Di antara para penguasa kuat ini, jika bicara soal kecepatan, tak diragukan lagi gadis siluman berambut emas itu yang tercepat. Kedua sayapnya mengipas, di langit seolah ada dua kilatan emas melesat. Dialah yang pertama mencapai depan kuil, merentangkan sayapnya untuk mendorong pintu giok lima warna yang tertutup rapat.
"Cis!"
Namun yang tak terduga, semburan cahaya lima warna menyembur keluar, langsung melemparnya terjungkal. Sekuat dia pun sebagai siluman besar masih terpelanting lima enam kali. Yang lain menarik napas dingin, tak berani lengah. Semua mengeluarkan senjata mereka, bergegas maju mencoba membuka makam Kaisar Siluman.
Seluruh bangunan kuil kuno ini ditempa dari giok ilahi lima warna, seolah melesat dari Zaman Purba menembus ruang-waktu. Terasa getaran endapan waktu dan aroma sejarah yang pekat. Kilau kristal memancar dari pondasi dasar kuil yang terukir aksara kuno: tulisan naga yang perkasa, tulisan phoenix yang dinamis, tulisan kura-kura Xuan yang kokoh, dan tulisan Kirin yang megah. Seperti naga sekaligus phoenix, bagai kura-kura maupun Kirin - goresan tajam seperti kait besi dan garis perak, penuh kekuatan dahsyat. Inilah tulisan kaisar Yaojie dari era pra-Zaman Purba.
Aksara-aksara ini menyimpan kekuatan misterius. Beberapa kali serangan bersama dilancarkan, namun semua terhempas oleh sinar ilahi lima warna yang memancar darinya. Mustahil mendekati apalagi membuka pintu besar kuil.
"Braak!"
Gabungan serangan para siluman besar dan cultivator Lingxu Dongtian - tungku tembaga ungu, pedang emas, cermin bagua, pisau sisik jiao - menghantam serentak daun pintu kuil. Akhirnya, dengan gemuruh menggelegar, celah kecil terbuka.
Seketika, aura Zaman Purba menyelimuti, gelombang kehidupan yang dahsyat bagai samudera bergelora, membuat semua orang di luar terlempar ke belakang di tempat.
"Braak!"
Suara berat nan menggema semakin mengerikan, wajah semua yang hadir berubah pucat, merasakan sakit menusuk di area jantung. Namun tak ada yang mundur, setelah menstabilkan postur, dengan refleks kilat mereka menerjang ke arah istana kuno megah.
"Cis cis cis!"
Kilatan cahaya berpendar, berbagai senjata memancarkan sinar magis, saling berbenturan menciptakan gemerincing logam. Para penguasa siluman dan cultivator manusia berdesakan di depan istana lima warna, pertempuran kembali pecah. Tak ada yang mau mengalah, semua ingin jadi yang pertama masuk.
Di depan istana agung, silau cahaya menyelimuti, aura siluman mengepul ke langit. Kedua belah pihak mengeluarkan api sejati - kali ini pertarungan hidup-mati. Tak ada yang menyisakan tenaga, makam Kaisar Siluman ini terlalu vital bagi mereka.
Kilatan cahaya menyala-nyala, langit seakan bergetar. Berbagai senjata mengeluarkan kilatan magis, saling bertabrakan dengan dahsyat. Aura menembus langit, kekuatan mengerikan bergolak. Depan bangunan kuno nyaris mendidih oleh pertempuran.
Pertempuran berlangsung sengit. Tak sampai setengah jam, seorang tetua tertinggi Lingxu Dongtian mulai terdesak. Perlahan tak berdaya, lalu dadanya tertembus oleh siluman besar. Separuh jantungnya yang retak dicabut hidup-hidup. Percikan darah mengotori tubuh siluman itu, membuatnya terlihat sangat ganas.
Wajah pemimpin sekte Lingxu Dongtian membeku. Kedua tangannya membentuk mudra, melukis pola misterius di udara. Tungku tembaga ungu bergetar hebat, kabut ungu tak terhingga menyebar. Dalam sekejap, dua siluman besar tersedot ke dalam tungku.
"Braak!"
Api ilahi ungu menggila, jeritan yang merobek hati dan paru-paru terdengar dari dalam tungku tembaga. Dua siluman besar dalam sekejap mata dilebur hidup-hidup, akhirnya hanya menyisakan dua helai asap tipis yang melayang.
Dari kejauhan, Ye Fan menggigil ketakutan. Pertarungan sekejam ini benar-benar mengerikan. Sebagai manusia modern, ia merasa sulit menerima kenyataan ini. Dengan serius ia mempertimbangkan: menjadi seorang cultivator, apakah benar-benar bermakna? Apakah pantas dipertaruhkan?
Dan tepat pada saat ini, pertempuran sengit meletus antara belasan binatang buas dan burung pemangsa di gunung berapi dengan para tetua Lingxu Dongtian. Seekor binatang buas berwujud manusia dengan mulut lebar dan taring panjang, bulu tubuhnya mencapai lebih dari setengah kaki, terlihat sangat mengerikan. Dengan brutal ia mencabik seorang tetua menjadi dua bagian di tempat, darah beterbangan dan potongan mayat berjatuhan menciptakan pemandangan yang mengerikan. Di dekatnya, seorang tetua Lingxu Dongtiań mengeluarkan Pisau Penakluk Siluman. Dengan kilatan cahaya membentang puluhan meter, senjata itu membelah seekor burung pemangsa menjadi dua. Pisau berlumuran darah itu melayang di udara, menciptakan suasana yang sangat berdarah.
Di antara belasan binatang buas super, Burung Kilat paling mengerikan. Dengan kecepatan luar biasa, ia melesat ke langit siapkan cakar emasnya. Di tempat, genderang suci yang dipersembahkan seorang tetua langsung tercabik. Saat menukik, ia memicu ratusan petir beruntun. Gemuruh guntur bergemuruh, kilatan listrik berkerlap-kerlip, bagai ratusan pedang berpendar sepanjang puluhan meter yang menghujam ke bawah.
"Kraak!"
Tetua Lingxu Dongtian itu mengendarai sinar pelangi mencoba kabur, tapi tetap tak bisa menghindar. Mustahil menyaingi kecepatan ratusan kilat. Tubuhnya menghitam terbakar, gemetar beberapa kali, lalu terjatuh ke dalam kawah gunung berapi. Lahar mendidih langsung menelannya.
Pertempuran ini penuh darah dan pembantaian. Silih berganti korban dari pihak manusia maupun yaojie (dunia siluman). Semua mempertaruhkan nyawa, berebut jadi yang pertama menyelami makam Kaisar Siluman.
"Inikah kehidupan cultivator..." Ye Fan bergumam. Hatinya tidak tenang, ini sama sekali berbeda dengan bayangannya tentang kehidupan bebas melayang di langit dengan sinar suci.
"Mungkin, setiap cultivator memiliki jalan yang berbeda." Pandangannya tiba-tiba jernih, menunjukkan keteguhan. "Setelah memilih jalan ini, aku harus melangkah maju. Nasibku tak boleh dikendalikan orang lain. Aku harus menjadi kuat..."
Tiba-tiba suara gemerisik memutus alur pikirannya. Pang Bo di tanah mulai diselimuti gas hijau yang kabur, cahaya hijau kebiruan perlahan menyala di permukaan tubuhnya.
"Cis cis cis!"
Semburan cahaya mulai mengalir keluar dari tubuh Pang Bo. Itu adalah kekuatan segel dari pola energi yang ditanam Tetua Wu Qingfeng, namun kini semuanya menyembur keluar—segel tidak berfungsi!
Pada saat yang bersamaan, cahaya hijau menyala di Lautan Penderitaannya. Tubuhnya bergetar keras, kedua mata terbuka dengan suara "swoosh"—menyemburkan dua sinar hijau yang angker dan menyeramkan.
Pada saat yang sama, di dahi dan wajah Pang Bo muncul tulisan rune aneh beruntun, sebagian berupa garis tak bermakna, ada juga yang berbentuk mirip karakter.
Rune yang menyerupai tulisan itu ada yang berbentuk naga-phoenix, ada yang seperti kura-kura Xuan, bahkan ada yang mirip ular legendaris Tengshe.
Ye Fan terkejut. Meski tak bisa mengenali makna rune itu, ia ingat penjelasan tetua pemindahan hukum: ini sangat mirip dengan tulisan yaojie (dunia siluman).
Mata Pang Bo memancarkan cahaya hijau mengerikan. Ia bangun duduk tegak kaku, lalu berdiri tanpa suara. Tatapan dinginnya tertuju pada Ye Fan seakan ingin menyerang, namun tangan yang diangkatnya gemetar tak terkendali.
"Pang Bo..." teriak Ye Fan. Ia tahu kemauan sahabatnya belum sepenuhnya terlelap, pasti sedang berjuang merebut kendali tubuh.
Mendengar panggilan itu, tubuh itu berguncang. Tulisan siluman di dahi dan wajahnya juga memudar. Namun, suara dengusan rendah bergema. Tubuh Pang Bo bergetar hebat, disusul cahaya hijau kebiruan yang membanjiri. Dahi dan wajahnya dipenuhi tulisan siluman, sebelum akhirnya perlahan tenang.
Kali ini, dia tidak lagi menatap tajam Ye Fan. Sebaliknya, tubuhnya berbalik menghadap arah gunung berapi. Suara seraknya menyembur: "Sengaja membiarkan kalian menyegel saja..."
Dalam hati Ye Fan tersentak kaget. Entitas tak dikenal yang menguasai tubuh Pang Bo ini tampak sangat mengerikan.
Pertempuran di depan kuil kian memanas. Gerbang kuil telah didorong terbuka. Kedua belah pihak bertempur sengit di depan Auditorium Utama. Pemimpin sekte Lingxu Dongtian dan dua siluman besar telah melangkahkan satu kaki ke dalam.
Persis di saat itu, Pang Bo menoleh sekilas ke arah Ye Fan. Tiba-tiba tubuhnya melayang ke angkasa, berubah menjadi kilatan cahaya hijau yang menyambar ke arah kuil kuno di atas kawah gunung berapi.
Pertarungan di depan istana kuno sangat sengit, terjadi kebuntuan dengan korban jiwa di kedua belah pihak. Kemunculan mendadak Pang Bo membuat para tetua Lingxu Dongtian memperlihatkan ekspresi terkejut, sementara beberapa siluman besar yang melihat pola siluman di dahi dan wajahnya tampak panik bercampur keraguan.
Namun saat ini tak ada yang sempat memperhatikannya. Pemimpin Lingxu Dongtian bersama dua siluman besar sekaligus memasuki istana kuno. Pang Bo meninggalkan bayangan samar di langit, mengikuti ketiga penguasa kuat itu masuk dengan gesit.
Langit dipenuhi kilauan spektakuler ketika dua tetua tertinggi yang tersisa dan beberapa siluman besar menyusul masuk ke dalam kompleks istana. Di bawah, burung kilat dan binatang buas super lainnya, bersama para tetua biasa Lingxu Dongtian, semua melayang ke angkasa menyerbu istana kuno.
"Dong!"
Saat itu juga, suara gemuruh dari dalam istana kembali terdengar, jauh lebih dahsyat dan mengguncang daripada sebelumnya.
"Brak!"
Dua tetua Lingxu Dongtian langsung belekan darah di tempat, tubuh mereka limbung mundur. Seekor lipan perak sebesar lengan mulai retak-retak di seluruh tubuhnya, kemudian tubuh serangga yang seolah dituang dari perak itu terpotong-potong, terjatuh dari kuil kuno.
Seekor binatang buas bertubuh seperti sapi liar berkepala singa, bersisik hijau di sekujur tubuhnya, setinggi belasan meter bagai bukit kecil melesat ke udara. Tapi baru mendekati kuil kuno, tubuhnya langsung terguncang oleh suara gemuruh hingga muntah darah. Sebuah jantung yang retak langsung terbatuk keluar.
"Dug... dug... dug..."
Gemuruh terus bergema. Para binatang buas tingkat tinggi dan tetua Lingxu Dongtian yang pertama masuk mulai terhuyung-huyung mundur, semua berdarah dari tujuh lubang dengan luka parah. Beberapa yang lebih lemah—baik manusia maupun binatang—tewas di dalam sana. Dada mereka terkoyak, darah menyembur, tidak dapat keluar dari kuil kuno.
Di kejauhan, Ye Fan tertegun. Makam Kaisar Siluman ini memancarkan kekuatan seperti apa, sampai-sampai mengerikan seperti ini. Meski berada jauh, dia tetap merasakan energi yang semakin meningkat. Dentuman berat itu membuatnya hampir tak tahan.
Kuil megah itu bergoyang-goyang. Di dalamnya terjadi pertempuran sengit. Beberapa siluman besar menghardik, sementara Pemimpin Sekte Lingxu Dongtian dan Tetua Tertinggi juga melolong keras.
"Bang!"
Kilatan cahaya hijau kebiruan muncul. Siluet Pang Bo terlempar ke depan gerbang kuil, seolah ditembak keluar. Wajahnya pucat. Dengan kekuatan luar biasa, dia memukul beberapa mayat di tanah hingga terlempar ke arah gunung tempat Ye Fan berdiri, jatuh dengan keras ke bumi.
Hati Ye Fan berdesir. Dia melihat Pang Bo yang wajahnya dikelilingi gas hijau melirik ke arahnya sekelebat, sebelum mengaum dan kembali menerjang masuk ke dalam kuil.
Ye Fan membalikkan beberapa mayat, melakukan pengamatan lebih seksama. Di tubuh mayat binatang buas, dia menemukan keanehan - ada kilatan cahaya emas yang sangat lemah mengalir dari lukanya, mustahil terlihat tanpa pemeriksaan teliti.
"Apa yang terjadi..." Ye Fan memasukkan jarinya ke dalam luka itu. Dia merasakan sesuatu, lalu menjepit objek tersebut dengan dua jari dan menariknya keluar.
Seketika, semburan cahaya mempesona menerpa, menyilaukan mata Ye Fan hingga hampir tak bisa membuka. Sehelai kertas emas berpendar dengan kilau magis tak berujung, memancarkan keindahan yang memikat.
Kertas emas ini lebih berat daripada logam. Di permukaannya terukir rapat aksara-aksara kuno yang tak terhitung jumlahnya, begitu kecil hingga nyaris tak terbaca. Setiap karakter bersinar bagai bintang gemintang, berkilauan memancarkan cahaya.
Jantung Ye Fan tiba-tiba berdebar kencang. Tenggorokannya terasa kering, matanya menyipit tertahan silau cahaya magis yang dipancarkan kertas emas ini.
