Nyawa adalah keajaiban terbesar di alam semesta.
Empat penjuru membentuk Ruang. Meski Ruang nyata, tak ada lokasi pasti. Lintasan masa membentuk Waktu. Meski Waktu berproses, asal-usulnya tak terjangkau.
Alam semesta nan luas, hamparan angkasa tak berbatas. Banyak ilmuwan menduga Bumi mungkin merupakan satu-satunya sumber kehidupan.
Manusia sesungguhnya sangat kesepian. Di tengah langit luas tak bertepi, meski ada ratus juta bintang, namun sulit menemukan planet kehidupan kedua.
Namun manusia belum pernah melepas penyelidikan. Sejak abad lalu, berbagai detektor luar angkasa telah diluncurkan.
Voyager 2 adalah detektor luar angkasa tak berawak, diluncurkan dari Kennedy Space Center Amerika Serikat pada tahun 1977.
Atasannya membawa piringan hitam berlapis emas bertema "Salam untuk Alam Semesta", berisi musik populer dan ucapan salam dalam 55 bahasa Bumi, berharap suatu hari dihadang dan diterima oleh peradaban alien yang mungkin ada.
Dari tahun 1970-an hingga sekarang, Voyager 2 terus melakukan perjalanan sendirian. Di tengah luasnya alam semesta, ia bagaikan sebutir debu yang sangat kecil.
Detektor luar angkasa sezamannya kebanyakan telah mengalami masalah, memutus kontak sinyal, dan menghilang selamanya di alam semesta yang sunyi.
Lebih dari tiga puluh tahun telah berlalu. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, manusia telah mengembangkan detektor luar angkasa yang lebih canggih. Mungkin dalam waktu dekat eksplorasi angkasa luar akan mencapai kemajuan lebih jauh.
Namun meski demikian, dalam waktu yang cukup lama, detektor luar angkasa baru tetap tidak akan mampu menyusul langkah-langkah Voyager 2.
Tiga puluh tiga tahun kemudian, Voyager 2 telah berada pada jarak 14 miliar kilometer dari Bumi.
Pada saat ini, ia telah mencapai kecepatan kosmik ketiga. Orbitnya tidak dapat lagi memandu penerbangan kembali ke tata surya, menjadikannya pesawat antariksa antarbintang.
Di alam semesta yang gelap dan membeku, bintang-bintang berkilauan bagaikan butiran berlian kristalin yang tertanam di layar hitam.
Meskipun detektor antariksa Voyager 2 sedang melakukan penerbangan cepat, di tengah kehampaan alam semesta yang dingin dan sunyi, ia bagaikan seekor nyamuk kecil yang merayap perlahan di atas hamparan gelap.
Setelah lebih dari tiga puluh tahun berlalu, tepat pada momen ini Voyager 2 membuat penemuan yang mengejutkan!
Di tengah kesunyian alam semesta, sembilan mayat raksasa tergeletak diam membujur...
Pada 22 Mei 2010, NASA menerima sekumpulan data misterius yang dikirimkan Voyager 2. Setelah melalui proses dekripsi dan restorasi yang rumit, mereka melihat pemandangan yang tak terbayangkan.
Saat itu juga semua orang di ruang kendali utama NASA serentak berubah pucat, membeku bagaikan patung kayu - mereka tertegun sampai tak bisa berkata-kata!
Baru setelah waktu yang lama para staf kembali sadar, lalu ruang kendali pun langsung riuh rendah.
"Ya Tuhan, apa yang baru saja kulihat?"
"Ini mustahil, tak bisa dipercaya!"
……
Voyager 2 sudah lama tidak lagi dikendalikan, hanya bisa bergerak maju secara monoton. Setelah mengirimkan kembali kumpulan data misterius ini, ia melintas cepat di ruang angkasa yang gelap gulita itu, menuju wilayah galaksi yang lebih suram dan jauh.
Karena wilayah angkasa luar itu terlalu jauh, meskipun ada penemuan besar yang berhasil direkam dalam gambaran yang sangat mengejutkan, manusia saat ini masih belum mampu melakukan tindakan lebih lanjut.
Informasi misterius ini tidak diumumkan ke publik. Tak lama kemudian, Voyager 2 mengalami masalah yang menyebabkan terputusnya transmisi sinyal dengan Bumi.
Mungkin ini bisa menjadi akhir cerita, namun terkadang hal-hal seringkali terjadi di luar perkiraan manusia.
Baik dalam pengamatan dan eksplorasi angkasa luar, maupun penelitian ilmiah tentang nyawa dan fisika, stasiun antariksa memiliki lingkungan yang sangat unggul.
Sejak Uni Soviet pertama kali berhasil meluncurkan stasiun antariksa berawak pada tahun 1971, hingga saat ini total sembilan stasiun antariksa telah diluncurkan di seluruh dunia.
11 Juni 2010, saat ini di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit Bumi, beberapa astronot secara bersamaan berubah wajah, pupil iris mereka menyempit secara tiba-tiba.
Hingga hari ini, keberadaan Dewa telah lama disangkal. Jika masih ada yang melanjutkan keyakinan agama, itu hanyalah mencari pelarian karena hati manusia yang kosong.
Tapi tepat di detik ini, pikiran para elit astronot mengalami guncangan hebat. Mereka melihat pemandangan yang di luar akal sehat.
Di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional, di alam semesta yang dipadukan oleh hawa membeku dan kegelapan, sembilan raksasa tak bergerak seolah telah melintang di sana sejak zaman kuno, memberikan kesan getir tak berujung dan keabadian - ternyata itu adalah sembilan bangkai Naga!
Sama persis dengan legenda Naga dalam mitologi kuno.
Setiap bangkai Naga mencapai panjang seratus meter, bagaikan dituang dari besi cair, memancarkan kekuatan yang sangat mengejutkan.
“Sembilan mayat naga semuanya adalah naga hitam bercakar lima. Selain tanduk naga yang jernih seperti kristal dan memancarkan cahaya ungu, seluruh tubuh naga berwarna hitam dengan kilau gelap, sisik-sisiknya memancarkan cahaya misterius yang berkilauan dalam kegelapan.”
“Naga, makhluk legenda yang setara dengan dewa, melampaui hukum alam. Tapi dengan perkembangan sains saat ini, siapa lagi yang percaya naga benar-benar ada?”
“Beberapa astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional mengalami guncangan mental hebat. Apa yang mereka lihat di depan mata membuat mereka merasa ini di luar akal sehat!”
“Di alam semesta yang sunyi, mayat-mayat naga yang dingin bagai Tembok Besar baja yang hampir tak mungkin dihancurkan, bahkan bisa dirasakan kekuatan mengerikan yang tersimpan dalam tubuh-tubuh itu.”
“Hanya saja, mereka telah kehilangan napas kehidupan, beristirahat selamanya di ruang angkasa yang sunyi dan dingin.”
“Itu adalah……”
“Setelah dikejutkan secara mendalam, pupil mata para astronot elit itu kembali menyempit drastis. Mereka menyaksikan pemandangan yang bahkan lebih mengejutkan.”
Sembilan mayat naga masing-masing memiliki panjang seratus meter, di bagian belakang armada semuanya terikat dengan rantai besi hitam sebesar mangkuk yang menghubungkan ke ruang angkasa gelap di belakang formasi mayat naga, di sana tergantung dengan tenang sebuah peti mati perunggu sepanjang dua puluh meter.
Rantai raksasa yang ditempa ribuan kali itu tebal, panjang, dan kokoh. Kilau hitamnya membuatnya terlihat sangat mengerikan.
Peti mati perunggu raksasa itu sederhana tanpa hiasan, dengan beberapa pola kuno yang samar di permukaannya, membawa aura zaman yang penuh liku-liku, tak diketahui sudah berapa tahun terapung di alam semesta.
Sembilan Naga Menarik Peti Mati!
Di kegelapan dan kedinginan ruang angkasa ini, sembilan mayat naga dan peti mati perunggu raksasa terhubung oleh rantai hitam tebal yang panjang, membentuk pemandangan yang sangat mengejutkan.
Setelah terpaku sejenak menghadapi rekaman pengawasan yang tak masuk akal itu, para elit astronot segera mengirimkan sinyal panggilan darurat.
"Memanggil Bumi..."
