Ye Fan dan Pang Bo bahkan tak sempat menghindar. Segel Kayu Hijau ini jauh lebih cepat daripada pola-pola mistis, tiba-tiba sudah menggantung di atas kepala mereka.
Segel persegi empat itu awalnya hanya sepanjang satu inci, namun dalam sekejap telah membesar sebesar rumah, dikelilingi kabut hijau yang bergulung-gulung bagai awan.
Di bawah tekanan yang begitu hebat, mereka merasa seperti pegunungan runtuh menimpa. Mereka mengerahkan semua tenaga untuk bertahan.
"Bang!"
Keduanya mendorong ke atas dengan tangan, berusaha melemparkan segel yang menindih itu. Tapi tiba-tiba tanah di bawah kaki mereka remuk, tubuh mereka terbenam sampai lutut - betapa dahsyatnya tekanan ini!
"Bang!"
Segel Kayu Hijau bergetar, memuntahkan kabut hijau tak berujung. Kini membesar setinggi istana, mendarat dengan gaya menghancurkan.
“Bahkan batu seberat 10.000 kati pun pasti sudah terlempar, makhluk hantu apa ini? Kok bisa seberat begini…”
Ye Fan dan Pang Bo merasakan lengan mereka semakin berat. Tiba-tiba kaki mereka terbenam lebih dalam hingga lutut, daratan di sekeliling retak membentuk celah-celah besar.
“Kalian suka ditanam terbalik ya? Sekarang aku akan tanam kalian hidup-hidup jadi 'pohon manusia'.” Han Feiyu melangkah mendekat, senyum sinisnya membuat bulu kuduk merinding.
“Bang!”
Segel Kayu Hijau bergetar lagi, mengeluarkan asap hijau yang menyelubungi area. Tekanan pada Ye Fan dan Pang Bo langsung berlipat ganda, tubuh mereka terus terbenam hingga separuh badan masuk ke dalam tanah.
“Kalau begini terus, kita bakal tertekan jadi bubur daging.” Ye Fan berbisik gelisah pada Pang Bo yang juga mulai panik.
“Tenang, tidak akan membiarkan kalian mati dengan mudah...” Han Feiyu tersenyum sinis, tidak perlu dipikir pun tahu, dia ingin menyiksa kedua orang ini.
Saat ini, Ye Fan dan Pang Bo sama-sama merasakan lengan mereka agak kebas. Jika terus begini, pasti tak akan mampu bertahan dan akan terhimpit masuk ke bawah tanah. Ye Fan memberi isyarat pada Pang Bo untuk melepaskan pegangan dan membebaskan diri lalu menerjang keluar. Pang Bo menggelengkan kepala, dia takut jika melepaskan, Ye Fan sendirian tidak akan sanggup menahan dan akan tertekan menjadi bubur daging.
"Tak ada waktu lagi, juga tak ada pilihan lain..." Ye Fan mengatupkan gigi mengucapkan kata-kata ini. Tekanan dari atas terlalu besar, meski memiliki kekuatan naga-gajah sekalipun, dia tak bisa bertahan lama.
Pang Bo sangat memahami situasi saat ini. Harus ada satu orang yang menerjang keluar untuk menuntaskan Han Feiyu, jika tidak tak akan ada jalan hidup jika terus begini. Hanya saja, orang yang tinggal mungkin akan berada di ambang jurang maut. Dua orang saja sudah sangat kesulitan menopang Segel Kayu Hijau, jika hanya tersisa satu orang akan semakin berbahaya.
Tidak ada pilihan lain, harus ada yang tetap menopang Segel Kayu Hijau. Pang Bo bukan tipe orang yang ragu-ragu, memutuskan saat harus memutuskan. Tanpa membuang waktu, ia melepas kedua tangan dan mendorong tanah sekuat tenaga, menarik bagian bawah tubuhnya keluar.
"Bang!"
Segel Kayu Hijau berguncang, memancarkan cahaya hijau samar. Beban raksasa itu membuat tangan Ye Fan gemetar. Tubuhnya kembali terbenam, dada ke bawah sudah masuk ke dalam tanah. Segel itu kini hanya tersisa satu meter dari permukaan.
Pang Bo panik, keringat dingin langsung mengucur. Ia melesat bagai anak panah, kecepatannya mencapai puncak.
"Bang!"
Cahaya hijau berkedip-kedip, Segel Kayu Hijau bergetar liar. Begitu Pang Bo melepaskan diri, segel raksasa itu langsung menghunjam ke tanah, menggilas Ye Fan dari kepala hingga tenggelam sepenuhnya.
Pang Bo nyali ciut, seluruh energinya meledak. Dengan kecepatan gila ia menerjang Han Feiyu, kedua tangan seperti dua capit besi mencengkeram dan merobek-robek tubuh lawannya.
Han Feiyu sama sekali tidak menyangka, kedua orang yang ditekan hingga tak bisa bergerak ini tiba-tiba bisa menerobos keluar. Pang Bo langsung menerjangnya seperti serigala kelaparan yang merobek-robek tubuhnya.
"Bang Bang Bang……"
Pang Bo yang menunggangi tubuh Han Feiyu terus meninju ke bawah bagai memukul genderang perang, pukulan demi pukulan berat menghantam tanpa henti.
Para penonton terkejut, tak ada yang menyangka Pang Bo bisa lolos dari tekanan.
Meski kekuatan Han Feiyu tak sebesar Pang Bo, tapi ia telah membuka sumber energi mengerikan yang memungkinkannya mengerahkan seluruh energi vital. Kilau magis seketika menyelimuti permukaan tubuhnya. Tinju Pang Bo yang menghantam keras ternyata hanya membuat sudut bibirnya mengucurkan setetes darah, tidak melukainya secara signifikan.
Tapi meski begitu, mata Han Feiyu memerah. Kapan dia pernah mengalami kerugian sebesar ini? Seketika dia mengerahkan tenaga sekuat-kuatnya, lautan penderitaan di tubuhnya tiba-tiba memancarkan kilatan cahaya yang menerbangkan Pang Bo. Beberapa pola ilahi sekuat rantai besi menyembur dari lautan penderitaan itu, berkilauan dan bersinar terang, langsung menyambar Pang Bo untuk merobek-robeknya.
Pang Bo buru-buru menghindar, mengangkat sebongkah batu raksasa di sebelahnya untuk menahan serangan, lalu melemparkannya dengan ganas.
"Akan kusobek kau hingga berkeping-keping!" Ekspresi Han Feiyu mengerikan dan menakutkan. Beberapa pola ilahi melingkari tubuhnya, lalu menyambar seperti kilatan-kilatan petir ke arah Pang Bo.
"Braak!"
Di detik ini, Stempel Kayu Hijau Raksasa yang menindih tanah tiba-tiba terangkat ke udara. Ye Fan mengangkatnya dengan kedua tangan dari bawah tanah, lalu melemparkannya sekuat tenaga ke Han Feiyu. Cahaya hijau berkilauan, kabut biru muda menyelimuti, menghantam seperti gunung kecil.
Dengan kemampuan bela diri Han Feiyu yang belum bisa fokus pada dua hal sekaligus, dia tidak bisa menguasai Stempel Kayu Hijau dan semburan energi suci secara bersamaan. Saat bertarung dengan Pang Bo tadi, Ye Fan mendapatkan peluang dan berhasil membebaskan diri. Tubuh Ye Fan secepat kilat, meninggalkan bayangan samar yang panjang, langsung menyusul Stempel Kayu Hijau yang melesat.
Ketika Stempel Kayu Hijau berbalik arah, Han Feiyu berubah wajah. Dia buru-buru menghentikan serangan ke Pang Bo, menarik kembali semburan energi suci, dan berusaha mengendalikan Stempel Kayu Hijau untuk membunuh kedua lawannya.
Tapi kecepatan Ye Fan terlalu tinggi. Dia tiba bersamaan dengan Stempel Kayu Hijau. Begitu Han Feiyu baru saja berhasil mengendalikan stempel itu dan memarkirkannya dengan stabil, Ye Fan sudah sampai. Dengan tendangan menyapu kaki kanannya, dia menendang dengan kaki di udara tepat di wajah Han Feiyu. Darah beterbangan, hidung dan mulut Han Feiyu mengucurkan darah saat terlempar sejauh lebih dari 20 meter. Sementara Stempel Kayu Hijau yang kehilangan kendali jatuh berat ke tanah.
Ye Fan tidak berhenti, tubuhnya seolah berubah menjadi seberkas cahaya, langsung mengejar. Sebelum Han Feiyu sempat mendarat di daratan, dia sudah berada di hadapannya. Dengan tendangan di udara yang amat berat, menginjak-injak Han Feiyu hingga terjatuh. Tendangan penuh kekuatan ini membuat orang-orang di sekeliling ikut menggigil ketakutan. Daratan berguncang hebat, tubuh Han Feiyu hampir terbelah dua.
Hampir pada saat yang bersamaan, Pang Bo juga tiba di lokasi. Kaki diangkat tinggi lalu menendang dengan keras ke perut Han Feiyu.
"Tendang kepalanya! Jangan biarkan dia berkonsentrasi!" seru Ye Fan dengan suara rendah.
Pang Bo seketika memahami, tidak boleh membiarkan Han Feiyu memusatkan perhatian mengendalikan Stempel Kayu itu. Jika tidak, keduanya akan berada dalam bahaya.
"Bang Bang Bang..."
Keduanya memiliki kekuatan luar biasa, setiap tendangan mampu melemparkan batu raksasa ribuan jin. Mereka menginjak-injak Han Feiyu dengan keras hingga daratan di sekeliling ikut berguncang. Jika bukan karena aliran cahaya dari lautan penderitaan Han Feiyu yang terus memancar melindungi permukaan tubuhnya, mungkin saat ini dia sudah menjadi bubur daging diinjak-injak hidup-hidup oleh mereka berdua.
Orang-orang di sekeliling terkejut dan tercengang. Awalnya dua orang ini yang terdesak hingga di ambang jalan buntu, tapi akhirnya tak disangka bisa membalikkan situasi - malah memukuli Han Feiyu habis-habisan. Hal ini benar-benar di luar akal sehat.
"Berani-beraninya kau ingin menyiksa kami sampai mati! Di usia muda begini sudah licik dan kejam seperti ini, bagaimana nanti kalau sudah dewasa? Lebih baik kami injak kau sampai mati sekarang juga!"
Meski berkata demikian, sebenarnya mereka tak rela mencelakai nyawa manusia. Jika sampai terjadi, hal itu akan menjadi masalah terlalu besar. Namun mereka sama sekali tak mau melepaskan Han Feiyu dengan mudah. Kaki mereka mengerahkan tenaga, membuat kilatan cahaya di permukaan tubuhnya semakin memudar akibat getaran.
"Han Feiyu mencoba menguasai Stempel Kayu Hijau, tetapi setiap kali berakhir dengan kekalahan. Stempel itu beberapa kali terbang ke atas, namun berulang kali terjatuh dengan berat ke tanah. Saat ini dia hampir tak sadarkan diri akibat diinjak-injak, sulit berkonsentrasi. Akhirnya Han Feiyu kehabisan tenaga, Lautan Penderitaannya tak lagi memancarkan kilau magis. Dua orang dengan kekuatan mengerikan ini terus menginjaknya hingga berguling-guling sambil menjerit-jerit kesakitan."
"Baru membuka Lautan Penderitaan dan mendapatkan sedikit sumber energi, sudah menganggap diri ahli? Ingin membunuh kami? Kau belum cukup level!"
"Kami tak ada permusuhan, mengapa kau menarget kami?"
"Masih kecil sudah punya pikiran setjahat ini? Berani-berannya menyiksa kami sampai mati..."
Ye Fan dan Pang Bo tak menunjukkan belas kasihan. Khawatir Han Feiyu hanya berpura-pura, mereka terus menghujani pukulan berat. Dalam sekejap pipi Han membengkak, air mata bercucuran, hidung dan mulut mengucurkan darah, kepalanya membesar seperti wajahnya mirip babi.
Han Feiyu meski tak tahan menahan rasa sakit tajam ini, terus-menerus menjerit kesakitan, namun matanya masih memancarkan kekejaman saat memandang keduanya, penuh dengan dengki jahat.
"Tampaknya bocah ini benar-benar karakter licik dan kejam, menurutku sangat perlu untuk menyelesaikan masalah dengannya."
"Sudah menargetkan kami seperti ini, masih menyimpan dendam, jika tidak diselesaikan pasti akan menjadi masalah."
Mendengar bisikan keduanya, Han Feiyu akhirnya ketakutan, berteriak kencang: "Jangan bunuh aku..." Seolah ingin didengar semua orang di sekeliling, teriakannya sangat keras. Kemudian, dia berbisik: "Kalian berdua jangan membunuhku, paman buyutku adalah tetua Lingxu Dongtian. Jika kalian membunuhku, kalian juga tak akan bisa hidup..."
Ye Fan dan Pang Bo seketika mengerutkan alis, mereka merasa hal ini agak rumit.
"Perseteruan sudah terlanjur terjadi, bagaimanapun juga tak akan bisa diselesaikan..."
Han Feiyu mendengar perkataan mereka, langsung tertegun ketakutan: "Jangan bunuh aku, dendam kecil ini tidak berarti apa-apa, aku berjanji tak akan mencari masalah lagi di kemudian hari..."
Ye Fan dan Pang Bo saling bertatapan. Saat ini benar-benar tidak bijak membunuhnya di hadapan semua orang. Jika tidak, menghadapi amarah seorang tetua, mereka pasti akan mati.
Akhirnya, Ye Fan menyeretnya ke tepi kolam lotus, memegang kedua kakinya terbalik, hendak melemparkannya ke dalam.
"Kalian..." Han Feiyu matanya menyala. Jika benar-benar dijunjung terbalik, itu akan menjadi aib besar. Dia tak akan bisa mengangkat kepala lagi di Lingxu Dongtian.
"Swoosh!"
"Swoosh!"
Kilatan cahaya muncul. Dari tebing di kejauhan, dua sinar pelangi suci terbang mendekat dan mendarat di tepi kolam. Para penonton segera mundur - ini pasti ahli sejati yang mampu mengendalikan sinar pelangi. Pasti lautan penderitaan mereka telah memiliki mata air suci, dan benar-benar telah menyatu dengan roda kehidupan, melepaskan sumber energi ilahi.
"Saudara Li Fei, Kak Wang Jing..." Han Feiyu segera berseru melihat keduanya mendarat, "Hari ini kalian yang bertanggung jawab patroli hukum? Segera tangkap mereka berdua! Mereka ingin membunuhku!"
Sepasang pria dan wanita ini berusia sekitar 27-28 tahun. Pria itu beraura elegan sementara wanita itu memancarkan kesan transenden. Meski tidak terlalu tampan atau cantik, mereka memancarkan aura aliran dewa.
Li Fei menyapu pandangannya dengan dingin, "Kejadian tadi sudah kami saksikan. Kau yang memulai keributan, kesalahan tidak terletak pada mereka berdua."
"Kau..." Han Feiyu menggabungkan rasa terkejut dan marah, namun tak berani menunjukkan kemarahan pada kedua orang ini.
Wang Jing melangkah maju beberapa langkah, berkata pada Ye Fan, "Meski dia bersalah duluan, tapi tidak sepantasnya memperlakukannya seperti ini. Bebaskan dia dulu."
Melihat kedua perwira tidak berniat melindungi Han Feiyu, Ye Fan pun tak bisa menolak permintaan mereka. Dia melemparkan Han Feiyu ke tepian kolam.
Han Feiyu berdiri dengan mata menyala-nyala, menatap tajam Pang Bo dan Ye Fan dengan geram. Sekilas dia melirik Li Fei dan Wang Jing dengan wajah kesal, mendengus keras sebelum berbalik hendak pergi.
Li Fei memanggilnya dari belakang, "Adik seperguruan Han, aku menasihatimu untuk tidak melakukan tindakan gegabah di masa depan. Pang Bo kini secara resmi ditetapkan oleh Tetua Wu Qingfeng sebagai bibit dewa. Jika kau nekat membuat keributan, bahkan pamanmu takkan bisa menjagamu."
"Apa?!" Han Feiyan berbalik seketika, wajahnya dipenuhi ekspresi terkejut, "Dia... dia bibit dewa?!"
"Benar, dia memang bibit dewa."
Murid biasa tak memahami arti bibit dewa. Tapi Han Feiyan sebagai cucu seorang tetua, mana mungkin tidak tahu. Setiap gua surgawi dan tanah suci memperlakukan bibit dewa sebagai harta karun yang harus dijaga, karena mereka akan menjadi pondasi dasar kekuatan masa depan.
Biasanya, bahkan dengan pencarian maksimal selama sepuluh atau delapan tahun, sulit menemukan satu bibit dewa. Ini membuktikan betapa langka konstitusi fisik yang cocok untuk kultivasi dewa. Begitu ditemukan, mereka akan langsung dilatih sebagai penerus sekte. Saat ini jumlah bibit dewa di Lingxu Dongtian takkan melebihi hitungan lima jari.
"Bagaimana mungkin..." Han Feiyu menunjukkan ekspresi tak percaya, "Kalau dia memang bibit Xian, mengapa masih datang ke Tebing Lingxu untuk belajar hukum?"
"Itu karena Tetua Wu Qingfeng tak ingin dia merasa spesial atau lebih unggul dari yang lain. Faktanya, Tetua Wu Qingfeng sudah mengajarinya secara pribadi beberapa bulan lalu, bahkan telah mewariskan kitab ." Wang Jing menjawab pertanyaannya.
Saat mendengar Tetua Wu Qingfeng secara pribadi mewariskan , wajah Han Feiyu langsung berubah pucat. Dia kini yakin tanpa keraguan bahwa itu adalah bukti status bibit Xian.
Li Fei melanjutkan, "Tetua Wu Qingfeng terus-menerus memantau mereka. Peristiwa yang baru saja terjadi kebetulan terlihat oleh beliau, sehingga merasa perlu mengumumkan fakta bahwa Pang Bo adalah bibit Xian. Kami harap kau tak akan bertindak gegabah lagi."
Han Feiyu dengan wajah muram mengibaskan lengan jubahnya, lalu berbalik dan pergi dengan langkah tegas.
Pang Bo terdiam termenung, hingga Han Feiyu hendak pergi barulah ia sadar. Dengan ekspresi ganjil, ia bertanya kepada Li Fei dan Wang Jing: "Kalau begitu, mulai sekarang aku tak perlu khawatirkan dia?"
Wang Jing mengira dirinya cemas dan takut, menghibur: "Jangan khawatir, meski dia cucu seorang tetua, bahkan keturunan pemimpin sekte pun takkan berani mengganggumu..."
"Kalau begitu aku tenang..." Sambil berkata demikian, ia melangkah besar mengejar. Mana ada ketakutan atau kekhawatiran, jelas-jelas ingin melanjutkan pukulan ke lawannya.
Li Fei dan Wang Jing tertegun sejenak, benar-benar tak tahu harus berkata apa.
Wajah Han Feiyu berubah drastis bagai menelan anak mati, menahan amarah dengan susah payah, bergegas menerobos kerumunan lalu menghilang.
