa-biasa saja. Jika dia ditempatkan di tim reinkarnasi lain mana pun, pasti akan menjadi peran terpenting kedua setelah komandan.
Dari sudut pandang tertentu, sebagian besar anggota Tim Zhongzhou mirip seperti Xiao Honglü. Di bawah bayang-bayang kekuatan Zheng Zhuo, seolah-olah kemampuan mereka sangat lemah...
Adapun Xiao Honglü yang terus-menerus menganalisis situasi saat ini. Kondisi yang terlihat sederhana ini sebenarnya kompleks: Tim Zhongzhou telah bertemu tiga tim reinkarnasi di sepanjang perjalanan. Setiap tim menyampaikan pesan yang sama - menyebarkan petunjuk dan informasi lokasi mereka ke Tim Dewa dan Tim Iblis. Namun apakah pesan ini benar-benar bisa tersebar? Itu diluar kendali mereka. Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Seringkali faktor keberuntungan memang menjadi bagian tak terpisahkan dari kemampuan sesungguhnya.
Secara permukaan, situasi ini terlihat tidak rumit. Tim Zhongzhou hanya menyebarkan informasi sebagai umpan untuk menjebak musuh di dalam kota tersebut. Namun ketika dua Chu Xuan, ditambah Adam dan Xiao Honglü, serta kemungkinan Nios yang masih hidup terlibat, skenario ini langsung berubah menjadi permainan tingkat tinggi.
"Berdasarkan intelijen yang ada, Tim Iblis memiliki atribut, skill, atau barang yang melampaui logika biasa. Apa pun bentuknya, kuncinya adalah benda ini memiliki kemampuan ramalan quasi-omnipoten dalam jangkauan tertentu - akurasi hampir 100%. Ini menjelaskan kemunculan replika Zheng Zhuo dalam Perfect Storm. Namun kemampuan dahsyat seperti ini pasti membutuhkan pengorbanan besar: energi, nyawa, poin reward, atau bahkan alur cabang. Bagaimanapun, kekuatan maha tahu seperti ini tidak mungkin digunakan terus-menerus."
Xiao Honglü bergumam pelan, dia mencabut sehelai rambutnya sendiri dengan kuat sambil berkata: "Tapi jika yang memiliki kemahatahuan dan kemahakuasaan ini adalah Chu Xuan... itu benar-benar situasi terburuk yang mungkin terjadi. Makhluk seperti dia... tidak, makhluk seperti ini sudah tidak bisa disebut manusia lagi, harus disebut 'dewa'... makhluk 'dewa' yang muncul dalam tubuh manusia..."
"Secara rasional, Chu Xuan dalam kondisi seperti ini sudah Tak Terkalahkan. Tapi dia justru membocorkan informasi kepada Chu Xuan kita dan mengajukan rencana untuk mengepung Tim Dewa bersama Tim Zhongzhou. Ini tidak sesuai dengan watak Chu Xuan. Kalau benar-benar memiliki kekuatan tak terkalahkan seperti itu, pasti langsung menyusun skenario pembunuhan untuk kemenangan mutlak, mana mungkin membuat banyak drama seperti ini? Jadi kemahatahuan dan kemahakuasaan itu pasti ada batasannya. Atau ada pembatasan yang mencegahnya bertindak begitu... Ancaman Kekuatan Fisik dari replika Zheng Zhuo? Atau batasan penggunaan kemahatahuan dan kemahakuasaan itu?"
“Singkatnya, replika Chu Xuan menguasai 'momentum' mutlak dalam pertempuran ini. Semua konspirasi menjadi tidak valid, bahkan berbalik dikalkulasinya – tidak, pasti akan dikalkulasi ulang olehnya. Menghadapi situasi seperti ini, reaksi dari dua tim lainnya adalah... Tim kami (Chu Xuan) menyetujui kerja sama dengan Tim Iblis untuk melawan Tim Dewa. Namun reaksinya kemungkinan justru memasukkan replika Chu Xuan dan Adam ke dalam kalkulasi. Meski Adam berada dalam posisi terlemah, tidak mengetahui kemampuan maha tahu dan maha kuasa Chu Xuan dari Tim Iblis, juga tidak menyadari aliansi Zhongzhou-Iblis yang akan menyerangnya, justru ini menjadi keunggulan personalnya – dia mungkin akan menjadi bidak penting untuk saling melemahkan kedua tim. Kuncinya, bidak ini memiliki kemampuan sangat kuat yang mungkin memanfaatkan cara tertentu untuk berbalik menjadi pemain catur.”
“Sisanya adalah aku dan Nios. Sudut pandang serta skenario yang mungkin kami susun juga akan menambah variabel dalam rencana besar ini...”
Xiao Honglü memandang Chu Xuan dengan ekspresi wajah rumit. Semua pemikiran ini hanya tersimpan di hatinya. Dia tidak bodoh sampai harus berdiskusi rencana dengan Chu Xuan, karena kemampuan maha tahu Tim Iblis bagai pedang tajam yang selalu melayang di atas kepala, memaksanya hanya bisa mengandalkan kecerdasannya sendiri dan pemahaman tentang Chu Xuan untuk mengikuti skenarionya. Seluruh imajinasi ini dibangun dengan asumsi bahwa Chu Xuan ingin sekaligus mengkalkulasi Tim Iblis dan Tim Dewa.
“Dengan kata lain... Kandidat utama yang benar-benar akan mengalahkan Tim Dewa... adalah aku?”
"Xiao Honglü menghela napas dan termenung diam-diam, setelah cukup lama barulah dia berhenti berpikir... Sudah dua hari terbuang percuma, dia tidak bisa terus berpikir lagi. Apapun kebenaran prediksinya, langkah selanjutnya harus dijalankan. Seperti memusnahkan total Tim Dewa, serta menarik Tim Iblis ke dalam pertempuran ini..."
"Tim Iblis, Tim Dewa... Benar-benar bagai dua gunung raksasa yang menggunung. Apa yang sedang dilakukan para petarung kuat di tim mereka sekarang?"
Pola dua tim lainnya berbeda dengan Tim Zhongzhou. Secara akurat, model tim Zhongzhou memang tidak sama dengan semua tim reinkarnasi lain. Setiap tim memiliki pola uniknya masing-masing. Yang paling umum adalah tim yang dikuasai petarung kuat, atau seperti kapten Nan Yan Zhou yang seorang Sage Bijak. Tentu saja, petarung kuat selalu enggan dibelenggu. Dalam Perang Terakhir ini, semua petarung kuat - atau mereka yang kemampuannya mencapai level tertentu - akan bertindak sesuai kehendak sendiri tanpa terlalu terikat... Contohnya Luo Ying Long dari Tim Dewa.
Luo Ying Long dari Tim Dewa telah memasuki dunia film horor ini selama tiga hari. Selama tiga hari ini, ia benar-benar diam. Biasanya, ia enggan berbicara sepatah kata pun, bahkan ketika pacar pirangnya terus menggoda. Terhadap sikapnya ini, beberapa anggota tim tidak bereaksi berlebihan. Bagaimanapun, sejak beberapa film horor sebelumnya, sikapnya sudah seperti ini. Para anggota senior tim tentu tidak berkomentar, sementara para wajah baru tidak mengenal latar belakang Luo Ying Long. Jadi mereka pun tidak berani bicara. Hanya dua orang kulit putih yang tertarik pada pacar pirang Luo Ying Long, sehingga kerap menantangnya. Tentu saja, mereka tidak berani keterlaluan karena Song Tian dan Luo Ying Long sama-sama orang Tiongkok. Siapa tahu sang ahli pedang super kuat ini akan membela Luo Ying Long? Karena... mereka tidak mengetahui kemampuan sebenarnya Luo Ying Long.
"Benarkah? Tim Zhongzhou mengatakan itu pada kalian?"
Adam mendengarkan laporan dari pemimpin tim lain yang menyampaikan perkataan Tim Zhongzhou secara detail. Adam pun tenggelam dalam kontemplasi, setelah cukup lama baru mengucapkan kalimat bermakna ambigu ini.
"Tentu, aku ingat jelas. Komandan Tim Zhongzhou, Zheng Zhuo, mengatakan hal itu pada kami tanpa salah satu kata pun... Orang itu sangat kuat! Berdiri di hadapannya seperti menghadapi gunung perkasa dan lautan luas. Rasanya tertindas sampai tidak punya keberanian melawan. Untung dia tidak menyerang kami, hanya mengucapkan kata-kata tadi. Makanya aku ingat betul!"
"Begitu... Tim Zhongzhou mengatakan itu pada kalian..."
Adam tidak menjawab orang itu, hanya bergumam seperti linglung. Orang-orang di sekitarnya pun terdiam sejenak, mereka semua menatap Adam, memandangi pria dengan kecerdasan luar biasa ini, melihat bagaimana dia akan menghadapi tantangan Tim Zhongzhou.
"Tim Zhongzhou... Mengapa mereka melakukan ini?"
Adam tiba-tiba bertanya kepada orang di sebelahnya, membuat orang sekitar terkejut. Karena mereka belum pernah melihat Adam bertanya kepada orang lain. Apalagi dengan ekspresi wajah yang kosong. Biasanya dia selalu tersenyum menyelesaikan berbagai teka-teki dan masalah. Keadaannya yang seperti ini benar-benar... membuat orang merasa tidak nyaman.
"Cukup..."
Luo Ying Long tiba-tiba berdiri, menatap ke kejauhan: "Persahabatan kita sebagai anggota tim berakhir di sini. Selanjutnya aku akan bergabung dengan Tim Zhongzhou... Jalan berbeda, tak mungkin bekerja sama. Pertemuan berikutnya kita adalah musuh. Kembalikan botol pengumpul jiwaku, aku tidak ingin merebutnya dengan kekerasan... Dan Linna, jika ingin bersamaku, ikutlah pergi. Aku tidak ingin menjadikanmu lawan saat berhadapan dengan Tim Dewa."
Gadis pirang berkulit putih itu membeku, wajahnya menunjukkan kesulitan. Untuk sementara dia bingung mencari kata-kata. Justru beberapa orang di sekitar perlahan mendekat. Jumlah anggota Tim Dewa tidak banyak, hanya delapan orang. Selain Luo Ying Long, Song Tian, dan Adam, ada empat wajah baru. Meski disebut pemula, mereka dulunya adalah komandan tim lain sehingga kemampuan mereka sebenarnya cukup kuat.
“Luo Ying Long, aku tak akan menjelaskan perbuatanku. Tapi ada satu hal yang harus kau pahami: Akulah komandan Tim Dewa. Maaf, aku tak bisa mengizinkanmu ke Tim Zhongzhou. Setidaknya sampai Chu Xuan mati, kau tak boleh menemuinya... Song Tian, tolong habisi dia.” Adam bahkan tak menatap Luo Ying Long, sambil menunduk berpikir ia berkata.
Gadis pirang itu panik, "Jangan bertarung internal! Musuh kita adalah Tim Iblis dan Tim Zhongzhou... Luo Ying Long, sejak kami temukan reruntuhan, kau selalu seperti ini. Ada masalah apa sebenarnya? Beri tahu kami! Segala masalah pasti bisa diselesaikan asal kau bicara!"
"Bukan tak mau bicara, tapi tak bisa..." Luo Ying Long memandang Adam dengan wajah dipenuhi kebencian. Setelah cukup lama, akhirnya ia mengeluarkan pedang kecil transparan dari dalam bajunya. Pedang sebesar telapak tangan itu membuat Song Tian di kejauhan langsung menghunus pedang panjang kunonya, saling berhadapan.
Air mata mulai menggenang di mata gadis pirang itu, "Kenapa tak bisa bicara? Baiklah, bisakah kau hanya memberitahuku? Hanya padaku, tidak pada yang lain. Bagaimana?"
"...Bukan tak mau bicara, tapi tak bisa!"
Luo Ying Long tiba-tiba mengarahkan telapak tangannya ke belakang. Di telapak tangannya muncul gelombang kejut dimensi ruang yang terlihat mata telanjang, di luar gelombang itu terdapat pisau terbang kecil yang sangat tangguh. Pisau itu terus menggerogoti gelombang kejut hingga masuk separuh jarak sebelum akhirnya berhenti. Di kejauhan, si pelempar pisau menyunggingkan senyum sinis siap melemparkan pisau kedua.
"Idiot... Senjata tersembunyi efektif karena bisa menyerang saat lawan lengah. Cara bertarungnya lebih baik pakai senjata laser saja! Skill bakat dari alur cerita terbuang percuma."
Song Tian mengumpat dalam hati. Saat Luo Ying Long berhasil menahan dua pisau dan bersiap membalas, pedang panjangnya telah menyambar dari udara. Serangan frontal tanpa trik, langsung mengincar tubuh Luo Ying Long.
"Tebasan pertama: Guntur Musim Semi!"
Luo Ying Long mengabaikan si pelempar pisau. Pedang pendek di tangannya bergetar, berubah menjadi pedang kuno transparan bertulisan prasasti ajaib. Dengan gesit ia menangkis pedang panjang Song Tian. Dentang keras terdengar saat kedua senjata bertabrakan, kilat menyambar-nyambar dari pedang kuno itu. Tegangan tinggi tersebut melontarkan beberapa orang di sekitarnya, hanya menyisakan Luo Ying Long dan Song Tian yang masih bertahan di tempat.
"Kenapa kau halangi aku?!" raung Luo Ying Long penuh amarah. "Aku yakin kau juga merasakannya! Sialan, kau masih pantas disebut manusia?!"
Song Tian dengan wajah tenang berkata: "Aku berbeda denganmu... Hanya dengan melepaskan segalanya, pedang hati bisa diambil. Jalan pedang adalah segalaku. Bahkan kematian pun tak berarti, apalagi urusan atau benda duniawi yang bisa menghalangiku? Kau terlalu terobsesi. Kabarnya kultivasi xiuzhenmu justru membutuhkan pelepasan segala ikatan. Pencapaianmu di masa depan mungkin takkan besar..."
"Besar sial! Song Tian, dari dulu aku tak suka sikapmu! Mulutmu selalu berkoar 'lepas segalanya untuk mencapai jalan pedang', tapi kenapa kau sendiri tak melepas jalan pedangmu? Hari ini, bahkan jika harus pergi, aku akan membunuhmu dulu baru pergi!"
Ekspresi Luo Ying Long semakin membara. Dengan teriakan keras, ia melemparkan pedang kunonya ke udara. Pedang itu langsung terpisah menjadi puluhan pedang yang berterbangan, menyelimuti seluruh tubuhnya. Tangannya terus menorehkan simbol-simbol di udara kosong. Pola aksara magis mulai muncul di jejak jarinya. Tak lama, seluruh tubuhnya telah dikelilingi berbagai simbol aksara magis yang membentuk lukisan abstrak.
"Qian Kun Jie Li! Delapan Trigram terbentuk!"
"Gen! Hancur!"
Luo Ying Long menggerakkan kedua tangannya, kekuatan yuan zhen dalam tubuhnya telah mengalir deras keluar. Di langit sekitar 100 meter di atas, muncul ribuan simbol dan gambar yang membentuk Diagram Trigram yang terus berputar. Bersamaan dengan teriakan Luo Ying Long, Adam dan Linna segera mundur ke luar. Di arena hanya tersisa Song Tian dengan ekspresi serius dan empat pria di sekitarnya yang berdiri kaku. Diagram Trigram di langit berputar semakin cepat, akhirnya bayangan hitam muncul di sana.
"Tai Shan Yi!"
“Langit! Di langit, sebongkah batu raksasa berukuran ratusan meter kubik jatuh menghujam ke bawah, menekan Song Tian yang berada di tanah. Keempat orang lainnya baru menyadari dan mulai berlari sekuat tenaga menjauh. Baru pada detik ini mereka memahami betapa kuatnya Luo Ying Long... atau lebih tepatnya, alasan mengapa Adam melarang mereka untuk mengusik Luo Ying Long, akhirnya mereka mengerti.”
“Luo Ying Long mendorong kuat dengan kakinya, melompat setinggi beberapa meter. Sebilah pedang kuno telah muncul di bawah kakinya. Pria ini telah melesat ke atas dengan menginjak pedang, berdiri di ketinggian puluhan meter. Kedua tangannya tak henti merangkai gerakan di udara kosong, simbol-simbol aksara magis itu kembali muncul di sekelilingnya.”
“Li! Yan!”
“Yan Yan Yan!”
Luo Ying Long berteriak kencang, kedua tangannya kembali mengayun dengan kuat. Kecepatan pengurasan kekuatan yuan zhen semakin gila, formasi Delapan Trigram di langit juga berputar semakin liar. Warna dalam formasi berubah dari merah tua menjadi putih menyala, semburan api putih menyala yang besar menghujam dari langit dan mengenai tumpukan batu itu. Batuan ternyata tak mampu menahan panas api yang membara ini, mulai terus-menerus terbakar dan menguap. Tiba-tiba, kilat menyambar ke segala arah dari bawah gunung batu itu. Sambaran petir ungu membelah dari bawah ke atas, membelah gunung batu dan api menjadi dua bagian sekaligus. Song Tian masih berdiri tegak di bawah sambil menggenggam pedangnya.
"Pukulan ketiga, Neraka Petir Tenggelam!"
Melihat ini, Luo Ying Long tidak panik. Dengan suara lantang ia berkata: "Bagus! Pantaslah kau yang mengabdikan diri pada Jalan Pedang. Ternyata kau sudah memahami secara mendalam buku jurus pedang itu. Mungkin bahkan Xiang Yu sendiri tak sekuat kau sekarang? Hebat sekali Tujuh Pukulan Kilat Ungu! Hebatlah Song Tian! Mari kita lanjutkan!"
Luo Ying Long juga tidak lagi menggunakan teknik Qian Kun Jie Li. Tiba-tiba ia menggoreskan pedangnya ke pergelangan tangannya sendiri, lalu dengan rambut terurai mulai menghentakkan kaki dengan kuat. Dua belas bendera magis melesat dari belakangnya. Bahan pembuat bendera ini tidak diketahui, namun mereka langsung membesar saat terkena angin. Di dua belas penjuru sekitar, bendera-bendera itu tumbuh menjadi gerbang bendera setinggi belasan meter yang dipenuhi ukiran makhluk purba berwajah mengerikan. Makhluk-makhluk itu mulai mengaum seolah hidup. Tanah di bawah kaki Song Tian tiba-tiba terangkat, membentuk platform bundar berradius 100 meter yang terus menjulang puluhan meter ke langit.
"Duabelas Dewa Langit dan Bumi Shensha Zhen!"
"Ayo, Song Tian, Adam! Laozi juga akan mengeluarkan semua jurus! Hari ini tak satu pun dari kalian bisa kabur!"
Luo Ying Long terlihat seperti orang gila. Teriakannya menggema sementara darah terus mengucur dari pergelangan tangannya. Dua belas gerbang bendera itu mengeluarkan asap hitam pekat, dengan iblis-iblis di dalamnya mengacungkan cakar dan menggerakkan taring seolah ingin menerjang keluar. Meski belum menyerang, wujud formasi yang mengerikan ini sudah membuat empat wajah baru gemetar ketakutan. Mereka terus mundur perlahan, tak berani lari terbirit-birit. Baru sekarang mereka menyadari jurang kemampuan yang memisahkan mereka dari Luo Ying Long - kesenjangan yang tak bisa diisi sekalipun dengan jumlah personel.
"Dentuman bertubi-tubi."
Tiba-tiba, suara tepuk tangan yang jelas terdengar. Meski tak nyaring, suara itu justru menenggelamkan auman riuh monster-monster iblis. Seketika semua orang refleks menoleh ke sumber suara. Seorang pemuda Asia berdiri melayang di udara tak jauh, menyeringai dingin menyaksikan semuanya. Dialah sumber tepuk tangan itu.
"Pertunjukan yang apik. Ingin kusaksikan hingga akhir... Tapi maaf, atas perintah atasan, kalian tak boleh saling terkikis di sini. Adam, aku kurir Tim Iblis yang membawa pesan Chu Xuan. Maukah kau dengar sekarang?"
Pemuda itu tak lain adalah Luo Gendao dari Tim Iblis. Ia mengabaikan Luo Ying Long di udara dan Song Tian di platform, hanya menyeringai ke arah Adam.
Adam membeku sejenak. Puluhan detik kemudian, matanya berbinar pencerahan. "Baru datang? Sudah lama kutunggumu... Katakanlah, sampaikan seluruh pesan Chu Xuan."
Sudut bibir Luo Gendao bergerak-gerak. Orang di sekitar tak tahu apa yang dibisikkannya. Setelah puluhan detik, akhirnya ia berkata: "Selesai. Pesan telah tersampaikan. Sekarang keputusan ada di tanganmu." Usai bicara, ia menoleh terbang tanpa peduli pada semua orang. Tanpa menggunakan teknik atau artefak apapun, tubuhnya melayang begitu saja di Kekosongan.
Adam melihat Luo Gendao semakin menjauh, ia menghela napas dan berkata pada Luo Ying Long: "...Pergilah. Aturan sudah kau ketahui, yang tak boleh diucapkan tetap tak bisa disebutkan. Meski Chu Xuan mungkin memahami maksudmu, itu butuh waktu... Ini botol pengumpul jiwamu." Ia mengeluarkan botol giok dari dalam baju, tanpa gerakan khusus, botol itu perlahan melayang ke udara dan mendarat di telapak tangan Luo Ying Long.
Ekspresi Luo Ying Long berubah-ubah. Ia menatap gadis pirang bernama Linna yang terus menangis di tanah, akhirnya menghela napas: "Sudahlah... Adam, kau akan mati mengenaskan!" Sambil menggerakkan kedua tangan, bendera-bendera raksasa melesat ke genggamannya kembali menyusut menjadi ukuran telapak. Langit kelam di sekeliling perlahan cerah, hanya menyisakan platform batu raksasa yang berdiri tegak tanpa jejak sisa kekuatan penghancur Formasi Duabelas Dewa Samawi.
"Linna... Selamat tinggal."
Setelah berkata demikian, Luo Ying Long berbalik dan melesat cepat. Pedang Terbang membawanya semakin menjauh, perlahan menghilang di ujung cakrawala...
