Sampai saat ini, hanya tersisa tiga belas orang dalam kelompok Ye Fan. Yang lainnya semua telah meninggal. Kecuali Ye Fan yang memiliki konstitusi fisik unik, dua belas orang sisanya akan dialokasikan secara merata sehingga setiap kuil suci dan tempat suci bisa membawa dua orang.
Ini adalah pilihan pasif, namun Zhou Yi, Lin Jia, dan yang lainnya tidak menolak. Seperti dikatakan beberapa orang tua dari Kuil Suci Lingxu, ini merupakan jodoh bagi mereka.
Akhirnya, Ye Fan berada di posisi yang canggung. Awalnya sangat diantisipasi oleh semua orang, namun sekarang sama sekali tidak mendapat perhatian.
"Kalau Ye Fan tidak dibawa, aku tidak akan ikut kalian." Saat ini, Pang Bo yang terlihat seperti anak sebelas atau dua belas tahun itu berbicara dengan sikap tegas: "Lebih baik aku dan Ye Fan merantau di dunia biasa mencari kehidupan."
"Di dalam tempat suci tidak ada Orang Biasa. Jika orang seperti dia bergabung, mungkin bukan hal baik baginya," jelas seorang orang tua dari Lingxu Dongtian.
Ye Fan memahami penjelasan itu. Setelah berpikir matang, ia membayangkan berbagai skenario yang mungkin terjadi. Tempat suci dipenuhi xiushi, siapa yang akan memperhatikan seorang Orang Biasa seperti dirinya? Meski ada Pang Bo yang melindungi, itu bukan solusi jangka panjang. Di masa depan pasti akan muncul banyak masalah tak terduga.
"Pang Bo, kau ikut mereka saja. Aku tak akan bergabung dengan tempat suci manapun. Mungkin lebih baik hidup sederhana sebagai orang biasa," ujar Ye Fan.
"Tidak boleh! Aku harus membawa kau pergi!" Pang Bo menentang dengan tegas.
"Baik, kami akan membawa Ye Fan juga," kata beberapa orang tua Lingxu Dongtian yang tak ingin Pang Bo menyimpan prasangka. Mereka memutuskan untuk membawa Ye Fan.
"Tunggu!" Ye Fan sama sekali tidak terlihat senang. Wajahnya tanpa ekspresi saat berkata, "Sudah kukatakan, aku tak akan bergabung dengan tempat suci manapun. Terima kasih atas niat baik kalian."
"Ye Fan ini kesempatan..." Pang Bo buru-buru menasihati.
Ye Fan menggelengkan kepala, berkata: "Kau tak perlu menasihatiku." Dia tadi sudah berpikir matang-matang, sepenuhnya memahami bahwa begitu bergabung dengan suatu tempat suci, mungkin akan menghadapi berbagai masalah. Selain itu, petunjuk tersirat dari orang tua Lingxu Dongtian tadi juga sudah jelas.
"Kalau kau tidak ikut, aku pasti tidak akan pergi bersama mereka!" Pang Bo menunjukkan jiwa kesatriaannya, bagaimanapun juga tak rela meninggalkan Ye Fan sendirian.
Ye Fan tersenyum tipis, "Ke depannya aku sepenuhnya mengandalkanmu. Kau harus serius menjalani perjalanan kultivasimu. Nanti aku akan bergantung padamu untuk mengirimkan beberapa perempuan—ksatria wanita, peri wanita, dewi wanita, santa wanita... Kirimkan saja beberapa, aku tidak akan pilih-pilih."
Pang Bo mendengarkan sampai matanya berkedip-kedip. Para cultivator dari berbagai tempat suci di sekitarnya menunjukkan ekspresi aneh, beberapa cultivator perempuan bahkan melototinya dengan ganas.
"Ye Fan, lebih baik kau ikut bersamaku." Pang Bo kembali menasihati.
"Aku memang ingin ikut denganmu, tapi hanya ingin menjadi tamu sementara waktu, bukan bergabung di sana. Entah apakah orang-orang Lingxu Dongtian mengizinkannya." Ye Fan tiba-tiba berkata demikian. Ia tak rela begitu saja terputus dari Jalan Xian, ingin menggunakan kesempatan ini untuk memahami Lingxu Dongtian, tapi tak mau terikat oleh aliran tertentu.
"Baik! Asalkan kau mau datang." Pang Bo langsung bersemangat. Selama Ye Fan mau pergi, ia yakin akan ada cara untuk menahannya. Ia segera menatap beberapa orang tua dari Lingxu Dongtian.
"Baiklah." Beberapa orang tua itu akhirnya menganggukkan kepala.
Kelompok Ye Fan akan segera berpisah, jalan depan yang tak diketahui membuat semua orang merasa bingung sekaligus berharap. Dalam reuni terakhir ini, semua saling mendoakan keselamatan, berjanji akan bertemu lagi di tahun mendatang.
Saat ini, Ye Fan jelas tampak agak istimewa. Jalan depannya tidak punya harapan, dan dia sudah seperti orang dari dua dunia yang berbeda dengan yang lain. Bahkan jika di tahun depan ada yang mengajak reuni, bisa dipastikan dia takkan muncul lagi di hadapan semua orang. Tatapan semua orang padanya menunjukkan ekspresi aneh, masing-masing dengan raut yang berbeda.
Akhirnya, mereka saling mendoakan yang terbaik lalu berpisah.
"Ye Fan, ini untukmu..." Liu Yiyi memberikan tasbih di tangannya kepada Ye Fan sebelum pergi. Tanpa memberinya kesempatan menolak, dia cepat menjauh.
"Sebenarnya, menjadi orang biasa juga tak apa. Kuharap kau berbahagia seumur hidup." Li Xiaoman mendekat. Setelah mengucapkan itu, dia menatapnya dalam-dalam sebelum berbalik pergi.
"Ye Fan, kudoakan semoga semua keinginanmu terkabul di kemudian hari. Percayalah dengan kemampuanmu, di dunia fana ini pasti kau bisa hidup penuh warna." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Lin Jia pun pergi.
Kemudian, Zhou Yi dan Wang Ziwen juga datang untuk berpamitan.
"Sebenarnya, menjadi seorang orang biasa juga bisa dianggap sebagai berkah." Zhou Yi tersenyum tipis sambil menepuk lembut bahunya, "Tak ada yang perlu kecewa."
Ye Fan tetap tenang, tersenyum kecil dan berkata: "Hal-hal di masa depan, siapa yang bisa memastikan?"
……
Beberapa saat kemudian, belasan sinar suci melesat ke langit, merobek keheningan malam bagai meteor gemerlap yang perlahan menghilang di cakrawala, mengakhiri perpisahan mereka.
Setelah orang-orang dari gua lainnya pergi, beberapa orang tua dari Lingxu Dongtian berkata pada Pang Bo dan Ye Fan: "Sebenarnya, gua-gua suci ini letaknya berdekatan. Jika kalian bersedia bertemu, itu mudah."
Orang-orang dari Lingxu Dongtian baru berangkat keesokan harinya. Mengendarai sinar suci, mereka melesat dengan kecepatan luar biasa. Pegunungan dan sungai di bawah terus terlempar mundur.
Akhirnya, rombongan berhenti di depan pegunungan suci yang samar-samar. Tempat ini dipenuhi ketenangan, pepohonan rimbun menghijau, paviliun dan bangunan megah bertebaran di antara pepohonan, air terjun mengalir deras, bangau putih menari-nari di udara, semuanya terlihat begitu hidup dan alami—benar-benar tempat yang indah.
"Inikah Lingxu Dongtian?" Pang Bo tak tahan bertanya. Namun ucapan berikutnya merusak pemandangan, dia berbisik pelan, "Bangau-bangau itu gemuk sekali, bisakah kita tangkap satu dua ekor untuk dipanggang..."
Seorang orang tua di sampingnya melotot kesal, "Itu bangau suci yang sudah memiliki kecerdasan spiritual! Jangan sembarangan mengincar. Dengan kemampuanmu sekarang, kau sama sekali tidak bisa mendekati mereka."
Tempat ini bukan bagian dalam Lingxu Dongtian, hanya gerbang masuknya saja. Di dalamnya kabut suci berkelap-kelip, samar-samar tak jelas, bunga-bunga langka dan tumbuhan ajaib tumbuh di mana-mana. Saat tiba di kedalaman awan yang tak terjangkau mata, terlihat sebongkah batu pualam besar berdiri tegak dengan dua aksara kuno terukir: LINGXU!
Pang Bo tentu tidak mengenali kedua aksara kuno ini. Seorang tua di sebelahnya memberitahu, barulah dia paham baru sekarang sampai di Lingxu Dongtian.
Menurut legenda, tempat ini di zaman tak terhingga dahulu merupakan reruntuhan. Setelah dibersihkan sedikit oleh generasi penerus, jadilah ia sebuah dongtian fudi. Bisa dikatakan, Lingxu Dongtian memiliki sejarah yang sangat panjang. Jika ditelusuri lebih jauh, tanah kuno ini bisa merentang hingga ke Zaman Purba.
Generasi penerus pernah melakukan penggalian dan pembersihan besar-besaran di sini, berharap bisa menemukan beberapa artefak ilahi di antara reruntuhan. Namun hasil akhirnya sama sekali tidak membuahkan hasil.
Para praktisi kuat dari setiap generasi yang berlatih di dongtian ini selalu merasa tempat ini tidak sesederhana itu. Sayangnya hingga kini tidak ada penemuan penting yang berhasil diungkap.
Melewati batu pualam besar, memasuki kabut ilahi di depan, tiba-tiba pemandangan berubah total. Di dalamnya terdapat dunia yang sangat memesona, seolah tiba-tiba berpindah ke dimensi lain.
"Inikah Lingxu Dongtian?"
"Persis seperti dunia mandiri!"
Beberapa orang tua itu cukup puas dengan reaksi Ye Fan dan Pang Bo.
Vegetasi di tempat ini seolah mendapat perhatian khusus dari esensi matahari-bulan, bahkan pepohonan biasa pun terlihat hijau zamrud, bagaikan diukir dari giok. Di sini pepohonan purba menjulang langit, aroma bahan herbal semerbak, burung-burung suci menari di udara, binatang langka muncul sesekali, mata air suci mengalir deras.
Pada detik ini, Ye Fan merasa hampa. Tiba-tiba mantra kuno bergema dalam hatinya, bagaikan dentang lonceng suci yang menggema, getaran suci langit - tepatnya kitab kuno berisi ratusan karakter yang diperoleh dari peti mati perunggu kuno.
