"Pil apa yang ingin kau buat?" Ye Fan berusaha mengulur waktu. Bahkan di detik genting ini, ia tak rela menyerah.
"Tentu pil dewa yang bisa melewati lautan penderitaan, melintasi Jembatan Dewa, mencapai tepi." Han Zhanglao sepertinya membaca pikirannya, menyeringai dingin. "Tak perlu habiskan tenaga mengulur waktu. Tak akan ada yang menyelamatkanmu. Tenang saja mempersiapkan diri sebagai bahan utama peleburan."
"Tidakkah kau takut ksatria itu muncul kembali?" Ye Fan tidak menunjukkan kegelisahan atau ketakutan, malah sangat tenang, berkata: "Mungkin kau belum tahu identitas orang itu."
Han Zhanglao ekspresinya tetap netral, bertanya: "Identitas apa yang dia miliki?"
"Dia berasal dari keluarga legenda Zaman Purba... keluarga Jiang." Di sini, Ye Fan menghela napas pelan: "Kau telah mendatangkan malapetaka bagi Lingxu Dongtian. Mungkin kau belum tahu identitas asliku. Aku punya ikatan dengan anggota keluarga Jiang. Ksatria itu datang untuk mencariku..."
Ye Fan berbicara dengan meyakinkan seolah kisahnya nyata, terus melanjutkan monolognya.
Han Zhanglao tetap diam menyimak, akhirnya bersuara dingin: "Bagaimana mungkin kau bisa menjalin hubungan dengan keluarga Jiang."
"Aku pernah menyelamatkan putri kecil keluarga Jiang yang tersesat, membangun ikatan baik yang kuat dengan mereka. Jika tidak percaya, tanyakan pada Yanxia Dongtian. Beberapa waktu lalu aku memang bersama orang Jiang menjelajahi Yanxia Dongtian."
"Ini..." Wajah Han Zhanglao langsung berubah. Lingxu Dongtian sebagai salah satu dari enam sekte di Yan Di, secara alami mengetahui insiden keluarga Jiang yang menerobos Gua Suci Yanxia.
Han Zhanglao mengatupkan gigi, "Apa pun yang kau katakan, kau tidak akan bisa bertahan hidup."
Ye Fan dengan sangat serius dan ekspresi wajah yang tegas berkata, "Han Zhanglao, pertimbangkan baik-baik konsekuensi menyinggung keluarga legenda Zaman Purba. Jangan berpikir bisa bertindak diam-diam. Ingat, hari ini kau sudah menyerang ksatria keluarga Jiang. Mereka pasti bisa melacak petunjuk!"
"Bocah kecil licik! Kau pikir bisa menipuku dengan omong kosong seperti ini?" Han Zhanglao tiba-tiba tersenyum dengan nada mengerikan, "Semakin banyak bicara, semakin banyak celah. Sekarang aku akhirnya mengerti - ksatria itu memang dari keluarga Jiang. Belum lama ini dia menerobos Gua Suci Ziyang. Pasti dia sedang mengejarmu!"
"Han Zhanglao yang telah hidup selama bertahun-tahun, bahkan bulu matanya pun kosong. Dengan menghubungkan peristiwa-peristiwa terkini, dia hampir segera menyimpulkan gambaran besarnya."
Hati Ye Fan membeku sepenuhnya: "Lelaki tua Han, kau terlalu asumsi orang-orang! Nantikanlah malapetaka besar yang akan menimpamu!"
"Kau si bocah terlihat tenang sekali. Sampai saat ini masih berusaha menipuku?" Han Zhanglao tertawa mengerikan sambil mengangkat tubuh Ye Fan. "Tenang saja, tak akan ada gangguan dari luar. Tempat ini telah kukuasahi dengan 'pola energi' tak terbatas. Sejak aku memasuki gua pertapaan, semua akan terisolasi sepenuhnya dari dunia luar. Takkan ada yang bisa menemukan."
Ksatria keluarga Jiang yang mengejar Ye Fan membuat Han Zhanglao bingung, sekaligus menimbulkan kecemasan terselubung. Bagaimanapun, dia telah merebut "daging" dari mulut orang lain. Dengan cermat dia menggeledah seluruh tubuh Ye Fan.
"Hanya membawa barang-barang tak berguna." Pertama-tama dia mengambil potongan giok rusak yang pecah di sudutnya, memeriksanya berulang kali, lalu melemparkannya ke tanah.
Ye Fan dalam hati mengumpati pendeta licin itu, Si gemuk yang waktu itu bersumpah mati-matian bilang giok ini bisa menyelamatkan nyawanya di momen kunci, tapi hasilnya sama sekali tidak berguna.
"Duan De, Duan De, dasar kurang ajar!"
"Apa ini?" Han Zhanglao memegang biji bodhi, mengamati lebih seksama gambar Buddha di permukaannya: "Pola yang terbentuk dari tekstur alami... Si botak ini kok terasa agak familiar, sepertinya di luar Donghuang ada botak jenis begini."
"Botak..." Ye Fan terdiam sejenak.
Han Zhanglao menyimpan biji bodhi lalu menghadap Ye Fan: "Baiklah, saatnya kumasukkanmu ke kuali obat."
"Han Zhanglao, nyawaku tinggal sebentar lagi. Bisakah kau beri aku makanan terakhir?"
"Jangan buang-buang tenang. Meski bisa menunda beberapa saat, tetap saja tak ada gunanya. Lebih baik cepat-cepat masuk." Han Zhanglao menarik Ye Fan ke depan deretan kuali obat: "Pilih satu sendiri, ini hak satu-satunya yang kau punya."
Ye Fan tahu tidak ada peluang lagi, mulailah mengumpat keras: "Han Lao Bangzi, aku bangsatkan leluhurmu, hinai seluruh kerabat perempuannya sampai delapan belas generasi ke atas..."
Han Zhanglao tetap tenang bagai sumur kuno, pura-pura tuli, melemparkan Ye Fan langsung ke dalam kuali obat, lalu berjalan ke sudut ruang batu. Ia mengangkut beberapa guci besar dan menuangkan cairan aneh ke dalam kuali obat dengan suara "gubrak-gubrak".
"Apa ini?" Ye Fan merasakan aroma wangi yang menyengat memenuhi hidung dan mulutnya.
"Ini adalah ekstrak yang disuling dari berbagai bahan herbal, barang mutlak diperlukan dalam pengolahan obat. Jika dimurnikan lebih lanjut, akan menghasilkan Cairan Ratus Herba." Sambil berbicara, Han Zhanglao menuangkan seluruh isi guci-guci besar itu ke dalam kuali obat.
Kemudian, Han Zhanglao memindahkan ramuan spiritual langka dari lemari obat ke jarak dekat, berkata: "Akhirnya semua ramuan terkumpul, harapanku bisa sukses melebur pil spiritual dan ramuan dewa yang kubutuhkan."
Sambil bicara, dia pertama-tama mengeluarkan biji teratai yang dihasilkan oleh Ular Giok Suci. Biji sebesar telur merpati ini berwarna hitam berkilauan, kristalin, memancarkan semburan kilau gelap. Aroma harumnya langsung menyusup ke organ-organ dalam. Wangi semacam ini saja sudah membuat orang merasa segar bugar.
"Si bocah, apa kau ingin menelanku bulat-bulat?" Han Zhanglao menatap tajam Ye Fan dengan senyum sinis: "Jangan berkhayal yang tidak realistis." Sambil berkata demikian, dia memasukkan biji teratai ke dalam kuali obat, sekaligus mengeluarkan pisau belati. "Brak!" Pisau itu ditancapkan ke Lengan kiri Ye Fan. Saat dicabut, darah segar mengalir deras.
"Kau..."
“Pengolah obat, pengolah obat, kau adalah bahan utama. Esensi terkandung dalam daging dan darahmu. Secara alami, harus membuat darahmu mengalir terlebih dahulu untuk persembahan kuali.” Han Zhanglao pada detik ini menunjukkan sisi yang sangat kejam, sambil mengelus potongan lengannya sendiri berkata: "Untuk mencarimu, hari ini aku kehilangan satu lengan. Tentu saja harus menempa tubuhmu dengan baik. Hanya boleh sukses, tidak boleh gagal!"
“Brak!”
Bunga darah beterbangan. Han Zhanglao menggunakan pisau belati menusuk lengan kanan Ye Fan. Darah mengalir deras, kuali obat seketika diwarnai merah genangan darah. Han Zhanglao memperlihatkan jati diri mengerikannya yang tak lagi tak bernyawa. Dari kedua matanya memancar dua kilatan cahaya menyeramkan yang berhasil menembus kedua kaki Ye Fan.
Ye Fan merasakan sakit tajam di seluruh anggota tubuhnya. Wajahnya mulai memucat.
"Jangan berharap ada keajaiban yang terjadi!" Han Zhanglao mengatakannya sambil menghujamkan pisau belati ke dada Ye Fan, suaranya mengerikan: "Tak akan kusakiti jantungmu, kau takkan mati segera. Dengan ramuan ratus herbal ini, kau akan bertahan lama. Aku akan menjaga kesadaranmu, perlahan kulebur menjadi ramuan dewa yang kubutuhkan."
Han Zhanglao bagai hantu gentayangan, menjulurkan lidah keriputnya menjilat noda darah di pisau belati, wajahnya menyeramkan: "Rasa yang nikmat. Sangat kunanti-nantikan saat pil itu jadi."
"Si tua yang tak kunjung mati..." Ye Fan mengatupkan gigi dan memandang penuh amarah. Seluruh tubuhnya terasa sakit menusuk, nyawanya perlahan sirna.
Saat itu, Han Zhanglao membuka kotak giok bertekstur kuno. Ia mengeluarkan buah merah dari Qingyu Xuelian yang berkilau seperti giok hijau, lalu memasukkannya ke kuali obat. Cahaya ilahi hijau membuat cairan di dalamnya berkilauan gemerlap.
"Si bocah, kau harus bersyukur. Bisa melebur bersama begitu banyak ramuan spiritual ini adalah berkah sepuluh kehidupanmu."
"Berkah kakekmu! Aku sumpahi seluruh perempuan di keluargamu..." Ye Fan mengumpati, ingin sekali menyiksa Han Zhanglao hidup-hidup. Darah terus mengalir, ia merasakan nyawanya perlahan mengering.
Saat itu, Han Zhanglao mengambil sebatang ramuan phoenix berdaun sembilan yang merah seperti giok. Di tangannya, semburan cahaya merah berkedip-kedip gemilang. Konon, hanya tanah suci yang pernah tersentuh darah phoenix ilahi yang bisa menumbuhkan ramuan langka seperti ini.
Setelah memasukkan ramuan phoenix berdaun sembilan ke kuali obat, tiba-tiba ia mengerutkan alis. "Tidak bisa. Terlalu riskan memasukkan semua ramuan sekaligus. Jika gagal, akan seperti menimba air dengan keranjang bambu..." Gumamnya ragu. "Lebih baik aku melebur bahan utama dulu. Jika sukses, baru tambahkan ramuan lain."
Ia hanya memasukkan tiga jenis ramuan langka sebelum berhenti.
Di lemari obat memancarkan kilauan cahaya yang mempesona, harum semerbak memenuhi udara. Berbagai ramuan spiritual misterius dengan warna-warni dikelilingi sinar magis, setiap jenisnya tidak kalah kualitasnya dengan tiga bahan herbal yang baru saja dimasukkan ke dalam kuali obat.
"Pertama-tama leburkan tiga ramuan spiritual ini bersama bahan utama, lihat efektivitasnya bagaimana." Han Zhanglao menetapkan tekad, menyimpan semua ramuan spiritual lain yang memancarkan kilau magis.
"Si bocah masih punya wasiat terakhir tidak?" Han Zhanglao dengan ekspresi mata penuh cemooh mengangkat tutup kuali dari samping, hendak menutupnya.
Ye Fan yang sangat lemah membuka mulut: "Kakek bangke, bisakah kau menabrakan kepalanya sampai mati di kuali obat ini?"
"Bang!"
Han Zhanglao langsung menutup rapat kuali dengan penutup tembaga, kemudian mulai memanggil api untuk proses peleburan. Api biasa sama sekali mustahil melebur pil spiritual. Dia menggunakan "sha api" yang dipanggil dari bawah tanah, kilatan putih susu berkedip-kedip melayang di bawah kuali besar.
"Alasan dia menggali gua rahasia di tempat ini adalah karena adanya 'api bawah tanah' di dalam tanah, yang merupakan kobaran api terkuat yang bisa dia kendalikan pada tingkat kultivasinya saat ini."
"Si bocah! Karena mencarimu, aku kehilangan Lengan kiri. Akan kulebur kau selama tujuh hari tujuh malam, kusiksa sampai tak tersisa, baru kemudian kubah jadi pil obat!" Han Zhanglao mengelus potongan lengannya, suaranya mengerikan bagai es.
