Dua ledakan dahsyat berturut-turut dari medan tempur Luo Ying Long dan Luo Gendao merambat hingga ke lokasi tim yang berada sangat jauh. Meski mereka tidak tahu Luo Gendao telah menjadi cukup kuat untuk mempengaruhi jalannya pertempuran, jarak kedua ledakan ini saja sudah cukup membuat semua orang menyadari kemampuan Luo Ying Long. Pria ini pantas menyandang gelar satu-satunya kultivator xiuzhen di dunia bereinkarnasi, sungguh luar biasa!
Namun justru karena ini, tekanan pada Wang Xia dan yang lain semakin besar. Meski mereka tidak tahu siapa yang sedang dihadapi Luo Ying Long, bahkan seberapa kuat sebenarnya lawannya, tetapi karena Luo Ying Long sudah bergabung dengan Tim Zhongzhou, maka orang lain itu pasti musuh Tim Zhongzhou. Dengan kata lain, musuh yang mampu membuat Luo Ying Long mempertaruhkan nyawa seperti ini, kemampuannya setidaknya berada di atas level biasa. Jika dua ledakan ini belum berhasil menghabisi musuh, apakah mereka bisa mencapai level pertarungan Luo Ying Long saat ini ketika harus menghadapi orang ini? Jawabannya sudah jelas...
Di antara orang-orang di lokasi - Wang Xia, Cheng Xiao, Ming Yanwei, Liu Yu, Lin Jun Tian - meski total ada lima orang, sejujurnya tidak satupun dari mereka yang termasuk anggota tempur utama. Dari segi kekuatan tempur: Wang Xia dalam kondisi persiapan bisa nyaris melakukan ledakan dahsyat seketika, dengan daya hancur setara satu pukulan tingkat Penghancur Zheng Zhuo, tapi ini membutuhkan waktu persiapan yang cukup. Kemampuan tempur jarak dekat Cheng Xiao cukup lumayan... tapi hanya sebatas 'lumayan'. Jika berhadapan dengan kaliber Zhao Zui Kong, mungkin hanya butuh dua-tiga tebasan pedang untuk mengalahkannya. Adapun tiga orang lainnya: Ming Yanwei tidak memiliki penguatan spesifik, kemampuannya sangat lemah. Liu Yu dan Lin Jun Tian adalah dua anak burung - satu nyaris dapat memanggil Obelisk the Tormentor selama puluhan detik, satunya lagi nyaris dapat memanifestasikan beberapa senjata pedang. Jangankan bisa mempengaruhi jalannya pertempuran, bisa bertahan hidup saja sudah cukup beruntung.
Jadi lima orang ini tidak bisa menghindari perasaan cemas. Hingga kedatangan Zhang Heng, mereka baru bisa lega. Entah sejak kapan, pria pengecut ini telah tumbuh sampai mampu memikul tanggung jawab besar. Dia adalah anggota tempur utama Tim Zhongzhou. Selain itu, saat ini dia sepenuhnya bisa langsung naik ke pilar batu besar itu. Memengaruhi jalannya pertempuran kedua Zheng Zhuo.
"...Benarkah? Banyak hal terjadi." Setelah mendengar ringkasan masa lalu dari Wang Xia, Zhang Heng diam merenung. Setelah cukup lama baru bertanya: "Apa rencana kalian semua?"
Wang Xia dan lainnya saling pandang. Setelah lama, Cheng Xiao baru memulai pembicaraan: "Zhang Heng, katamu sebelum datang melihat pertarungan dua Chu Xuan... Apakah mereka belum menentukan pemenang?"
"Ya, keduanya terlihat sangat bersemangat... Setidaknya aku tidak berani mendekat untuk mengamati. Tapi dari aura mereka, mungkin butuh waktu lama untuk menentukan pemenang. Selama ini, haruskah kita bantu Zheng Zhuo dulu?" Zhang Heng mengangguk.
Lima orang lainnya diam. Hanya Ming Yanwei yang tiba-tiba berkata pada replika dirinya yang digendong Zhang Heng: "Kau replikaku? Kenapa tanganmu?"
Zhang Heng seolah baru sadar masih menggendong replika Ming Yanwei. Segera menurunkannya. Wanita ini keras kepala. Setelah diturunkan tidak panik, berdiri tenang dari tanah: "Terputus oleh panah... Entitas utama diriku, kau selalu bersamanya?"
“Dia” yang dimaksud tentu saja Zhang Heng. Ming Yanwei tidak menyangkal, hanya mengangguk diam-diam sebelum berkata: “Apakah kamu masih ingin membunuhnya? Atau... bahkan sudah putus asa sampai tak punya keinginan membunuhnya lagi?”
“...Sudah hampir. Jika kali ini aku tak bisa membunuhnya, aku akan mengakhiri nyawaku ini. Di Tim Iblis, saat baru direplikasi, untuk mencegah para pria kulit putih menyentuhku, aku sudah bunuh diri sekali. Saat itu replika Zheng Zhuo juga baru memasuki film horor. Berkat kekuatannya yang luar biasa, dia membantai semua orang kulit putih. Baru kemudian aku dihidupkan kembali... Sungguh menggelikan. Meski tak ingin kembali ke dunia ini, akhirnya tetap kembali. Bahkan membawa ingatan masa lalu...” Replika Ming Yanwei menggelengkan kepala dengan wajah penuh kepedihan.
“Aku mengerti... Perasaan seperti itu selalu kumiliki.” Ming Yanwei asli juga mengangguk diam. Kedua wanita itu terdiam sejenak. Para pria di sekitar mereka, kecuali Zhang Heng, sibuk melirik ke segala arah. Hanya Zhang Heng yang berdiri kaku dengan malu-malu.
“...Hidup untuk apa? Kapasitasmu hanya sampai tingkat ingin mati? Jika begitu, gendonglah rasa sakit ini dan jadilah lebih kuat! Bunuh orang yang memberimu penderitaan ini, lalu bunuh dirimu sendiri. Jangan sia-siakan alur cabang dan poin rewardku dengan percuma! Jika tak melakukan apa-apa, kau lebih pengecut daripada orang yang kau benci...” Tiba-tiba replika Ming Yanwei berbicara.
"Hah?" Entitas utama Ming Yanwei terdengar bingung, dia bertanya penasaran.
"Ini perkataan replika Zheng Zhuo yang menghidupkanku kembali. Saat itu dia sudah sangat kuat, kemudian aku mengetahui masa lalunya dari anggota tim lainnya... Makanya aku selalu ingin membunuh Zhang Heng... Bagaimana denganmu? Aku yang asli, tidakkah kau ingin membunuhnya?" Replika Ming Yanwei menatap tajam wajah entitas utama, bertanya dingin.
"Ingin, tapi juga tidak... Kami sudah melewati banyak hal bersama. Melihat pertumbuhan dan kedewasaannya, rasa sakit masa lalu masih ada di hatiku..." Ming Yanwei memandang Zhang Heng dengan ekspresi datar, lalu berpaling ke replikanya: "Aku ingin mencoba mengubah cara balas dendam. Aku akan terus mengawasinya, baik saat pengecut maupun berani, melarikan diri atau bertanggung jawab. Kebencian dan kesakitan ini akan tetap menyala sampai aku benar-benar melupakan atau kami mati bersama... Ide yang membosankan, bukan? Tapi akan kulakukan sampai akhir."
"...Begitu? Pantas saja sekarang dia bisa tumbuh sehebat ini. Selain keberanian di posisi terjepit, dia juga punya tekad untuk bertahan hidup..." Replika Ming Yanwei tersenyum getir.
Dua wanita itu kembali terjerembab dalam keheningan. Cheng Xiao yang berada di samping akhirnya tidak tahan lagi dan berkata, "Dua Si cantik, cukup dengan obrolan basi ini. Urusan penghitungan dengan Zhang Heng bisa ditunda nanti... Zhang Heng, lebih baik kita segera membantu Zheng Zhuo. Begitu dia meraih kemenangan, Perang Dunia I akhir ini akan menjadi kemenangan Tim Zhongzhou. Setuju?"
Zhang Heng merenung sejenak, lalu mengangguk, "Baik! Ayo kita bantu Zheng Zhuo! Dalam Perang Dunia I akhir ini, kita pasti harus... Eh?"
Begitu kata-katanya meluncur, Zhang Heng baru saja mengeluarkan Green Devil Skateboard. Tiba-tiba dadanya terasa nyeri—sebuah panah cahaya telah menembus dadanya. Di belakangnya, replika Ming Yanwei berdiri dengan mata kosong. Salah satu lengannya putus total, namun lengan yang tersisa justru menarik senar cahaya di udara kosong. Setiap tarikan melontarkan panah cahaya lurus. Beberapa suara desingan ringan—tubuh Zhang Heng kini berlubang empat lima lubang besar.
Cahaya jiwa hijau di tubuh Zhang Heng berkedip. Lubang-lubang itu perlahan menyembuh. Namun semakin lama, kecepatan penyembuhannya melambat. Hingga tersisa dua lubang, cahaya jiwanya akhirnya habis sepenuhnya. Dua lubang terakhir tak mungkin tertutup. Dengan muntahan darah deras, ia perlahan menoleh ke arah replika Ming Yanwei.
Yang lain benar-benar terpaku. Serangan replika Ming Yanwei datang terlalu tiba-tiba dan cepat tanpa tanda sebelumnya, hingga Zhang Heng mengeluarkan Green Devil Skateboard. Barulah dia menyerang. Orang-orang di sekitar bahkan tak sempat menghentikan, apalagi melihat jelas cara serangannya. Baru pada detik ini Wang Xia berteriak mengumpulkan bom, sementara Cheng Xiao berputar di udara dan melompat ke arahnya.
"Ja...Jangan bunuh dia. Tolong...biarkan aku." Zhang Heng kembali muntah darah segar bercampur serpihan organ dalam. Langkah demi langkah dia mendekati replika Ming Yanwei yang tampak sedang berjuang melawan sesuatu. Seluruh tubuhnya berguncang hebat. Panah cahaya di tangannya menyala dan meredup berulang-ulang. Hanya pandangan matanya yang kosong - bukan seperti efek kunci genetik maupun kebutaan... Lebih tepat dikendalikan. Tapi di sudut mata kosong itu, butiran air mata mutiara mulai menetes.
"Sudahlah, semuanya berakhir... Jangan menangis..." Zhang Heng akhirnya sampai di samping replika Ming Yanwei. Dengan lembut dia menghapus air mata Ming Yanwei sambil tersenyum hangat. Perlahan diangkatnya Busur Kuning "Sasmita Langit".
"Maaf, aku ingin hidup bersamamu... Tapi dirimu yang dikendalikan... terlalu mengancam sahabat-sahabatku. Aku sudah tak punya tenaga untuk bertarung lagi, hampir mati... Jadi... Mari mati bersamaku. Bukan kabur, juga bukan pengecut. Hanya tak ingin tertidur sendirian dalam kegelapan, dan tak mau kau juga tertidur sendirian. Ayo pergi bersamaku, kekasihku... Sungguh sangat mencintaimu. Andai saat itu aku sudah mengerti arti keberanian, pasti kita bisa..."
"Kekasihku, segalanya tak bisa kembali ke masa indah dulu. Tapi dalam ingatanku, senyumanmu masih jelas terpahat... Selalu kuingat..."
Zhang Heng diam-diam meneteskan air mata. Ia mengalungkan Busur Kuning "Sasmita Langit" di lehernya dan Ming Yanwei. Saat bibirnya menyentuh bibir Ming Yanwei, tarikannya yang keras membuat dua kepala itu melayang ke udara. Masih berciuman, saling bersentuhan...
Hingga detik kematian terakhir, selain beberapa panah cahaya yang ditembakkan ke Zhang Heng, replika Ming Yanwei yang dikendalikan tak lagi melepaskan satupun panah cahaya. Seolah kemampuan kontrol itu tak seberapa berarti.
Ming Yanwei terus memandangi Zhang Heng dan replika dirinya dalam diam, hingga keduanya benar-benar mati. Barulah dia merangkak perlahan ke arah mayat mereka... Kondisinya yang terluka parah membuatnya tak mampu berjalan. Hanya dengan merangkak sejauh itu, luka di tubuhnya mulai terbuka kembali. Namun yang aneh, wanita ini tersenyum—senyum yang memikat, penuh kebahagiaan dan sukacita.
Orang-orang di sekitar menyaksikan semua ini dalam diam. Hingga tiba-tiba tiga orang muncul mengendarai Green Devil Skateboard dari kejauhan, Wang Xia berteriak keras mengalihkan perhatian semua orang ke trio tersebut.
Tiga orang itu terdiri dari dua pria dan satu wanita. Mereka bukan anggota Tim Zhongzhou. Dengan adanya Green Devil Skateboard dan kemunculan mereka di sini, 80% kemungkinan mereka adalah anggota Tim Iblis. Entah seberapa kuat kemampuan mereka, mereka justru menyerang saat replika Ming Yanwei memberontak—pastinya ada hubungan antara serangan ini dengan pemberontakan replika Ming Yanwei.
"Bahaya! Masih ada pengendali kekuatan spiritual!"
Wang Xia merasakan kekacauan dalam pikirannya, seolah ada keinginan untuk membunuh semua orang di sekitarnya. Dia segera menguatkan mental dan berteriak. Sementara itu, Cheng Xiao dan Liu Yu masih baik-baik saja, tapi tiba-tiba Lin Jun Tian mengeluarkan Pedang Panjang dari tangannya dan langsung menusuk ke arah Wang Xia.
Wang Xia juga tak menggunakan kemampuan bom, hanya tubuhnya maju mundur. Langsung merampas pedang panjang di tangan Lin Jun Tian, kemudian menampar bagian belakang kepalanya. Memukulnya hingga pingsan.
Saat itu, ketiga orang itu telah berada di atas Tim Zhongzhou. Kecuali wanita itu yang tetap berdiam, dua pria lainnya melompat dari Green Devil Skateboard dan mendarat di sisi kiri-kanan anggota Tim Zhongzhou.
Kedua pria ini berkulit kuning. Salah satunya terlihat blasteran dengan otot-otot menonjol ala bodybuilder Barat, satunya lagi kurus seperti monyet dengan kulit kehitaman khas Asia Tenggara. Mata keduanya kosong, entah dikendalikan atau telah membuka kunci genetik.
Wang Xia dan Cheng Xiao saling memandang, langsung menentukan lawan masing-masing. Cheng Xiao yang ahli tempur jarak dekat langsung menyerbu si lelaki kekar. Sambil mengumpulkan aura bom di telapak tangan, Wang Xia berteriak: "Liu Yu! Lepaskan Obelisk the Tormentor!" Bom segera melesat ke arah pria kurus itu.
Pria kurus itu tanpa ekspresi. Saat bom tak berbentuk itu mendekat, tiba-tiba ia mengulurkan tangan dan mencoba menggenggam bom tersebut. BOOM! Ledakan dahsyat langsung menghancurkan tangan dan lengannya berkeping-keping, seluruh tubuhnya hancur lebur hingga terjatuh ke belakang. Perubahan situasi yang tiba-tiba ini membuat Wang Xia terpana cukup lama. Ia mengira anggota Tim Iblis pasti punya kemampuan hebat, tapi ternyata hanya satu bom sudah bisa mengalahkannya? Apa ini lelucon?
Benar. Ini memang lelucon... Sisa lengan terpenggal pria kurus itu mulai bergerak-gerak di tanah. Gumpalan daging itu membesar secara bertahap, dalam sekejap berubah menjadi gumpalan daging setinggi dua meter. Trrret! Sepasang capit serangga menyobek kulit gumpalan itu, seekor semut raksasa keluar dari dalamnya. Seluruh daging hancur dari ledakan tadi juga mulai membesar, membentuk puluhan hingga ratusan gumpalan daging berbagai ukuran. Bersamaan dengan munculnya semut raksasa, puluhan serangga berbentuk aneh bermunculan dari gumpalan-gumpalan daging itu - semuanya mutan yang lahir dari daging manusia.
Wang Xia masih lebih baik, dia toh seorang personel militer dengan mental yang cukup kuat. Namun Liu Yu di sampingnya adalah anak kecil tulen, yang langsung menjerit-jerit ketakutan. Jika bukan karena Wang Xia masih berdiri di depannya, bocah lelaki ini pasti sudah kabur. Meski tidak lari, ketakutannya membuatnya tak bisa fokus memanggil Obelisk the Tormentor.
"...Liu Yu! Tenangkan jiwamu, kau sudah jadi prajurit. Di dunia bereinkarnasi ini, kau adalah prajurit Zhongzhou. Tak peduli seberapa muda usiamu, kau tetap prajurit tim kita... Jadi bertempurlah!" Wang Xia tidak menoleh, dia hanya berseru dengan suara rendah.
Liu Yu menarik napas dalam-dalam. Diam-diam dia menggenggam kartu di telapak tangan, lalu fokus total memanggil Obelisk the Tormentor. Meski rasa takut masih menggelayuti hatinya, kata-kata Wang Xia bagai memiliki kekuatan magis yang akhirnya membuatnya tenang di detik-detik terakhir, berhasil memanggil Obelisk the Tormentor.
Sebelumnya, Wang Xia telah meluncurkan banyak bom untuk menghancurkan serangga-serangga ini. Tapi seperti diduga, kemampuan serangga ini luar biasa. Cangkang mereka terbuat dari materi tak dikenal yang membuat bom tidak dapat meledakkannya, paling banter hanya melempar mereka puluhan meter. Namun begitu jatuh, serangga-serangga itu langsung balik badan dan menyergap dengan kecepatan tinggi, seolah ingin merobek Wang Xia dan kawan-kawan hingga hancur.
（Tidak ada cara lain, gunakan bom nuklir mini... Hanya jarak yang begitu dekat...）
Wang Xia menarik napas panjang dan berteriak: "Semuanya berlindung, aku akan menggunakan bom nuklir mini! Liu Yu! Gunakan Obelisk the Tormentor untuk melindungi kita!"
Saat kata-katanya berakhir, Wang Xia telah mengendalikan bom nuklir mini yang meluncur ke kejauhan. Seorang manusia logam raksasa membungkuk menghalanginya. Ketika cahaya putih berkilat dahsyat, area ini telah sepenuhnya terperangkap dalam gelombang ledakan...
