“Adam……”
Orang-orang yang sedang melakukan penyergapan di sekitar, baik anggota Tim Zhongzhou maupun Tim Iblis, pengendali kekuatan spiritual mereka secara bersamaan mendeteksi kemunculan Adam. Karantina kekuatan spiritual telah menghilang. Faktanya mereka juga menemukan orang-orang di dalam gudang, hanya saja situasi di dalam terlihat agak aneh. Tampaknya mereka mengalami ketakutan yang sangat besar, semua berlari keluar dari gudang dengan membabi buta. Namun cara berjalan mereka sangat aneh - beberapa mulai bermutasi saat berjalan, ada yang tubuhnya dipenuhi tentakel, ada yang ditelan oleh gigi yang tumbuh dari dalam tubuh, sementara sebagian lainnya berjalan dengan ekspresi mencurigakan seolah melihat sesuatu yang tidak biasa, lalu tubuh mereka berubah menjadi cairan berbusa.
"Fenomena infeksi virus yang sangat aneh ini. Bukankah seharusnya berubah menjadi daging cincang atau Alien? Kapan mulai bisa berubah menjadi genangan busa? Setidaknya ini terlihat tidak semenjijikkan sebelumnya..."
Baik anggota Tim Zhongzhou maupun Tim Iblis memiliki pemikiran serupa. Namun saat ini perhatian utama mereka tertuju pada Adam. Entah skill atau senjata baru apa yang sedang Adam gunakan, formasi yang ditunjukkannya terlihat sangat kuat. Untuk sementara waktu, semua orang tidak berani melakukan gerakan ceroboh, hanya tertegun menunggu Adam menunjukkan kelemahan. Pemandangan ini benar-benar terasa sangat tidak biasa.
"Tiba-tiba orang-orang di dalam gudang sudah menyerbu ke pintu. Orang pertama yang memimpin langsung mengayunkan kaki keluar sambil menghunus pedang besar sambil terus berteriak. Namun baru berlari beberapa meter, tiba-tiba muncul seorang bocah lelaki tepat di hadapannya. Bilah pedang itu berhenti beberapa sentimeter di atas kepala bocah itu, membuat pria itu terpaku seketika. Dentang keras terdengar saat ia menabrak bocah itu, dan mereka pun terguling beberapa meter."
"Adik, adikkah itu? Kenapa kau di sini?"
Pria itu tidak bangun, langsung memeluk bocah itu erat-erat sambil berkata-kata tak karuan. Bocah itu sama sekali tidak kesakitan, malah tertawa kecil sambil merangkul pria tersebut. Dua tangan mungilnya tiba-tiba menyatu ke dalam tubuh pria itu.
"Kakak... mari kita bersama..."
Tubuh pria itu berdesis pelan sebelum berubah menjadi busa yang tumpah ke tanah. Ia dan bocah itu pun menghilang tanpa bekas.
Saat itu beberapa orang lagi berlari keluar dari gudang. Begitu melihat pria itu berubah menjadi busa cair, mereka semua menjerit histeris dan berlarian menyebar ke segala arah seperti orang gila. Namun belum jauh melarikan diri, tiba-tiba beberapa sosok muncul entah dari mana di dekat mereka. Anehnya, semua orang yang tadinya panik dan ketakutan itu langsung berhenti begitu sosok-sosok ini muncul. Ekspresi mereka beragam: ada yang terkejut, ada yang girang, ada pula yang ketakutan. Jelas mereka mengenal para pendatang baru ini. Entah mengapa kewaspadaan mereka seperti sirna. Saat didekati, mereka sama sekali tidak menghindar. Begitu tersentuh, tubuh mereka langsung meleleh menjadi cairan busa. Seluruh pemandangan ini terasa sangat mengerikan dan tidak wajar.
Baik anggota Tim Zhongzhou maupun Tim Iblis yang paling bodoh pun akhirnya paham. Cairan busa itu sama sekali bukan virus, melainkan ulah Adam. Ini adalah senjata penghancur massal yang tampaknya berasal dari skill bertema mitologi.
"...Ling Dian, coba tembak dia dengan sniper. Zhan Lan lakukan pemindaian kekuatan spiritual. Qi Tengyi hitung orbitnya! Aku tidak percaya di jarak sejauh ini dia masih bisa menyerang kita."
Xiao Honglü setengah berjongkok di tanah, ia mengamati Adam dengan cermat melalui pemindaian kekuatan spiritual sambil berbicara dan berpikir. Saat dia memberikan perintah. Di sisi Tim Iblis, perintah juga dikeluarkan, hanya saja di pihak mereka tidak ada sniper. Satu-satunya kekuatan tempur jarak ultra-panjang ternyata seorang perempuan Asia, terlihat berusia sekitar tiga puluhan, tubuhnya menggoda, wajahnya cantik, namun terasa sedikit tidak harmonis, seolah kecantikannya palsu seperti sebagian besar wanita Korea.
Perempuan ini memegang tongkat panjang di tangannya - tongkat kayu hitam yang memercikkan bunga api listrik saat dipegang. Komandan tim elit Iblis Tom segera berkata: "Hati-hati, jarak kita terlalu dekat dengan lokasinya. Jika cara serangan aneh itu memiliki jangkauan ultra-panjang, kita mungkin akan diserang... Setelah serangan pertama, kita harus segera mundur ke jarak 10 kilometer terlebih dahulu."
Wanita itu mengangguk, dia mengarahkan tongkat panjangnya ke langit dengan tajam. Lima orang lainnya segera berlari menjauh, hanya Tom yang tetap di dekatnya berdiri di atas cakram logam melayang. Saat rangkaian kata-kata rumit terucap, lingkaran Hexagram muncul di sekeliling wanita itu. Awan hitam besar mulai berkumpul di langit. Dentuman keras menggema, kilat menyambar dari langit menghujam tongkat kayu hitamnya. Wanita itu tampak tidak terluka sama sekali. Begitu pemindaian kekuatan spiritual Tom mengunci posisi, wanita itu mengayunkan tongkatnya. Kilat hijau muda setebal dua meter menghantam tubuh Adam dengan suara "pak!".
Seberapa cepat kilat? Begitu mata berkedip, tubuh sudah tersambar. Kerusakan itu ditransmisikan pada kecepatan cahaya. Begitu wanita itu mengangkat tongkat, Adam yang berada sangat jauh langsung terkena. Semua ini terjadi dalam sekejap mata. Kemudian kilat hijau muda itu meledak dengan pusat di Adam, kekuatan ledakannya hampir menyamai misil nuklir mini di tangan Tim Zhongzhou.
Wanita itu tampak lemas sepenuhnya setelah melepaskan kilat tersebut. Tom langsung mengangkat tangannya dan menyuntikkan sebuah jarum suntik ke lengan wanita itu. Setelah disuntik, kondisi mental wanita itu tampak membaik, namun kemudian ekspresinya berubah menjadi sangat terkejut—kilat itu sama sekali tidak melukai Adam. Di sekeliling Adam muncul sebuah pedang besar berwarna ungu raksasa. Pedang ungu ini panjangnya sekitar 20 meter dengan ketebalan beberapa meter. Ia bergerak mengitari Adam seolah dikendalikan oleh tangan tak kasat mata. Ledakan kilat tadi sepenuhnya ditahan oleh pedang besar ini.
(Cahaya jiwa? Apakah itu cahaya jiwa Adam? Tidak, tidak—meskipun cahaya jiwa sekuat apapun, tidak mungkin bisa membentuk materi secara sembarangan—tepatnya, menjadi kehidupan... Orang-orang yang tiba-tiba muncul sebelumnya, dari hasil pemindaian kekuatan spiritual, mereka memiliki ciri terpenting manusia... Cahaya jiwa dan kekuatan spiritual—mereka adalah makhluk hidup sejati!)
Xiao Honglü meremas sehelai rambutnya dengan kuat. Ia berusaha mati-matian untuk tetap tenang. Dalam hal metode berpikir, dia sama sekali tidak akan kalah jauh dari Chu Xuan—setidaknya menurutnya begitu. Yang kurang darinya adalah ketenangan layaknya mesin milik Chu Xuan—ya, tenanglah!
（Mari kita mulai menyimpulkan semuanya dari awal. Pertama, konfirmasi bahwa Adam telah memiliki kemampuan untuk memanggil makhluk hidup, atau lebih tepatnya menciptakan makhluk hidup. Orang-orang itu jelas bukan ciptaan dari ketiadaan. Kehadiran tiba-tiba mereka yang sangat familiar dengan orang-orang yang berubah menjadi busa. Atau bisa dikatakan mereka adalah keluarga dalam ingatan para korban. Singkatnya, ada dua poin penting di sini: pertama, Adam dapat dengan mudah memperoleh ingatan orang-orang tersebut; kedua, Adam mampu menciptakan orang-orang dari ingatan mereka. Kedua kemampuan ini sudah melampaui batas kemampuan manusia biasa. Mungkinkah dia telah mencapai kunci genetik level lima?）
Xiao Honglü mulai menemukan beberapa jawaban. Namun dia sendiri tidak yakin apakah jawaban ini benar, paling hanya bisa memperkirakan tingkat kemampuan Adam secara kasar. Terutama setelah serangan petir itu, pedang raksasa yang muncul tiba-tiba membuktikan kemampuan Adam untuk memanifestasikan materi nyata. Kemampuan ini agak mirip dengan skill yang ditukar Lin Jun Tian, hanya saja Lin masih belum bisa menciptakan objek sebesar itu, apalagi menahan kekuatan penghancur petir hijau yang dahsyat. wxg
"Ini adalah Hukum. Segala hukum di dunia ini. Bisa dikatakan sebagai pencapaian Jalan, atau aku yang menjadi protagonis. Tidak, bahkan lebih dari protagonis - aku adalah Sang Pencipta..."
Suara Adam tiba-tiba terdengar di telinga Xiao Honglü, membuat anak itu gemetar ketakutan. Matanya liar memandang ke sekeliling, lega karena tidak ada orang yang dikenalnya muncul. Seandainya ada orang dari ingatannya yang muncul dan disentuh, pasti akan langsung berubah menjadi busa. Saat itu benar-benar akhir segalanya. Entah teknik apa yang digunakan Adam, bahkan pikiran terdalam di benaknya pun bisa diketahui.
“Dia adalah Dewa, bukan alat seperti 'Dewa Utama', melainkan eksistensi tertinggi Yang Mahatahu, sudah jauh melampaui kalian semua……”
Suara Adam kembali terdengar. Hati Xiao Honglü berdesir. Sebenarnya dia hendak mulai memikirkan apakah skenario ini efektif, tapi Adam dua kali berturut-turut bisa mengetahui isi pikirannya. Dia tidak berani lagi memikirkan hal-hal terkait skenario, menyembunyikannya sepenuhnya di kedalaman hati, hanya melanjutkan perenungan terkait ucapan Adam.
（Baiklah, untuk sementara anggap kau sebagai eksistensi tertinggi. Pasti ada kejadian di gudang itu sebelumnya yang membuat Adam mendapatkan kekuatan dahsyat dalam waktu singkat ini. Dan kekuatan ini sama sekali bukan diperolehnya secara instan, kalau tidak dia tak perlu bersembunyi di gudang, juga tidak mungkin mengumpulkan Aliansi Malaikat. Kalau tidak, mengumpulkan lalu membunuh, dia bukan tipe orang yang suka membuang waktu... Tunggu, mengumpulkan lalu membunuh, mendapatkan kekuatan besar dalam waktu singkat, mungkinkah dia menyerap kekuatan mereka?）
Xiao Honglü memilin rambut di dahinya. Tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang tidak beres, tubuhnya terasa agak tidak nyaman. Tapi saat diperiksa bagian tubuh mana yang bermasalah, setelah dirasakan teliti tidak ada apa-apa, seolah hanya ilusi belaka.
(Menurut logika ini, dia telah menyerap setidaknya beberapa orang pengendali kekuatan spiritual sekitar, kekuatan spiritualnya jauh melampaui orang biasa seperti kita. Ditambah dengan pejuang jarak dekat, penembak jarak jauh, serta skill dan teknik legenda dan sihir. Oh ya, pedang sebelumnya bisa dianggap sebagai kemampuan tempur Song Tian. Dengan demikian, meskipun Adam belum mencapai kunci genetik level lima, kemampuan dia sudah jauh melebihi imajinasi kita, setidaknya setara dengan Zheng Zhuo dan Chu Xuan...)
(Atau mungkin, seperti yang dia katakan, benar-benar menjadi eksistensi tertinggi. Tapi dia tetap tidak sempurna, setidaknya...dia belum bisa melihat masa depan dan dukungan rakyat...)
"Masa depan dan dukungan rakyat? Sungguh anak yang menarik. Tapi...berapa jauh jarakmu dengan Chu Xuan?"
(Jarakku dengan Chu Xuan? Terlalu jauh untuk diungkapkan dengan kata-kata. Yang disebut tertinggi...andai saja aku juga bisa berdiri di ketinggian seperti itu...)
"Dang!"
Xiao Honglü tiba-tiba merasakan sakit di mukanya. Wang Xia yang berdiri di sampingnya langsung mengangkatnya dan berlari keluar. Di posisi tempat Xiao Honglü berdiri sebelumnya, sosok Chu Xuan muncul secara tiba-tiba. Jarak mereka sebelumnya hanya satu meter. Aksi Wang Xia menyelamatkannya, karena jika sampai menyentuh Chu Xuan, tubuhnya akan langsung berubah menjadi gelembung sabun.
Saat dua orang menjauh hingga jarak sepuluh meter, Chu Xuan ini langsung menghilang tanpa bekas, seolah-olah tidak ada orang di sana sebelumnya. Anggota Tim Zhongzhou lainnya terkejut hingga hati mereka membeku. Sebelumnya, Xiao Honglü seperti kesurupan sambil bergumam sendiri, lalu tiba-tiba Chu Xuan muncul entah dari mana. Dia sama sekali tidak menghindar sampai hampir tersentuh barulah Wang Xia membangunkannya. Ekspresinya menunjukkan seolah dia tidak menyadari kehadiran Chu Xuan sama sekali.
"Benar! Kekuatan ini tidak utuh! Ada radius serangan maksimum! Cepatan mundur! Ling Dian, tembak dia sekarang juga!"
Xiao Honglü gemetar sekujur tubuhnya. Dia langsung melompat dari bahu Wang Xia sambil berteriak. Baru sekejap mata tadi, dia menyentuh dunia Adam... atau lebih tepatnya dunia kumpulan makhluk hidup itu. Ratusan entitas kehidupan - manusia, tikus, serangga, bakteri, virus - semakin dekat dengan Adam, semakin cepat mereka berkumpul. Benar-benar makhluk hidup tertinggi! Semakin kuat, daya hisapnya semakin besar...
"Tapi kita masih punya kesempatan! Kemampuannya kulebih-lebihkan, setidaknya di level saat ini. Dia masih manusia biasa dengan segala emosi manusia... Tanpa membunuh kita semua, tanpa mengumpulkan kekuatan cukup, mana berani dia menghadapi Zheng Zhuo dan Chu Xuan! Jadi! Kita masih punya harapan!"
（Benar, skenario Chu Xuan berhasil, virus itu tidak hanya memaksa Tim Iblis segera mengirim tim elit, tetapi juga membuat Adam tidak bisa menyerap jumlah personel lengkap. Bagaimanapun, cahaya jiwa bakteri dibandingkan dengan cahaya jiwa manusia seperti kerikil vs lautan luas... Ini kesempatan terakhir, juga pertempuran terakhirku, skenarioku...）
Xiao Honglü menatap langit. Saat ini langit mulai gelap, bintang-bintang kecil mulai bermunculan di puncak langit. Alam semesta yang tak terbatas ini begitu luas, sementara dia...bahkan makhluk hidup akhir itu, mereka hanyalah setetes air di samudera raya. Berbicara tentang melampaui, tentang mencapai, itu hanyalah setetes yang lebih besar. Selama ketakterbatasan ini terus berlanjut, maka pertempuran tak akan pernah berakhir.
"Ya, 'Dia', aku juga melihatnya. Apakah itu pencipta kotak? Inikah kotak itu?"
"Pantas saja..."
"Kita akan seperti ini..."
### Volume 15 Final Battle Biohazard (II) Bab 10 Tekad Xiao Honglü (I)
"Adakah cara untuk menyampaikan apa yang kulihat kepada Chu Xuan?"
Xiao Honglü terus memikirkan berbagai cara. Memang ada cara untuk menyampaikan petunjuk ini kepada Chu Xuan, tetapi semua cara itu akan dihancurkan dalam pertempuran berikutnya. Karena pertempuran selanjutnya akan menjadi medan perang di luar batas maksimal...tepatnya, skenarionya adalah mempertaruhkan nyawa secara agresif. Jika musuh mati, dia pun akan dibunuh. Di antara yang bisa bertahan...
“Tidak ada cara, orang yang bisa bertahan hidup tidak akan bisa menyampaikan semua yang kuketahui secara lengkap kepada Chu Xuan. Tidak, tepatnya meski memahami semua yang kuketahui, mereka akan mati sebelum bertemu Chu Xuan. Bahkan orang yang seharusnya hidup pun akan mati, karena 'dia' sedang mengawasi kita...”
Xiao Honglü saat ini digendong oleh Wang Xia. Semua orang sedang berlari kencang menjauh. Awalnya mereka berencana menggunakan Green Devil Skateboard (papan luncur iblis hijau), tapi entah mengapa papan itu justru terbang menuju lokasi Adam. Bisa dikatakan, dalam jangkauan sekitar ini, selain tubuh fisik mereka sendiri, semua peralatan mekanis atau benda lain sudah dikendalikan Adam... Sejujurnya, sangat mudah baginya membunuh yang lain, hanya saja itu bukanlah yang diinginkannya.
“Wang Xia, berapa lama waktu yang tersisa?” tiba-tiba Xiao Honglü bertanya.
“Masih tiga menit sebelas detik...” Wang Xia menengadah melihat langit, menjawab tanpa menoleh.
“Begitu? Sudah cukup. Ada beberapa bagian dalam skenario sebelumnya yang perlu disesuaikan. Hanya kita berberapa belum cukup untuk menarik perhatiannya... atau bisa disebut 'itu' juga. Saat ini yang paling ingin dilakukannya adalah menyedot semua cahaya jiwa kita. Oh ya, di gudang masih ada beberapa orang dengan cahaya jiwa yang sangat kuat, mereka belum mati. Semoga bisa mengulur waktu lebih lama...”
“Baik, selanjutnya... kita menuju lokasi Tim Iblis. Sebelum waktu habis, ayo kita bertarung dulu dengan mereka!”
Tim Iblis tujuh orang... tidak. Tim Iblis empat orang...
Setelah serangan kilat itu dilancarkan, Tim Iblis juga diserang oleh Adam. Sangat disayangkan, jarak mereka lebih dekat ke Adam dibandingkan Tim Zhongzhou. Dengan kata lain, serangan yang mereka terima jauh lebih dahsyat daripada yang dialami Xiao Honglü. Tiga orang langsung tewas seketika. Selain Tom, wanita yang mengeluarkan kilat, seorang pemuda kulit hitam, dan pria berkulit kuning bertubuh kecil berhasil selamat—total empat orang. Saat ini mereka sedang berlari secepat mungkin menjauh.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa tiba-tiba muncul karakter-karakter aneh? Begitu bersentuhan, mereka langsung berubah menjadi busa... Apakah ini sihir? Atau teknik tertentu? Kutukan?"
Wanita genit itu terus bertanya. Sejujurnya, dialah yang pertama kali diserang. Untungnya Tom berada di sampingnya dan berhasil menyelamatkannya tepat waktu. Ketika mereka berdua berusaha terbang menggunakan piringan logam, ternyata piringan itu tidak mematuhi perintah Tom malah terbang ke arah Adam. Mereka pun terpaksa kabur dengan berlari.
"Ini pasti bukan teknik atau sihir biasa. Menurutku ini teknologi simbol yang selalu diidamkan Chu Xuan. Sial! Mereka bisa mengendalikan logam langsung melewati kendaliku. Bagaimana kita bisa bertarung dalam kondisi begini?" Tom terus menggeram dan memaki dengan wajah penuh amarah.
"Wanita genit di samping langsung terdiam, tampaknya sudah terdiam ketakutan. Tak lama setelah mereka berlari, di depan terlihat dua orang berdiri dengan wajah pucat kebiruan. Tak jauh dari mereka terdapat tiga genangan busa. Rupanya itulah sisa tiga orang yang sudah mati."
"Masih terkejut apa? Cepat pergi!"
Tom langsung panik. Ia berteriak bertanya, tapi kemudian menyadari keanehan. Arah yang dihadapi keempat orang itu ternyata mengarah ke gudang. Padahal tadi mereka jelas-jelas lari membelakangi Adam. Siapa sangka semakin lari justru semakin dekat. Semua ini jelas ulah Adam. Entah sejak kapan mereka sudah terjebak dalam permainannya.
"Sial, harus bagaimana lagi?" Tom merasa panik luar biasa. Sesaat ia tak bisa berpikir jernih. Bagaimanapun ia bukan Sage Bijak. Meski kemampuannya luar biasa dan punya kecerdasan darurat, tapi masih jauh tertinggal ribuan li dibanding sage sejati. Di momen genting ini kepalanya kosong, tak bisa menemukan solusi.
"Sial, apa harus menggunakan gerakan 'itu'?"
Tom menggigit gigi, berniat menggunakan jurus andalan tersembunyinya yang sudah lama dikuasai tapi belum pernah dipakai. Tapi jurus ini menguras kekuatan luar biasa. Setelah digunakan, selama sepuluh hari lebih ia tak punya daya bertahan. Di dunia bereinkarnasi ini, zombie biasa saja bisa membunuhnya yang tak berdaya. Apalagi Tim Iblis yang menganut hukum rimba. Jika ada anggota tim yang menyimpan dendam, mati pun ia takkan bisa memejamkan mata.
（Ya, mengapa harus menyelamatkan mereka? Biarkan mereka memutuskan nasib sendiri. Jika bisa bertahan hidup, mereka akan jadi lebih kuat. Kalau tidak, lebih baik mati saja. Jika hanya membawa aku pergi, paling dalam 2-3 hari kemampuan bisa pulih. Sembunyi dulu di sudut sepi, saat aku keluar nanti, Zheng Zhuo juga sudah hampir membunuh dirinya yang asli. Lalu bersama-sama ke laboratorium itu...）
Tom merasa mantap dengan keputusannya. Saat hendak menggunakan skill-nya, tiba-tiba pemindaian kekuatan spiritualnya mendeteksi keanehan: sebuah dimensi ruang terkarantina besar sedang mendekati lokasinya. Arah itu memang posisi awal Tim Zhongzhou saat tiba. Dengan kata lain, Tim Zhongzhou sedang mendekati mereka.
"Sial! Mau apa? Mau bertarung sekarang juga? Apa Tim Zhongzhou isinya bajingan? Musuh kuat masih ada di sekitar, masih sempat cari masalah dengan kami? Sial! Benar-benar bajingan!"
Tom yang sedang berusaha tenang kini kewalahan. Kehadiran mendadak Tim Zhongzhou membuatnya terjepit: tidak bisa lari, tidak bisa menang. Meski menggunakan jurus andalan tersembunyi, belum tentu bisa lolos dari pengejaran Tim Zhongzhou. Masalah terbesar: jika gagal kabur setelah menggunakan jurus itu... mati justru jadi jalan termudah. Dalam beberapa jam vaksin itu akan lumpuh, lalu virus akan menginfeksinya jadi monster... atau dimakan monster yang muncul dari dalam tubuhnya.
（Jangan! Aku tidak mau mati begini! Sudah melalui begitu banyak rintangan di Tim Iblis, masak mati di sini? Jangan! Aku masih ingin menyelesaikan Perang Dunia I akhir, bisa pergi ke Tiongkok... Benar, kita ini Tim Iblis, kekuatan tempur kita seharusnya jauh lebih kuat dari Tim Zhongzhou! Ya, betul, jadi kenapa tidak langsung habisi dulu tim elit Zhongzhou. Lalu aku bisa kabur dengan tenang?）
Seperti kata pepatah, ketakutan ekstrem bisa memunculkan keputusasaan atau kemarahan. Jelas Tom sekarang sedang dikendalikan amarah, seperti kata peribahasa "kejahatan muncul dari empedu". Karena sudah marah, mending habisi saja tim elit Zhongzhou. Lagipula ini salah satu misi yang diberikan Chu Xuan padanya. Di momen hidup-mati seperti ini, semua rasionalitas, belajar ketenangan Chu Xuan, atau keinginan menjadi Sage Bijak - semua itu sudah terlempar di luar langit. Sekarang dia hanya ingin bertahan hidup!
"Berjuang! Tim Zhongzhou ingin membunuh kita! Ada juga monster Adam yang sedang menyihir, kita sudah tidak ada jalan mundur. Habisi dulu tim elit Zhongzhou, lalu kita kabur bersama!" teriak Tom kepada yang lain. Sambil bicara, dia menyobek bajunya dengan kasar. Otot-otot kekarnya terlihat. Anehnya, di permukaan kulitnya mulai muncul grafis simbol, lebih mirip tahi lalat daripada tato.
"Tom, Tom. Jangan-jangan kau akan menggunakan itu? Tunggu dulu, dalam jangkauan sekecil ini, bukankah kita juga pasti mati?" Pemuda kulit hitam di samping segera berteriak, sementara ekspresi horor yang luar biasa muncul di wajahnya.
"Tak apa. Latihan sebelumnya, dan bantuan Chu Xuan yang membuatkan beberapa alat untukku, bisa mencegah Kemarahan dari teknik ini. Dalam waktu singkat meski kekuatan penghancurnya turun, tapi durasinya jadi lebih panjang. Kalian tak perlu khawatir teknik ini akan melukai kalian. Sebaliknya... di Bidang Kekuasaaanku ini, energi dan kekuatan kalian akan meningkat drastis. Aku bisa menggerakkan elemen besi dalam tubuh kalian, membuat kalian seolah minum obat perangsang dalam waktu singkat..." Tom menarik napas panjang menjelaskan.
Benar, jurus andalannya adalah "Bidang Kekuasaan", Penguatan level ganda 3, sebenarnya lebih tepat disebut sebagai jurus daripada atribut. Bagaimanapun dia sudah memperkuat atribut tubuh kontrol logam. Jika menambahkan atribut tubuh lain, risiko mutasi sangat tinggi. Di Tim Iblis, selama memiliki kemampuan dan bisa bertahan hidup, poin reward dan alur cabang pasti melimpah. Dengan stok yang banyak, Penguatan Kembali menjadi keharusan. Penguatan andalan Tom adalah "Bidang Kekuasaan". Bidang Baja uniknya sangat cocok dengan kontrol logamnya, meningkatkan kemampuannya lebih dari seratus kali lipat. Sayangnya kemampuan dasarnya masih terbatas, belum mencapai level empat menengah, bahkan level empat awal pun diaktifkan dengan susah payah. Karena itu jurus ini biasanya hanya bisa digunakan sekitar tiga puluh detik. Semua makhluk hidup dalam jangkauan bidang, baik sekutu maupun musuh, biasanya langsung dibunuh. Setelahnya dia akan masuk status kelebihan beban berkepanjangan hingga kehilangan kekuatan tempur. Inilah alasan utama dia selalu menghindari jurus pamungkas ini.
（...Tapi sudah sampai di jurang maut terakhir... Jadi... Bertaruh nyawa!）
"Waktu tersisa dua menit dua belas detik..."
Dalam satu menit singkat ini, beberapa anggota Tim Zhongzhou sudah berada kurang dari 500 meter dari Tim Iblis. Kecuali Ling Dian, Wang Xia, Qi Tengyi, dan Lin Jun Tian, semua anggota lain termasuk Ba Wang, Xiao Honglü, Zhan Lan, Anck-su-namun, Liu Yu, dan Ming Yanwei - total enam orang - berpartisipasi dalam pertempuran melawan Tim Iblis. Tanpa memandang kemampuan, usia, atau gender, mereka semua menjadi pasukan utama dalam pertempuran ini.
"...Semua dengarkan baik-baik. Kemungkinan kematian kali ini lebih dari 80%. Dengan kata lain, kecuali kita memiliki keberuntungan mutlak, kematian sudah pasti. Singkatnya, kita adalah umpan - baik untuk membuat Tim Iblis tetap bertahan di sini, maupun untuk memancing Adam mendekat dan tetap di sana. Persiapkan mental kalian sebaik mungkin."
Xiao Honglü berbicara sambil berjalan ke anggota lainnya. Merasa ucapannya terlalu suram, dia menambahkan: "Sebenarnya kita masih punya satu kesempatan hidup terakhir... Momen itu tidak ada di tangan kita. Intinya, selama 'Dia' masih terus mengawasi kita, meski sudah pernah dihidupkan kembali sekalipun, kita pasti bisa bangkit lagi. Entah melalui penciptaan dari ketiadaan atau reinkarnasi lintas waktu, seharusnya masih ada peluang kebangkitan..."
"Xiao Honglü, siapa sebenarnya 'Dia' itu? Kenapa sejak tadi kamu terus menyebut 'Dia'?" tanya Zhan Lan penasaran. Sebenarnya semua orang ingin tahu, tapi setiap ditanya, anak kecil ini hanya menggelengkan kepala.
"Tidak bisa dikatakan... tapi mungkin kamu pengecualian. Jika Zheng Zhuo benar-benar 'protagonis', kamu yang punya hubungan dengannya mungkin tidak akan mati..." Xiao Honglü terdiam sejenak, lalu berkata dalam hati: "Zhan Lan, jangan sampaikan kata-kata berikut ke orang lain. Yang dimaksud 'dia' adalah pencipta kotak."
"Pencipta kotak?" Zhan Lan menjerit kaget, lalu segera menutup mulutnya sendiri sambil menatap tajam ke Xiao Honglü.
Xiao Honglü menyeringai dingin: "Sebelumnya kami sudah memprediksi, dunia kita kemungkinan besar adalah kotak raksasa. Sama seperti dunia bereinkarnasi bagi kita, dunia nyata kita - atau alam semesta paralel yang tak terbatas - bagi 'dia' hanyalah kotak. Mungkin berupa game, program komputer, serial TV, film, atau bahkan buku... Dan 'dia' adalah..."
Sayangnya, tepat di saat Xiao Honglü sampai di bagian ini, keempat anggota Tim Iblis sudah muncul di kejauhan, membuatnya tidak punya waktu untuk menjelaskan lebih detail. Akhirnya dia hanya bisa menghela napas: "Sayang, 'dia' tidak akan memberiku kesempatan untuk membocorkan semua ini. Sepertinya aku pasti mati. Bahkan jika selamat dari skenario ini, aku sama sekali tidak bisa menyampaikan informasi ini ke Chu Xuan atau Zheng Zhuo. Ah, mungkin bahkan skenarioku sendiri dirancang oleh 'dia'. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka bisa tepat membunuhku? Sialan!"
### Volume 15 Biohazard: Pertempuran Akhir (II) Bab 10 Tekad Xiao Honglü (II)
Namun saat ini tidak ada waktu untuk mengeluh. Kedua pihak telah saling melihat di jarak lebih dari dua ratus meter. Posisi Tim Iblis berada di tengah semak tinggi yang bisa menutupi tubuh manusia, sedangkan enam anggota Tim Zhongzhou berjalan dari wilayah perkotaan menuju area semak tanpa penghalang di sekelilingnya. Dari segi lokasi geografis, Tim Zhongzhou benar-benar dalam posisi sangat lemah. Namun kondisi mental kedua belah pihak sangat berbeda: anggota Tim Iblis hanya ingin melarikan diri, bahkan jika terpaksa bertempur pun mental mereka penuh ketakutan. Sebaliknya, Tim Zhongzhou sudah mempersiapkan diri sejak awal - mereka sengaja datang sebagai umpan yang mempertaruhkan nyawa. Kematian bukan lagi masalah besar bagi mereka, justru lebih baik bertempur dengan berani.
Tapi tidak semua enam orang berpikir demikian. Anck-su-namun langsung panik setelah menyadari dirinya sebagai umpan. Beberapa kali matanya melirik ke sekeliling seolah mencari tempat perlindungan, sampai akhirnya kata-kata Zhan Lan menghapus keraguannya dan membuatnya tetap tenang di posisi tersebut.
"Anck-su-namun, kamu masih punya satu kesempatan menghidupkan kembali yang belum digunakan? Aku tahu kamu takut mati, aku juga. Tapi Perang Terakhir ini berbeda dengan pertempuran sebelumnya. Siapa tahu pemenang akhirnya akan menghidupkan kembali seluruh anggota tim? Bahkan jika tidak semua dihidupkan, bukankah kamu masih punya satu kesempatan? Selama kita memenangkan perang ini, yang selamat pasti akan menghidupkanmu kembali - termasuk suamimu Imhotep... Tapi jika kita kalah, maka Perang Terakhir ini akan berakhir dengan kegagalan. Saat itu... kita semua akan binasa tanpa harapan kebangkitan sama sekali..."
Maka, Anck-su-namun akhirnya bisa menenangkan hatinya. Bahkan, dia lebih tidak takut mati dibanding anggota tim lainnya. Bagaimanapun, dia masih memiliki satu kesempatan menghidupkan kembali yang belum digunakan...
Orang lain yang takut mati adalah Liu Yu. Bagaimanapun dia masih anak-anak, tidak bisa disamakan dengan jenius seperti Xiao Honglü. Secara umum, dia seperti anak biasa berusia 11-12 tahun di dunia nyata. Saat pertama kali tiba di dunia bereinkarnasi, dia merasakan ketakutan, keingintahuan, dan sedikit harapan. Namun ketika menghadapi masalah kematian, muncul rasa takut dan keputusasaan. Baru ketika akan bertempur dengan Tim Iblis, anak ini seolah telah mengambil keputusan penting dan akhirnya menjadi tenang.
Begitulah, begitu kedua pihak bertemu, keempat anggota Tim Iblis justru langsung bersembunyi di semak-semak. Sementara Ba Wang langsung mengangkat senjata api raksasa. Suara putaran laras senjata bergema, disusul ribuan titik api yang terlihat mata telanjang menghantam ke depan. Senjata berat yang telah direkayasa Chu Xuan ini mampu menembakkan lebih dari 30.000 butir peluru per detik. Dibuat dengan teknologi Gauss, menggunakan akselerasi elektromagnetik untuk melontarkan proyektil dengan energi kinetik dahsyat secara instan. Jangkauannya mencapai lebih dari 10.000 meter. Tentu saja, karena menggunakan teknologi Gauss, akurasinya dipengaruhi medan magnet bumi. Pada jarak tembak jauh, deviasi akan semakin besar.
"Tentu saja, saat ini jarak 100 meter. Kekuatan penghancur senjata api ini cukup untuk menembus tank tempur. Jika keempat orang itu tidak memiliki perlindungan, serangan satu putaran ini sudah cukup untuk mengambil nyawa mereka. Tentu saja, keenam anggota Tim Zhongzhou juga tidak merasa lega, mengingat lawan mereka adalah orang-orang dari Tim Iblis - regu yang dijuluki sebagai terkuat di seluruh dunia bereinkarnasi. Bahkan beberapa anggotanya pasti tidak akan lemah sampai level seperti ini. Serangan senjata api sederhana seperti ini bagi Tim Iblis hanyalah permainan kecil."
Ternyata benar saja. Peluru-peluru yang rapat itu tiba-tiba melayang diam di Kekosongan saat mendekati semak. Terlihat seperti dinding peluru yang muncul tiba-tiba. Meskipun Ba Wang masih berteriak sambil terus menembak, lima anggota lainnya sudah bergerak menyebar ke segala arah. Selain Xiao Honglü yang sedang melantunkan mantra dengan suara keras, hanya Liu Yu yang memegang kartu dewa sambil memusatkan jiwanya. Yang lain hanya siaga perang diam-diam, belum menggunakan cara menyerang apapun.
Di dalam tim elit iblis, Tom saat ini telah mengaktifkan Bidang Kekuasaannya. Dalam radius seribu meter di sekitarnya, logam kembali bisa dikendalikan. Namun semakin dekat dengan Adam, semakin sulit mengontrol logam di sana. Jadi dalam waktu singkat dia tidak bisa mengumpulkan banyak logam. Kebetulan Tim Zhongzhou dengan bijak justru mengirimkan banyak logam - ini benar-benar kejutan yang menyenangkan. Langsung saja dia mengendalikan logam-logam ini, tidak langsung menyerang Tim Zhongzhou. Beberapa puluh detik masih bisa dia tunggu.
"'Masih empat menit, Bidang Kekuasaanku bisa bertahan empat menit lagi...'"
“Masih dua menit… kita perlu bertahan dua menit lagi…”
Kedua belah pihak sama-sama dilanda kecemasan, namun satu pihak hanya ingin menahan lawan mati-matian, sementara pihak lain berusaha kabur secepat mungkin. Secara psikologis, keseimbangan mental sudah goyah. Saat Tim Zhongzhou bergerak maju cepat, Tom telah mengubah peluru logam itu menjadi lempengan logam solid. Ratusan tonjolan tajam muncul di permukaannya, dan sebelum sempat disadari orang-orang, seluruh lempengan telah berubah menjadi ratusan jarum logam yang melesat ke arah Ba Wang.
Desis logam menggema. Ba Wang yang berdiri di tempat langsung ditembus ratusan jarum logam itu. Namun seluruh tubuhnya tiba-tiba menghilang – sosok yang tertusuk tadi hanyalah bayangan ilusi. Sebelum jarum-jarum itu tiba, Ba Wang telah bergeser posisi, membuat serangan ratusan jarum logam itu meleset sama sekali.
“Luar biasa! Tak kusangka pengendali kekuatan spiritual Tim Zhongzhou sampai bisa menciptakan ilusi psikis. Ini adalah skill yang dipahami secara mandiri, bahkan aku sendiri belum mempelajarinya…”
Tom merasa jantungnya berdebar kencang, kemudian menyeringai dingin dan berkata, meskipun terlihat tenang, sebenarnya hatinya sudah membeku. Skill bayangan ilusi ini tidak bisa digunakan baik olehnya maupun pengendali kekuatan spiritual lain di tim. Penyebab utamanya adalah adanya belenggu batin atau roh jahat, setara dengan tingkat kesulitan roh jahat yang dihadapi saat mencapai level empat menengah. Sesuai namanya, bayangan ilusi digunakan untuk mengelabui musuh dengan ilusi, namun tetap saja ini adalah ilusi - sesuatu yang bisa menginfeksi mental penggunanya sendiri. Jika ada roh jahat, sang pengguna pun bisa terjerat dalam ilusinya sendiri. Karena itu meski mengetahui skill ini, Tom tidak bisa memahaminya atau menggunakannya. Dia hanya bisa menganalisis daya hancurnya melalui komputer super di ruang bawah tanah Chu Xuan... Sangat mengerikan!
(Sial, tak kusangka pengendali kekuatan spiritual Tim Zhongzhou begitu hebat, pantaslah Tim Zhongzhou... Ternyata orang Han memang lebih unggul. Eh, bukan saatnya memikirkan ini. Terlihat bayangan ilusinya masih belum sempurna, atau mungkin belum terpikir untuk menyerang musuh, jadi hanya dipakai untuk pertahanan dan pengelabuan. Kalau begitu, masih ada kesempatan untuk melarikan diri!)
Seperti pepatah bahwa kuat-lemahnya suatu skill, sebenarnya ditentukan oleh metode penggunaan dan pengguna itu sendiri. Skill bayangan ilusi ini sangat dahsyat. Dapat dikatakan sebagai salah jenis skill membunuh dalam hitungan detik skala besar, semua yang memiliki roh jahat dalam eksistensinya. Dan mereka yang belum melewatinya akan terpengaruh, tingkat pengaruhnya juga setara dengan tingkat roh jahat itu sendiri. Di tempat ini selain Adam, tidak ada satu orang pun yang kebal terhadap skill ini, dengan kata lain... Tim Zhongzhou saat ini adalah Tak Terkalahkan!
Tom saat ini juga tidak berdaya, dia menggigit ujung lidahnya keras-keras, mengandalkan rasa sakit yang tajam ini untuk sementara tidak takut terhadap bayangan ilusi. Sang Pengendali kembali memfusikan ratusan jarum baja menjadi satu, hanya dalam waktu dua tiga detik, semua jarum baja telah berubah menjadi roda terbang bergerigi, lalu terdispersi menyemprotkan tembakan ke segala penjuru. Kendali bajanya seperti kendali bom Wang Xia, memiliki kemampuan kontrol tertinggi atas bidang kekuasaannya. Bahkan kemampuan seperti psikokinesis yang dapat menggerakkan benda, sama sekali tidak bisa mengendalikan logamnya. Di sini, dialah penguasa tertinggi logam!
(Sial, sekarang aku bisa membabat ke segala arah, lihat bagaimana bayangan ilusimu menyelamatkan orang!)
Namun tak disangka, ratusan roda terbang yang berhamburan ini belum sempat terbang jauh sudah terbawa angin kencang. Entah sejak kapan, seekor Naga Hitam raksasa muncul di padang rumput ini. Sebagian besar roda terbang terlempar oleh tekanan angin dari kepakan sayap naga. Sedikit roda terbang yang berhasil menyambar tubuh naga pun tak mampu menembus kulit naganya yang keras. Malah membuat naga kesakitan hingga mendongak ke langit dan mengaum, menyemburkan napas api ke arah Tim Iblis.
"Menghindar!"
Tom berteriak kencang. Roda-roda logam itu seketika menyatu membentuk dinding logam besar yang berdiri antara dirinya dan semburan api. Meski terlihat rapuh, dinding itu berhasil menahan serangan gelombang api pertama. Tom bukanlah orang bodoh. Bertahan seperti ini hanya akan berujung kekalahan. Waktunya pun terbatas, tak perlu berlama-lama berhadapan dengan mereka di sini. Maka...
Tom mengangkat satu tangannya, seorang yang bersembunyi di belakangnya tidak jauh dari sana tiba-tiba seluruh tubuhnya bergetar hebat. Sebuah jarum logam telah menembus dadanya. Jarum logam ini segera berubah menjadi berbentuk kait, menggantung mayat tersebut dan melesat cepat ke arah Tim Zhongzhou. Bersamaan itu, dinding logam yang sedang menahan napas naga memisahkan satu gumpalan logam. Gumpalan logam ini berubah menjadi bentuk kerucut bergerigi, menyelinap di balik semak dan meluncur mendekati Naga Hitam di atas tanah. Dalam sekejap mata, kerucut logam ini telah sampai di sisi Naga Hitam dan menghujam keras, berputar liar menusuk masuk ke dalam tubuh Naga Hitam.
Saat itu mayat telah terbang ke arah Tim Zhongzhou. Begitu keluar dari semak, panah busur yang ditembakkan Ming Yanwei langsung melubanginya beberapa kali. Awalnya orang ini masih ada sisa nyawa, kini benar-benar mati kaku. Belum cukup, Xiao Honglü tanpa diketahui telah mengambil tongkat kayu. Dengan mengucapkan beberapa mantra, sebuah bola api menghantam mayat tersebut. Dentuman keras bergema, mayat itu berubah sepenuhnya menjadi debu beterbangan.
Saat ini kedua belah pihak sedang mempertaruhkan nyawa, satu kelalaian bisa langsung meregang nyawa, waktu yang berlalu pun baru beberapa detik saja, mana mungkin ada kesempatan untuk saling berdebat, kedua belah pihak hanya ingin menghabisi lawannya. Ketika Naga Hitam itu menjerit kesakitan, tiba-tiba muncul bayangan hitam raksasa di udara yang ternyata adalah manusia logam setinggi lebih dari 20 meter. Begitu muncul, ia langsung menghantamkan tinjunya ke arah Tom dengan dentuman keras di dinding logam. Meski kekuatan pukulannya telah berkurang 70-80%, benturan itu tetap menerjang Tom di balik dinding hingga terlempar jauh.
“Obelisk the Tormentor!”
Ini adalah jurus andalan Liu Yu yang membutuhkan seluruh kekuatan spiritual untuk mengendalikan makhluk panggilan. Konsumsi energi spiritualnya sungguh luar biasa besar. Saat ini Liu Yu bergantung pada transfer energi lewat Rantai Jiwa Zhan Lan untuk memanggil Obelisk the Tormentor yang jauh lebih besar dan mematikan dibanding versi saat di ruang Dewa Utama. Bisa dikatakan, jika pukulan tadi mengenai langsung, seratus Tom pun sudah menjadi bubur daging, bukan sekadar terluka parah terlempar.
"Bagaimana mungkin? Ini kan logam? Mengapa aku tidak bisa mengendalikannya!" Tom memuntahkan darah hitam dalam jumlah besar. Tulang rusuknya sudah hampir seluruhnya patah, beberapa duri kait menembus paru-paru, dan organ dalamnya mengalami kerusakan bervariasi. Bisa dikatakan kondisinya sudah kritis. Jika bukan karena masih menggunakan skill "Bidang Kekuasaan", mungkin dia sudah pingsan saat ini.
Ini adalah salah satu poin dalam skenario Xiao Honglü. Untuk menahan Tim Iblis dan memastikan mereka tidak mati semua sebelum waktu habis, dia harus memastikan Tim Zhongzhou memiliki kekuatan luar biasa. Kartu panggilan Liu Yu adalah manuver kejutan! Dengan dukungan rantai jiwa Zhan Lan, konsumsi kekuatan spiritual Liu Yu oleh Obelisk the Tormentor bisa ditahan sementara. Namun seluruh konsentrasi Liu Yu harus fokus mengendalikan makhluk raksasa ini. Jika sampai Obelisk the Tormentor kemarahan... diperkirakan tak ada satupun anggota Tim Zhongzhou yang bisa bertahan dari pukulannya.
"Auuu!"
Setelah Obelisk the Tormentor menghantam Tom hingga terlempar, Ba Wang berubah menjadi manusia serigala raksasa dan langsung menerjang Tim Iblis. Dua anggota tersisa Tim Iblis baru tersadar. Mereka syok melihat pembunuhan dan pengambilan mayat oleh Tom, sekaligus terkejut dengan kemampuan anggota Tim Zhongzhou. Dengan teriakan histeris, mereka menggunakan skill masing-masing secara membabi buta.
Orang Asia bertubuh kecil yang baru saja dibunuh oleh Tom melalui serangan diam-diam. Dari sisa satu pria dan satu wanita, wanita itu langsung dikelilingi kilatan cahaya di seluruh tubuhnya. Di dekatnya muncul bola-bola listrik yang merupakan manifestasi reaksi plasma, dengan daya hancur setara peluru ledak kecil. Sementara pemuda kulit hitam itu menghentakkan tangannya ke tanah, sebuah totem tiba-tiba muncul di tangannya lalu ditancapkan keras ke tanah. Di depan totem itu seketika muncul elemen tanah setinggi 4-5 meter yang terlihat cukup kuat. Sayangnya dibandingkan dengan Obelisk the Tormentor setinggi lebih dari 20 meter, elemen tanah ini terlihat seperti tikus kecil di hadapan manusia. Belum sempat berlari jauh, makhluk itu sudah ditendang hingga terlempar oleh Obelisk the Tormentor yang melesat cepat, berubah menjadi pecahan tanah di udara.
Ba Wang dan Tim Zhongzhou serta yang lain juga terus maju dengan cepat di belakang Obelisk the Tormentor. Ketika tiga anggota Tim Iblis sudah masuk dalam jangkauan serangan Obelisk, wanita itu mengeluarkan raungan tajam. Seketika muncul pilar petir berdiameter 2-3 meter yang menghantam dada Obelisk. Dentuman keras bagai guntur di telinga membuat semua orang pusing. Ledakan pilar petir ini bahkan berhasil menjatuhkan Obelisk yang memiliki kekuatan ribuan jun ke tanah, memberi kesempatan Tim Iblis untuk bernapas. Namun terlihat jelas Obelisk sama sekali tidak terluka. Begitu bangkit, hanya perlu satu tendangan atau pukulan dari makhluk raksasa ini, maka Tim Iblis benar-benar akan tewas.
“Mati kau! Mati bersama!”
Tom sudah panik hingga ke tingkat kegilaan, tubuhnya perlahan melayang di udara. Ribuan tetes darah kecil terus menyembur dari pori-pori kulitnya, warna darah yang menyembur itu kian memudar hingga butiran logam kecil muncul di dalam darah. Luar biasanya, Tom ternyata bisa langsung mengendalikan berbagai elemen logam dalam darahnya. Kemampuan kontrol ini benar-benar di luar nalar. Pemuda kulit hitam yang paling dekat dengannya menjerit kesakitan, darah dari seluruh tubuhnya menyembur semakin dahsyat, seketika hampir berubah menjadi mayat kering. Wanita yang agak jauh juga mulai mengeluarkan darah. Perlahan, anggota Tim Zhongzhou satu per satu mulai mengeluarkan darah dari tubuh mereka.
(Adam, sekarang lihat bagaimana kau menghadapinya! Begitu kami mati, cahaya jiwa para petarung terkuat di sini akan menghilang. Saat itu, kau takkan bisa menemukan cadangan cahaya jiwa lagi. Lihat bagaimana kau melawan Zheng Zhuo dan Chu Xuan... Jadi, mendekatlah! Mendekatlah ke lokasi pilihanku ini! Cepat!)
Xiao Honglü tidak lagi memedulikan darah yang merembes dari tubuhnya, juga kegilaan Tom yang melancarkan serangan balik sebelum mati. Matanya hanya menatap Adam yang jauh di kejauhan, dan titik hitam yang semakin jelas di ufuk langit... Skenarionya hanya tinggal satu langkah terakhir, misinya juga hanya selangkah lagi. Dengan mengorbankan nyawa banyak sahabat, mempertaruhkan semua keyakinan mereka... Langkah pamungkas ini sama sekali tidak boleh gagal!
Ternyata, sesuai harapannya, Adam di kejauhan benar-benar sedang mendekat ke arah mereka dengan kecepatan tinggi. Pelengkapan Adam tidak sempurna, dia tidak bisa seperti pelengkapan sejati yang bisa menyapu seluruh bumi dengan satu kesan. Kekuatan anehnya juga seperti bidang kekuasaan, semakin dekat dengan tubuhnya, kekuatannya semakin kuat. Jadi jika dia ingin menyerap mereka yang memiliki kekuatan spiritual dan tekad yang dahsyat dalam waktu singkat, dia harus mendekati mereka... dan itu harus dilakukan dalam waktu singkat, setidaknya sebelum Tom membunuh semua orang. Bersamaan dengan itu, langkah paling krusial dari skenarionya juga telah tiba di depan mata...
（Apakah aku akan mati? Apakah aku benar-benar akan mati? Ketika langkah terakhir dari skenario itu selesai, aku akan mati seperti yang diperkirakan, jadi... apakah aku benar-benar akan segera mati?）
Entah ini ilusi atau tidak, Xiao Honglü tiba-tiba merasa kenangan masa lalu terus berputar di hadapannya. Meski waktu hanya berlalu 1-2 detik, dia seolah telah melewati belasan tahun masa lalunya. Dari kelahirannya, pergi ke rumah sakit, hingga mulai membenci ketika diteliti, kemudian bertemu dengannya... kebakaran dan keputusasaan, hingga memasuki dunia bereinkarnasi dengan pertempuran dan sahabat-sahabat... Semua ini bergema di hadapannya. Tampaknya dia benar-benar akan mati. Tapi dia tidak merasa takut, apakah karena dia telah dihidupkan kembali? Atau karena sahabat-sahabat di sekitarnya, dan kehangatan di hatinya?
“……Benar, aku mengakui sejak lama aku takut mati. Saat diteliti di rumah sakit, ketika merancang skenario sebelumnya, sebenarnya aku sangat takut mati. Karena selain kematian, tak ada hal berharga yang kumiliki. Aneh kan? Justru karena itulah aku sangat takut mati. Karena setelah memiliki hal berharga, kematian tak akan terasa sepi lagi. Baru bisa kuhadapi dengan tenang... Sekarang aku sudah memiliki semua yang berharga. Jadi akulah pemenangnya! Adam! Dengan nyawaku sebagai umpan, kaulah yang kalah!”
Xiao Honglü berteriak kencang. Matanya sudah tertutupi darah yang merembes, dunia terlihat merah darah. Namun meski begitu, ia masih bisa melihat titik hitam di ufuk langit yang sudah mendekat, sebentar lagi akan mendarat di sini... Dia menang, tapi...
"Desis!"
"Ba Wang?"
Ba Wang yang sudah berubah wujud menjadi manusia serigala tiba-tiba muncul di hadapannya. Entah apa yang terjadi, cakarnya tiba-tiba menusuk dada Xiao Honglü. Sebelum sempat bereaksi, cakar itu sudah menembus jantungnya. Bocah lelaki itu pun penglihatannya gelap, kehilangan kesadaran selamanya...
### Volume 15 Final Battle Biohazard (II) Bab 11 Skema yang Tak Sempurna dan... Adam Dimangsa! (I)
Ba Wang...
Pertempuran adalah segalanya bagi pria, atau lebih tepatnya seluruh hidupnya...
Ba Wang, ini adalah pria yang lahir di negara dilanda perang Eropa Timur, kemudian mengembara bersama anak-anak jalanan hingga tiba di Rusia. Berkat fisik yang luar biasa, dia pernah menjadi pencopet, preman, lalu personel militer - atau lebih tepatnya tentara di bawah panglima perang, kemudian menjadi tentara bayaran... Sebenarnya yang terakhir adalah tentara bayaran, karena itu menjadi titik akhir kehidupan normalnya.
Tak pernah mengenal arti ikatan keluarga. Persahabatan pun ada, namun para pemberi dan penerima persahabatan itu - beberapa teman - mati dengan cepat. Yang benar-benar menempati posisi lebih penting daripada kehidupan dalam hatinya adalah ikatan emosional dengan rekan seperjuangan.
Pria yang sejak lahir sudah seperti ini, justru menemukan ikatan paling berharga dalam pasukan bayaran: ikatan antar rekan seperjuangan. Pertempuran saling membelakangi, kepercayaan bisa menyerahkan punggung tanpa khawatir mati - inilah segalanya baginya. Uang? Kekuasaan? Atau wanita cantik? Semua tak bertahan lama, hanya bumbu penyemangat untuk bertahan hidup. Yang penting adalah bertahan hidup, bersama rekan-rekan seperjuangan... Karena selain satu-satunya harta berharga ini, dia benar-benar tak punya apa-apa lagi. Inilah kehidupannya, inilah segalanya...
Namun keyakinannya, dunianya akhirnya hancur berantakan dalam pertempuran. Rekan-rekan seperjuangannya mati, semuanya mati. Tapi mengapa dia masih hidup? Keputusasaan? Kekecewaan? Atau perasaan sudah mati rasa, karena duninya telah hancur lebur sepenuhnya...
"Tiba di dunia bereinkarnasi. Apakah semua orang di dunia bereinkarnasi ini seperti dirinya? Teruslah bertempur... Perang adalah segalanya bagi seorang pria, atau mungkin segalanya baginya......"
"Kematian yang berulang, dan kebangkitan kembali... Rekan seperjuangan dalam tim, mereka adalah rekan baru yang juga memberikan kehangatan, serta keberanian untuk bertempur punggung bertemu punggung. Mungkin di sinilah akan menjadi dunia barunya, dunia tempat bertempur sampai mati. Tapi... bagaimana dengan rekan-rekan lamanya? Bagaimanapun dia tak bisa melepaskan kerinduan akan rekan seperjuangan itu dalam hatinya......"
"......Jadi, ingin menghidupkan mereka kembali?"
"Menghidupkan mereka kembali? Tidak mungkin. Mereka bukan orang dunia bereinkarnasi, paling banter hanya bisa direplikasi, sama sekali tidak bisa dihidupkan kembali......"
"Tidak, aku bisa. Sudah melampaui konsep manusia biasa. Sebagai eksistensi tertinggi, aku bisa menciptakan mitos seperti pencipta kotak. Sudah kukatakan, di dunia ini aku seperti pengarang, aku adalah 'Dia', aku juga bisa menghidupkan mereka kembali... Pertanyaannya sekarang: apakah kau ingin mereka hidup kembali?"
"Ingin! Aku ingin menghidupkan mereka! Sekalipun harus bertempur bahu-membahu lagi bersama mereka, keluargaku! Aku ingin mereka hidup kembali!"
"Kalau begitu... Serahkan jiwa-ragamu padaku. Yang memiliki rintangan di hati, Sang Ba Wang......"
Ba Wang membuka mata dengan kasar, di ujung cakarnya mayat Xiao Honglü terlihat begitu rapuh. Ekspresi terkejut masih tersisa di wajah bocah lelaki itu, namun ada yang aneh. Ekspresinya perlahan melunak seolah tersenyum, meski tali di pergelangan tangannya tiba-tiba terlepas sendiri lalu terbang ke langit... Dia sudah mati.
"Tidak! Tidak... Aku!" Ba Wang memeluk Xiao Honglü dengan panik. Jantung bocah itu sudah hancur menjadi bubur daging, tak ada kesempatan hidup sama sekali. Rekan-rekan di sekitar berbalik memandangnya dengan tatapan ngeri. Ba Wang merasa seperti hendak mati... Dia telah membunuh rekan seperjuangannya sendiri, sahabat yang pernah berjuang bersama bahu-membahu!
Namun sebelum Ba Wang sempat bereaksi, tiba-tiba hamparan bumi menjadi gelap gulita. Sebuah misil nuklir telah melayang di atas kepala mereka, meledak saat masih berjarak jauh dari Adam. Namun daya ledaknya melampaui imajinasi semua orang - awan jamur raksasa menjulang setinggi sepuluh ribu zhang, lalu menyusut ke dalam dengan dahsyat seperti bom hidrogen...
"Semua dengarkan baik-baik, skenarionya adalah seperti ini..."
“Kita harus menghadapi dua pihak. Pertama, beberapa tim dari Aliansi Malaikat, kedua adalah tim elit iblis. Secara keseluruhan, mustahil bagi kita untuk menghancurkan total mereka. Tapi misi yang diberikan Chu Xuan adalah memusnahkan seluruhnya. Jadi meski tidak mungkin, harus diubah menjadi mungkin... Menurut informasi yang ditinggalkan Chu Xuan padaku, Ling Dian, Mata Iblis Fangzheng-mu masih memiliki satu fungsi lagi kan?”
Ling Dian tidak menyembunyikan, langsung menjawab: "Benar. Ini berdasarkan inferensi komputer super di ruang bawah tanah Chu Xuan. Tapi skill ini hanya bisa digunakan sekali, setelah itu aku akan mati..."
"Baiklah, gunakan kali ini. Sejalan dengan itu, kuperkirakan aku juga akan mati bersamamu..."
Xiao Honglü mencabut sehelai rambutnya. Ia tersenyum getir: "Tak ada cara. Aku benar-benar bukan Chu Xuan, tak bisa merancang skenario super. Aku hanya manusia biasa. Lawan kita Adam yang mungkin lebih unggul dariku. Jadi hanya bisa menukar nyawa dengan pengorbanan relatif kecil untuk menghancurkan total mereka. Ini satu-satunya cara... Wang Xia, kontrol bom-mu sudah bisa melakukan fusi bom hidrogen kan?"
"Benar, tapi membutuhkan..." Wang Xia membeku sejenak, lalu melanjutkan.
"Butuh bahan baku ya? Karena kekuatan bom hidrogen terlalu besar, tidak bisa dibentuk langsung seperti bom lain. Sama seperti kontrol ledakan bom nuklir mini, asal ada bahan mentah, kamu bisa tingkatkan daya hancurnya. Begitu kan?" Xiao Honglü menarik napas panjang.
"En, benar."
“Jadi semuanya bergantung padamu... Lin Jun Tian, tugasmu adalah memanifestasikan unsur deuterium yang cukup. Aku tahu ini sulit, jadi Qi Tengyi akan membantumu. Kekuatan otak supermu bisa menganalisis data yang sangat rumit dalam waktu singkat. Data inilah yang dibutuhkan Lin Jun Tian. Gunakan rantai jiwa Zhan Lan untuk menghubungkan kalian berdua. Biarkan Qi Tengyi melakukan perhitungan dan Lin Jun Tian yang memanifestasikan. Dengan cara ini, unsur tersebut bisa diciptakan..."
Xiao Honglü tersenyum getir: "Ini sebenarnya senjata barang langka yang Chu Xuan siapkan untuk replika Zheng Zhuo. Tapi entah apa yang terjadi pada Adam. Chu Xuan malah memberitahukan rahasia ini padaku, jadi kami terpaksa menggunakannya lebih awal untuk Aliansi Malaikat dan tim elit iblis... Skemaku adalah ini, senjata super... Pemanfaatan maksimal Mata Iblis Fangzheng - lubang hitam seketika!"
"Kita semua tahu Mata Iblis Fangzheng, atau Mata titik-garis sebelumnya bekerja dengan cara ini: langsung mengenai poin sebab-akibat, menghapus kausalitas eksistensinya. Hasilnya adalah makhluk hidup tersebut akan langsung menghilang seketika, sekuat apapun mereka... Satu-satunya pengecualian adalah cahaya jiwa. Atau lebih tepatnya cahaya jiwa dengan energi tak terbatas, seperti yang pernah kita lihat saat menghadapi Dewa Utama pertama. Mata titik-garis itu hanya bisa menjebol satu lapisan perlindungan cahaya jiwa, lalu akan lumpuh karena energinya terkikis habis. Dengan kata lain, kelumpuhan sebenarnya tidak terjadi, hanya poin sebab-akibat yang hilang adalah bagian lapisan perlindungan tersebut. Tubuh utama tidak terkena poin sebab-akibat... Jika menggunakan pemikiran terbalik, kausalitas sebenarnya bisa menjangkau seluruh objek. Artinya jika saya mengenai poin sebab-akibat perisai, selama tubuh utama juga berada dalam cakupan poin sebab-akibat perisai tersebut, maka kausalitas tubuh utama juga akan terhapus. Ini sama sekali tidak terkait dengan besaran energi, karena kita hanya perlu menghapus poin sebab-akibatnya saja..."
Chu Xuan menyentuh kacamatanya, matanya memancarkan kegilaan yang mengerikan.
"Berdasarkan hal ini. Mata Iblis Fangzheng seharusnya memiliki satu lagi cara serangan, cara serangan ini tidak lagi berbasis satu titik dan garis, atau objek tertentu sebagai target, melainkan sebuah zona sebagai target. Jika kita menciptakan gelombang ledakan besar atau fluktuasi energi di satu area, lalu memungkinkan Ling Dian untuk menembak poin sebab-akibat dari gelombang ledakan dan fluktuasi energi tersebut, maka semua poin sebab-akibat di ruang area tersebut dalam jangkauan gelombang ledakan dan fluktuasi energi akan menghilang... Dengan kata lain, tak peduli seberapa kuat makhluk di dalamnya, bahkan replika Zheng Zhuo pun akan lenyap. Ini akan menjadi senjata pemusnah yang lebih menakutkan daripada Meriam Magis! Aku menyebutnya lubang hitam seketika, kekuatan paling mengerikan di seluruh antariksa!"
Xiao Honglü sudah merasakan kebuntuan kata-kata. Ia menatap gambar simulasi di komputer: "Yang membuatku penasaran adalah... Bagaimana nasib Ling Dian?"
"Tentu saja mati!" Chu Xuan melirik Xiao Honglü seolah menganggap pertanyaannya sia-sia.
"...Jiong. Baiklah. Aku akui pertanyaanku memang bodoh. Masalah utamanya adalah, bagaimana kau menciptakan gelombang ledakan dan fluktuasi energi berskala sebesar itu? Lagipula menurut prinsip penembakan, Ling Dian hanya bisa menembak dalam jangkauan gelombang ledakan. Mustahil dia menembak melampaui cakrawala, kan? Bukankah itu berarti langsung tewas?"
"Hmm, masalah ini memang belum terpecahkan. Mari simpan sebagai dokumen Senjata Pemusnah Peta Generasi IV dulu, kita teliti lebih lanjut nanti..." Chu Xuan mengangguk mantap.
“Hei…Senjata peta super generasi keempat, apa tiga contoh sebelumnya? Sudah membuat Ling Dian mati setelah sekali penggunaan, apa kau ingin menjadikan kami sebagai meriam dunia manusia untuk ditembakkan? Kau…”
Xiao Honglü mengingat percakapannya dulu dengan Chu Xuan. Saat itu belum ada kemampuan menembak di luar cakrawala Ling Dian, juga belum ada cara menciptakan ledakan skala besar seperti dalam rencana. Jadi setelah itu, Xiao Honglü hampir melupakan percakapan ini. Ia tak menyangka eksperimen gila Chu Xuan akan berhasil, tapi ternyata tidak hanya sukses, bahkan sudah merencanakan segalanya untuk memberi kejutan pada Tim Iblis di saat terakhir. Siapa sangka kejutan itu malah jatuh ke kepala Adam dari Aliansi Malaikat.
Kekuatan penghancur senjata ini tidak perlu diragukan lagi, namun syaratnya pun sangat ketat. Kematian Ling Dian, syarat penting lainnya adalah harus menciptakan ledakan sesuai keinginan di lokasi dan waktu yang ditentukan. Selain itu, musuh harus berada dalam jangkauan ledakan tanpa bisa bergerak. Kombinasi dua syarat ini sangat sulit dipenuhi.
Syarat ledakan masih relatif lebih mudah diatasi. Kombinasi Wang Xia dan Lin Jun Tian bisa menghasilkan area ledakan sebesar bom hidrogen, jauh lebih dahsyat dari misil nuklir biasa. Lokasi misil nuklir sendiri ada di basis yang pernah mereka kunjungi sebelumnya, jadi tidak perlu terlalu khawatir. Yang lebih rumit adalah melumpuhkan musuh sekaligus memastikan arah terbang dan posisi misil nuklir...
Taktik Xiao Honglü adalah meletakkan koordinat misil nuklir di tubuhnya sendiri dan menyinkronkannya dengan denyut jantungnya. Jika dia mati, misil nuklir akan meledak seketika sementara tembakan misil juga akan mengarah ke dirinya... Sejak awal, Xiao Honglü berencana menjadi umpan sendiri untuk menjebak Adam dan musuh lainnya, inilah skenarionya.
Namun kemudian Aliansi Malaikat mengalami perubahan drastis. Adam menggunakan Proyek Penyempurnaan Manusia yang melampaui imajinasi manusia menjadi makhluk hidup tertinggi. Meski tidak sempurna, pemikirannya telah diketahui Adam... Dia pun harus mempertaruhkan apakah Adam akan takut dan melarikan diri, atau makhluk tertinggi itu akan menghadapi tantangan ini dengan pola pikir di luar logika manusia. Dia juga membawa rekan-rekannya - selain empat personel yang wajib menyerang, sisanya menjadi umpan seperti dirinya... Karena Adam membutuhkan cahaya jiwa untuk penyempurnaan, dia harus menyerap mereka. Termasuk anggota Tim Iblis yang juga menjadi umpan, mereka adalah pengalih hingga misil mendekat...
（Ini adalah skenarioku, bisakah ini sukses?）
Xiao Honglü sudah tidak tahu lagi, dia mati, tewas di tangan Ba Wang, pengkhianatan dari orang yang sama sekali tidak terduga terhadap Tim Zhongzhou, atau mungkin dikendalikan oleh Adam. Skemanya hanya tinggal satu langkah terakhir, fluktuasi energi itu belum tentu sepenuhnya menyelimuti Adam, apakah Ling Dian di kejauhan sudah siap, apakah materialisasi Lin Jun Tian sudah selesai, bagaimana dengan Wang Xia... Semua itu tidak lagi dia ketahui. Dia menang, tapi juga kalah, di langkah terakhir ini...
Dentuman dahsyat bergema, ledakan nuklir yang mengerut menjadi bola cahaya menderu kembali menyebar. Seluruh hamparan bumi seakan meredup. Ledakan kali ini nyaris seperti kelahiran nova, cahaya dan suhunya menyamai lapisan permukaan Matahari. Di lokasi yang sangat jauh dari pusat ledakan, Ling Dian diam-diam mengamati sambil membopong senapan Gauss. Dalam diamnya, bayangan masa lalu terus bermunculan di pikirannya...
（Adik, ayah, ibu...）
（Dan kalian para sahabat, selamat tinggal! Bisa bertempur bersama sampai akhir, takkan kulupakan seumur hidup...）
“Braak!”
Senapan Gauss tiba-tiba menggelegar. Sebelum suaranya sampai ke telinga keempat orang, peluru itu sudah menyimpang dari orbit Bumi, berbelok seperti bumerang dan menembus tepat ke satu titik di pusat ledakan. Seketika! Bola cahaya ledakan mulai menghilang dengan kecepatan yang terlihat mata telanjang, bagaikan lembaran-lembaran kecil kertas yang terus menguap. Setelah menembakkan senapan ini, tubuh Ling Dian juga ikut remuk, seperti kaca atau kristal yang pecah. Saat ketiga rekannya berteriak memanggil namanya, Ling Dian sudah tersenyum lenyap dalam kekosongan, benar-benar sirna tanpa sisa... Hanya tali pergelangan tangan yang masih mengambang di udara, lalu terbang melesat ke ujung langit.
### Episode 15 Final Battle Biohazard (II) Bab 11 Skenario yang Belum Sempurna dan... Adam Dimakan! (II)
Bersamaan dengan kematian Ling Dian, Qi Tengyi tiba-tiba muntah darah. Telinga, hidung, mata, dan mulutnya terus mengucurkan darah segar. Terutama di dahinya, urat-urat hijau muda yang menonjol terlihat sangat mengerikan, seolah otaknya sudah pecah. Pria ini tersenyum sambil bersujud di tanah. Tali di pergelangan tangannya lepas sendiri, ikut terbang menuju ujung cakrawala.
(Seumur hidupku... yang kukejar hanyalah kedamaian batin. Merampok makam bukan keinginanku, aku hanya ingin mengungkap harta karun tak terhingga... Sayang, tak ada kesempatan bagiku kembali ke dunia nyata untuk mewujudkan mimpiku. Tak ada cara untuk menebus dosa-dosaku. Tapi... mungkin ini lebih baik. Bisa bertempur sampai mati untuk sahabat-sahabatku, itu sudah cukup...)
(Sahabat-sahabat, selamat tinggal, jika ada kehidupan selanjutnya, mari kita bertemu lagi...)
Sambil menghitung orbit Ling Dian dan data unsur deuterium, beban perhitungan ini sudah melebihi kapasitas berkali-kali lipat. Fakta bahwa Qi Tengyi bisa menahan beban ini hingga saat ini benar-benar menunjukkan batas maksimal kemampuannya sekaligus hasil yang dia tukar dengan nyawanya. Namun apakah hasil ini benar-benar sudah berhasil?
Di udara yang sangat jauh, gelombang kejut dari ledakan semua senjata nuklir telah menghilang tanpa bekas. Seluruh ruang terlihat terdistorsi seperti pembiasan cahaya akibat suhu ekstrem. Area ini telah hancur dan melengkung, bahkan sebagian besar tanah di bawahnya seperti terkena tabrakan meteor hingga membentuk cekungan raksasa. Udara di sekitarnya benar-benar bersih tanpa setitik debu... wilayah ini telah dimurnikan sepenuhnya.
Di langit, Adam ternyata juga telah menghilang. Namun diagram sihir itu masih tetap ada - diagram Pohon Kehidupan yang terdiri dari belasan mata. Di pusat diagram terdapat bola cahaya bersayap cahaya, namun kilaunya jauh lebih redup dari sebelumnya. Jelas terlihat, meski Adam tidak langsung terhapus, kekuatannya telah melemah ke titik terendah - bahkan lebih lemah dari sebelum menyerap banyak orang. Jika saat ini Ling Dian bisa menggunakan Mata Iblis Fangzheng untuk menyerangnya sekali lagi, tidak perlu khawatir akan terhalang oleh cahaya jiwa lagi.
Juga karena Xiao Honglü mati terlalu dini, jika tidak, ketika misil nuklir itu terbang mencapai target dan menghantam lagi, Adam yang berada di pusat ledakan akan terkena serangan mematikan dari Mata Iblis Fangzheng, maka dia pasti tewas... Sayang skenario yang diatur Xiao Honglü dengan taruhan nyawa ini belum berhasil diselesaikan...
Wang Xia dan Lin Jun Tian masih hidup. Mereka memandang Adam yang masih eksis di kejauhan dengan hampir putus asa. Tak disangka serangan yang jauh melebihi kekuatan Meriam Magis ini pun gagal menghabisi dia. Dengan kata lain, sekarang sudah tidak ada yang bisa membunuhnya. Semua orang akan dibunuh dan diserap, sementara Perang Dunia I akhir ini mengalami kegagalan total. Namun yang mengherankan, efek rantai jiwa dan scan masih aktif. Artinya, Zhan Lan dan yang lain masih hidup? Mereka selamat dari ledakan dahsyat itu. Meski tanpa Mata Iblis Fangzheng dari Ling Dian yang frontal, mereka tetap bertahan hidup. Tapi apa gunanya? Selanjutnya hanya akan menambah kekuatan Adam saja.
Faktanya, anggota tim elit lainnya juga mengalami kerugian besar. Setelah Tom menyedot sebagian besar darah mereka, saat itu mereka sudah tidak punya tenaga untuk menghindar. Berkat komando Liu Yu yang menggunakan Obelisk the Tormentor untuk menahan gelombang ledakan, Anck-su-namun tetap terlempar oleh batu yang terbawa gelombang kejut, lalu terkoyak menjadi serpihan-serpihan. Ba Wang kehilangan hampir separuh tubuhnya akibat hantaman batu dan berada di ambang kematian. Zhan Lan dan Ming Yanwei juga dalam kondisi kritis nyaris tewas. Sementara Naga Hitam terhempas ke langit oleh gelombang ledakan dan langsung dihapuskan oleh Mata Iblis Fangzheng. Hanya Liu Yu yang selamat karena statusnya sebagai pemilik Obelisk the Tormentor, secara insting lebih banyak melindungi diri saat ledakan, hanya terluka di paha karena tertembus batu. Cedera paling ringan ini sudah termasuk keberuntungan baginya.
Sedangkan anggota Tim Iblis yang sebelumnya sudah sekarat saat Tom bertarung mati-matian, akhirnya tewas seluruhnya dalam ledakan ini. Benar-benar dilenyapkan total.
Saat ini, keempat orang yang masih hidup, Ba Wang dalam kondisi koma sekarat, sementara ketiga orang lainnya langsung melihat keberadaan Adam. Mereka juga menunjukkan ekspresi putus asa yang sama dengan dua orang di kejauhan. Saat ini mereka sama sekali tak punya kekuatan untuk melawan Adam. Bahkan Mata Iblis Fangzheng pun tak bisa menghancurkannya, lalu bagaimana cara menghabisi dia? Ini hampir seperti teka-teki tanpa jawaban, pertempuran mereka benar-benar telah gagal...
"Tidak! Mustahil! Kau curang! Bagaimana mungkin dia datang ke sini sekarang? Aku tidak kalah! Ini kecuranganmu!"
"Aku tak rela! Padahal sudah hampir mengalahkan Chu Xuan, sudah melampaui segalanya, sudah bisa memusnahkan umat manusia. Aku tak rela!!"
"Chu Xuan! Aku tidak kalah darimu! Aku takkan pernah mengaku kalah padamu! Aaaah!!"
Saat semua orang dilanda keputusasaan, tiba-tiba muncul suara dalam pikiran mereka. Lalu mereka melihat tangan raksasa muncul dari tanah kering yang tandus, panjangnya saja sekitar sepuluh meter. Pemilik tangan ini - monster humanoid setengah mesin setengah organisme hidup setinggi 20 meter - melompat keluar dari perut bumi. Sebelum bola cahaya bersayap di langit sempat bereaksi, monster humanoid ini sudah menggigit habis bola cahaya itu dengan mulutnya. Bahkan Diagram Formasi Pohon Kehidupan hancur berantakan dihantam tinjunya. Semua ini terjadi hanya dalam 1-2 detik. Saat para hadirin sadar kembali, monster humanoid itu sudah mendarat dengan suara "Braak!" yang mengguncang tanah hingga terbelah-belah.
"ROOOAARR!!"
Monster humanoid ini adalah Luo Gendao yang telah memasuki kondisi mengamuk, tepatnya Luo Gendao yang telah menyatu dengan EVA Unit-01. Saat amukannya mencapai puncak, seluruh rasionalitasnya telah hilang. Hanya mengandalkan insting untuk menghabisi Zheng Zhuo dan kawan-kawan. Namun karena targetnya telah pergi, ia mulai berkeliaran hingga Rencana Penyempurnaan Manusia Adam dimulai, lalu secara instingtif menuju ke arah ini.
EVA Unit-01 ini memang sangat kuat, namun energinya berasal dari cahaya jiwa pilotnya. Meski bisa dihidupkan kembali dan diperbaiki hampir tanpa batas, saat cadangan cahaya jiwanya terkikis habis, ia akan menjadi besi tua. Inilah yang disebut Luo Gendao sebagai "Tubuh Dewa" tanpa "Jiwa" yang cukup untuk menggerakkannya. Tapi bagaimana jika ada jiwa dengan cahaya jiwa tak terbatas? Sebuah makhluk hidup tertinggi, seorang "Dewa"?
EVA menelan Adam. Saat ini cahaya jiwa Adam sangat lemah. Sesuai karakteristik Rencana Penyempurnaan Manusia, yang menyerap cahaya jiwa dan menjadikan cahaya jiwa terkuat sebagai pengendali, cahaya jiwa Luo Gendao yang masih dalam kondisi terkuat nyaris tak terkikis. Jadi...
Sayangnya Diagram Formasi Pohon Kehidupan telah dihancurkan oleh EVA hingga pecah berantakan...
"Apa yang terjadi? Monster apa ini?"
Para penyintas yang masih hidup sama-sama merasakan kebingungan. Apa maksud ucapan sebelumnya? Siapa yang curang? Apakah mengacu pada monster robot ini? Ia baru saja menelan Adam... Tidak takkah diserap?
Berbagai pertanyaan menumpuk di hati semua orang. Hingga Ba Wang mengerang, barulah mereka tersadar. Liu Yu segera berlari ke sisi pria besar ini, melihatnya membuka mata dengan kondisi kilas balik sebelum kematian.
"...Maafkan aku, tiga kata ini sangat sulit diucapkan. Aku bahkan membunuh rekan seperjuanganku sendiri. Mungkin di neraka pun takkan bisa kulupakan dosa ini. Jika memungkinkan...bahkan jika kalian bisa menghidupkanku kembali, jangan bangunkan aku lagi. Aku lelah, dan tak sanggup lagi menghadapi sahabat-sahabatku... Jadi, maafkan aku..."
Senyum pahit mengembang di wajah Ba Wang. Perlahan dia menutup kedua matanya. Tali yang terikat di pergelangan tangannya pun terlepas, melayang menuju ufuk langit.
"Kakak Ba Wang, Kakak Ba Wang!" Liu Yu merasa dadanya sesak. Tangisnya tak terbendung lagi. Terlalu banyak kematian dalam pertempuran ini. Padahal dia hanyalah seorang remaja. Harus menghadapi mautnya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Kelemahan dalam hatinya tak pernah berhenti menggerogoti, hingga akhirnya meledak dalam isakan tangis.
Zhan Lan dan Ming Yanwei juga terluka parah. Terutama Zhan Lan, perutnya tertembus batu terbang hingga usus dan organ dalamnya rusak. Darahnya menggenangi tanah. Meski sebagai anggota tim reinkarnasi yang memiliki fisik jauh lebih kuat dari orang biasa, kehilangan darah sebanyak ini ditambah kerusakan organ dalam, diperkirakan tak lama lagi dia akan meninggal.
Mengenai luka Ming Yanwei berada di paru-paru. Dada kanannya hampir hancur total oleh batu besar, sekarang setiap napasnya hanya menyemburkan darah. Meski sementara belum mati, namun jika tidak segera diobati, kematian hanyalah masalah waktu.
"Liu Yu, jangan menangis lagi..."
Zhan Lan tersenyum lembut. Saat ini dia sudah tidak bisa bicara, hanya menggunakan kekuatan spiritual untuk langsung mentransmisikan pikirannya ke dalam benak Liu Yu. Bersamaan dengan itu, cahaya putih murni memancar dari tubuhnya - ini adalah cahaya jiwa, cahaya jiwa pribadinya.
"Jangan menangis lagi, bocah lelaki. Kau harus kuat ya. Tim Zhongzhou kita pasti akan menjadi tim terkuat di antara semua tim reinkarnasi. Sebagai anggota tim, bagaimana bisa kau lemah? Jadi... jangan menangis, hadapi tantangan dengan kuat." Suara Zhan Lan terus bergema, sementara cahaya jiwa yang memancar dari tubuhnya perlahan berkumpul di pergelangan tangan, terkonsentrasi pada tali di pergelangan tangan itu.
(Apakah aku akan mati? Rasanya hatiku begitu tenang. Datang ke dunia bereinkarnasi ini... sebenarnya cukup baik. Setidaknya tidak perlu lagi meratapi masa lalu, punya tujuan baru meski hanya sekadar bertahan hidup, punya kekasih baru meski hanya diam-diam mencintainya, dan... masih banyak hal lain. Sungguh ingin terus bertahan hidup, ingin terus memandangnya diam-diam, bersama kalian semua... Zheng Zhuo, ini bantuan terakhirku untukmu. Jadi... tolong menanglah.)
"Zhan Lan tersenyum memandang pergelangan tangannya. Entah mengapa, meski belum mati, tali di pergelangan tangannya sudah terlepas sendiri dan ikut terbang menjauh ke ufuk langit. Baru saat itu dia tersenyum kepada Liu Yu, "Liu Yu, bersama Wang Xia dan Lin Jun Tian, bawa Ming Yanwei ke sana. Medan perang Zheng Zhuo ada di sana. Dia membutuhkan bantuan kalian. Sambil beritahu situasi di sini... Katakan pada Zheng Zhua bahwa Luo Gendao telah menelan Adam. Sistem energi EVA-nya sudah lengkap, suruh Zheng Zhua berhati-hati... Tapi jika 'dia' masih ingin sandiwara ini terus berlanjut, pasti akan dibuat kecelakaan untuk membatasi Luo Gendao yang kemampuannya melonjak. Mungkin... Lupakan, tugasku sudah selesai. Percayakan sisanya pada Zheng Zhua... Harap menang ya.""
Setelah berkata demikian, gadis ini terus memandang arah terbangnya tali di ufuk langit tanpa bergerak. Saat Liu Yu mengamatinya lebih dekat, baru tersadar bahwa dia sudah menutup mata dengan senyuman, dan dada tak lagi bergerak... Dia telah mati.
"Kak... Kak Zhan Lan!"
Liu Yu kembali menangis tersedu-sedu. Dipeluknya mayat Zhan Lan sambil menjerit-jerit, baru berhenti setelah lama sekali. Di mata remaja ini, selain kelemahan yang kentara, muncul juga ketegaran. Dengan diam-diam diletakkannya mayat Zhan Lan, lalu mendekati Ming Yanwei. Setelah memeriksa lukanya, dia menyangga tubuhnya perlahan menuju tempat Wang Xia dan yang lain berdiri.
Pada saat yang sama, Wang Xia dan rekannya juga menggunakan Green Devil Skateboard terbang ke arah kedua orang tersebut. Setelah Adam ditelan, mesin yang sebelumnya tidak bisa digunakan kini dapat berfungsi kembali. Keduanya sebenarnya hanya mengalami kelelahan saja. Dibandingkan dengan orang-orang yang berada di lokasi ledakan, mereka bisa dianggap sebagai pasukan segar. Maka mereka segera tiba di lokasi Liu Yu dan yang lain.
"...Benarkah? Banyak yang mati." Wang Xia menghela napas dalam hati, lalu menatap ke ufuk sambil berkata.
Liu Yu buru-buru bertanya: "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kakak Ming Yanwei juga kehilangan banyak darah. Jika tidak segera diberi penyembuhan, diperkirakan dia akan..."
"Benar, Ming Yanwei juga terluka parah. Wang Xia, apa yang harus kita lakukan?"
Anggota pemula lainnya dari Tim Zhongzhou, Lin Jun Tian, langsung panik melihat begitu banyak korban. Entah bagaimana, anggota senior mengalami Kerugian Besar, tapi dua anggota pemula justru selamat. Sungguh ironis.
Bagaimanapun juga, Wang Xia - satu-satunya anggota senior yang masih sadar - kini harus memikul semua tanggung jawab. Sage Bijak tim elit telah tewas. Misi tempur pada dasarnya sudah selesai... Kecuali kejadian tak terduga Adam yang dimakan, Aliansi Malaikat dan tim elit iblis benar-benar telah binasa total. Mengenai Luo Gendao yang tiba-tiba muncul... Jelas mereka tidak punya kemampuan untuk melawan EVA itu. Jadi prioritas sekarang adalah membawa Ming Yanwei ke tempat aman untuk diobati, lalu mencari medan perang utama yang sebenarnya.
“……Langsung bertindak saja seperti ini.” Wang Xia kira-kira menyampaikan keputusannya, lalu menatap mayat Zhan Lan: "Sebelumnya Xiao Honglü tiba-tiba mengatakan beberapa kalimat aneh, baru saja sebelum Zhan Lan meninggal juga mengucapkan hal serupa. Apa yang mereka temukan? Dan siapa lagi 'dia' yang dimaksud itu?"
Wang Xia menghela napas dalam hati, namun tak ada ide yang terlintas. Satu-satunya kesadaran adalah, seandainya Chu Xuan ada di sini, pasti bisa memahami sesuatu. Tapi dengan tingkat kecerdasan beberapa orang yang hadir saat ini, diperkirakan bagaimanapun juga tidak akan bisa mengerti. Maka tanpa banyak bicara, ia langsung mengangkat Mayat Ming Yanwei, lalu mengemudikan Green Devil Skateboard terbang menuju ufuk. Arah itu persis seperti yang ditunjukkan Zhan Lan saat masih hidup sebelumnya.
Kedua orang lainnya segera mengikuti di belakang Wang Xia. Namun mereka menoleh ke arah monster humanoid raksasa EVA. EVA Unit-01 setinggi 20 meter itu kini melayang di udara. Di belakangnya, belasan pasang sayap cahaya perlahan membentang. Seluruh unit mekanisnya terus memancarkan cahaya dahsyat... Itu adalah cahaya jiwa yang terlihat bahkan oleh mata telanjang!
### VOLUME 15 Final Battle Biohazard (II) BAB XII Medan Perang Utama... Pertarungan Masing-masing (I)
Saat Xiao Honglü masih merancang skenario, di sisi lain yang jauh, kekuatan tempur utama Tim Zhongzhou sedang bertempur sengit dengan kekuatan utama Tim Iblis. Kedua pihak saling berkejaran tanpa henti, untuk sementara waktu belum ada yang unggul.
“Sial... Ini angin? Lebih tepat disebut senjata meteorologi! Menurutmu mungkinkah kekuatan manusia biasa mencapai level seperti ini?”
terkapar di dalam pipa besi di permukaan tanah, mengintip keluar dari mulut pipa. Di luar, debu dan kerikil beterbangan bagaikan serangan angin topan... Eh, bukan bagaikan, melainkan benar-benar angin topan.
Anggota yang bertarung dengan Cheng Xiao adalah seorang berusia belasan tahun. Penampilan lembutnya bahkan lebih menggemaskan daripada LOLI asli, tapi ini bukan patokan kekuatan si . Secara visual tak terduga, kemampuannya ternyata luar biasa. Setelah memakai gelang kristal, dia kembali menggunakan Buah Angin-nya, membuat kemampuannya melonjak drastis - inilah kekuatan sejati Buah Angin.
Dalam radius beberapa kilometer tiba-tiba bertiup angin topan dahsyat. Debu dan batu beterbangan, bangunan-bangunan rusak tak mampu menahan gempuran angin. Suara braak-braak runtuhnya gedung terus bergema, puing-puing yang berhamburan semakin memperkuat kekuatan angin topan. Bukan cuma manusia yang akan hancur jika terjebak di dalamnya, bahkan tank baja pun bisa dihancurkan menjadi besi pipih.
"Jadi Cheng Xiao langsung tertiup terbang begitu angin topan mulai terbentuk. Untungnya atribut yang dikuatkannya adalah Jurus Burung Air Nandou, seni bela diri yang memang menguasai angin. Alhasil badai itu tidak melukainya, malah membantunya lolos dari penglihatan si Wei Niang dengan memanfaatkan angin topan. Setelah itu dia bersembunyi di pipa bawah tanah ini. Kalau tidak, badai pasir dan batu di luar pasti sudah menghancurkannya jadi remuk redam."
"Kakak yang kabur itu, cepat keluar yaa~ Aku tahu kakak masih di sini. Cepat muncul, nanti kesempatan untuk keluar pun tidak ada lagi lho..."
Suara Wei Niang terdengar terputus-putus, disertai dentuman batu dan pasir yang beterbangan.
Cheng Xiao menyeringai. Dalam hati berpikir: Kalau aku keluar, bukankah aku akan jadi mainanmu? Eh, mainan... Lebih tepatnya dibunuh. Pokoknya dia pantang keluar. Lagipula angin topan paling hanya menerbangkan beberapa batu. Untuk membongkar seluruh permukaan tanah, angin sekuat ini masih belum cukup. Lebih baik menunggu sampai energinya habis di sini, baru dengan mudah mengalahkannya. Ngapain repot-repot bertarung?
"Kakak benar-benar tidak mau keluar? Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi ya~ Kalau kakak sampai mati, hehe... silakan kenang kecantikanku di neraka ya..." Suara Wei Niang tetap terputus-putus, terutama tiga kata terakhirnya.
"Tornado!"
(Oh, ternyata tornado... Tornado?)
Cheng Xiao jantungnya berdebar kencang, seluruh tubuhnya melesat keluar dari lubang pipa bawah tanah. Seperti yang diduga, angin topan di luar telah berhenti, namun di udara muncul aliran spiral yang berputar-putar, bahkan bisa terlihat jelas oleh mata telanjang. Pusaran itu semakin padat, tornado mulai terbentuk. Cheng Xiao yang panik segera mengeluarkan Green Devil Skateboard dan bergegas ingin melarikan diri dari tempat ini.
"Lari tidak diperbolehkan oh, kalau di langit, Kakak mungkin bahkan tidak bisa lepas dari pandanganku." Suara wei niang kembali terdengar terputus-putus, disertai beberapa bilah angin raksasa yang menyambar di udara. Akurasi serangan itu agak meleset, memungkinkan Cheng Xiao menghindar dengan lompatan di celah-celah bilah angin. Namun ini membuatnya menyadari satu hal: jika mencoba kabur menggunakan Green Devil Skateboard, mustahil baginya untuk lolos. Begitu terbang, langsung menjadi sasaran empuk. Apalagi saat itu ia tidak bisa menggunakan Jurus Burung Air Nandou. Akhirnya pasti tewas. Lebih baik lari melalui gang-gang bangunan.
Begitu terpikir, langsung dilakukan. Cheng Xiao berlari sekencang-kencangnya menuju kawasan jalan dan bangunan yang padat tak jauh dari sana, sama sekali mengabaikan teriakan kemarahan sang (wei niang) di belakangnya. Persis ketika sang (wei niang) terus-menerus memanggilnya pengecut, aliran udara spiral itu perlahan berkumpul dan akhirnya membentuk tornado kecil berdiameter sekitar 2-3 meter. Meski awalnya terlihat tidak berbahaya, di bawah kendali sang (wei niang), tornado ini terus membesar dan menguat. Beberapa detik kemudian, tornado tersebut telah menyentuh tanah. Seketika, seperti bor spiral, ia mengangkat permukaan tanah sedalam beberapa meter, menjalar bak parit yang terus merambat ke arah Cheng Xiao. Seluruh badai ini kian membesar. Saat masih berjarak beberapa kilometer dari Cheng Xiao, diameter tornado telah mencapai lebih dari 20 meter. Reruntuhan batu, tiang listrik yang tercabut, berbagai mobil - semua bertabrakan dan berguling-guling di dalam pusaran. Dari luar, hanya terlihat percikan bunga api dan kilatan listrik yang terus menyembur dari dalam tornado. Sungguh, inilah wujud tornado paling mengerikan dalam badai alam yang menyimpan kekuatan dahsyat.
Buah Angin Angin, ini adalah atribut Penguatan (wei niang), termasuk dalam kategori Buah Unsur Alami terkuat di sistem Penguatan Buah. Bahkan di antara Buah Unsur Alami sekalipun, atribut ini termasuk yang paling top. Tentu saja, semakin kuat atributnya semakin besar kekuatan yang dibutuhkan untuk menggunakannya. Dengan kekuatan (wei niang) yang bahkan belum membuka kunci genetik level empat, mustahil baginya menggunakan kekuatan tertinggi Buah Angin Angin yang merupakan manifestasi murni kekuatan alam. Meski tidak sampai menghancurkan langit-bumi, setidaknya sudah setara dengan kemampuan bertarung Zheng Zhuo dan replika Zheng Zhuo yang termasuk golongan orang kuat level satu. Untuk bisa menggunakan kekuatan Buah Angin Angin sepenuhnya, diperkirakan minimal perlu mencapai level empat tinggi. Pada tingkat itu, meski tanpa Buah Angin Angin sekalipun, kekuatan dari setiap gerak-geriknya sudah cukup untuk membunuh Cheng Xiao. Jadi secara objektif, Buah Angin Angin memang seperti paha ayam tak berharga bagi kebanyakan orang, mirip dengan Buah Es Salju di dunia Cincin Sihir dulu - daya hancurnya dahsyat tapi keterbatasannya juga sama besarnya.
Alasan (wei niang) bisa menggunakan kekuatan Buah Angin Angin sampai level sekarang adalah karena dia mendapatkan ciptaan replika Chu Xuan yang menyediakan energi hampir tak terbatas. Meski demikian, energi raksasa ini tetap harus dikendalikan dan digunakannya. Proses pengendalian dan penggunaan ini saja sudah membuatnya kelelahan. Meski terlihat santai dan manja saat bicara, sebenarnya dia hanya ingin mengajak Cheng Xiao bertempur. Buah Angin Angin-nya yang dahsyat tidak bisa dipertahankan lama-lama. Penggunaan tornado saat ini juga merupakan taktik serangan mematikan satu kali pukul.
Pada dasarnya berasal dari Tim Iblis, pola pikirnya sama sekali tidak mungkin polos dan lugu. Si (wei niang) terus menggoda dengan kata-kata lucu. Di dalam hati, ia sangat ingin segera membunuh Cheng Xiao. Saat melihat Cheng Xiao tidak berani lagi bersembunyi, ia pun sepenuhnya fokus mengoperasikan tornado tersebut, perlahan mendekati Cheng Xiao dari belakang.
Keduanya saling kejar-mengejar. Tak lama kemudian Cheng Xiao menyergap masuk ke dalam wilayah permukiman. Di belakangnya ratusan meter, sebuah tornado raksasa dengan erat mengejarnya. Badai ini berdiameter lebih dari 100 meter, di dalam tubuh angin hitam pekat itu tak terhitung bongkahan batu tersembunyi. Mobil-mobil terjepit di dalamnya, seluruh permukaan tanah tercabik membentuk parit dalam oleh tornado. Bangunan di sepanjang jalannya hancur lebur tersapu badai. Pada titik ini, si (wei niang) sebenarnya sudah tidak mampu mengendalikan tornado tersebut. Ia hanya bisa mengarahkan pergerakannya secara kasar, lalu mengandalkan kekuatan sedotan tornado itu sendiri untuk menyedot dan merobek Cheng Xiao, menariknya masuk ke dalam pusaran angin maut.
Angin puting beliung itu sudah begitu besar, benar-benar tak kalah dengan kekuatan alam tornado alami. Di sekelilingnya dalam radius ratusan meter, daya hisap angin sudah begitu mengerikan. Saat berlari, Cheng Xiao merasa langkahnya mulai tak stabil. Ia menoleh ke belakang, dan begitu melihatnya, nyaris pingsan ketakutan. Naga Tanah raksasa bergulung hitam pekat mendekat dengan aura yang menakutkan. Bukan hanya Cheng Xiao, bahkan robot pun akan hancur menjadi abu jika tersedot. Kini sudah terlambat untuk lari - paling lama sepuluh detik lagi dia akan terhisap. Tak ada pilihan selain mempertaruhkan nyawa! Tak bertarung berarti mati!
（Bagaimana ini? Tak kusangka crossdresser wei niang ini begitu kuat, ataukah replika Chu Xuan sebagai Sang Pencipta terlalu hebat?）
Cheng Xiao memandang sarung tinju di tangannya. Ini juga ciptaan Chu Xuan yang bisa meningkatkan kekuatan Jurus Burung Air Nandou-nya. Sayangnya kemampuan dirinya terbatas, seberapa ditingkatkan pun takkan sanggup melawan kekuatan alam. Ia hanya bisa terus menghindar. Tapi harus diakui, kuat-lemahnya skill sangat tergantung pada kemampuan pengguna dan metode penggunaannya. Kini sudah tak bisa lagi lari. Dalam hati, ia telah membuat keputusan: akan bertarung habis-habisan dengan si wei niang itu.
"Kuat-lemahnya skill tergantung pada kemampuan pengguna dan metode penggunaannya... Dasar wei niang! Kuberi kesempatan terakhir - hentikan pertarungan ini! Bukankah lebih baik kita berpisah jalan? Jika terus lanjut, kamu pasti tewas!" Cheng Xiao berhenti berlari. Menatap tornado yang semakin mendekat, ia berteriak keras.
Di kejauhan, sang (wei niang) melihat Cheng Xiao tak bisa menghindar. Tanpa berkata-kata, dia hanya tertawa terkekeh-kekeh, menanti Cheng Xiao terjatuh ke dalam tornado dan hancur menjadi abu. Mungkinkah tornado itu berhenti di saat seperti ini?
Dalam waktu kurang dari sepuluh detik, tubuh Cheng Xiao sudah tersedot ke pusaran tornado oleh aliran udara berputar. Saat masih melayang di udara, tubuhnya tiba-tiba berputar aneh. Jurus Burung Air Nandou yang dikombinasikan dengan sarung tangan ajaib itu membuat tekanan angin bergulung-gulung di sekelilingnya, berputar seirama tornado. Meski jangkauannya sempit, tekanan angin ini begitu dahsyat hingga mampu menahan batu, pasir, bahkan kendaraan untuk mendekat. Setidaknya sementara ini keselamatannya terjaga.
Tapi Cheng Xiao sendiri merasakan pahitnya. Bukankah sarung tangan ini mustahil digunakan sembarangan? Tekanan angin yang tercipta harus sepadan dengan daya tahan tubuhnya. Jika tidak, alih-alih membunuh musuh, malah melukai diri sendiri. Jika hanya bertahan, paling-paling satu menit lagi dia akan kehabisan tenaga. Daripada begitu, lebih baik mengambil risiko. Pikiran ini membuatnya semakin gila-gilaan memutar tubuh raksasanya.
("Angin... mengalirkan dirimu seperti aliran bumi... Jurus ini! Jika bisa dikeluarkan, sialan itu takkan berarti apa-apa... Keluarkan! Meski dalam latihan hanya berhasil beberapa kali dari ratusan percobaan, tapi kali ini harus berhasil!")
Cheng Xiao menggigit gigi sambil menggerakkan tubuhnya dengan gila. Jurus Burung Air Nandou ini menggunakan gerakan seluruh tubuh untuk menciptakan tekanan angin guna menyerang musuh. Di dalam tornado raksasa ini, tekanan angin kecil seperti itu hampir tak berarti. Namun rotasi tekanan anginnya justru sinkron dengan putaran tornado. Perlahan-lahan, sebagian aliran udara yang berputar mulai mengikuti tekanan angin tersebut. Semakin banyak aliran udara yang bergabung, akhirnya membentuk tornado kecil di dalam tornado raksasa ini... sebuah tornado yang berpusat pada Cheng Xiao!
"Luar biasa! Saat menggunakan sarung tinju ini untuk menggerakkan angin di sekitarnya, gerakannya malah sinkron dengan aliran angin. Lalu terciptalah serangan seperti tornado. Kamu tidak lihat, ruang bawah tanahku hancur lebur... Dengan jurus ini, kita bisa menghabisi banyak orang dalam Perang Terakhir nanti. Sekaligus bisa melindungi Adik Zhan Lan dan Adik Yingkong. Hehe..."
Cheng Xiao tertawa lebar sambil berbicara pada Chu Xuan. Saat ini dia berada di kamar Chu Xuan, tentu saja bukan di laboratorium bawah tanah yang tingkat bahayanya terlalu tinggi. Kecuali siap mati, dia sama sekali tak berniat turun ke sana. Chu Xuan sedang memakan buah-buahan, jadi Cheng Xiao bisa leluasa berdiskusi tentang jurus barunya yang baru saja diujicobakan.
"Oh, koordinasi angin?" Chu Xuan meliriknya, menggigit apel di tangannya. "Sangat berbahaya. Koordinasi angin bisa diartikan sebagai menyatu dengan angin. Cara serangan seperti itu memang bisa menghasilkan kerusakan dahsyat, tapi aliran angin murni bergerak secara probabilistik. Pola aliran jarak pendek sepenuhnya mengikuti teori kekacauan, sama sekali tidak bisa dihitung. Mungkin ada kerikil kecil, atau batu bata... Cuma perlu sedikit kecelakaan untuk membuat aliran angin bermutasi tiba-tiba. Mutasi ini sangat berbahaya, sampai bisa merobekmu seketika... Perhatikan, cara seranganmu bukan menggunakan angin seperti sihir angin. Bukan! Cara seranganmu menggunakan angin sebagai medium jurus tinju. Kau ada di dalam angin, sekaligus berada dalam jarak serang angin ini... Jadi kalau tidak punya kesadaran akan kematian, lebih baik jangan pakai jurus ini."
(Menggunakan bisa menyebabkan kematian? Itupun dengan media tornado naga sebesar ini, sampai mati terkoyak tak berbentuk... Sudahlah! Di Perang Dunia I akhir ini, aku sudah siap mati sejak awal!)
### VOLUME 15: FINAL BATTLE BIOHAZARD (II) BAB XII: MEDAN PERANG UTAMA... PERTEMPURAN MASING-MASING (II)
Cheng Xiao berteriak kencang, meski suaranya sama sekali tidak bisa terdengar di tengar gemuruh Tornado yang kacau. Namun seiring teriakannya, tekanan angin di sekeliling tubuhnya tiba-tiba mulai menghebat. Lebih banyak Liu Feng yang menempel di sekitarnya, mengikuti putaran Tornado. Kekuatan Liu Feng di sekitar Cheng Xiao sudah begitu besar hingga sama sekali tidak bisa dikendalikannya. Saat ini rasanya seperti Liu Feng memaksanya berputar dengan gila.
(Bantu angin, perasaan itu, seolah diri ini adalah angin. Meski terjadi banyak perubahan Liu Feng, aku tetap berada di dalamnya. Aku adalah angin... Bukan mengendalikan angin, tapi membimbing angin, mengubah Tornado ini sepenuhnya menjadi kekuatanku!)
Perlahan, bergerak... Tornado mulai menunjukkan pergeseran yang tidak selaras. Bukan bergerak maju mengikuti garis bekas tembas, malah miring ke atas dari dasarnya. Bentuknya yang semula dari atas ke bawah perlahan berubah menjadi Tornado aneh yang berputar horizontal. Pemandangan ini membuat sang (wei niang) yang sedang jumawa terkejut. Belum pernah ia melihat Tornado berpenampilan seperti ini, yang sama sekali tidak sesuai dengan mustahil alam. Bisakah putaran horizontal menciptakan Tornado?
Jawaban adalah tidak bisa... setidaknya tidak mungkin terbentuk secara alami, dengan kata lain, tornado aneh di depan mata ini pasti adalah hasil perubahan buatan manusia. Hanya Cheng Xiao yang berada di dalamnya yang bisa mempengaruhinya, dan pengaruh ini menyeluruh terhadap seluruh tornado raksasa. Dari sini dapat diketahui kekuatan yang dimiliki Cheng Xiao, benar-benar melampaui imajinasi si wei niang. Tentu saja, wei niang bukanlah idiot. Setelah melihat perubahan mendadak pada tornado, beberapa detik kemudian dia juga tiba-tiba menyadari hal ini. Segera dia berusaha terbang mundur tanpa peduli apapun, sayangnya... waktunya sudah terlalu terlambat.
Tornado horizontal raksasa terus-menerus terurai. Mobil-mobil dan bongkahan batu di dalamnya terus terhempas keluar. Tiba-tiba, semua ini terjadi hanya dalam hitungan detik. Tekanan angin hisap yang meledak saat tornado terurai membuat wei niang sama sekali tidak bisa kabur. Dia hanya bisa menonton tornado itu berubah bentuk dan mengecil. Kemudian siluet Cheng Xiao pun mulai terlihat samar-samar, tapi hanya sampai di situ. Karena seiring gerakan tarian Cheng Xiao, tornado ini justru bergulung mengarah kepadanya.
Periode waktu ini sebenarnya sangat singkat. Dari saat sang (wei niang) ingin melarikan diri hingga ia terjebak dalam pusaran angin yang berputar-putar, semua ini terjadi hanya dalam 1-2 detik. Kemudian tornado kecil yang digerakkan Cheng Xiao menghantam tubuhnya dengan keras. Ini bukan lagi kumpulan aliran udara biasa, melainkan tekanan udara yang dipusatkan pada gerakan tangan Cheng Xiao sebagai intinya. Saat aliran angin berputar dari pukulan ini menyentuh tubuh sang (wei niang) yang berwujud gadis kecil cantik, tubuhnya langsung terpecah berkeping-keping. Bahkan tulang-tulangnya hancur menjadi serpihan oleh tekanan angin yang berputar. Belum selesai! Meski versi mini dari Naga Tanah Tornado, diameter tornado ini melebihi 10 meter. Dengan membawa Cheng Xiao... ya. Anda tidak salah lihat. Tornado kecil inilah yang membawa Cheng Xiao, bukan sebaliknya. Dengan cara ini, mereka menerobos sebuah gedung besar dan menghantam lereng bukit dengan dahsyat. Dentuman ledakan yang maha dahsyat. Seolah-olah meteor kecil menghantam bumi, awan jamur membumbung dari tanah. Meski tanpa ledakan api, efek penghancurannya sama mengerikannya. Beberapa bangunan di atas lereng itu telah roboh rata dengan tanah. Di lereng tersebut kini terdapat lubang besar dengan lebar hampir 100 meter dan kedalaman puluhan meter. Secara visual, efeknya hampir setara dengan tumbukan meteor kecil.
Tornado adalah aliran udara yang berputar, dengan tingkat pemadatan dan kekuatan pemotongan saat berputar. Perasaan saat bor menyentuh kayu hampir sama... Tentu saja. Kekuatan penghancurnya sangat besar, tetapi Cheng Xiao yang berada di dalamnya benar-benar berharap kekuatan tornado ini bisa berkurang. Setidaknya tidak akan muncul pemandangan ekstrim seperti ini, yang membenturkannya ke tanah lalu mengangkatnya ke ketinggian puluhan meter bersama aliran udara, kemudian menjatuhkannya kembali ke tanah. Jika bukan karena jurus tinjunya yang spesial, satu kali jatuhan ini sudah cukup untuk membunuhnya. Meskipun begitu, begitu menyentuh tanah, Cheng Xiao langsung merosot lemas di permukaan tanah, sama sekali tidak memperhatikan bahaya apa pun di sekitarnya.
"Sial, tulang-tulangku hampir semua remuk. Dalam kondisi seperti ini, bukan saja tidak bisa mengemudikan Green Devil Skateboard, bahkan zombie biasa pun bisa memangsaku hidup-hiduk. Sial, mati aku mati... Tak disangka (wei niang) itu begitu kuat, bagaimana peringkat kemampuannya di Tim Iblis? Pasti masuk tiga besar kan?"
Cheng Xiao terbaring sambil mengumpat, hatinya merasa ingin mati saja. Setelah beberapa menit, dia menahan rasa sakit yang luar biasa dan mengeluarkan kotak jarum emas. Perlahan menggunakan tangan kanannya yang masih bisa bergerak untuk menusukkan jarum ke berbagai titik tubuhnya. Hingga seluruh tubuhnya dipenuhi jarum emas, barulah dia perlahan duduk bersila. Seluruh tubuhnya diam tak bergerak, sementara asap putih perlahan mengepul dari atas kepalanya.
（Berikan aku waktu untuk memulihkan tenaga. Jangan sampai ada zombie atau makhluk lain muncul selama ini. Jika tidak mati di dalam Tornado malah tewas di mulut makhluk kecil ini, sungguh kematian yang sia-sia...）
Jelas, doa Cheng Xiao berhasil. Berkat daya penghancur Tornado yang luar biasa, tidak ada satu pun zombie di sekitar sini. Tapi... alih-alih zombie, dua Chu Xuan yang muncul.
"...Berapa sisa nyawamu? Meski kau punya ciptaan teknologi simbol yang bisa mengubah energi menjadi kehidupan, hukum kekekalan energi tetap berlaku. Selain konsumsi energi selama konversi, ada juga energi yang terbuang. Bahkan jika kita gabungkan energi kita berdua, berapa persen yang bisa jadi nyawamu? 20%? 30%?"
"Kutanyakan balik... Berapa sisa poin sebab-akibatmu? Setelah menghabiskan begitu banyak poin, seberapa besar penolakan alam semesta terhadapmu dan timmu? Bisa saja sebentar lagi batu jatuh dan menghancurkanmu. Menurutmu membalikkan sebab-akibat semudah itu?"
"Balikkan pertanyaan itu. Bukan hanya aku dan seluruh anggota timku yang akan ditolak dunia... Sebagai musuhku saat ini, 'diriku yang lain', kau juga akan ditolak dunia ini. Hanya tingkat penolakannya yang berbeda."
Dua sosok Chu Xuan terus memancarkan cahaya berkilauan dari tubuh mereka - λ-
drive manifestasi eksternal saat digunakan. Entah ada Sang Pencipta yang mengatur. Dua sosok yang terpisah di tim berbeda, dengan pengalaman dan persepsi berbeda ini memilih cara serangan yang sama: λ-
drive sebagai pasukan utama serangan, dibantu oleh seni bertarung dengan senjata api yang dipelajari secara mandiri. Hanya ada satu Chu Xuan dengan genta perunggu kecil kuno tergantung di atas kepalanya, sementara di belakang Chu Xuan lainnya mengambang seorang gadis yang memegang kertas.
Chu Xuan dengan genta perunggu kecil di kepala tiba-tiba mengarahkan moncong senjata yang memancarkan cahaya mematikan. Kilauannya bahkan lebih gemilang daripada pelangi. Namun di balik keindahan itu tersembunyi cahaya kematian. Bersamaan dengan cahaya yang mencerai-beraikan, dua butir peluru Gauss telah melesat ke arah Chu Xuan lain, yaitu replika Chu Xuan.
Kedua peluru yang memancarkan cahaya gemilang ini bergerak dengan kecepatan luar biasa, hampir sekejap mata sudah melesat hingga di depan replika Chu Xuan. Namun entah apa yang dilakukannya, dua cahaya gemilang itu justru mengelilingi tubuhnya dan melesat ke kejauhan. Langsung menghantam sebuah gedung di bawah ketiga orang itu. Dua titik cahaya kecil ini dibandingkan dengan gedung, ukurannya tak lebih dari seekor semut kecil di kaki manusia. Namun saat dua titik cahaya kecil ini menyentuh dinding gedung, efek visualnya cukup untuk membuat mata melotot - seolah seekor semut kecil menggigit manusia, lalu tiba-tiba manusia itu ditelan ke dalam perut semut. Titik kontak gedung dengan cahaya gemilang itu langsung meledak hebat. Cahaya gemilang berubah menjadi gelombang kejut dahsyat yang menghancurkan gedung besar ini bersama gedung-gedung dalam radius 100 meter di belakangnya. Melihat daya penghancurnya, pantas disebut sebagai senjata penghancur massal.
Daftar Pengangkatan Dewa... Memutar rantai sebab-akibat, membalikkan Langit dan Bumi...
Replika Chu Xuan juga tak mau kalah, mengangkat tangan dan melepaskan dua pancaran cahaya berkilauan ke arah entitas utama Chu Xuan. Kedua sinar itu menghujam tepat di bagian frontal entitas utama. Genta perunggu kecil kuno itu bergoyang sendiri, mengeluarkan dentang lonceng jernih. Dua bola cahaya berkilauan itu tiba-tiba membeku di udara. Jika diamati lebih dekat, bukan hanya cahaya itu yang membeku, bahkan debu-debu halus di sekitarnya serta replika Chu Xuan dan gadis kecil di kejauhan juga ikut membeku. Baru ketika entitas utama Chu Xuan bergeser, segala sesuatu di sekitar tiba-tiba bergerak lagi. Dua bola cahaya itu membentuk gelombang kejut dahsyat di tanah, tak kalah hebat dari dua sinar sebelumnya.
Lonceng Donghuang... Menjaga semesta raya. Mengendalikan segala makhluk di alam semesta purba...
Cheng Xiao menyaksikan ketiga orang yang semakin menjauh dengan keringat dingin membasahi kepalanya. Dua sinar berkilauan tadi melesat tepat di kiri-kanannya, menyisakannya sendirian di tengah. Untung posisinya cukup baik, atau dua serangan itu sudah merenggut nyawanya. Ternyata benar pepatah: "Hargai kehidupan, jauhilah Chu Xuan"... Dia tak boleh berlama-lama di sini, tempat ini benar-benar mematikan!
Setelah memikirkan ini, Cheng Xiao langsung bangkit berdiri tanpa bicara lagi, meski kembali merasakan sakit hingga lemas. Namun berkat teknik penutupan rasa sakit dengan jarum emasnya, saat bangkit kembali seluruh tubuhnya sudah dipenuhi jarum emas. Walau begitu, ia akhirnya bisa bergerak. Dengan cepat ia mengeluarkan Green Devil Skateboard dan langsung meluncur ke arah berlawanan dari trio Chu Xuan. Menurut logika Cheng Xiao, sungguh lebih baik menjaga nyawa dengan menjauhi Chu Xuan...
Cheng Xiao VS (wei niang)... Cheng Xiao menang!
Pertarungan pasukan utama Tim Zhongzhou melawan pasukan utama Tim Iblis, selain duel dua Chu Xuan yang berlangsung lama, pertempuran anggota lainnya telah mencapai momen kritis.
Di pihak Tim Zhongzhou, ada satu orang yang memperkuat atribut buah. Imhotep yang sejak awal adalah makhluk anomali hasil metode rahasia simbol kuno Mesir, tidak hanya bisa berubah menjadi pasir, tapi juga menggunakan berbagai teknik rahasia Mesir Kuno. Selama energinya tidak habis, tubuhnya bisa dihidupkan kembali tanpa batas. Namun setelah lama di dunia bereinkarnasi, ia sadar di sini banyak jagoan kuat. Kemampuannya memang tak terkalahkan bagi orang biasa, tapi jika berhadapan dengan petarung top seperti Zheng Zhuo, replika Zheng Zhuo, atau Chu Xuan, bisa-bisa ia langsung terbunuh dalam hitungan detik. Setelah melalui banyak film horor bersama Tim Zhongzhou, ia telah mengumpulkan cukup poin reward dan alur cabang. Akhirnya ia memperkuat atribut yang sangat cocok dengan kemampuannya - Buah Pasir (Suna Suna no Mi).
Ditambah dengan sumber energi Imhotep sendiri yang ratusan kali lebih besar dari manusia biasa, meski masih kalah dari karakter wei niang yang bisa menggunakan kekuatan buah dengan bebas berkat ciptaan Chu Xuan, namun ketika dia mengeluarkan kemampuannya, momentumnya benar-benar luar biasa dahsyat.
Sayangnya musuh Imhotep, Hao Tian, justru merupakan orang yang mampu menekannya. Asal-usul orang ini agak misterius, sepertinya terkait dengan pembuatan genetik oleh Chu Xuan. Kemampuannya sendiri sangat dahsyat, bahkan sebelum masuk dunia bereinkarnasi sudah bisa menggunakan cahaya jiwa secara alami. Setelah masuk dunia bereinkarnasi, meski menemui hambatan di Tim Zhongzhou dan dimainkan habis-habisan oleh Chu Xuan lalu dibunuh dalam hitungan detik, potensinya sangat besar. Tidak hanya masuk ke Tim Reinkarnasi Iblis, dia juga mengembangkan psikokinesis cahaya jiwanya menjadi sesuatu yang disebut "cahaya suci" yang kebetulan bisa sangat melukai energi Imhotep. Entah mengapa, dia justru tidak ingin bertarung mati-matian dengan Imhotep, seolah mencari kesempatan untuk melarikan diri, sehingga kedua pihak pun saling berhadapan. Jika tidak, mungkin Imhotep sudah terluka parah oleh cahaya suci ini sebelum sempat menggunakan Buah Pasir.
Tapi Imhotep telah mengaktifkan Buah Pasir. Area seluas beberapa kilometer perlahan berubah menjadi pasir dan hancur, tubuh aslinya tersembunyi di dalamnya. Setiap serangan ditandai dengan munculnya manusia pasir raksasa setinggi 100 meter secara tiba-tiba, dengan semua pasir dalam radius kilometer terkumpul menjadi satu. Manusia pasir ini bergoyang-goyang, menggebrakkan kepalan tangan sebesar gunung layaknya memukul semut ke arah Hao Tian.
Hao Tian juga benar-benar hebat. Penggunaannya terhadap cahaya jiwa sangat mahir. Bahkan sejak masih berada di dunia nyata, dia sudah memiliki energi mental dasar sebagai bentuk cahaya jiwa. Setelah memasuki dunia bereinkarnasi, kemampuannya terus meningkat tanpa henti. Baik kualitas maupun kuantitas energi mentalnya meningkat pesat hingga mencapai perubahan kualitas, berubah menjadi Cahaya Suci Jiwa yang mengintegrasikan pertahanan dan serangan, hampir menyamai AT dari EVA. Tidak hanya itu, karena sudah menggunakan cahaya jiwa sejak lama, tingkat penguasaannya terhadap energi ini sungguh luar biasa. Setiap perlindungan, setiap pukulan tangan, penggunaan cahaya jiwanya selalu tepat - tidak lebih satu poin maupun kurang satu poin. Meski dalam perang bertahan lama, meski sumber energinya tidak sebanyak Imhotep, jika terus bertarung seperti ini, yang akan kehabisan tenaga terlebih dahulu pasti Imhotep.
“Hei, gue bilang tuh, eh, mending kita berdamai aja, biarin gue pergi gimana? Gue kan nggak nyuri istri lu, nggak ngerebus tombak lu, nggak ngambil tabungan lu. Sial! Ngapain sih ngejar-ngejar terus mukulin gue!” Hao Tian sambil menghindari tinju pasir raksasa, terus-terusan bertanya dengan keras.
“Jangan banyak omong! Misi gue cuma satu: menghabisi elo!”
Imhotep juga tidak main-main. Lebih tepatnya dia sudah terjebak, kekuatan Buah Pasir memang luar biasa. Begitu digunakan langsung memicu penggurunan total tanah dalam radius seribu meter. Selain itu, tubuhnya kini memiliki sedikit resistensi terhadap serangan energi, tidak seperti sebelumnya yang hampir hancur hanya dengan sentuhan cahaya keemasan. Pasir ini jelas mampu memblokir cahaya keemasan, meski tidak sepenuhnya kebal, tapi tetap lebih baik daripada konfrontasi langsung sebelumnya. Namun justru inilah yang mengikatnya - jika tidak menggunakan Buah Pasir ini... Sejujurnya, dia benar-benar tidak yakin bisa menahan serangan Hao Tian. Jadi dia terpaksa terus-menerus menekan Hao Tian tanpa henti.
Hao Tian merasa sangat tertekan. Entah mengapa, setelah Perang Dunia I akhir, Chu Xuan sama sekali tidak memberinya misi apapun. Tapi keanehan ini justru membuatnya gelisah. Saat pertempuran dimulai, pikiran pertamanya sama sekali bukan untuk bertarung, melainkan langsung kabur sejauh mungkin! Tuhan tahu konspirasi apa lagi yang dirancang Chu Xuan. Dia tidak mau jadi umpan meriam tanpa alasan, apalagi di Perang Dunia I akhir ini...
“Tolonglah! Aku benar-benar tidak ingin bertarung denganmu! Mengapa kau memaksaku seperti ini? Bagaimana kalau kita saling menyapa baik-baik, lalu masing-masing menyelamatkan diri?” Hao Tian sekali lagi memancarkan cahaya suci, seberkas cahaya keemasan besar menghancurkan telapak tangan berpasir raksasa setinggi 20-30 meter. Sejujurnya, hingga saat ini Hao Tian masih menyimpan amarah di hatinya. Maka dengan suara lantang terakhir kalinya ia berseru, ini merupakan upaya terakhirnya.
Imhotep sama sekali tidak berhenti, tepatnya tidak berani berhenti. Dengan kekuatan terakhirnya, sosok pasir setinggi lebih dari 100 meter terkumpul lagi. Mulut raksasanya menghembuskan badai pasir dahsyat yang seketika mengubur Hao Tian sepenuhnya.
“Sial!”
Hao Tian meraung keras, seluruh tubuhnya tiba-tiba memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan. Disinari cahaya ini, sosok pasir itu mencair seperti salju di terik matahari. Tidak hanya itu, kali ini Hao Tian benar-benar mengerahkan segala kekuatannya. Setelah berkali-kali gagal melarikan diri karena dihalangi sosok pasir, kini dengan tekad bulat ia bertindak tegas. Tubuhnya memancarkan cahaya tak henti bagai matahari mini yang tergantung di udara. Di bawahnya, sosok pasir itu terus menyusut hingga akhirnya menghilang sepenuhnya ke dalam hamparan pasir, seolah-olah telah musnah sama sekali tanpa bekas.
"Hao Tian |Hao Tian|Nama karakter merasa, Imhotep |Imhotep|Nama karakter dari film The Mummy ini sebenarnya tidak kuat di bidang lain, tapi nyawa |nyawa|Esensi kehidupan manusia-nya seperti kecoak |kecoak|metafora (kecoa=orang yang sulit dikalahkan). Serangan |serangan|Konsep militer seperti ini mustahil membunuhnya. Tanpa ragu, dia mengumpulkan bola cahaya |bola cahaya|Objek magis interaktif emas |emas|Warna logam mulia dengan satu tangan, lalu melemparnya perlahan sebelum menendangnya keras. Anehnya, bola itu tidak meledak saat ditendang, malah melesat seperti bola sepak |bola sepak|Olahraga internasional ke area berpasir |area berpasir|Jenis medan di bawah.
Begitu menyentuh pasir, bola itu segera berubah menjadi cairan |cairan|Zat alir emas yang meresap ke dalam tanah. Tiba-tiba |tiba-tiba|Frasa penanda percepatan alur, dalam dua tiga detik |dua tiga detik|Durasi waktu singkat setelah cairan itu muncul, area berpasir |area berpasir|Jenis medan di bawah yang telah terinfiltrasi tiba-tiba |tiba-tiba|Perubahan situasi tak terduga meledak dahsyat. Cairan emas itu meledak seperti bahan peledak |bahan peledak|Material eksplosif cair, menghancurkan area seluas 100 meter |100 meter|Konversi satuan di pedalaman |pedalaman|Area daratan jauh dari pantai menjadi kehampaan |kehampaan|Konsep ketiadaan.
"Aku murka! Kau monster pasir sialan! Sial |Sial|Umpatan khas Tionghoa, aku bukan patung lumpur! Kalau mau mati, mari mati bersama!"
Hao Tian sudah tidak peduli lagi dengan teror |horor|Konsep psikologis Chu Xuan |Chu Xuan|Nama karakter pakar strategi. Saat ini hatinya |merasa|Perasaan internal dipenuhi amarah membara. Cahaya suci |cahaya suci|Konsep religius dari tubuhnya terus ditembakkan ke bawah tanpa henti. Setiap semburan memicu ledakan |ledakan|Konsep fisik ledakan granat, mengubah area pasir di bawahnya menjadi lubang-lubang tidak rata |lubang-lubang tidak rata|Kerusakan permukaan tanah. Setelah cukup lama |setelah cukup lama|Durasi waktu yang signifikan, dia akhirnya berhenti sambil terengah-engah |menarik napas|Kesempatan istirahat. Namun tak lama setelah berhenti, pasir di bawah mulai bergerak-gerak |bergerak-gerak|Gerakan organik armor perlahan membentuk manusia pasir.
"...Sudahlah. Aku bahkan tak punya tenaga |tenaga|Kemampuan fisik untuk marah lagi. Lebih baik kuhabisi kau dulu, baru aku mulai lari |lari|Tindakan penyelamatan diri menyelamatkan diri!"
Hao Tian mengusap pelipisnya dengan kesal. Saat berbicara, dia sudah menendang kepala manusia pasir. Cahaya keemasan meledak, tubuh pasir itu langsung hancur berkeping-keping. Cahaya suci memang pantas disebut sebagai evolusi dari cahaya jiwa, daya penghancurnya jelas melampaui energi mental. Hanya dengan satu serangan ini, kekuatannya sudah setara dengan kondisi 'Penghancur Sekejap' Zheng Zhuo. Meskipun daya hancurnya masih sedikit inferior, namun kerusakan yang ditimbulkan terhadap energi justru lebih dahsyat.
Meski terlihat ganas menyerang hingga Imhotep tak bisa melawan, sebenarnya hati Imhotep semakin tenang. Sebelumnya dia terus mempertaruhkan nyawa menyerang, sementara Hao Tian hanya membalas dengan lemah. Saat itu energinya terkikis parah hingga tak bisa berhenti. Kini meski Hao Tian menyerang gila-gilaan, Imhotep bisa memanfaatkan keunggulan medan pasir untuk terus bermanuver. Sebenarnya dia tidak menerima kerusakan berarti. Situasi sudah berbalik 180 derajat, malah dia tak ingin cepat mengakhirinya. Asal bisa membelenggu Hao Tian agar tidak kabur, itu sudah cukup.
Demikianlah. Seluruh area berpasir terus berpendar cahaya keemasan. Begitu Hao Tian berhenti ingin pergi, badai pasir langsung mengamuk menghalangi jalan. Manusia pasir seketika menghadang di jalur pelariannya. Dalam situasi sengkarut ini, Imhotep diam-diam bersukacita. Dalam hati dia berencana menggerogoti Hao Tian perlahan sampai mati.
Saat kedua orang kembali berada dalam fase berhadap-hadapan, tiba-tiba terlihat pancaran cahaya spektakuler dari kejauhan. Disusul gelombang kejut dahsyat yang meledak dari tanah, menghancurkan deretan bangunan sepanjang ratusan meter menjadi debu. Keduanya menengadah dan melihat tiga sosok melayang di langit nun jauh - dua sosok Chu Xuan yang identik, serta seorang gadis yang mengambang tak jauh dari mereka. Di atas kepala salah satu Chu Xuan melayang sebuah genta perunggu kuno. Ketiganya terus terbang dengan kecepatan tinggi, cukup lama tanpa melepaskan tembakan lagi.
Sebenarnya ini disebabkan perbedaan segmen waktu yang dialami trio tersebut dengan orang lain. Karena pengaruh Lonceng Donghuang dan Daftar Pengangkatan Dewa, kedua pihak saling berusaha membatasi gerakan lawan namun kemampuan mereka saling menetralisir. Interaksi ini membuat serangan mereka terlihat sangat lambat dari luar. Nyatanya, jika ada orang lain yang masuk ke area mereka, mungkin akan seketika hancur lebur oleh λ-
drive.
Meski frekuensi serangan keduanya lambat, tak lama kemudian masing-masing melepaskan tembakan lagi. Dua parit raksasa terbentuk di tanah, kemudian kedua sosok itu perlahan menjauh... Sayangnya, kedua parit itu tepat mengapit tepian area berpasir. Seandainya serangan itu lebih terkonsentrasi, Hao Tian dan Imhotep nyaris terkena.
"...Imhotep, lebih baik kita segera mengakhiri pertarungan ini. Bagaimana pendapatmu?"
"Permintaanmu bisa kupenuhi..."
Ekspresi kedua orang itu penuh dengan rasa ngeri. Serangan tadi sangat berbeda dengan serangan jiwa cahaya suci. Itu adalah serangan yang mirip dengan penghancuran energi. Dalam gelombang kejut itu terdapat parit yang dalam. Selain bebatuan dan pasir yang hancur oleh gelombang, benda-benda di parit itu langsung lenyap oleh Kekuatan Keyakinan. Jika mengenai mereka berdua... Mereka bahkan tidak berani membayangkan konsekuensinya. Bukan tidak bisa dibayangkan, tapi tidak berani membayangkan.
Keduanya ketakutan. Mereka segera mengerahkan kekuatan tertinggi masing-masing. Di bawah tekanan kehidupan yang begitu besar, mereka sama sekali tidak menyimpan cadangan. Ungkapan "Hargai nyawa, jauhi Chu Xuan" bagi anggota Tim 2 Iblis Zhongzhou yang sudah lama menderita di tangan Chu Xuan, bukan sekadar slogan belaka.
"Tahukah kalian? Rahasia jiwa cahaya suci sangatlah banyak. Ini adalah salah satu bentuk cahaya jiwa tertinggi. Selain ini, hanya AT Luo Gendao yang setara dengannya... Atau api pemusnah dunia Zheng Zhuo yang bisa melebihinya. Hanya dua itu saja! Satu setara, satu melebihi!" Hao Tian berteriak keras.
Sebenarnya yang dikatakan Hao Tian adalah benar. Selain dua jenis cahaya jiwa ini, dia tidak menemukan cahaya jiwa lain yang bisa menyamai tingkat jiwa cahaya suci. Mungkin bentuk eksternal cahaya jiwa orang lain belum terungkap, tapi ini justru membuktikan kedahsyatan jiwa cahaya suci.
Saat Hao Tian mengerahkan sepenuhnya kekuatan cahaya suci, cahaya keemasan ini secara bertahap memadat menjadi baju zirah setengah berwarna emas yang menutupi tubuhnya. Kecuali kepala, dada, pergelangan tangan dan beberapa bagian vital yang terlindungi, di tangannya muncul tombak emas panjang. Di belakangnya, hamparan cahaya keemasan membentang seperti sayap, menciptakan siluet gagah bak malaikat perang... Kecuali ekspresi ketakutan yang bercampur kegilaan di wajahnya, tidak ada celah pertahanan sama sekali.
Sementara wujud yang ditampilkan Imhotep tak kalah mengesankan - sebuah sosok humanoid granit raksasa yang sepenuhnya termaterialisasi. Warnanya bukan lagi kuning tanah seperti pasir, melainkan keunguan mirip kristal ametis. Meski tinggi tubuhnya tidak mencapai 100 meter yang hiperbolis, sosok granit ungu ini tetap menjulang setinggi lebih dari 50 meter. Dari visualnya saja sudah terbayang betapa dahsyat kekuatannya. Dibandingkan Hao Tian kecil di langit, Imhotep justru terlihat lebih dominan.
Tentu saja, yang terlihat oleh mata telanjang bukanlah kenyataan. Kesenjangan kemampuan kedua belah pihak juga tidak hanya terbatas pada bagian yang terlihat secara kasat mata. Ketika raksasa granit ini muncul, Hao Tian mengangkat tombaknya dan menyambar dari atas ke bawah. Dalam ketinggian ratusan meter yang singkat, dalam dua tiga detik Hao Tian berhasil menusukkan tombaknya lurus ke lengan raksasa granit yang melindungi dahinya. Dentuman ledakan yang maha dahsyat menggema - lengan sebesar beberapa meter itu ternyata langsung patah ditusuk oleh tombak kecil. Saat Hao Tian bersiap menusukkan tombaknya lagi ke arah raksasa granit, lengan lainnya menghantam dengan dahsyat. Dari atas, satu pukulan menghujamkan Hao Tian ke dalam pasir. Raksasa granit itu bahkan mengangkat pergelangan tangan yang telah hancur, melemparkannya keras-keras ke area berpasir tempat Hao Tian terperosok. Setiap lemparan menyemburkan debu setinggi puluhan meter, kekuatan dahsyatnya segera menciptakan lubang raksasa yang dalam di tanah.
"Ini serangan energi murni, kan? Sial, tak kusangka kau belajar cukup cepat!" Teriak Hao Tian bergema dari dalam lubang dalam itu. Kilau emas berkedip, memunculkan bayangan manusia emas berlumuran darah yang kini berdiri di hadapan raksasa granit.
Energi adalah relatif, tidak ada yang saling menekan secara absolut. Terang bisa menekan kegelapan. Kegelapan juga bisa menekan Terang, energi Hao Tian mampu menyublim energi entitas Imhotep. Sebaliknya juga sama, hanya melihat pihak mana yang memberi kerusakan lebih besar. Pertarungan sengit ini merontokkan kesan elegan Hao Tian, kini dia seperti preman yang berkelahi di jalanan, tapi justru mengeluarkan amarah sejati.
Hao Tian tak kalah tangkas, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya keemasan. Di bawah tekanan untuk bertahan hidup (tepatnya akibat tekanan gelombang dari Chu Xuan), dia melepaskan semangat tempur yang tak terduga. Meski dipukuli habis-habisan, dia tetap melesat turun dari atas kepala raksasa granit, menginjakkan kaki di kepala raksasa granit itu. Cahaya keemasan menyambar-nyambar, membuat kepala granit itu remuk menjadi abu. Raksasa granit itu mengaum keras, tubuh raksasanya berguncang hebat. Untungnya hanya guncangan, tidak sampai roboh oleh serangan Hao Tian. Malah mulai mengayunkan lengannya untuk menghantam Hao Tian yang melayang di udara.
Pukulan kali ini kembali menghantam keras, melontarkan Hao Tian hingga 100 meter. Untungnya pria ini dilindungi cahaya keemasan, jika tidak, pukulan ini akan mengubahnya menjadi bubur daging. Namun raksasa granit masih belum puas, bahkan merobek sebagian besar tubuh granitnya dan melemparkannya ke arah Hao Tian yang berjarak 100 meter. Braak! Suara ledakan keras menggema saat bola cahaya keemasan meledak dari bawah ke atas menghantam batu granit. Gelombang ledakan dahsyat menerjang sekeliling, debu pasir yang beterbangan mengaburkan pandangan raksasa granit. Baru setelah lebih dari 10 detik, debu di area itu mulai mengendap. Dalam bayangan debu, terlihat puluhan bola cahaya sebesar mangkuk mengelilingi Hao Tian, menyinari tanah di sekitarnya dengan kilau keemasan.
"Aku benar-benar idiot, bertahan begitu lama melawan orang lemah sepertimu... Sudahlah! Aku akan habisi kau meski harus mengorbankan semua kekuatanku. Tak peduli konsekuensinya nanti, jika tidak membunuhmu sekarang, aku yang akan mati di sini. Biarkan takdir yang menentukan!"
Hao Tian tertawa terbahak-bahak dengan tubuh bergetar tak terkendali. Melepaskan aura suci dalam jumlah sebanyak ini jelas telah melampaui batas kemampuannya - sebuah pengorbanan nyawa. Jika kali ini Imhotep masih belum mati, maka nasibnya sudah pasti. Inilah makna sebenarnya dari langkah terakhir.
Imhotep jelas-jelas menyadari bahaya, raksasa granit yang terkonsolidasi ini mulai perlahan hancur. Tampaknya dia ingin bersembunyi di bawah pasir lagi, tetapi kecepatan disintegrasinya jauh lebih lambat dibandingkan manusia pasir. Hao Tian juga tidak mungkin menunggunya menghindar perlahan. Pria ini kembali melompat dengan keras, kaki-kakinya memancarkan cahaya keemasan terang, menendang raksasa granit bersama ratusan bola cahaya. Saat bola pertama menyentuh raksasa granit, cahaya keemasan langsung menyebar seperti cairan di permukaan tubuh raksasa. Satu per satu, lapis demi lapis, tubuh raksasa itu terkikis secara paksa oleh cairan emas. Tendangan keras Hao Tian yang terlihat mengerikan justru bergerak sangat lambat saat menyentuh raksasa granit, seolah terperangkap dalam lumpur. Setiap pergeseran sebesar 3 cm melubangi tubuh granit yang tebal, sekaligus mengikis energi hitam di dalamnya. Setelah lebih dari 10 detik, separuh tubuh raksasa granit ini telah terkikis. Sisanya yang sudah hancur berubah menjadi gumpalan besar materi energi hitam.
"Sekelompok besar energi hitam ini dengan gila bertubrukan ke bawah, namun entah mengapa, di bawah tekanan dahsyat bola cahaya emas ini, tak bisa menembus sejengkal pun ke dalam pasir, hanya bisa mengeluarkan raungan gila sambil bergeliat di bawah tekanan besar bola cahaya. Sayangnya tekanan ini begitu hebat, membuat bayangan ini bahkan tak bisa bergerak sedikitpun."
"Tak bisa kabur! Mati kau!"
Hao Tian nyaris mencapai puncak kegilaan. Ia telah mengerahkan seluruh kekuatan jiwa-raganya. Saat melompat untuk menyerang sebelumnya, sebagian aura cahaya suci telah menyusup ke dalam pasir, menghalangi jalan mundur raksasa granit. Ledakan total ini membuat tak tersisa sedikitpun tenaga dalam tubuhnya - aura cahaya suci yang terlepas, yang menyelimuti tubuh, dan yang di dalam pasir - tiga kekuatan ini bersatu dengan tekad bulat untuk menghabisi Imhotep. Tak lama kemudian, terdengar suara "Braak!" seperti tutup panci jatuh, akhirnya Hao Tian menginjak pasir, bahkan menghancurkan bayangan terakhir di dalamnya. Samar-samar, ia seolah mendengar teriakan seorang pria "Anck-su-namun!" sebelum segalanya kembali sunyi.
"Aku menang...kah?"
"Hao Tian begitu mendarat, langsung merebahkan diri di tanah tanpa peduli penampilannya. Keadaannya benar-benar memprihatinkan - serangan gila terakhir dengan kekuatan dahsyat cahaya keemasan telah merobek semua pakaiannya. Saat ini ia telanjang bulat tanpa sehelai celana dalam pun, bahkan tak tersisa secercah cahaya suci dalam tubuhnya. Dalam kondisi seperti ini, mustahil baginya untuk bertarung lagi. Keadaannya sangat mirip dengan Cheng Xiao sebelumnya, bahkan seekor zombie tambahan pun cukup untuk membunuhnya."
Namun nasib baik masih menyertai Hao Tian. Sebelumnya, saat menggunakan Buah Pasir bersama Imhotep, mereka hampir mengubah area seluas lebih dari seribu meter di sekitarnya menjadi gurun. Ditambah dampak pertempuran Chu Xuan, benar-benar tak ada satu pun zombie atau makhluk mutan di sekitar sini.
Setelah cukup lama, tubuh Hao Tian mulai berguncang hebat. Dengan wajah berkerut, ia menghela napas dalam hati sambil mengeluarkan Green Devil Skateboard dari persembunyian, lalu melesat ke angkasa.
"Kita semua hanya bidak dalam permainan ini. Hidup dan mati bukanlah kuasa kita. Mengapa harus saling menghancurkan? Untuk apa? Sungguh sia-sia..."
Hao Tian VS Imhotep... Kemenangan milik Hao Tian!
### Volume 15: Final Battle Biohazard (II) Bab 13: Jati Diri Yinglong (I)
Dalam pertempuran sengit antara pasukan utama Tim Zhongzhou dan Tim Iblis, selain variabel pertarungan dua Chu Xuan yang berdampak dahsyat, ada satu medan perang lain yang tak kalah mengerikan - duel antar kultivator xiuzhen.
Kultivator xiuzhen... Ini adalah jalan berbeda untuk menjadi kuat selain membuka kunci genetik. Jika dianalisis berdasarkan berbagai petunjuk yang ada, leluhur kultivator xiuzhen kemungkinan merupakan salah satu orang suci. Meskipun kultivator generasi berikutnya tidak memiliki eksistensi orang suci, kekuatan xiuzhen saja sudah cukup untuk melawan orang suci lainnya. Bahkan memicu Perang Kosmik yang dahsyat hingga memaksa para orang suci menghentikan permusuhan. Ini membuktikan betapa tak terbayangkannya kekuatan xiuzhen.
Jika pertumbuhan orang suci berarti membangkitkan kekuatan internal dan memanfaatkan energi kosmis, maka xiuzhen lebih mirip ilmu pengetahuan. Menggunakan teknologi simbol untuk menciptakan berbagai artefak magis berkekuatan dahsyat, melatih diri dengan teknologi simbol hingga menyamai tingkat orang suci. Inti kekuatan mantra xiuzhen terletak pada pengetahuan dasarnya - teknologi simbol! Inilah esensi sebenarnya.
Dua perwakilan kultivator xiuzhen saat ini: Luo Ying Long hanya memiliki mantra pelatihan diri xiuzhen yang sangat ortodoks dari kitab-kitab kultivator di dunia bereinkarnasi - sesuatu yang mustahil didapatkan orang luar. Sedangkan yang satunya tidak hanya memiliki mantra pelatihan diri, tapi juga senjata buatan replika Chu Xuan yang menggunakan teknologi pengganti simbol. Meskipun pengetahuannya tidak lengkap dan senjatanya tidak sempurna, pertarungan keduanya tetap menghancurkan puluhan li sekitar menjadi abu, persis seperti dihajar bom nuklir.
（Tiba-tiba pria pengendali pedang menggunakan artefak misterius memicu kekuatan penghancur hukum alam. Luar biasanya, Luo Ying Long yang tak sempat bersiap terhujam dalam ke kedalaman bumi. Setelah itu, ia menyatu dengan geledek hukum alam, seolah meledak diri sambil terus menerus menghujani Luo Ying Long dengan serangan dahsyat. Saat rentetan serangan ini berakhir, tanah telah terkikis menjadi kawah meteor raksasa sepanjang ribuan meter dengan kedalaman tak terukur. Yang mengejutkan, pria pengendali pedang itu ternyata belum mati. Wajahnya pucat membayang di udara, namun kondisinya jelas di ambang ajal.
（Kekuatan yuan zhen terkuras habis, nyawa dan cahaya jiwa pun ikut terkikis. Paling-paling hanya bertahan beberapa menit lagi... Memang benar prediksi Chu Xuan, geledek hukum alam ini kekuatannya tak terhingga. Aku cuma bisa memanfaatkan 1% potensinya. Andai saja sudah mencapai tahap Xian, mungkin satu pukulan ini saja bisa mengguncang benua. Benar-benar setara dengan Meriam Magis sebagai senjata top kultivasi... Apakah Luo Ying Long sudah mati? Kalau begitu nyawa adikku bisa...）
“...Kita semua cuma bidak catur. Untuk apa? Mengapa harus menderita?”
Suara bergema muncul di pikiran pria pengendali pedang, entah dari mana asalnya. Bersamaan dengan suara itu, kilatan cahaya hijau muda menyambar dari dasar kawah raksasa, berhenti tepat di hadapannya. Kilatan itu ternyata Pedang Terbang yang ditumpangi Luo Ying Long dalam keadaan selamat.
"Tidak bisa dikatakan sepenuhnya selamat, setidaknya pakaian Luo Ying Long sudah hampir robek seluruhnya, bahkan beberapa bendera magis pelindungnya juga retak sepenuhnya. Selain itu, setidaknya penampilannya jauh lebih baik dibanding pria yang menghentak pedang. Hanya yang aneh adalah: pandangannya terlihat ilusi, bukan seperti mata kosong saat membuka kunci genetik, melainkan seolah ada eksistensi alam semesta yang luas di dalamnya - tak tertembus dasarnya, tak terlihat batasnya. Ekspresinya juga serius luar biasa, sama sekali tak ada sisa canda seperti sebelumnya."
"Sudahlah! Karena sudah menunjukkan kemampuan, pasti 'Dia' juga sudah tahu. Buat apa terus berpura-pura jadi yang terlemah?"
Luo Ying Long menghela napas dalam hati. Tiba-tiba ia menggosokkan kedua telapak tangannya. Seketika seribu cahaya hijau muda menyembur dari telapaknya, setiap sinar adalah semburan pedang yang luar biasa tajam. Dalam beberapa detik, radius seribu meter tersapu bersih oleh cahaya ini. Baik batu maupun besi, semua berubah menjadi abu di hadapan semburan ini. Pria penghentak pedang bahkan tak sempat berteriak, langsung lenyap bagai lukisan yang terbakar, berubah menjadi abu.
（Sial, luka yang diderita dalam pertempuran ini terlalu parah, bahkan artefak magis bawaanku sudah rusak, sehingga tidak bisa lagi menyusun Formasi Dewa Langit Terhebat. Meskipun sebelumnya sudah tahu aku akan mati dalam Perang Dunia I akhir ini, lalu dihidupkan kembali di Tim Zhongzhou mengandalkan aura protagonis Zheng Zhuo, kemudian bersama Zheng Zhuo dan yang lain bertarung melawan 'dia' di akhir untuk bisa melepaskan diri dan menjadi pengendali catur... Awalnya kupikir setelah berhasil menempa Bendera Dewa Langit bawaan, bisa melewati malapetaka ini dengan kekuatan gaib, tapi siapa sangka kekuatan gaib akhirnya tak mampu melawan takdir langit. Belum sempat menentukan pemenang dengan penghalangku Luo Gendao, bendera bawaanku sudah hancur di sini. Ya, sepertinya akhirnya harus mati sekali lagi...）
Luo Ying Long dipenuhi ribuan pikiran dan perasaan di hatinya, tak tahu sebenarnya apa yang sedang dipikirkannya. Setelah cukup lama, akhirnya teringat akan malapetaka kematian yang akan datang, hatinya kembali diliputi kecemasan. Bagaimanapun, aura protagonis Zheng Zhuo masih memiliki lika-liku. Dua Zheng Zhuo tetaplah Zheng Zhuo, siapa yang menjadi protagonis bukanlah hal yang mutlak. Perang akhir ini meski bukan perang akhir sesungguhnya, tapi untuk menentukan posisi protagonis memang pantas disebut perang penentuan. Jika pilihannya salah, dan protagonisnya adalah replika Zheng Zhuo, maka rencana penghidupan kembali dirinya akan menjadi ilusi belaka. Jadi cara terbaik adalah tetap bertahan hidup. Sekarang tumpuan utamanya Bendera Dewa Langit sudah hancur, Tuhan tahu bagaimana harus menghadapi malapetaka kematian ini?
（Ah, seandainya Diagram Trigram masih ada, atau jika bisa menggunakan Tungku Trigram Doushuai yang setara dengan Formasi Dewa Langit, mungkin lebih efektif membakar EVA dengan Amarah Sejati Zhu Que dari Formasi Trigram daripada memanggil Dewa Iblis. Tapi entah apakah Zheng Zhuo masih menyimpan bendera Diagram Trigram itu dengan utuh?）
Luo Ying Long tidak tahu bahwa delapan bendera milik Zheng Zhuo sudah digunakan dalam eksperimen mencapai kekuatan yuan zhen. Seperti pepatah, kultivasi dengan Jalan yang benar semudah mengambil sesuatu dari kantong, tanpa Jalan sesulit memanjat langit. Tanpa mantra kultivasi xiuzhen atau tubuh kultivasi, Zheng Zhuo berhasil mencapai kekuatan yuan zhen berkat bantuan Chu Xuan, di mana delapan bendera kecil itu berperan penting.
（Sudahlah. Masih ada satu karma yang belum terselesaikan. Meski sudah meramalkan kematiannya... Tapi jika Adam sudah berhasil melengkapi diri, mengapa masih kalah? Baiklah, selama Adam tidak mati, 'Dia' takkan tenang, mungkin dunia kita akan hancur seketika. Lagipula, jiwa yang diserap Adam takkan bisa hidup kembali. Lebih baik... Aku harus menemui Adam dulu, menyelesaikan karma ini, lalu bertarung habis-habisan.）
Luo Ying Long kembali menghela napas dalam, lalu menatap ke suatu arah. Dengan mengendarai pedang terbang, ia melesat menuju tujuan tersebut.
Saat Luo Ying Long sepenuhnya menunjukkan kemampuannya, di kejauhan Adam sedang ditelan oleh Luo Gendao. Sementara anggota Tim Zhongzhou yang selamat mulai bergerak ke arah tali yang terbang, di medan pertempuran pasca perang besar, hanya tersisa EVA yang terbungkus bola cahaya.
"Aarrgh!"
EVA yang awalnya merupakan cangkang mekanik dengan organisme hidup semi-mekanis di dalamnya, tubuh raksasanya mencapai puluhan meter. Saat ini sebagian besar cangkang mekanik di luar tubuh EVA telah terlepas, kecuali beberapa sendi atau bagian penting yang masih tersisa. Seluruh tubuhnya dipenuhi otot ungu, dengan belasan sayap cahaya di punggung yang kini memanjang hingga 30-40 meter.
(Tempat apa ini? Aku ingat sebelumnya menyatu dengan EVA, lalu berencana bertarung melawan Luo Ying Long dan anggota Tim Zhongzhou. Apakah mereka sudah kubunuh? Atau melarikan diri?)
Luo Gendao menggerakkan tangan dan kakinya. Tampaknya ia belum sepenuhnya sadar dari kebingungan. Ia melirik ke sekeliling dan menemukan reruntuhan di sekitar, seolah terjadi pertempuran dahsyat yang bukan disebabkan oleh EVA-nya.
(Aneh sekali. Dengan siapa aku bertarung tadi? Apakah cahaya jiwaku habis sehingga terlepas dari EVA dan bangun? Mengapa lawanku tidak membunuhku? Atau mungkin aku yang menghabisi mereka sepenuhnya?)
Luo Gendao merasa bingung, dia kembali menggerakkan tangan dan kakinya. Baru saat ini dia menyadari dengan kaget bahwa dirinya ternyata melayang di udara. Dan lengan yang terlihat oleh matanya bukanlah lengan manusia biasa, melainkan lengan raksasa berwarna ungu. Ini jelas-jelas lengan EVA! Bagaimana mungkin ini telah menjadi tubuh fisiknya? Apa yang sebenarnya terjadi?
(......Kekuatan ini, kekuatan apa yang ada dalam tubuhku ini?! Cahaya jiwa yang tak ada habisnya memancar dari kedalaman jiwaku. Ya Tuhan! Kekuatan ini... Apakah ini kekuatan dari pembukaan kunci genetik level lima?)
Luo Gendao tak percaya memandang kedua tangannya, atau lebih tepatnya melihat lengan EVA Unit-01 melalui mata EVA Unit-01. Dengan gerakan ringan, muncul AT berbentuk kubus yang terlihat dengan mata telanjang di lengan EVA tersebut. Dengan sekali ayunan, AT sebesar satu atau dua meter kubik itu terlempar ke tanah. Begitu menyentuh tanah, AT berbentuk kubus itu memancarkan cahaya menyilaukan bagai matahari, lalu meledak dahsyat. Ledakan itu menghancurkan seluruh area seluas ratusan meter di sekitarnya, debu yang beterbangan bahkan menutupi Luo Gendao yang masih melayang di udara. Sampai EVA itu melesat bagai kilat ungu, debu masih menyelimuti udara hingga ketinggian ratusan meter.
"Ha ha, ha ha ha... Akhirnya aku bisa membalas dendam! Kekuatan ini! Dengan kekuatan ini, aku pasti bisa menghabisi semua anggota Tim Zhongzhou! Tak ada lagi yang bisa menghentikanku, ha ha ha! Tak ada yang bisa menghentikanku lagi!"
Luo Gendao tertawa dengan kegilaan, mungkin karena tiba-tiba mendapatkan kekuatan yang tak terbayangkan membuat mentalnya benar-benar menjadi gila. Setelah berteriak, sepuluh lebih sayap cahaya di punggungnya terkembang tiba-tiba, memancarkan AT setebal lebih dari 10 meter kubik. Dengan kekuatan ledakan AT, kecepatan EVA raksasa ini benar-benar seperti kilat, sekejap mata sudah mencapai ufuk jauh dan tiba-tiba menghilang tanpa bekas.
Setelah menyerap Adam, Luo Gendao terus berada dalam kondisi tertidur yang cukup lama. Sekitar setengah menit setelah kepergiannya, kilatan hijau muda menyambar lurus dari arah berlawanan tempat dia terbang - Luo Ying Long yang mengendarai Pedang Terbang. Namun kedatangannya memang terlambat, setidaknya Adam sudah ditelan, dan Luo Gendao pun telah menjadi kematian sejatinya.
(Ternyata kekuatan gaib tak bisa menandingi takdir langit. Tak disangka Luo Gendao malah mendapat berkah dari musibah, tumbuh sampai level sekarang. Pasti ini juga hasil kalkulasi 'dia'...)
Luo Ying Long tak terburu-buru mengejar Luo Gendao. Dia malah menghentikan Pedang Terbang dan mendarat di lokasi tempat Adam sebelumnya melakukan pelengkapan. Dari dalam bajunya dikeluarkan tempurung kura-kura dan beberapa lempengan bundar yang bukan logam maupun kayu, lalu mulai mengatur-atur benda-benda itu di tanah.
"Dia memasukkan kepingan bundar ke dalam cangkang kura-kura, lalu mulai menggoyang-goyangkannya perlahan. Goyangannya semakin kencang, ekspresinya semakin serius. Setelah beberapa menit, tiba-tiba dia memuntahkan darah segar yang menyemprot ke cangkang itu. Tubuhnya terkulai lemas ke tanah. Setelah cukup lama, barulah dia bangkit dan mengeluarkan cangkang kura-kura itu. Kepingan bundar di dalamnya telah berubah menjadi serbuk yang beterbangan di sekeliling Luo Ying Long.
"Begitukah cara melengkapinya? Mengubah semua makhluk hidup menjadi unit kehidupan paling dasar: asam amino, rantai genetik, berbagai jenis sel. Membentuk eksistensi seperti cairan ketuban, lalu menyerap cahaya jiwa dari makhluk hidup itu sendiri. Cahaya-cahaya jiwa ini kemudian menyatu menjadi sesuatu yang unik... Makhluk hidup akhir yang membuka kunci genetik level enam. Tapi makhluk akhir ini tidak sempurna, atau Adam mengalami kerusakan parah di fase awal penyempurnaan, sehingga harus menyerap banyak cahaya jiwa untuk melengkapi diri kembali. Di saat inilah Luo Gendao..."
Luo Ying Long bergumam sendiri. Dengan gerakan tangan, serbuk itu berubah kembali menjadi kepingan bundar yang mendarat di telapak tangannya. Baru setelah itu dia berdiri tegak kembali.
(Awalnya Adam hancur secara kebetulan, kemudian senjata rahasia Tim Zhongzhou juga kebetulan. Lalu kemunculan Luo Gendao di waktu yang tepat lagi-lagi kebetulan. Jika dia datang lebih awal atau terlambat sedikit saja, pasti akan diserap oleh Adam. Semua kebetulan ini berkumpul bersama, probabilitasnya benar-benar hanya bisa digambarkan sebagai keajaiban... Tapi sebenarnya tidak ada yang namanya keajaiban di dunia ini. Semua ini hanya mungkin merupakan tindakan dari satu kehendak. 'Dia'... 'Dia' terlalu takut pada kunci genetik level enam Adam, terlalu takut Adam menerobos dimensi ruang ini, jadi...)
Luo Ying Long menghela nafas, sebuah asumsi tiba-tiba muncul di pikirannya.
(Mungkinkah... 'Dia' hanya merupakan eksistensi tertinggi yang unik untuk dunia kita ini, tapi di dunia asal 'Dia' sendiri hanyalah seorang anggota terlemah?)
Tapi sekarang tidak ada gunanya memikirkan hal itu. Luo Ying Long sudah terlalu lama tertahan di sini. Tidak tahu apakah Luo Gendao sudah sampai ke tempat Zheng Zhuo dan replika Zheng Zhuo bertempur. Pertempuran di sana akan menentukan eksistensi aliran energi vital protagonis, sama sekali tidak boleh diganggu oleh pihak luar. Meski tidak berani memastikan apakah Luo Gendao sekarang sudah memiliki kemampuan untuk menghadapi Zheng Zhuo dan replikanya, tapi dia tidak berani mengambil risiko membiarkan Luo Gendao mengganggu satu-satunya kesempatan bertahan hidupnya. Jadi, bagaimanapun juga, dia wajib menghentikan Bintang Pembawa Malapetaka ini.
Seluruh Perang Dunia I akhir telah memasuki momen terakhir yang memanas, setiap pertempuran di berbagai front telah terjadi bahkan ada yang sudah berakhir. Contohnya, salah satu dari tiga kekuatan penentu yaitu Aliansi Malaikat telah dihancurkan sepenuhnya, rencana pelengkapan Adam yang tidak sempurna dalam aktivasi, serta dirinya yang telah berubah menjadi makhluk hidup akhir telah ditelan. Semua perubahan ini cukup untuk mengubah akhirnya... Tentu saja, penentu sejati dari akhir cerita tetap terletak pada pertarungan takdir antara dua orang tersebut.
“……Akhirnya kita bertemu lagi!”
Waktu berbalik ke momen ketika Zheng Zhuo bertemu dengan replikanya sendiri. Sebelumnya, replika Zheng Zhuo terus bertahan di pintu masuk lembah laboratorium bawah tanah. Bukan hanya mengunci seluruh mulut lembang dengan api hitamnya, bahkan bukit kecil tempatnya berdiri juga sepenuhnya diblokir. Orang biasa sama sekali tidak mungkin mendekati area ini. Hingga Zheng Zhuo terbang menghantamkan tebasan dahsyat yang membelah nyala api hitam tak berujung itu menjadi dua. Replika Zheng Zhuo tidak lagi melepaskan api, malah memandang dengan tenang saat Zheng Zhuo menghampirinya. Keduanya saling tatap berhadapan muka.
"Sudah lama sekali... Akhirnya kau bisa menyamai lajuku. Dulu, kupikir tak akan ada lagi yang bisa mengejarku. Tak disangka yang pertama menyusulku justru diriku sendiri yang pernah kubunuh..." Replika Zheng Zhuo duduk di atas batu raksasa, memandang Zheng Zhuo dengan tatapan penuh pertimbangan.
“Tidak, bukan mengejar... Dulu aku selalu mengejar laju langkahmu, kupikir selama bisa melebihi kekuatanmu maka aku takkan kehilangan lagi. Tapi aku salah, dan sangat fatal... Kekuatan bukanlah segalanya bagiku. Aku hanya butuh kekuatan yang cukup untuk mempertahankan keyakinanku. Tak perlu mengejar jejakmu, karena yang menentukan kemenanganku atasmu bukanlah ketinggian kemampuan yang kita miliki... Melainkan keyakinanku untuk mempertahankan!” Zheng Zhuo memegang erat pedang Tiger Soul dengan mantap.
Ia berhenti sejenak lalu melanjutkan: "Semakin dekat denganmu, semakin kurasakan kehebatanmu. Kesenjangan kemampuan kita masih begitu lebar. Meski sejak Resident Evil 2 jarak itu menyempit, aku tetap harus mendongak melihatmu... Tapi ini bukan alasan untuk kalah! Tak ada alasan bagiku untuk kalah darimu! Aku punya orang yang harus kulindungi, dan kita sudah berjanji akan membawa Tim Zhongzhou ke puncak tertinggi dunia bereinkarnasi! Aku tak boleh kalah, tak ada alasan untuk kalah! Replika diriku, mari kita bertarung!"
Replika Zheng Zhuo mengamatinya dengan saksama. Setelah pidato itu usai, ia menggelengkan kepala sambil menatap langit: "Kukira kita sama, setelah mengalami kehancuran total, kau akan menjadi kuat sepertiku. Tapi siapa sangka... Kau justru mengambil jalan yang bertolak belakang. Lupakan semua itu! Perasaan, keyakinan, perlindungan - itu cuma alasan lemah para pecundang. Topeng untuk menutupi kapasitas yang sempit! Ayo, akan kutunjukkan padamu makna kekuatan sejati!"
"Suara itu berhenti, replika Zheng Zhuo melompat ke atas dari batu raksasa, pedang panjang api hitam yang besar menebas dari udara. Dang! Suara logam berdentang keras saat pedang api hitam dan pedang Tiger Soul bertabrakan hebat. Namun hasilnya mengejutkan - replika Zheng Zhuo yang menggunakan tenaga dari atas malah terpental oleh Zheng Zhuo yang tak bergerak. Dalam hal kekuatan murni, Zheng Zhuo jelas jauh lebih kuat.
"Gunakan api hitammu. Dalam hal kekuatan murni, sepuluh dirimu pun bukan lawanku. Jalan penguatan kita berbeda. Jalanku hanyalah kekuatan..." Zheng Zhuo tidak mengejar, mengibaskan pedang Tiger Soul-nya. Bilah pedang yang dingin itu tiba-tiba diselubungi api hitam yang terbakar hidup-hidup tanpa bahan bakar, berubah menjadi kehampaan dengan sekali kibasan.
Replika Zheng Zhuo yang terpental mengembangkan sayap dagingnya, berhenti di udara. Diam-diam ia menatap langit. Saat menunduk kembali, api hitam di tubuhnya tiba-tiba menyala hebat, menyelimuti area dua meter di sekitarnya. Api hitam ini seolah memiliki kesadaran hidup, hanya mengelilingi fisik dan pedang raksasanya, tak menjauh maupun mendekat, lebih patuh dari hewan peliharaan.
"Ini adalah cahaya jiwa-ku, Liyan. Perwujudan dari kebencian, kekejaman, kelemahan, dan semua emosi negatif dalam hatiku. Ingin melihat kekuatan sejatiku? Bertahanlah dan teruslah bertarung bersamaku!"
Replika Zheng Zhuo mengangkat satu tangannya, seutas pita api hitam bagai kilatan langsung menyapu ke arah Zheng Zhuo. Zheng Zhuo pun tak berani lalai, kedua tangannya mencengkeram erat pedang Tiger Soul sambil mengaktifkan kondisi 'Penghancur Sekejap' di kedua lengannya. Tebasan pedang ini mengerahkan kekuatan yang jauh melebihi seribu kilogram – andai mengenai sasaran, bahkan bukit kecil pun akan terpenggal di bagian pinggang. Namun saat pedang Tiger Soul bersentuhan dengan pita api hitam, rasanya seperti menusukkan pisau ke kapas – sama sekali tak ada gaya tahanan, tak seperti saat sebelumnya yang dengan mudah merobek dinding api.
Api malah mulai membelit Zheng Zhuo sepanjang bilah pedang Tiger Soul.
"Hm?"
Zheng Zhuo menggoyangkan kekuatan di tangannya, seberkas sinar pedang seketika muncul di pedang Tiger Soul. Setelah menginput kekuatan yuan zhen ke dalam pedang, alih-alih menariknya kembali, ia justru menyapu pedang ke samping. Sinar pedang itu langsung merobek sebagian pita api, sisa pita api yang lain pun melingkar kembali ke sekitar replika Zheng Zhuo, seolah pita api yang mengkilap tadi hanyalah fatamorgana.
“Apakah api Li-mu masih memiliki fungsi perlindungan kekuatan? Sungguh atribut yang menakutkan, kekuatan pedangmu tadi mungkin bahkan tidak bisa ditahan oleh fisikmu sendiri, namun segelintir api ini ternyata mampu menahan...” Zheng Zhuo berkomentar takjub, namun gerakan tangannya tidak berhenti. Kaki-kakinya menggunakan Soru dan seketika telah berpindah di depan replika Zheng Zhuo. Pedang Tiger Soul-nya mengeluarkan sinar pedang berkilauan yang menyapu ke bawah bagai gunting memotong kain. Api hitam di sekitarnya tersibak dengan mudah oleh sinar pedang itu, memperlihatkan replika Zheng Zhuo di baliknya yang mengangkat pedang raksasa untuk menghadapi Pedang Tiger Soul.
Dang! Gemuruh dahsyat kembali terdengar. Kali ini kedua belah pihak bertarung dalam keadaan imbang. Entah mengapa, pedang replika Zheng Zhuo yang diperkuat oleh api hitam ternyata memiliki kekuatan setara dengan kondisi 'Penghancur Sekejap' Zheng Zhuo. Meski hanya bertahan sekejap mata, kekuatan ini luar biasa besar. Tampaknya api ini selain mampu membakar, bertahan, dan memperkuat, masih menyimpan misteri ilahi lainnya.
(Memang seharusnya begitu. Jika hanya mengandalkan daya hancur api biasa, mustahil dia menjadi petarung terkuat di seluruh dunia bereinkarnasi yang telah diakui sepanjang masa. Api ini telah dimanfaatkannya dalam tak terhitung keajaiban... Kekuatan sejati bukan terletak pada skill itu sendiri, tapi pada pengguna dan metode penggunaannya. Ungkapan ini terbukti sangat tepat. Dia memang pantas menyandang gelar sang terkuat, replika diriku...)
Zheng Zhuo langsung menggunakan kondisi 'ledakan' sejak awal. Menghadapi pria yang dijuluki sebagai petarung terkuat, ia benar-benar berhati-hati dari lubuk hatinya, sama sekali tidak berani lengah sedikitpun. Bahkan dalam kondisi 'ledakan' ini, kemampuan fisiknya hanya setara dengan replika Zheng Zhuo dalam keadaan normal. Jika dihitung, kemampuan fisik replika Zheng Zhuo tanpa menggunakan api hitam kira-kira setara dengan kondisi 'ledakan'-nya. Namun saat menggunakan api hitam, kekuatannya menjadi setara dengan kondisi 'ledakan' dalam transformasi Qianlong Bian-nya. Kekuatan saat memegang pedang raksasa bahkan mampu menyaingi kondisi 'Penghancur Sekejap'. Untuk sementara waktu, keduanya terjebak dalam situasi jalan buntu.
Meskipun terlihat seperti pertarungan seimbang antara dua orang, sebenarnya Zheng Zhuo merasa sangat tertekan. Bagaimanapun dialah yang melakukan serangan utama saat ini, dan harus terus-menerus menggunakan kondisi 'Penghancur Sekejap' serta berbagai teknik tempur seperti Soru dan Langkah Bulan untuk mempertahankan keadaan ini. Api hitam yang dimiliki lawannya benar-benar mengerikan. Meski terlihat tidak terkena sedikitpun percikan api, sebenarnya ia terus-menerus menggunakan campuran kekuatan yuan zhen dan kekuatan magis di sekeliling tubuhnya untuk menghalau api hitam. Sementara itu, replika Zheng Zhuo tampaknya masih memiliki cadangan tenaga. Meski Zheng Zhuo juga sedang menguji lawannya dan belum mengerahkan seluruh kemampuannya, pertarungan semacam ini sungguh membuat frustrasi.
"Replika diriku! Ayo, habiskan semua tenagamu untuk menentukan pemenang!" teriak Zheng Zhuo keras-keras. Energi dalam dan Energi Vampir di tubuhnya mulai berputar kencang. Ia berniat menggunakan level 'Penghancur' yang sebenarnya dalam pertempuran ini.
"Tidak, tunggu, masih ada sesuatu yang belum sampai... Benar, kamu belum mencapai lapisan ini, jadi tidak bisa merasakan 'Dia'. Harus mencapai lapisan ini, atau memiliki bakat luar biasa, baru bisa merasakan..." Replika Zheng Zhuo tiba-tiba mengucapkan kata-kata membingungkan ini, membuat Zheng Zhuo sungguh tidak mengerti maksudnya.
"'Dia'? Siapa? Chu Xuan?" Zheng Zhuo mengayunkan pedangnya, tiba-tiba bertanya di sela-sela pertarungan.
"Kau bisa menyebut-Nya sebagai Yang Pertama sekaligus Terakhir. Kau bisa menyebut-Nya Pencipta, juga Penghancur. Kau bisa bilang Dia adalah Sang Pencipta, atau Sang Pengarang... Julukanku untuk-Nya adalah Penanda Jalan... Sang Pengendali masa depan kita." Replika Zheng Zhuo berbisik pelan sambil menutup matanya sebentar, lalu berhenti berbicara sama sekali.
(Sungguh membosankan, versi lain diriku ini sama sekali tidak memiliki kapasitas untuk memikul tanggung jawab besar. Protagonis, protagonis, energi keberuntungan protagonis? Lawan yang bisa kuhancurkan dengan sekali tepuk tangan, melihatnya menyimpan semua yang telah kukorbankan, membusuk perlahan dalam "kebahagiaan" palsu itu? Sungguh membosankan...)
Replika Zheng Zhuo menghela napas. Ia menengadah ke langit, api hitam di sekelilingnya semakin bergolak. Perlahan, menyapu seluruh area tempur puluhan meter sekitar mereka. Wilayah ini telah sepenuhnya menjadi Bidang Kekuasaan api hitam...
