Di aula yang terang benderang, beberapa orang tua dengan tatapan tajam bagai kilat terus mengamati ke sekeliling, memandang heran ke arah Ye Fan dan yang lain.
“Mengapa pakaian kalian begitu aneh?”
“Mengapa memotong rambut pendek seperti ini?”
“Sedangkan kalian semua adalah Orang Biasa, bagaimana bisa tersesat ke Area Terlarang Zaman Purba?”
“Bahasa kalian kenapa begitu asing, dari mana asalnya?”
“Dengan kekuatan seperti kalian, bagaimana mungkin mendekati Jurang Zaman Purba dan memetik Buah Suci legenda itu...”
Beberapa orang tua itu sangat teliti dan detail, terus-menerus menginterogasi, berusaha memahami sepenuhnya asal-usul mereka.
“Berasal dari tepi angkasa luar, terpisah puluhan bahkan ratusan tahun cahaya, terbang ratusan juta tahun pun takkan mencapai sisi ini, perkataan macam apa ini yang bisa diucapkan?” Ye Fan dan yang lain diam membisu.
“Mengapa tidak berbicara?” Tatapan seorang orang tua seketika menjadi tajam luar biasa.
“Bahkan jika kami jujur mengatakannya, akankah kalian percaya?” Ye Fan memandang orang-orang di aula ini, membuka mulut dengan tenang dan penuh ketenangan: “Kampung halaman kami sangat jauh dari sini. Hanya karena mendaki sebuah gunung kuno, kami tiba-tiba sampai di sisi lain Langit dan Bumi, tak tahu di mana kami berada, tak bisa menengok ke belakang.”
Beberapa orang tua saling bertukar pandangan, lalu salah satu dari mereka menganggukkan kepala: “Bisa dimengerti. Pasti ada penguasa kuat tak tertandingi yang pernah menempatkan ‘shi’ di gunung kuno itu, bisa membuat matahari dan bulan kehilangan cahaya, bintang-bintang berputar dalam sekejap. Tapi memiliki taktik seperti ini... benar-benar mengerikan!”
Karena para orang tua itu sudah tak bertanya lebih lanjut, Ye Fan dan kawan-kawan pun tak menyebut Sembilan Naga Menarik Peti Mati, juga tak bercerita tentang melintasi alam semesta yang sunyi hingga sampai di tepi angkasa.
Pada saat ini, lentera tembaga, mangkuk derma, dan lonceng kuno yang dipegang Ye Fan serta kawan-kawannya menarik perhatian beberapa orang tua.
"Ini adalah……"
Salah seorang tua ekspresinya berkerut, mengambil lentera tembaga dari tangan Ye Fan. Ia mengamati dengan cermat selama lama sekali sebelum akhirnya mendesah panjang: "Teknik yang luar biasa. Kucuriga sumbu lentera sudah mengandung 'Dewa', tapi sayang sekarang sudah rusak. Tidak ada jejak yang tersisa di dalamnya."
Kemudian ia memeriksa mangkuk derma, lonceng kuno, dan plakat tembaga dengan seksama. Wajahnya dipenuhi keterkejutan dan penyesalan: "Sebenarnya ini semua barang bagus, kenapa semuanya rusak?! Ukiran 'Jalan' bernilai di dalamnya semua hancur. Bahkan ingin mempelajari teknik pembuatannya pun tidak bisa."
"Dari mana kalian mendapatkan barang-barang ini?" Beberapa orang tua itu tampak cemas, wajah mereka dipenuhi penyesalan sambil terus-menerus menghela napas.
Saat ini, Ye Fan tidak memberikan tanggapan. Ucapannya sebelumnya sudah terdengar sangat meyakinkan. Bahkan jika Zhou Yi dan yang lain nanti mengungkapkan kebenaran, pernyataannya tidak akan bertentangan dengan fakta. Namun kali ini berbeda.
Seseorang mengikuti alur pikirannya dengan menjawab bahwa peninggalan Dewa ini didapatkan di gunung kuno yang memiliki "medan energi", dan tetap dibawa meski tanpa sengaja memasuki daerah terlarang Zaman Purba.
Jelas terlihat, bukan hanya Ye Fan yang tak ingin membicarakan hal-hal di seberang angkasa luar, yang lain juga paham ini urusan sensitif yang tak bisa diumbar sembarangan.
"Ternyata begitu. Rasa penasaranku terhadap gunung kuno yang kalian sebut semakin besar, ingin sekali kuselidiki langsung." Seorang tua tersenyum sambil menyipitkan mata, entah karena curiga atau benar-benar berniat menjelajahi.
"Di mana lokasi tempat tinggal asli kalian? Ada perkiraan wilayahnya?" Tanya orang tua lain.
Kini hampir semua orang mengikuti alur cerita Ye Fan dengan berbohong bersama. Seorang teman sekelas perempuan mengaku berasal dari wilayah barat.
“Barat? Kalau begitu kalian datang dari Gurun Barat yang luas tak berbatas...” Salah satu orang tua mengerutkan alisnya, bergumam: "Dari Gurun Barat melintasi ke Donghuang, jaraknya tak terhingga. Aku bahkan jika mengendarai pelangi pun mungkin butuh 30 tahun lebih. Siapakah yang memiliki bakat luar biasa seperti itu, bisa menempatkan 'kekuatan' sekuat itu di gunung kuno tersebut? Tak terbayangkan!"
"Kalau begitu, kami sampai di Donghuang." Zhou Yi tak melewatkan kesempatan bertanya: "Seberapa besar Donghuang?"
"Donghuang sangat luas tak terbatas, orang biasa meski hidup puluhan keturunan pun sulit menjelajahinya seluruhnya."
"Sebesar itu?!" Ekspresi Ye Fan dan yang lain menunjukkan keterkejutan yang tak terkira.
"Di dunia fana, negara yang menguasai wilayah Larangan Zaman Purba ini bernama 'Yan', panjang utara-selatan 2.000 li, timur-barat 3.000 li. Namun wilayah seperti ini di Donghuang hanyalah setitik debu di samudera, negara serupa tak terhitung jumlahnya."
Mendengar ucapan itu, Pang Bo nyaris melompat. Betapa luasnya wilayah ini? Wilayah 'Yan' yang sedemikian luas ternyata sama sekali tidak berarti di Donghuang, negara-negara dengan wilayah sebesar itu jumlahnya tak terhitung.
Donghuang benar-benar tak terukur luasnya, sulit dibayangkan seberapa besar sebenarnya!
"Bagaimana mungkin bisa sebesar itu?!" Pupil mata Pang Bo menyempit sejenak. Ia merasa fakta-fakta ini bertentangan dengan logika biasa, benar-benar di luar akal sehat. Namun mengingat di alam ini bahkan para dewa pun ada, ia hanya bisa menggelengkan kepala.
Melihat Pang Bo terpaku, beberapa orang tua itu saling tersenyum licik. Pemuda yang terlihat baru 11-12 tahun ini akan menjadi "bibit" utama yang mereka latih kedepan. Salah seorang melanjutkan: "Meski Yan hanyalah setitik debu di Donghuang, namun bukan berarti tak terkenal. Area terlarang Zaman Purba di wilayahnya adalah satu dari Tujuh Wilayah Larangan Kehidupan yang legendaris di Donghuang nan maha luas."
Semua orang terdiam cukup lama, mendapatkan banyak informasi berguna, batin mereka benar-benar terkejut luar biasa, menggelora bagai ombak laut menggila.
"Tadi Anda juga menyebutkan tentang Ximo, bagaimana perbandingannya dengan Donghuang?" Wang Ziwen yang cukup teliti, tidak tahan mengajukan pertanyaan seperti ini.
"Wilayah Ximo dan Donghuang hampir setara, sama-sama luas tak bertepi."
Mendengar jawaban pasti ini, gejolak emosi bergolak dalam hati semua orang, betapa luasnya wilayah itu nanti!
Namun, hal yang membuat mereka lebih terkejut masih ada di belakang, seorang orang tua melanjutkan: "Donghuang, Ximo, Nanling, Beiyuan, Zhongzhou—diantaranya Zhongzhou yang terluas, bisa dikatakan maha tak berbatas, bahkan cultivator pun sulit melintasi..."
Semua orang membeku bagai patung batu, mulut terasa kering, tak bisa lagi mengucapkan apapun.
Beberapa orang tua terlihat sangat puas, memotivasi: "Hidup orang biasa pada akhirnya terlalu kecil, bagaikan semut, bahkan tidak bisa memahami seperti apa dunia tempat mereka tinggal. Kini kalian semua punya kesempatan untuk memandang daratan luas ini dari ketinggian. Asal rajin berlatih, suatu hari nanti pasti bisa mengguncang angin dan awan, berdiri tegak di puncak langit."
Semua orang baru tersadar setelah lama terdiam. Sebagian ragu-ragu bertanya: "Kami... kultivasi..."
"Benar. Meskipun kalian kehilangan masa muda setelah memasuki Area Terlarang Zaman Purba, dunia ini seimbang. Apa yang hilang akan diganti setimpal. Jalur kultivasi yang penuh duri memang berbahaya, tapi kalian sudah membuka jalan kecil di awal."
"Ya. 'Lautan Penderitaan' kalian sudah diaktifkan. Di masa depan, bahkan jika berhasil melewati 'Lautan Penderitaan', menginjakkan kaki di 'Jembatan Dewa', hingga menemukan 'Dewa' dalam diri sendiri — semua itu mungkin."
Beberapa orang tua bergantian memberi semangat, berusaha membimbing mereka ke jalan kultivasi.
"Kami masih belum tahu identitas para..." Zhou Yi tak melewatkan kesempatan, tersenyum bertanya.
“Di Negeri Yan terdapat enam Tempat Suci, sedangkan tempat kultivasi kami adalah salah satunya. Tentu saja tidak berada di sini, melainkan terpisah dari dunia fana.” Seorang orang tua menjawab sambil tersenyum.
“Negeri Yan hanyalah setetes air di lautan wilayah Timur. Di sudut kecil ini saja ada enam Tempat Suci, lalu sebenarnya berapa banyak gerbang kultivasi Xian yang ada di dunia ini...” Pang Bo bergumam pelan.
Para orang tua itu jelas memberikan perhatian khusus pada dirinya dan Ye Fan. Alih-alih menunjukkan ketidaksenangan, mereka malah tersenyum ramah: “Jangan muluk-muluk, fondasi adalah yang terpenting. Tempat Suci kami mewarisi warisan dari salah satu Tanah Suci, prinsip dasarnya benar-benar nomor satu di dunia. Selain itu, jika suatu saat kau bisa melesat ke langit, kami akan menyediakan ruang pengembangan yang lebih luas.”
“Benar!” Orang tua lain berkata dengan angkuh: “Meski kami hanya sebuah Tempat Suci, tapi berada di bawah naungan Tanah Suci termasyhur di wilayah Timur. Jika kelak kau memiliki bakat luar biasa, bukan tak mungkin kau akan dipilih untuk bergabung di bawah bimbingan Tanah Suci tersebut.”
Di sini, beberapa orang tua itu memandang penuh kasih sayang ke arah gadis muda Weiwei di samping mereka, berkata: "Weiwei adalah talenta langka yang muncul sekali dalam seribu tahun di tempat suci kami. Tak lama lagi dia akan dikirim ke Tanah Suci. Sungguh kami tak rela melepasnya, tapi kami tidak mau menghambat perjalanan kultivasinya."
Tiba-tiba terdengar suara tertawa terbahak dari luar aula, "Tempat suci kalian tak berkualitas! Kalau punya kandidat berbakat, kirim saja ke 'gua suci' kami. Konon kabarnya kalian menemukan belasan bibit unggul kultivasi?"
Belasan sinar pelangi berangsur turun dari langit. Para pendatang ini memasuki aula tanpa diundang.
