Dalam kegelapan kosmik yang menyatu dengan kesepian, sembilan mayat naga raksasa terbaring. Peti mati perunggu kolosal memancarkan kesederhanaan nan megah, seakan telah menyatu dengan hutan belantara semesta sejak zaman purba.
Setelah beberapa hari, sinyal misterius dari pola perunggu tetap tak terpecahkan. Belum ada solusi aman untuk "menyelamatkan" dan mengangkutnya ke daratan.
"Bergerak!"
"Menyimpang dari orbit, mulai tenggelam!"
Pada detik itu, pupil mata beberapa elit astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional menyempit tajam. Sembilan naga menarik peti mati itu telah menyimpang dari jalur orbit, perlahan-lahan terhisap ke dalam gravitasi.
Gunung Tai, megah kokoh dan beraura dahsyat, dihormati sebagai pemuncak Lima Pegunungan Suci, dijuluki sebagai gunung nomor satu di dunia.
Sejak zaman kuno, Gunung Tai telah menjadi simbol suci. Terletak di bagian timur wilayah Zhongyuan kuno, dikelilingi Sungai Kuning dan Sungai Wen, dianggap sebagai tempat kelahiran matahari dan perkembangan segala makhluk di masa lampau.
Tak ada gunung yang melebihi kebesarannya, tak ada sejarah yang melebihi keantikannya!
Gunung Tai yang agung dan megah menyimpan endapan sejarah yang berat, dapat ditelusuri hingga periode Tiga Kaisar dan Lima Kaisar kuno, merupakan zona yang hampir menyentuh para dewa.
"Langit yang tak terjangkau tinggi-Nya, dengan mendirikan altar Fengshan di Gunung Tai untuk mempersembahkan kurban, berharap dapat mendekati para dewa."
Kaisar Qin Shi Huang sang Penghancur Enam Kesatuan, dan Kaisar Han Wu sang ahli strategi, semuanya pernah menggelar upacara Fengshan agung di Gunung Tai.
Dan sebelum itu, di zaman kuno telah ada 72 kaisar yang melakukan upacara Fengshan di Gunung Tai.
Kitab kuno pra-Qin "Guanzi·Bab Fengshan" pernah mencatat: "Pada masa lalu, Wu Huai Shi mengadakan upacara Fengshan di Gunung Tai, bermeditasi di Yunyun; Fuxi mempersembahkan Fengshan di Gunung Tai, bermeditasi di Yunyun; Shennong mempersembahkan Fengshan di Gunung Tai, bermeditasi di Yunyun; Kaisar Kuning mempersembahkan Fengshan di Gunung Tai, bermeditasi di Yunyun; Yao mempersembahkan Fengshan di Gunung Tai, bermeditasi di Yunyun; Yu mempersembahkan Fengshan di Gunung Tai..."
Pada jaman kuno, berbagai Maharaja Suci dan Kaisar kuno tanpa terkecuali semuanya memilih untuk melaksanakan Fengshan di sini, membuat Gunung Tai diselimuti kabut misterius yang tebal, memancarkan aura mistis tak berujung.
Pada periode Musim Semi dan Gugur, Konfusius pernah bolak-balik dengan giat ke Gunung Tai, mencari jejak upacara Fengshan kuno, namun hanya meninggalkan penyesalan, tidak mendapatkan apapun, sulit menjawab ketika murid-muridnya bertanya lebih lanjut.
Generasi kemudian pernah membuat beberapa penemuan.
Pada tahun ke-20 Republik Tiongkok, Jenderal Ma Hongkui memimpin pasukan bermarkas di kaki Gunung Tai, tanpa sengaja menemukan altar tanah lima warna, di dalamnya terdapat dua set jade tablet, disegel dengan "tali emas lumpur batu", tersembunyi di bawah tanah.
Pada masa pra-Qin kuno, mengapa semua kaisar kuno melakukan ritual Fengshan di sini masih menjadi misteri yang mungkin Selamanya tak terpecahkan.
Ye Fan dan kelompoknya beristirahat di hotel semalam, Hari kedua mereka mulai mendaki Gunung Tai.
Dari seluruh rombongan, banyak yang pertama kali menginjakkan kaki di Gunung Tai. Hanya dengan hadir secara langsung, seseorang baru bisa merasakan kemegahan dan keperkasaannya.
Tubuh gunung memiliki struktur geologi bertingkat tiga bagaikan anak tangga menuju langit, menghadap selatan dengan seluruh tubuh gunung terbuka sepenuhnya. Sebuah jalan pendakian sepanjang 10 kilometer membentang di antara formasi batuan raksasa, mengarah hingga puncak.
Baik dipandang dari jauh maupun diamati dari dekat, semua orang bisa merasakan keagungan megah yang membuat hati berdebar kencang.
Di hadapan kemahasyuran Gunung Tai, muncul ilusi aneh bahwa diri manusia sekecil semut, bahkan matahari, bulan, dan bintang-bintang di langit pun tampak tak berarti.
Ini merupakan sensasi mengejutkan yang membuat jiwa manusia gemetar.
Saat pemandu wisata menceritakan berbagai upacara persembahyangan Fengshan kuno, imajinasi para pendengar semakin terbang bebas. Manusia selalu dipenuhi kerinduan akan hal-hal misterius yang belum terkuak.
Li Xiaoman berjalan berdampingan dengan Kyle, tak henti-hentinya menerjemahkan dan menjelaskan. Pemuda Amerika ini semakin terpesona oleh Gunung Tai, terus-menerus bertanya lebih lanjut.
Liu Yunzhi memandang Ye Fan dengan tatapan penuh arti, lalu mengalihkan pandangannya ke dua orang di depan. Namun sikapnya yang terlalu jelas justru diabaikan mentah-mentah oleh Ye Fan tanpa reaksi apapun, membuatnya kecewa.
Sebenarnya, Ye Fan sama sekali tidak memperhatikan kehadirannya, sehingga secara alami tetap tenang.
Setelah menyelesaikan buku Klasik Kaisar Kuning, Ye Fan teringat para raja suci zaman kuno yang semuanya melakukan upacara persembahyangan di sini. Tiba-tiba timbul asosiasi aneh dalam benaknya: Mungkinkah benar-benar pernah ada peradaban kuno yang hilang? Jika iya, maka pada masa itu Gunung Tai pastilah sebuah tanah suci.
Namun ia segera menggelengkan kepala, merasa dirinya terlalu membosankan akhir-akhir ini hingga bisa memiliki imajinasi absurd seperti ini.
Gunung Tai dipenuhi pohon pinus kuno yang hijau subur, aliran air dan air terjun yang mengalir deras. Keagungannya yang megah tidak kehilangan keindahan alam, ditambah kabut tipis yang menyelimuti, secara alami menambahkan aura misterius dan kedalaman yang rumit.
Sepanjang perjalanan mendaki ke atas, tak terhitung situs bersejarah dan pemandangan terkenal terlihat, prasasti batu yang terukir di tebing membuat semua orang takjub memuji.
Dari tempat persembahan bumi melewati Istana Peristirahatan Kaisar Kuil Dai, hingga Puncak Kaisar Giok tempat pengukuhan langit, membentuk poros sepanjang 10 kilometer yang menghubungkan ...alam bawah tanah...dunia manusia...surga.
Saat senja tiba, akhirnya semua orang mencapai puncak Gunung Tai - Puncak Kaisar Giok. Memandang sinis ribuan gunung di bawah kaki, mengamati Sungai Kuning dari kejauhan, seketika membuat orang memahami makna mendalam ucapan Konfusius "Mendaki Gunung Tai dan melihat dunia menjadi kecil".
"Dengan berani menginjak puncak tertinggi, memandang semua gunung tampak kerdil!" Santo Puisi juga meninggalkan kidung abadi seperti ini.
Saat ini, matahari terbenam di barat. Setiap puncak awan dibingkai lapisan pinggiran berkilau keemasan, memancarkan cahaya bak permata langka yang berkelap-kelip.
Pemandangan yang begitu megah ini tak terhindarkan membuat orang terbuai.
Tiba-tiba, beberapa titik hitam muncul di cakrawala, perlahan membesar, bahkan disertai gemuruh angin dan petir.
Sembilan raksasa jatuh dari langit bagai sembilan sungai hitam yang runtuh. Pada detik ini, semua orang di Gunung Tai membeku dalam keterkejutan, saling memandang dengan wajah tertegun.
Itu ternyata sembilan mayat naga raksasa yang menarik peti mati perunggu kuno, menghujam ke puncak Gunung Tai.
Long (Naga), makhluk legenda yang setara dengan Dewa, melampaui hukum alam. Tapi di era sains modern ini, siapa masih percaya naga benar-benar ada?
Para wisatawan di gunung tertegun menahan napas, bahkan lupa berteriak.
Hening sesaat, lalu Gunung Tai menjadi kacau. Semua orang berlarian panik ke segala penjuru menghindari mayat naga raksasa yang semakin mendekat.
Ini adalah pemandangan yang sangat mengejutkan: Sembilan naga menarik peti mati turun ke Gunung Tai di bawah mentari senja berdarah!
"Teriakan ketakutan, tangisan tak berdaya, semua orang berlarian menghindar."
"Sembilan Naga Menarik Peti Mati" tidak terjatuh terlalu cepat, tapi saat mendarat tetap mengguncang puncak Gunung Tai dengan hebat.
"Braak!"
Sembilan raksasa itu bagai sembilan punggung bukit yang tenggelam, membuat Puncak Yuhuang retak-retak dengan celah besar, bebatuan beterbangan dan debu beterbangan.
Peti mati perunggu kuno itu menghantam puncak Gunung Tai dengan "Braak!", mengguncang tubuh gunung bak gempa. Batu-batu karang berguling jatuh mengeluarkan gemuruh, seperti derap pasukan raksasa.
Banyak yang terkena imbas, tertabrak batu hingga daging dan darah berceceran, terjungkal ke lereng gunung. Tangisan histeris membentuk simfoni horor.
Guncangan berhenti, tubuh gunung segera tenang, namun Gunung Tai sudah dalam kekacauan. Banyak orang terjatuh saat melarikan diri, menciptakan situasi sangat kacau. Banyak yang terluka di kepala, panik berlari ke kaki gunung.
Sembilan bangkai naga sepanjang 100 meter, sebagian besar tubuhnya diam terbaring di puncak gunung, sisa tubuhnya menggantung di tebing. Bagai Tembok Besar baja hitam, memancarkan kekuatan yang sangat mengejutkan, sangat menggetarkan penglihatan.
Puncak Yuhuang Gunung Tai retak, daratan dipenuhi retakan mengerikan yang besar-besar.
Peti mati perunggu sepanjang 20 meter itu sederhana namun megah. Pola-pola kuno samar di permukaannya penuh dengan kesan penuh liku-liku kehidupan, mengalirkan aura misterius.
