Han Feiyu tetap dengan wajah berteka-teki, mata memancarkan sinar dingin, senyum sinis mengiang di sudut bibir. Ia menatap Ye Fan dan Pang Bo bagai melihat mayat berjalan, tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.
Keempat pemuda di sampingnya, setelah mendengar perkataan yang hampir seperti perintah, bersama-sama melangkah maju. Di wajah mereka terpancar senyum mengejek, perlahan-lahan mengepung Ye Fan dan Pang Bo.
Salah seorang di antara mereka menurunkan volume suaranya, sepertinya tak ingin didengar orang sekitar: "Dasar bebal tak tahu diri! Di Kuil Lingxu ada orang-orang yang tak boleh kausinggung. Berani-beraninya kalian berdua melontarkan ucapan tadi? Mati-matian!"
Di sebelahnya, seorang pria muda lain mendesak beberapa langkah ke depan. Dengan senyum sinis di wajah, ia menyindir: "Wah, hebat sekali! Baru masuk belum lama sudah sok jago. Apa kalian bahkan tak tahu cara menulis karakter 'mati'? Tapi kurasa kalian berdua takkan mati - karena yang lebih menyiksa daripada mati adalah hidup sengsara. Tak mudah mati sebelum penyiksaanmu tuntas!"
“Sebenarnya ada solusi agar kalian berdua tak terlalu menderita.” Saat itu seorang lagi berbicara dengan nada seenaknya, seolah kedua orang di hadapannya hanyalah dua ekor belalang yang bisa dihancurkan kapan saja, menyindir: “Potong sendiri kakimu, berlutut memohon ampun, lalu merangkak ke kolam teratai dan terjungjung kepala di bawah dalam lumpur.”
“Seandainya aku jadi kalian, lebih baik menabrakan kepala sampai mati daripada hidup menanggung siksaan.”
Keempat orang ini berbicara dengan santai, sama sekali tak memandang Ye Fan dan Pang Bo. Mereka terus mengolok dan menyindir sambil berdiri di empat penjuru, memutus kesempatan kedua orang ini untuk kabur.
Ye Fan dan Pang Bo bukanlah tipe yang memendam amarah dalam diam. Meski ucapan keempat orang ini keterlaluan, mereka justru tidak marah. Dengan santai dan tenang, mereka membalas:
“Apa sih yang dilakukan empat tolol tiga belas ini?”
“Kurasa saat baru keluar pintu, kepala mereka terjepit daun pintu sampai gepeng. Kalau tidak, mana mungkin semua terlihat bego banget, terus ngomel-ngomel nggak jelas gitu.”
Keduanya bersikap santai seolah penonton biasa, sesekali berkomentar seenaknya. Empat pemuda di samping langsung meledak marah. Dua bocah yang mereka anggap lemah seperti belalang ini ternyata sama sekali tidak takut, malah bersikap meremehkan dengan kata-kata pedas. Ekspresi mengejek mereka pun langsung lenyap, wajah memerah menahan amarah.
“Nggak tahu mati!” hardik salah satu dari mereka. Tapi tak ada yang berani maju. Mereka sudah memperhatikan kekuatan fisik luar biasa kedua lawan ini, tak ingin gegabah sampai kalah.
“Cis!”
"Di bawah pusarnya, ada kilauan cahaya yang bergelombang. Sebuah pola spiritual seperti riak air melesat bagai rantai besi, dengan cepat melilit ke arah Ye Fan dan Pang Bo."
"Pola spiritual yang muncul dari lautan penderitaan!"
"Tetua pengajar pernah berkata, hanya mereka yang telah mencapai kemajuan dalam latihan ilmu bela diri yang bisa menggunakan teknik misterius. Ini pasti seorang ahli!"
……
Para penonton serentak berteriak kaget. Mayoritas besar di tempat ini adalah murid baru yang jarang melihat orang menggunakan teknik kesaktian misterius. Semua memperlihatkan ekspresi gugup sambil menonton dengan saksama.
Ye Fan dan Pang Bo bergerak dengan kecepatan luar biasa, masing-masing menghindar ke sisi berbeda. Pola cahaya mirip rantai besi itu nyaris menyentuh tubuh mereka, namun tiba-tiba berbalik arah dan melanjutkan upaya untuk membelit kedua orang itu.
Mereka masih pertama kali bertarung dengan praktisi yang mampu menggunakan teknik Xuanfa. Tidak tahu seberapa mematikan ukiran suci yang keluar dari lautan penderitaan itu, mereka takut menyentuhnya sembarangan. Keduanya menghindar lagi. Tapi ukiran suci ini mengikuti seperti bayangan, sama sekali tidak bisa dielakkan. Kilauannya berkilauan dengan tekstur logam, terlihat berkilau-kilauan, melilit dengan cepat ke arah mereka.
"Bang!"
Ye Fan tiba-tiba mengangkat batu raksasa di sampingnya untuk menghadang ukiran suci yang menyambar itu. Keduanya bertabrakan dan langsung mengeluarkan ledakan dahsyat. Pada batu pualam besar seberat ribuan jin ini langsung muncul jejak dalam seperti bekas kapak.
Hal ini membuat Ye Fan dan Pang Bo berubah wajah secara bersamaan. Praktisi yang bisa menggunakan teknik Xuanfa memang berbahaya. Jika lawannya Orang Biasa, mustahil bisa melawan.
"Sssyt!"
Garis ilahi yang menyerupai rantai besi itu meski meninggalkan bekas dalam di batu pualam besar, namun seolah kehabisan tenaga. Kilauannya memudar, berubah menjadi bayangan samar yang melesat kembali ke lautan penderitaan pemuda itu. Tubuhnya bergetar, mundur dua langkah.
"Kekuatan dua belalang ini benar-benar luar biasa. Waspada! Jika sampai terluka oleh mereka, sungguh memalukan." Salah satu dari empat pemuda itu berbisik dengan suara rendah.
"Criit!"、"Criit!"、"Criit!"、"Criit!"……
Beberapa desisan halus terdengar. Empat cahaya berwarna berbeda mekar dari lautan penderitaan keempat pemuda. Empat garis ilahi seperti rantai besi menyergap dari segala arah ke arah Ye Fan dan Pang Bo.
Secara bersamaan, Ye Fan dan Pang Bo melancarkan serangan balik gencar. Di sekitar tebing batu yang tak kekurangan bebatuan, mereka melemparkan batu-batu raksasa seberat ribuan jin. Empat garis ilahi itu terus-menerus bergetar.
"Bang! Bang! Bang!"
Ye Fan dan Pang Bo memiliki kekuatan mengerikan, batu-batu raksasa terus melayang dan menyerbu pola dewa di udara, sementara batu pualam besar juga berjatuhan ke arah keempat pemuda itu.
Keempat cultivator muda yang baru memahami hukum metafisik langsung sibuk kalang kabut. Meski mereka telah mengembangkan sedikit kekuatan supernatural yang bisa dikonsentrasikan menjadi pola dewa seperti rantai besi, kecepatan kendali pola dewa mereka tidak cukup cepat untuk menghindari batu raksasa, sehingga gagal melukai lawan secara efektif.
Setelah mengembangkan sedikit kekuatan di Laut Penderitaan, konstitusi fisik mereka memang meningkat drastis. Tapi jika bicara murni soal kekuatan, mereka sama sekali tidak bisa menyaingi Ye Fan dan Pang Bo. Saat ini, batu-batu berat seribu jin terus menghantam, mereka hanya bisa menghindar.
Batu-batu beterbangan, keempat cultivator muda tidak hanya terhalang namun juga terus mundur perlahan, khawatir akan hancur dihajar batu ribuan jin.
"Swoosh!"
Pada saat itu, Ye Fan tiba-tiba berlari ke depan dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan bayangan samar di tempatnya.
"Bang!"
Seketika ia muncul di dekat seorang pemuda kultivator, melancarkan satu pukulan sederhana dan langsung yang menghantam keras area hidung dan mulut lawan, membuat kultivator tersebut terlempar menyamping.
Ini adalah pukulan yang memadukan keindahan estetika dengan kekuatan dahsyat! Gerakan tubuh Ye Fan yang luwes saat mengayunkan lengan kanan terlihat seperti aliran alami Dao, sangat memesona. Namun saat kepalan tangan itu melesat, kekerasan yang dihasilkan justru melempar pemuda itu hingga terpental lebih dari 10 meter.
Dapat dilihat jelas semburan darah keluar dari hidung dan mulut kultivator tersebut, membentuk garis lengkung merah sepanjang beberapa meter di udara. Bersamaan dengan itu, 7-8 gigi beterbangan sebelum akhirnya berjatuhan ke tanah.
Di sisi lain, Pang Bo juga tak bisa menahan diri. Dengan inisiatif menyerang, kecepatan luar biasa, ia menghantam tubuh seorang praktisi lain dengan batu raksasa. Suara patah tulang langsung terdengar di tempat. Orang itu terlempar miring dan jatuh ke tanah.
"Bang!"
"Bang!"
Dua suara pukulan berat lagi bergema. Dua orang tersisa akhirnya tumbang oleh Ye Fan dan Pang Bo. Pada momen ini mereka mempertontonkan estetika kekerasan, tinju mereka bagai palu besi yang menghantam kedua orang itu hingga muntah darah deras.
Saat ini, empat pola Shen Wen memudar kilaunya, cepat menyusup kembali ke lautan penderitaan keempat orang. Ye Fan dan Pang Bo menempatkan empat praktisi yang lunglai itu secara berdampingan, lalu berdiri memandang sinis dari atas.
"Tadi kalian bilang apa? Bilang kami berdua tak tahu langit-tinggi-bumi-rendah, tak tahu hidup-mati. Sekarang aku ingin tanya, KALIAN yang tahu?" Sambil berkata demikian, Pang Bo menyepak empat kali, membuat mereka berguling-guling seperti bola kulit.
“Kau anggap kami seperti belalang, bisa kau remas semaumu?”
“Bahkan suruh kami patahkan kaki sendiri, berlutut minta ampun, lalu merangkak ke kolam teratai dan menancapkan diri di lumpur...”
“Mau membuat kami hidup lebih menderita daripada mati, disiksa sampai tewas? Sungguh omong kosong!”
“Bang bang bang……”
Ye Fan dan Pang Bo sama sekali tidak merasa iba pada keempat orang ini. Tanpa ampun mereka menendang dan menginjak-injak keempat orang itu seperti kecoa, hingga tubuh mereka lunglai bagai empat tumpukan lumpur.
“Cukup!” Tiba-tiba Han Feiyan yang sejak tadi memandang dingin dari kejauhan menghampiri. Matanya membeku, wajahnya gelap bagai awan yang hampir meneteskan air.
Pang Bo meliriknya sinis, “Kau bilang cukup ya cukup? Kau ini siapa sih?!”
"Bebaskan mereka!" Suara Han Feiyu membeku, membuat orang-orang di sekeliling seperti jatuh ke gudang es. Meski terlihat hanya berusia 14-15 tahun, aura dan ekspresinya sama sekali tidak sesuai dengan usianya, terlalu penuh teka-teki.
"Mengapa harus mendengarmu?!" Pang Bo sama sekali tidak mematuhi.
Sementara Ye Fan bahkan mengabaikannya. Dengan santai dia berjongkok, mengangkat dua orang dari tanah, lalu meregangkan tubuhnya. Dengan gerakan lincah nan estetis, dia melambaikan lengannya.
Dua sosok manusia melesat seperti dua tombang panjang melintasi udara, terbang cepat sejauh 40-50 meter. Mereka menancap tegak di lumpur kolam teratai, bagai dua pedang panjang yang tertanam, hanya menyisakan dua pasang telapak kaki yang masih terlihat di atas lumpur.
"Kau mencari mati!"
Han Feiyu akhirnya menunjukkan kemarahan memuncak. Seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin, membawa gelombang udara beku, maju menekan ke depan.
Ye Fan tidak peduli padanya, mengangkat dua orang lainnya dan melemparkan mereka lagi. "Brak! Brak!" Dua suara ringan terdengar, dua orang lagi terjungkal seperti bawang, tertancap lurus di lumpur yang jauh.
Orang-orang di sekeliling terdiam takjub, hasil ini benar-benar mengejutkan dan membungkam.
"Cis!"
Kilatan cahaya dari Lautan Penderitaan Han Feiyu memancar terang menyilaukan. Sebuah stempel kayu persegi berukuran kurang dari satu inci melesat keluar, memancarkan semburan cahaya hijau giok, membesar dengan cepat dan menekan ke arah Ye Fan serta Pang Bo.
Seketika teriakan kaget bergemuruh dari kerumunan. Ini adalah Stempel Kayu Hijau asli, bukan transformasi tenaga samar dari Lautan Penderitaan, sama sekali tak bisa dibandingkan dengan empat pola energi biasa.
Setelah Stempel Kayu Hijau keluar dari Lautan Penderitaan, aliran energi hijau tipis memancar darinya, mengeluarkan tekanan berat yang mencekam.
